Akeno seorang lelaki pengusaha berwajah oriental itu terpaksa menikahi wanita muda berusia tujuhbelas tahun demi mengikuti keinginan neneknya kesehatan neneknya yang memburuk memaksanya menuruti kemauan neneknya.
Gadis muda yang memiliki sifat dewasa itu diam diam mencuri hati Akeno. Ini sangat bertentangan dengan keinginannya. Akankah Akeno mampu menepis rasa yang terlanjur singgah dihatinya? Sedang pesona Gresia Ananta begitu nyata.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Titin, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part 28
Gresia tidak langsung pergi kekamar Akeno. Dia pergi kekamarnya sendiri mengerjakan tugas sekolah yang harus diserahkan besok.
Setelah satu jam lebih Gresia baru masuk kekamar Akeno. Gresia melangkah pelan, iris kelabunya memindai setiap sudut ruang kamar, dia tidak menemukan Akeno dimanapun.
Netranya mengarah ke Balkon, pintunya tebuka separuh, angin yang bertiup kencang mengibarkan gorden berwarna abu memperlihatkan bayangan samar di balik gorden.
Perlahan Gresia mendekat, aroma tembakau juga Alkohol seketika menyeruak kedalam rongga penciuman Gresia.
'Ada apa? Kenapa dia terlihat begitu prustasi. Apa dia bertengkar dengan pacarnya?'
"Kenapa lama sekali, apa yang kau kerjakan dikamarmu?!" tegur Akeno dengan suara berat dan dalam.
Gresia tak menyahut, dari samping dia menatap Akeno dengan seksama. Dia mengenakan piyama berwarna abu dengan rambut yang masih basah. Aroma sabun mandi masih melekat ditubuhnya yang tak memakai apapun dibalik piyamanya. Bercampur dengan aroma alkohol dan tembakau.
Akeno duduk dengan arogan memperlihatkan sebagian anggota tubuhnya di balik piyamanya, yang sedikit terbuka di bagian tertentu. Sungguh menawan. Dia terlihat bak model pakaian dalam yang sedang berpose mempertontonkan asetnya untuk menarik perhatian.
Dada Gresia berdegup kencang, seperti laki-laki yang sedang mengintip perawan mandi. Senang tapi takut ketahuan.
"Gresia, aku bicara denganmu. Apa kau dengar?" Akeno menoleh kearah Gresia menatap manik kelabu yang sedang menatapnya tak berkedip.
"D-dengar tentu saja aku dengar," sahut Gresia gugup.Wajah malu malu yang merona, terlihat begitu menggemaskan dimata Akeno.
"Hhmm kemarilah." titahnya sembari menepuk permukaan sofa di sampingnya. Suaranya terdengar sangat lembut dan menenangkan. Gresia mendekat lalu duduk disamping Akeno.
Dalam cahaya temaram Gresia dapat melihat raut wajah lelah Akeno. Lingkaran hitam terlihat dibawah matanya, itu menandakan dia kurang tidur beberapa hari ini.
Gresia kembali menerka-nerka apa saja yang Akeno lakukan dengan wanitanya diluar sana. Apa mereka bercinta hingga lupa waktu. Atau dia memang sedang disibukkan oleh pekerjaan yang menyita waktu.
"Apa yang sedang kau pikirkan?" tanya Akeno sembari meraih jemari Gresia yang terasa sedingin es. Merengkuhnya kedalam pelukan tubuhnya yang hangat.
"Tidak ada."
"Kecil-kecil sudah pandai berdusta. Keningmu berkerut begitu kau bilang tidak memikurkan apa-apa? Katakan ada apa?!" omel Akeno sembari menyentil kening Gresia.
Gresia tak menyahut, kini malah mengerucutkan bibirnya. Melihat itu membuat Akeno gemas. Dia mendekatkan wajahnya, membenamkan bibir tipisnya kebibir Gresia tapi Gresia refleks meng hindar. Akeno mengulangnya sekali lagi Gresia juga menolaknya sekali lagi. Akeno menatap Gresia kesal.
