NovelToon NovelToon
Cinta Itu Terlalu Dalam

Cinta Itu Terlalu Dalam

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda
Popularitas:865
Nilai: 5
Nama Author: rosnila

Kiara merupakan seorang gadis yang masih berusia 18 tahun, saat ini dia baru dinyatakan lulus SMA, Akan tetapi takdir malah membuat dia terjebak dalam ikatan pernikahan dengan pria asing bernama Arya. akankah pernikahan yang dijalaninya berakhir bahagia? ataukah akan sebaliknya ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon rosnila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kiara yang berusaha dekat

Kiara membuka matanya perlahan, dan melirik kearah jam didinding yang sudah menunjukkan pukul 06.05 pagi.

Bangun dengan malasnya dan menuju ke kamar mandi. Berganti pakaian kemudian turun ke lantai satu mencari Bik Marni.

"Bik!" panggil Kiara begitu sampai di dapur.

"Ya ampun nyonya , Bibi sampai kaget." jawab Bik Marni yang sedang menyiapkan sarapan pagi.

"Bibi Masak apa?" tanya Kiara yang sudah duduk disalah satu kursi meja makan.

"Ini nasi goreng nyonya!" jawab Bik Marni sambil tersenyum.

" Bibi melihat Mas Arya? " tanya Kiara tiba-tiba.

" Tuan tadi katanya mau jogging nyonya. "

" Nyonya pasti tidurnya nyenyak, sampai tidak tau tuan pergi. " canda Bik Marni sambil tertawa kecil.

"Iya Bik, Kiara lelah." jawab nya.

"Ya sudah kalau begitu Kiara mau jalan-jalan dihalaman aja ya Bik, sambil nunggu mas Arya pulang."

" Iya nyonya. "

Kiara pergi meninggalkan Bik Marni di dapur dan berjalan menuju halaman rumah mewah itu. Suasana nya begitu tenang dan sejuk.

Pagi itu hanya suara kicauan burung yang terdengar. Kiara terus berjalan menyusuri pepohonan kecil yang ditanam dipinggiran pagar rumah itu.

Dan mata Kiara tertuju ke sebuah ayunan, yang sepertinya jarang dipake itu. Kiara berjalan mendekat dan duduk disana.

Dia tersenyum sendiri, ternyata rumah mewah itu yang hanya ada satu penghuni juga ada ayunan nya.

Kiara duduk sendirian, menunggu Arya pulang. Namun laki-laki yang ditunggunya enggak juga terlihat.

"Kemana Mas Arya tidak pulang-pulang?" tanya Kiara pada dirinya sendiri.

Dan tak berapa lama, dari kejauhan Kiara melihat Arya yang sedang berdiri didepan pagar rumah bersama seorang pria lain yang dia tidak tau itu siapa.

Kiara hanya menatap dari kejauhan, sampai akhirnya Arya berjalan masuk kedalam pekarangan.

Setelah Arya menghilang kedalam rumah, barulah Kiara menyusul, ikut masuk dan memutuskan menunggu Arya dimeja makan.

"Nyonya sudah lapar?" tanya Bik Marni yang melihat Kiara sudah duduk di kursi sambil kedua tangan menopang dagunya.

"Enggak Bik, Kiara hanya suntuk saja tidak ada teman cerita." jawabnya

" Bibi tau, kalau dirumah Mbak Sari juga seperti ini. Tapi Kiara masih bisa bersih-bersih rumah. " cerita Kiara saat itu.

"Di rumah ini , Kiara dilarang melakukan apapun, sudah seperti nyonya besar saja. " ucap Kiara dengan wajah lesu.

" Kan memang begitu. " jawab Bik Marni yang terkekeh melihat tingkah nyonya nya.

"Bik, Kiara ini bukan nyonya. Kenapa Bibi selalu panggil nyonya." Menatap ke arah Bik Marni.

" Sudah, nyonya makan duluan saja kalau lapar! " jawab Bik Marni.

" Tuan itu, jarang sarapan pagi dirumah. bahan terkadang tidak sarapan pagi. "

" Jadi Bibi tidak masak? " tanya Kiara.

" Tetap masak. "

" Tapi ya gitu, Bibi sendiri yang makan. "jawab Bik Marni dengan wajah kecewa.

" Ya sudah kalau begitu biar Kiara yang makan. " jawab nya.

Namun bukan langsung makan, Kiara malah pergi meninggalkan meja makan. Berjalan menaiki tangga dan mencari keberadaan Arya.

Mengetuk pintu dan membuka pintu kamar. Kiara melihat Arya sedang berdiri didepan cermin sambil mengenakan jas nya.

Berjalan mendekat, dan untuk beberapa saat Hanya melihat Arya yang sedang kesusahan memasang kan dasi nya.

"Kalau susah itu, minta tolong dong mas!" ucap Kiara dengan suara lembut.

Arya hanya menoleh, dan tetap berusaha memasang kan dasinya. Kiara yang greget melihat hal itu langsung mendekat dan tanpa basa-basi langsung membenarkan dasi Arya.

