Tidak direstui mertua dan dikhianati suami, Latisha tetap berusaha mempertahankan rumah tangganya. Namun, kesabarannya runtuh ketika putra yang selama ini ia perjuangkan justru menolaknya dan lebih memilih mengakui adik tirinya sebagai seorang ibu. Saat itu, Latisha akhirnya memutuskan untuk mundur dari pernikahan yang telah ia jalani selama enam tahun.
Sendiri, tanpa dukungan siapa pun, ia berdiri menata hidupnya kembali. Ayah kandung yang seharusnya menjadi sandaran justru telah lama mengabaikannya. Sementara adik tirinya berhasil merebut kebahagiaan kecil yang selama ini Latisha genggam.
Perih? Tentu saja. Terlebih ketika pria yang pernah berjanji untuk mencintainya seumur hidup hanya terdiam, bahkan saat putra mereka sendiri lebih memilih wanita lain untuk menggantikan sosok ibunya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rujuk?
"Ada apa?kenapa pada cemberut gitu?" Latisha menatap dua bocah di depan nya itu. Ia meletakkan dua gelas es jeruk untuk Sageon dan juga Bara di atas meja.
"Mama sayang aku kan?" Bukannya menjawab pertanyaan Latisha, Sageon malah balik bertanya.
"Ya, tentu saja mama menyayangi mu. Memangnya kenapa?" Latisha menatap Sageon yang tersenyum penuh kemenangan saat mendengar bahwa Latisha sangat menyayanginya. Ia melirik sinis ke arah Akta yang hanya diam sambil menatap Latisha.
"Kalau begitu, pulanglah ke rumah. Aku mau kita kembali bersama. Papa, mama sama aku.'' ujar Sageon penuh pengharapan.
"Maafkan mama Sageon, mama tidak bisa kembali ke rumah karena mama dan papa sudah berpisah." Ujar Latisha berusaha menjelaskan.
"Kenapa begitu? Kenapa mama dan papa berpisah? Apa karena perkataan ku waktu itu? Maafkan aku. Aku gak mau ganti mama, aku mau mama aja." Ujar Sageon lirih.
"Bukan, bukan karena perkataan kamu itu mama dan papa berpisah tapi karena ada masalah lain yang tidak bisa mama jelaskan sama kamu. Kamu masih kecil dan belum bisa memahami semua nya." Ujar Latisha hati-hati.
"Apa papa selingkuh dengan Tante Radmila?" Perkataan Sageon tentu saja membuat Latisha dan Drakara terkejut.
"Astaga, dari mana kamu mendengar kata-kata seperti itu?" Latisha menatap putranya penasaran.
"Aku mendengarnya dari Oma." Jawab Sageon.
"Oma Nurcelia?" Tanya Latisha penasaran.
"Iya, waktu itu oma sama opa lagi ngobrol terus aku dengar oma bilang papa selingkuh sama Tante Radmila jadi mama ingin berpisah, kata oma katanya itu bagus mama sama papa pisah."
Degh...
Drakara terkejut mendengar perkataan Sageon. Ia tak menyangka putranya mendengar perkataan orangtuanya. Drakara sadar jika kedua orangtuanya memang sejak awal tidak setuju diri nya menikah dengan Latisha karena latar belakang keluarga mereka yang berbeda. Namun, karena saat itu ia mengancam tak akan bersedia mengelola perusahaan jika tidak diijinkan menikahi Latisha, maka akhirnya orang tua nya setuju. Mereka takut karena hanya diri nya satu-satunya yang bisa mengelola perusahaan peninggalan kakeknya. Sedangkan papanya Drakara sama sekali tidak paham mengenai perusahaan. Ia hanya seorang dokter yang hanya mengerti tentang dunia medis.
Drakara sempat heran saat mama nya malah sangat ramah kepada Radmila di banding Latisha padahal Radmila dan Latisha dari keluarga yang sama karena Radmila adalah adik tiri Latisha. Kini ia sadar jika mama nya hanya memanfaatkan Radmila untuk membuat rumah tangganya bersama Latisha hancur. Sungguh, Bara tak menyangka mama nya licik karena telah memanfaatkan kekhilafannya untuk memisahkan nya dengan Latisha. Apa mungkin selama ini orang tua nya itu telah merencanakan semuanya? Pantas saja Radmila kemarin mengatakan bahwa selama ini mamanyalah yang meminta wanita itu untuk menggodanya.
