NovelToon NovelToon
DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

DEMI IBU KU SEWAKAN RAHIM INI

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Pelakor / Mengubah Takdir / Angst / Romansa / Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang
Popularitas:440.9k
Nilai: 5
Nama Author: Cublik

‘Dulu, ibuku pernah menjadi permaisuri satu-satunya, dan aku Putri mahkota dalam istana mahligai rumah tangga orang tuaku, tapi lihatlah kini! Kami tak ubahnya sampah yang dibuang pada sembarang tempat!’

Dahayu – wanita berpenampilan sedikit tomboy, harus menelan pil pahit kehidupan. Sang ayah menjual dirinya kepada sosok asing, yang mana ia akan dijadikan istri kedua.

Tanpa Dahayu ketahui, ternyata dirinya hendak dijerumuskan ke jurang penderitaan. Sampai dimana dirinya mengambil keputusan penting, demi sang ibu yang mengidap gangguan mental agar terlepas dari sosok suami sekaligus ayah tirani.

Siapakah sosok calon suaminya?

Mampukah Dahayu bertahan, atau malah dirinya kalah, berakhir kembali mengalah seperti yang sudah-sudah?

Pengorbanan seperti apa yang dilakukan oleh wanita berpendirian teguh, bersifat tegas itu …?

***
Instagram Author : Li_Cublik

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Cublik, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

29 : Aku pria pertama baginya

“Apa?” Sira menatap sangsi, dalam hati dapat meraba keinginan sang suami.

“Mulai kini, belajarlah menerima kehadiran Dahayu. Dia akan tinggal di lingkungan villa bukit bersama ibunya,” ucapnya pelan, menatap lembut netra membelalak.

Masira menggeleng tidak setuju. “Tidak ada hal seperti itu diperjanjianku dengan Bandi, Mas! Disana tertulis kalau Dayu tetap tinggal di afdeling lima sampai tiba waktunya melahirkan baru berurusan lagi dengan kita. Baru setelahnya dia harus pergi dan tak boleh menjenguk apalagi mendekati anak yang dilahirkannya.”

Amran menghela napas panjang, dia tak mungkin langsung memaksakan kehendak. Sebab semua ini diluar prediksi – dirinya yang semula enggan memikirkan lebih jauh, ternyata mulai terlibat sedalam ini, cuma dalam hitungan minggu belum mencapai bulan kehadiran wanita bermanik mempesona itu mampu menjungkirbalikkan kehidupannya.

Maka dari itu, ia perlu waktu untuk kembali menelaah, apa penyebab dirinya goyah. Apa cuma sekedar simpati, empati, atau ada rasa lainnya.

“Boleh saya bertanya, Sira?” mereka masih berdiri saling berhadapan. Kala istrinya mengangguk, kembali dirinya bersuara. “Apa sewaktu dulu kau menyerahkan mahkota berhargamu, selepasnya meminta imbalan uang?”

Masira menggeleng. “Tentu saja tidak. Aku dan dia melakukannya atas dasar suka, tak ada paksaan. Lagipula mana mau diriku disamakan seperti wanita malam yang tentunya telah banyak dicicipi pria hidung belang.”

“Lantas, mengapa kau menganggap Dahayu wanita murahan? Jelas-jelas dia masih perawan, dan aku pria pertama baginya.”

Pertanyaan jebakan diakhiri pernyataan itu sungguh mengejutkan. Masira bungkam, bibirnya bergetar, tapi tak ada kata mampu terlontar.

“Terima kasih. Aku sudah mendapatkan jawaban lewat ekspresi mu itu.”

“Mas!” Sira menahan tangan suaminya, tapi langsung dilepaskan oleh Amran.

“Senang ataupun tidak, bersedia maupun enggan. Aku tetap pada keputusan awal! Belajarlah untuk menerima. Bila kau menentang jangan salahkan diriku mulai membatasi pengeluaran bulanan mu, Masira.” Amran melangkah keluar rumah tanpa melihat kebelakang.

Suara jeritan Masira tidak didengar, pun kala dia mengamuk menggulingkan meja kaca. “Sialan! Mengapa jadi seperti ini!”

“Mas Amran tidak boleh menyukainya. Dia cuma milikku! Kurang ajar kau Dahayu!”

Pyar!

Pajangan antik terbuat dari kaca, dilempar hingga pecah dan menimbulkan suara nyaring.

Bi Lis dan Wiwin saling pandang – mereka sudah terbiasa melihat ini. Sang nyonya pertama sering memecahkan barang kala keinginannya tidak dituruti. Entah itu meminta tinggal dikota, karena dia tidak betah menetap di wilayah perkebunan yang jauh dari klinik kecantikan, mall dan tempat hiburan lainnya

***

Setelah berhenti bekerja, hari-hari Dahayu dihabiskan bersama sang ibu. Sesekali mereka pergi ke perkebunan karet, mencari jamur di pohon lapuk dan lembab, atau memetik daun pakis.