Arya hanya diam saja, gadis cantik dihadapannya yang hanya memiliki tinggi sebahu Arya itu terus membenarkan dasi Arya.

"Ini sudah rapi!" ucap Kiara begitu selesai memakaikan dasi Arya.

Arya hanya menatap kearah gadis itu sejenak, jantungnya berdetak kencang. Mungkin karena grogi pikirnya saat itu.

Namun dia bertanya-tanya didalam hati, kenapa gadis dihadapannya bisa memasangkan dasi, bukannya menurut Sari dia hanya gadis yang tinggal di pelosok sebuah desa.

Tapi Arya tak bertanya apapun, mengambil handphonenya dan ingin berjalan keluar dari kamar.

Tapi Kiara malah mendahuluinya dipintu, dan sebelum turun Kiara berbalik arah dan menatap arya sejenak.

"Terimakasih ya Mas!" ucap nya lalu turun ke lantai satu.

Arya masih terdiam, sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal itu. Dia tau Kiara sedang menyindirnya karena tak mengucapkan terimakasih.

Menutup pintu kamar dan ikut turun, menuju kemeja makan hanya untuk minum air putih saja.

"Sarapan dulu!" ucap Kiara yang sudah menunggu disana.

"Nanti dikantor saja ." jawab Arya.

Tentu saja Kiara tidak membiarkan itu, dia bangun dari duduknya.

"Tapi Bibi sudah capek masak, haruskah makananya dibuang?" tanya Kiara kala itu.

Bik Marni hanya diam ditempatnya, menatap ke arah Tuannya yang bersikap datar itu.

"Saya buru-buru!" jawab Arya berbohong.

"Mas kan Bos nya." jawab Kiara asal saja.

" Saya harus meeting." jawab Arya lagi.

" Ini masih terlalu pagi, tidak pernah ada orang meeting sepagi ini." jawab Kiara dengan suara lembut dan manjanya.

"Jangan bicara seperti itu dengan saya!" jawab Arya yang merasa terganggu dengan suara lembut Kiara.

Kiara hanya menatap Arya , dia bingung Arya selalu mempermasalahkan cara bicaranya. Bik Marni yang berada disana sempat tersenyum melihat tuannya.

Bik Marni juga mengakui kalau cara bicara Kiara begitu lembut, bahkan mungkin bisa menghipnotis orang yang mendengarnya.

Bahkan Bik Marni yakin kalau Kiara akan mampu meluluhkan hati Arya. Dengan cara bicaranya yang halus dan lembut tanpa dibuat-buat.

Kiara menarik kursi dan menyuruh Arya duduk, mengisi piring Arya dengan nasi goreng. Namun Arya hanya diam saja.

Kiara menyendok kan nasi yang ada dipiring Arya dan menyodorkan ke depan mulut Arya.

"Ayo makan!" pinta Kiara.

"Saya bisa makan sendiri!" jawab Arya yang masih diam.

Namun Kiara tetap meminta Arya buka mulutnya. Akhirnya lelaki itu mengalah dan makan dengan disuapi oleh Kiara.

"Wah, romantis sekali pengantin baru ini!" suara Sari yang baru datang mengagetkan keduanya.

"Mbak sari!" Kiara berjalan mendekat dan memeluk kakak iparnya itu.

"Cepat sekali kalian akrab ya!" ucap Sari.

" Tumben pagi-pagi udah kesini?" tanya Arya .

" Kenapa, Mbak ini menganggu?" tanya Sari

" Tidak, kan memang Mbak tidak pernah datang sepagi ini."

" Mbak cuma mau bilang kalau Mama sudah dipindahkan keruang rawat, tapi kamu tidak mengangkat telpon Mbak." jawab Sari.

Sari berjalan mendekat, dan tiba-tiba menyentuh dasi dileher Arya.

"Ini juga, tumben kamu udah bisa pasang dasi?"

Namun Arya tak menjawab, hanya menepis pelan tangan Sari dari dirinya. didalam hati lebih baik dia pergi ke kantor dari pada jadi bulan-bulanan kakaknya.

"Ya sudah, Mbak sari sarapan dulu! Aku harus ke kantor."

" Kamu itu Bos nya, lebih baik libur. Istirahat bersama istri dirumah." ucap Sari sambil menatap Arya.

" Iya Mbak, tadi Kiara juga bilang begitu." jawab Kiara membenarkan perkataan Sari.

"Banyak kerjaan Mbak." jawab Arya lagi.

" Ya sudah, kalau begitu bawa Kiara juga!" pinta Sari.

" Apaan sih Mbak, aku harus kerja." jawab Arya lagi.

"Hari ini kamu harus bawa Kiara bertemu Mama!" Jawab Sari lagi.

Arya hanya diam, entah apa yang ada dipikirannya saya itu. Dan entah kenapa dia seperti menjaga jarak untuk tidak sering bersama Kiara.

Apa karena Arya takut jatuh hati pada Kiara, atau karena dia tak pernah mengharapkan Kiara?

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!