"Kenapa tidak mau?" tanya Akeno curiga. Sorot mata Gresia menunjukkan penolakannya dengan sangat jelas.
"Aku sedang tidak ingin."
"Hah! Omong kosong, katakan padaku ada apa?"
"Lepas kalau ingin aku bicara ." Gresia berusaha melepas rengkuhan Akeno yang terasa semakin erat mendekap tubuhnya.
"Jangan bernegosiasi denganku. Katakan saja dengan jujur, atau aku akan melepas bajumu disini!" Ancam Akeno dengat sorot mata begis. Dia benci penolakkan, apa lagi itu datang dari Gresia.
Gresia menunduk takut. "Kau bekas mereka, itu membuatku mual." lirih Gresia tanpa mengangkat wajahnya.
Akeno ternganga. "Bekas mereka? Siapa yang kau maksud mereka?" Tanya nya dengan napas memburu. Dia lelah beberapa hari ini itu membuatnya sedikit tak sabaran.
"Pacarmu diluar sana," sahut Gresia sembari menengadah menatap Akeno. Mata polos itu sudah bergetar ingin menagis.
"Haaa! kau memang setan kecil!" umpat Akeno terbahak, kedua mata kelamnya sampai berair oleh tawanya yang membahana.
"Apa aku terlihat begitu lucu!" sarkas Gresia sembari membulatkan matanya.
Akeno menatap Gresia dengan ekspresi berubah serius. "Kau memang lucu, juga jahat!"
"Jahat?"
"Iya jahat." sungut Akeno.
"Mana ada aku jahat."
"Menuduh suamimu berselingkuh diluar apa itu bukan perbuatan jahat? Kau punya bukti aku selingku?" tanya Akeno menatap lekat wajah kesal Gresia.
"Bukti dari media bukankah itu lebih dari cukup."
"Kau percaya berita itu?"
"Tentu saja, kau terlihat sangat cocok dengan mereka."
"Cih! Mereka, menurutmu aku memiliki berapa wanita diluar?"
"Mana ku tau, juga bukan urusanku. lepas!" Gresia meronta berusaha melepaskan tubuhnya dari dekapan Akeno. Kesal rasanya membayangkan tubuh kekar ini bekas memeluk seseorang lalu memeluknya dengan tanpa dosa.
Bukannya melepas Akeno malah semakin erat memeluknya. "Gadis bodoh! Kau berpikir berlebihan. Saat ini wanitaku cuma kamu, jadi berhenti berpikir terlalu jauh. Apa kau tidak takut tersesat?!"
Tak bisa dipungkiri ucapan Akeno barusan membuat hatinya bergetar. Walau bukan rayuan pulau kelapa tapi tetap terdengar indah ditelinga Gresia.
"Gombal! Kemarin aja begitu bersemangat meninggalkanku di tengah malam." sarkas Gresia. Dia terkesima oleh argumennya sendiri. Sejak kapan dia begitu peduli dengan seseorang. Sampai mendebatnya habis habisan.
Akeno tertawa pelan sembari membelai pipi Gresia. Dia tak tau kalau istri kecilnya beberapa hari ini dilanda cemburu. "Kau cemburu? Dengar, malam itu aku menerima panggilan dari Samy. Salah satu anak buahku mengalami kecelakaan dan beberapa hari ini aku tidak pulang karena urusan pekerjaan bukan urusan wanita."jelasnya dengan penuh kelembutan.
Ada rasa nyaman yang menjalari ruang hatinya. Kalimat ini yang Gresia butuhkan tak perduli itu benar atau hanya sekedar untuk membuatnya merasa tenang.
"Dan kau, apa yang kau lakukan dengan Adam. Baru ditinggal beberapa hari sudah begitu akrab." sungut Akeno.