Amran tidak sekalipun datang ke huniannya, cuma Randu yang mengantarkan amplop berisi uang bulanan, katanya.

Namun, ada yang berbeda dengan hari ini – bu Warni telah berdandan cantik, menurutnya. Mengenakan celana kulot lebar, kaos berlengan sesiku, rambut mengembang sedikit kaku miliknya digerai. Senyum wanita yang masih cantik tapi tertutup lara itu terlihat tulus, manis.

“Dik, cantik tidak?” tanyanya sembari memutar badan, memperlihatkan baju baru yang dibeli menggunakan uang pemberian teman baru.

Tangan kanan Dahayu menyanggah dagu, matanya berbinar menatap bahagia sang ibu, dia tersenyum jenaka ingin sedikit menggoda. “Coba putar sekali lagi, Mbak War! Kok, sepertinya ada yang kurang ya?”

Langsung saja bibir tertarik lebar hingga barisan gigi rapinya terlihat, perlahan terkatup rapat. Air mata mengenang dipelupuk, rautnya kian keruh.

Dahayu mendekati ibunya yang berdiri di gantungan cermin baru, lalu memeluk dari samping seraya berbisik. “Kurang ini.”

Dia mencium lembut pipi dan pelipis ibunya, memeluk penuh perasaan. “Sehat-sehat terus ya Buk. Tak mengapa sembuhnya sedikit lebih lambat, asal Ibuk selalu bisa Ayu peluk.”

Suasana seketika mengharu biru. Dahayu tidak melepaskan pelukannya sampai ibunya protes.

“War! Warni sudah belum kau dandan? Keburu ning nang ning gong nya habis!” Mak Rita sengaja berteriak dari teras, matanya berkaca-kaca, dia melihat bagaimana seorang putri sangat menyayangi ibunya.

"Alamak, anak gadis mana ini? Kalau kayak gini penampilanmu, aku yakin lajang ompong penjual jagung rebus pun bakalan kecantol,” godanya menatap jenaka.

Dahayu tersenyum seraya menggeleng kepala. "Hati-hati ya Mak, nanti aku menyusul setelah mengangkat kain di jemuran.”

“Beres!”

“Dadah Dik!”

Dahayu melambaikan tangan, kemudian menutup pintu depan. Dia langsung beres-beres lalu berganti baju hendak pergi mendukung sahabatnya sedang manggung.

***

Musik gending-gending temu manten pun terdengar mengalun lembut, sepasang pengantin baru dipertemukan dengan saling melempar gantal sirih, sebagai simbol bertemunya dua hati.

Semua pasang mata yang menyaksikan tersenyum haru, termasuk Dahayu. Netranya menatap lembut, ada bias air mata membayang kala teringat pernikahan impiannya pupus sudah.

Jangankan pesta, sekedar mengadakan syukuran pun tak ada. Setelah kata sah bergema, maka selesai sudah acara sakral jauh dari kata sederhana itu. Tak ada kehadiran sahabat, keluarga angkat, apalagi sosok yang telah menghadirkannya ke dunia.

“Hei! Melamun saja kau! Kesambet baru kapok!” Nelli menepuk pundak sahabatnya, sedikit berteriak agar suaranya terdengar.

Dahayu pun sedikit mengeraskan suaranya. “Pengantin wanitanya manglingi, cantik.”

"Ya jelaslah! Ada uang ada rupa. Mereka menggunakan jasa rias nomor satu di wilayah kabupaten kita. Jadi, tak ada namanya – muka belang dengan leher apalagi lengan," ujar Nelli yang ditanggapi anggukan.

"Dayu, lihat itu siapa yang datang!" Dagu Nelli mengarahkan kepada wanita mengenakan gaun selutut membentuk tubuh lumayan berisi.

"Jangan begadoh kalian saat duet di panggung. Nanti tak diikutsertakan lagi oleh Mak Beti," Dayu memperingati Nelli, tatapannya mengikuti lenggak-lenggok bokong sang kakak tiri.

"Dah macam Ayam eropa habis bertelur saja itu si mentel (centil)," cibir Nelli, diapun berjalan hendak naik panggung.

Dahayu mengikuti, dia memilih duduk pada kursi plastik di belakang panggung terbuat dari rangkaian besi dan lantainya papan, serta atapnya terpal kain anti air.

"Sini duduk, Yu!" Mak Beti menepuk kursi.

"Terima kasih, Mak." Dirinya pun meluruhkan bokong. Tidak terganggu oleh asap rokok yang dihisap wanita berbadan berisi, memiliki tato kupu-kupu di betis, dan rambutnya dipirang.

"Mau rokok tidak?" tanyanya basa-basi.

"Tidak, Mak."

"Kau itu janganlah terlalu lurus hidupmu. Nanti masuk jurang tak ada yang menolong, mending sedikit nakal asal jangan kebablasan," usulan sedikit menyesatkan itu ditanggapi kekehan oleh Dahayu.

