NovelToon NovelToon
Cinta Suci Aerra

Cinta Suci Aerra

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Crazy Rich/Konglomerat / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:734
Nilai: 5
Nama Author: manda80

Aerra adalah seorang wanita yang tulus terhadap pasangannya. Namun, sayang sekali pacarnya terlambat untuk melamarnya sehingga dirinya di jodohkan oleh pria yang lebih kaya oleh ibunya. Tapi, apakah Aerra merasakan kebahagiaan di dalam pernikahan itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon manda80, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kenapa Kamu Setega Ini?

Pesan singkat dari Aldo terasa seperti membakar ponsel di genggamanku. ‘Kerja bagus. Aku suka istri yang penurut.’ Dua kalimat itu sudah cukup untuk merangkum lima tahun pernikahanku, sebuah transaksi, bukan ikatan suci.

Ketika taksi berhenti di depan gerbang hitam yang menjulang tinggi, aku membayar ongkos dengan tangan yang sedikit gemetar. Rumah ini, dengan pilar-pilar kokoh dan lampu taman yang mewah, tidak pernah terasa seperti rumah. Ia adalah sangkar emas, dan hari ini, jerujinya terasa semakin tajam dan dingin.

Aku melangkah masuk ke dalam keheningan yang memekakkan. Udara beraroma lily segar,aroma favoritku yang sengaja dipasang Aldo di setiap sudut rumah, namun hari ini baunya terasa seperti wangi bunga di rumah duka. Aldo ada di sana, duduk di sofa tunggal berwarna gading, tampak santai membaca sesuatu di tabletnya. Ia mendongak begitu mendengar langkah kakiku, dan seulas senyum sempurna terpasang di wajahnya yang tampan.

“Sayang, kamu sudah pulang?” sapanya dengan suara lembut yang biasa ia gunakan. Suara yang sama yang didengar semua orang dan dianggap sebagai bukti betapa beruntungnya aku.

Aku hanya mengangguk, meletakkan tasku di meja dekat pintu. Rasanya lidahku kelu untuk menjawab. “Iya, Mas.”

“Capek, ya? Sini, duduk dulu.” Aldo menepuk ruang kosong di sofa besar di seberangnya. “Mau minum apa? Bi Surti bisa buatkan teh melati kesukaanmu.”

“Nggak usah, Mas. Aku nggak haus.” Aku berjalan mendekat dengan langkah berat, memilih duduk di tepi sofa, menjaga jarak sejauh mungkin darinya. Mataku tanpa sengaja menangkap sebuah kotak beludru biru tua berukuran kecil yang tergeletak di atas meja kopi di antara kami.

Aldo mengikuti arah pandanganku, senyumnya semakin lebar. “Gimana urusan di rumah Ibumu tadi? Beres semua, kan?” tanyanya ringan, seolah menanyakan cuaca hari ini.

 Bayangan wajah Lika yang hancur berderai air mata melintas di benakku. “Sudah,” jawabku singkat. Suaraku terdengar serak, bahkan di telingaku sendiri.

“Bagus.” Aldo meletakkan tabletnya, memberikan perhatian penuh padaku. “Aku tahu aku selalu bisa mengandalkanmu, Aerra.”

Ia meraih kotak beludru itu dan menggesernya di atas permukaan meja kaca hingga berhenti tepat di hadapanku. “Ini buat kamu.”

Aku menatap kotak itu seolah benda itu adalah seekor ular berbisa. “Apa ini, Mas?”

“Hadiah,” katanya. “Bukankah aku sudah bilang di pesan tadi? Anggap saja ini bonus atas hasil kerjamu yang memuaskan.”

‘Hasil kerja’. Aku merasa seperti seorang pembunuh bayaran yang baru saja menerima upah setelah berhasil menghabisi targetnya. Targetku adalah kebahagiaan adikku sendiri.

“Mas… nggak perlu repot-repot,” bisikku, mendorong sedikit kotak itu menjauh.

“Repot?” Aldo tertawa kecil. “Nggak ada kata repot untuk istriku yang paling aku sayang. Buka, dong. Aku mau lihat kamu memakainya.”

Dengan enggan, tanganku terulur dan membuka kotak itu. Di dalamnya, berbaring di atas bantalan satin putih, sebuah kalung berlian berkilauan dengan menyakitkan di bawah cahaya lampu kristal. Desainnya rumit dan elegan, pasti harganya setara dengan biaya hidup Rian selama bertahun-tahun.

“Kamu suka?” tanya Aldo, matanya lekat mengawasiku.

“Ini… indah sekali, Mas. Tapi… ini terlalu berlebihan.”

“Nggak ada yang berlebihan untukmu,” sahutnya cepat. “Aku lihat ini minggu lalu dan langsung teringat kamu. Aku pikir, ini momen yang pas untuk memberikannya.”

Aku memberanikan diri menatap matanya. “Momen yang pas? Momen setelah aku dan Ibu memaksa Lika memutuskan pacarnya?”