"Melakukan apa, kami hanya ngobrol. Lagi pula dia temanmu datang bekunjung tidak mungkin aku mengusirnya pulang."
"Tidak perduli dia temanku atau saudaraku, selagi dia laki-laki maka menjauhlah dari mereka.," bisik Akeno penuh penekanan, sembari mendekatkan wajahnya membenamkan bibirnya dengan lembut dan hangat. Merasai aroma manis dari bibir Gresia.
Rindunya sudah menggunung tak mampu diredam lagi. Aroma tubuh ini ibarat pil penenang bagi Akeno. Menikmati aromanya membuat jiwanya tenang.
Kali ini Gresia tak menolak sentuhan Akeno. Dia juga ingin dan rindu segala kehangatan yang Akeno berikan.
Dengan berani gadis lugu ini membalas ciu man suaminya. Menyesap bibir bawah Akeno, menautkan lidahnya didalam sana lalu memaikannya dengan sangat lincah bak pemain profesional. Akeno tertegun sesaat, meninggalkannya beberapa hari membuat istri kecilnya semakin handal bermain lidah.
'Kau sungguh berani memprovokasi suamimu, sayang.'
Akeno melepas ciumannya dengan napas terengah. Membopong tubuh Gresia masuk kedalam, lalu perlahan meletakkan tubuh Gresia diatas ranjang seakan takut tubuh Gresia tergores dan lecet.
Sedetik kemudian Akeno sudah menindihnya, membenamkan wajahnya pada leher jenjang Gresia. Sementara jemari kokohnya menyusup dibalik baju Gresia, menjamahi setiap jengkal tubuhnya dengan sentuhan membara. Gresia melenguh pelan, sentuhan Akeno membuatnya melayang menembus awan. Nikmat yang tak pernah dia rasakan menjalari tubuhnya.
Gresia menegang saat bibir basah Akeno menyusuri lehernya lalu perlahan turun kebawah. Menjamahi benda kenyal miliknya, sensasi geli dan nikmat menerpa sekujur tubuhnya. Sementar jemari menyelinap diantara kedua pahanya. Mengait benda segitiga dengan jarinya berniat membukanya.
"Akeno, stop.." lirih Gresia ditengah kesadarannya. Akeno menghentikan sentuhannya, menarik tubuhnya menatap Gresia yang sudah di selimuti kabut gairah.
"Kau takut?" tanya Akeno sembari mengusap lembut pipi Gresia. Gresia mengangguk pelan.
Rasa nikmat dan takut melebur jadi satu. Setiap sentuhan Akeno membuatnya melayang dan tak ingin berhenti tapi juga takut untuk melakukannya semakin jauh. Ini pertama kali baginya, dia takut dengan rasa sakit seperti yang sering teman sekolahnya gosipkan. Bahwa berhubungan intim untuk pertama kali sangatlah sakit.
Akeno menarik tubuhnya kesamping dengan ******* kasar. Dia sudah sangat bergairah dan sungguh menginginkan tubuh istrinya. Tapi juga tak ingin memaksa.
"Maaf..." lirih Gresia penuh rasa bersalah.
Akeno menatapnya lekat. "Tidurlah," ucap Akeno pelan. Kemudian beranjak kekamar mandi, gemercik air keran terdengar setelahnya. Cukup lama dia disana, setelah keluar dia langsung menuju balkon. Aroma tembakau dan manisnya anggur merah meruar melalui balkon.
Mata Gresia terpejam erat, tapi dia tidak benar-benar tertidur. Tatapan kecewa Akeno membuat hatinya mencelos, tak perduli berapapun usianya dia adalah istri seseorang. Wajib baginya melayani suaminya lahir dan batin.
To be continuous
Makasih banyak buat readers emak yang budiman atas dukungannya, buat pembaca yang baru mampir di novel emak boleh mampir di novel emak lainnya sambil menunggu babang Akeno nongol ke permukaan.