Musik temu manten selesai, dan acara shalawatan pun usai. Sekarang saatnya para biduan tampil, pertama Nafiya dulu yang menyanyikan lagu 'Madu dan Racun' – suaranya enak didengar, tidak fals.

Kemudian bergantian dengan Nelli, baru saja dia bersiap untuk bernyanyi – lengkingan suara cempreng merusak gendang telinganya.

"Adek Nelli! Tunggu Abang!" Bondan berlari kecil sembari memegangi perut agar tidak ikut bergoyang. Dimana ada Nelli, maka disitulah dirinya ditemukan.

Nelli memberi kode ke arah Dahayu, lalu menoleh pada sosok berusaha menaiki tangga besi.

Baru saja Bondan berdiri disisi Nelli, matanya langsung terbelalak kala melihat sang nyonya muda naik panggung dari arah belakang. Tangannya sedang ditarik pemain kibor.

"MAMPUS AKU!" pekik Bondan tidak sadar, rautnya mulai memucat.

Nafiya menyeringai. 'Sapertinya bakalan ada pertunjukan seru ini. Istri sah melabrak sahabatnya sendiri, ha ha ha. Mampus kau Dahayu!'

.

.

Bersambung.

1
Nik momRiz&Ga
alur cerita seru, sedih sampai ikut terhura, komedi lucu, bikin gemes geregetan pokok nya pembaca serasa ikut d dlm cerita.
tokoh wanita utama,, kuat,mandiri, pokok nya wonder women. cuma memang sudah kodrat wanita kdang terbawa emosi, terbawa hati yg penuh kasih syg gampang pake hati.
tokoh utama lk2 knp walau tau yg sbenarnya g sat set,,, hemmm,,, udah alurnya ya thor,,, 😁
semua cerita2 othor Warrrrr,,,, Biasa,, 👍👍
Leni Pur indah sari
bonusannya yg bnyak dong kaak 🤭🤭
nayla tsaqif
Semangat thorrr,, 💪💪
🍒⃞⃟🦅Amara☆⃝𝗧ꋬꋊ
Tertampar satu lagi kenyataan dan kebenaran tentang menantu mu ,Masira hai nyonya Irna....bersiaplah menerima dentuman fakta mengenai kejadian beberapa tahun lalu...
Kuatkan jantungmu ,supaya detakannya tak melebihi batas normal...

Alhamdulillah, selamat ....selamat calon dedek kuat memeluk rahim sang bunda...
Mengobati luka terlihat jelas beda dengan luka batin, semoga Dahayu tidak terjebak dalam trauma...
dan bisa berpikir jernih ,untuk segera mengambil tindakan terbaik buat bu warni.

kedepannya,ketika ada gejolak dan nyinyiran orang ,bu Warni sudah siap
sryharty
ka cubliiiiik bener2 novel Kaka memporak poranda poranda hatiku
mengaduk2 emosi,,
astaghfirullah sukses terus ka cubliiik
Tak kasih vote dan kopi buat ka cublik
biar makin semangat
!m_mah
pndek kali rasanya🤭
Tri Lestari
setelah terbongkar menyesal kau Bu irma
isya🌀
Nahh... Misteri 4 tahun lalu segera terbuka. Siap2 lah bawa kopermu jauh2 sira
SR.Yuni
Jangan terlena lagi oleh bujuk rayunya Amran ....lelaki pecundang dia itu kalo dia tahu istri pertama dan ibunya jahat dia harusnya tahu bagaimana menjagamu.
@mb@R
yeay.. tambah.. tambah..
SR.Yuni
3 part terakhir ini bikin emosi kita meluap bak banjir rob, pun dengan air mata mengalir tanpa bisa dihentikan membayangkan penderitaan seorang dahayu semenjak kecil. Ayah yg biadab adalah penyebab semuanya hingga dia juga harus menderita setelah menikah paksa. Hinaan , cacian, tuduhan buruk , stigma negatif tentang dahayu okeh seorang yg bergelar ibu juga...mertua iblis
Lufia Lufia
karya yg luar biasa
Lufia Lufia
maksih ka, love love sekebon 🥰
SR.Yuni
Noooh....buka kuping kau Amran
DozkyCrazy
aslii mau up lagiii
horeeeee mksh
lope lopeee author 🙆🙆🙆
special vote buat author
SR.Yuni
Mau menyeret menantumu ke penjara atau neraka sekalian....muak kali aku sama emak satu ini
ilham gaming
bagus ceritanya
DozkyCrazy
Alhamdulillah legaaaa
Purnama Pasedu
ooo,,,libur,bolak-balik nengok akunya
Sulis Wati
ada kejutan dari amran yat emaknya dan marisa
si pembantu udh ketemu, tinggl cerita dehh,
langsung diksh syok terapi dah tuh emaknya,
tentang menantu kesayangan yg manulatiff
bae2 ya mak, jgn stroke ga seruu🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!