Ekspresi Aldo tidak berubah. Ia tetap tersenyum sabar, seolah sedang menghadapi rengekan anak kecil. “Aerra, Aerra… Kenapa kamu melihatnya dari sisi negatif? Coba lihat dari sudut pandang yang lebih luas. Lika akan ke Paris. Dia akan punya masa depan cerah. Jauh lebih cerah daripada kalau dia terjebak dengan barista yang masa depannya nggak jelas.”

“Tapi dia cinta sama Rian, Mas!” suaraku sedikit meninggi, tak terkendali. “Kamu nggak lihat gimana hancurnya dia tadi!”

“Cinta itu datang dan pergi, Sayang. Apalagi cinta anak kemarin sore,” balas Aldo enteng. “Tapi kesempatan seperti ini? Cuma datang sekali seumur hidup. Suatu hari nanti, Lika akan sadar dan berterima kasih padamu. Pada kita.”

‘Pada kita’. Ia menyeretku masuk ke dalam lingkaran kejahatannya, membuatku menjadi kaki tangannya.

“Aku nggak bisa terima ini, Mas.”

Senyum di wajah Aldo akhirnya memudar. Matanya yang tadi hangat kini berubah menjadi dingin. “Kenapa tidak?”

“Karena rasanya salah. Rasanya seperti aku menjual kebahagiaan adikku demi kalung ini.”

“Jangan konyol, Aerra.” Aldo berdiri, berjalan mengitari meja dan berhenti di belakangku. Aku bisa merasakan kehadirannya yang dominan. “Kamu tidak menjual apa-apa. Kamu hanya melakukan apa yang seharusnya dilakukan seorang kakak dan seorang istri. Membantu keluarga dan menuruti permintaan suami.”

Tangannya yang dingin menyentuh pundakku, lalu mengambil kotak itu dari pangkuanku. Ia membukanya lagi. “Berdiri,” perintahnya dengan nada rendah yang tidak menerima penolakan.

Tubuhku bergerak, menuruti perintahnya. Aku berdiri membelakanginya, menatap pantulan diriku yang menyedihkan di cermin besar yang tergantung di dinding seberang.

“Sini,” bisiknya, menyingkirkan rambutku dari leher. Aku merasakan logam dingin kalung itu menyentuh kulitku. Rasanya seperti sebuah belenggu yang sedang dipasangkan.

Bunyi pengait kalung yang terkunci terdengar seperti bunyi pintu penjara yang ditutup. Aldo tidak melepaskanku. Kedua tangannya kini bertumpu di bahuku, memaksaku untuk menatap bayangan kami berdua di cermin.

“Lihat,” desisnya tepat di telingaku. “Sempurna. Kamu cantik sekali.”

Di cermin, aku melihat seorang wanita dengan mata kosong, lehernya dihiasi berlian yang berkilau seperti tetesan air mata beku. Di belakangnya, berdiri seorang pria tampan yang tersenyum puas, tatapannya posesif, seperti seorang raja yang sedang memandangi properti terbarunya.

“Kenapa Mas setega ini?” tanyaku pada bayangan di cermin. Suaraku hanya berupa bisikan parau.

“Tega?” balasnya. “Aku melakukan semua ini untuk siapa, Aerra? Untuk keluargamu. Untuk menaikkan derajat mereka. Supaya Ibu dan adikmu bisa hidup layak, sama sepertimu. Apa itu tega?”

Ia memutar tubuhku agar menghadapnya. Tangannya menangkup wajahku, ibu jarinya mengelus pipiku dengan lembut.

“Semua masalah kecil sudah selesai, Sayang. Urusan renovasi rumah Ibumu, beres. Urusan kuliah adikmu, beres. Aku sudah membersihkan semua kerikil di jalan kita.”

Aku hanya bisa diam, menatapnya dengan campuran rasa takut dan benci. Jantungku berdebar kencang, merasakan ada sesuatu yang lebih mengerikan akan datang.

“Sekarang,” lanjutnya, tatapannya semakin tajam. “Setelah aku membereskan semua urusanmu, giliran kamu yang membereskan urusanku.”

“Urusan… Mas?” tanyaku gemetar.

“Ya.” Aldo tersenyum tipis, sebuah senyuman yang tidak mencapai matanya. “Lima tahun, Aerra. Lima tahun aku bersabar menunggumu siap. Menunggu semua drama keluargamu selesai.”

Ia mendekatkan wajahnya, napasnya yang hangat terasa di kulitku. Mataku terbelalak ngeri, sudah bisa menebak arah pembicaraan ini.

“Aku sudah menepati semua janjiku. Sekarang, aku mau menagih hakku sebagai suami.”

Sunyi sejenak. Aku menahan napas, menunggu kalimat berikutnya yang aku tahu akan menghancurkan.

“Bulan depan,” katanya dengan suara final. “Kita mulai program bayi. Aku mau anak, Aerra. Dan kali ini… tidak ada lagi alasan. Tidak ada penolakan.”

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!