Latisha menatap tajam ke arah Drakara yang terlihat gugup. Drakara yakin Latisha pasti marah padanya karena selama ini Latisha berusaha mendidik Sageon dengan baik. Semua perkataannya bahkan selalu ia jaga. Ia berusaha untuk tidak mengeluarkan perkataan kasar atau pun menggerutu di depan putranya itu. Tapi ketika Sp berada dalam pengasuhannya, Sageon malah harus mendengar kata-kata kasar yang seharusnya tidak ia dengar.
"Maafkan mama, apa yang Sageon dengar dari oma dan opa itu tidak benar. Mungkin saat itu oma dan opa sedang bercanda." Ujar Latisha berusaha meyakinkan putra nya.
"Sageon bisa datang ke sini kalau merindukan mama. Tapi mama gak bisa tinggal lagi bersama kalian." Ujar Latisha sambil mengusap rambut putranya
"Jadi Tante masih akan tinggal di sini kan? Tante nggak akan pergi jauh ninggalin aku kan?" Kali ini Akta yang berkata, binar matanya terlihat bahagia karena mendengar Latisha tak akan pergi dari sana. Akta sudah kadung jatuh hati pada Latisha. Entah mengapa ia merasa nyaman dan tenang jika bersama Latisha, ia juga merasakan kehangatan kasih sayang ibu dari Latisha.
"Iya, Tante akan tetap tinggal di sini." Latisha menganggukkan kepalanya.
"Mama jahat. Kenapa mama lebih milih dia dari pada aku?" Sageon mulai tantrum. Dia hampir saja mendorong Akta, untung saja Latisha segera menghalangi Sageon.
Bocah itu semakin kesal karena Latisha malah membela Akta. Mama nya itu bahkan rela sedikit terhuyung karena dorongannya.
"Mama tidak pernah mengajarkan kamu untuk berbuat kasar." Latisha menggelengkan kepalanya.
Sageon menunduk mendengar suara Latisha yang dingin. Ini yang ia tak suka dari mamanya. Mamanya itu selalu melarangnya ini dan itu. Padahal banyak temannya yang juga sering main kasar padanya.
"Sageon denger mama kan?" Latisha menatap putranya yang kini mendongak.
"Mama udah gak sayang sama aku. Kenapa mama malah belain dia?" Tunjuk Sageon ke arah Akta.
"Bukan masalah sayang atau tidak. Mama hanya membela yang benar. Harusnya kamu paham, perbuatanmu tadi itu salah. Jangan di ulangi." Nasehat Latisha.
"Tapi Tante Radmila selalu bilang kalau aku boleh pukul siapa saja yang mengangguku." Ujar Sageon tak mau kalah.
"Benarkah? Jadi selama ini Tante Radmila yang selalu mengajarimu berbuat kasar? Apalagi yang tante Radmila ajarkan sama kamu?apa dia juga mengajarkan kamu untuk berbohong?seperti yang kamu lakukan dulu sama mama?" Latisha kehilangan kontrol emosinya. Ia pun kesal karena Sageon kini susah untuk di nasehati, dia malah melawannya dengan mengatakan bahwa semua yang dilakukannya itu wajar.
"Latisha, jangan bentak Sageon. Ingat, dia putramu." Ujar Drakara. Dia tak suka Latisha meninggikan nada suara nya di depan Sageon.
"Aku tidak membentaknya aku hanya memberinya nasehat. Salahkan dirimu yang selama ini membiarkan Sageon menerima ajaran yang tidak benar dari Radmila." Geram Latisha.
"Bukan hanya membiarkannya kamu juga sepertinya mendukung. Kamu bahkan menamparku saat itu, saat aku berdebat dengan Radmila tanpa mau mendengar penjelasanku." Ujar Latisha mengungkit kejadian beberapa waktu yang lalu saat dirinya dan Radmila terlibat perdebatan kemudian Sageon malah berkata yang tidak tidak tentangnya kepada Drakara hingga pria itu menamparnya di hadapan Sageon dan Radmila yang tersenyum penuh kemenangan. Jika mengingat hal itu Latisha kembali merasa sakit hati. Ia merasa tak dihargai dan tak dianggap sebagai istri dan juga Ibu oleh kedua pria yang selama ini sangat ia sayangi.
"Apa maksudnya? Kenapa kamu mengungkit masalah itu? Bukankah aku sudah minta maaf?' ujar Drakara.
"Bukannya aku mengungkit aku hanya ingin mengingatkan kamu telah memberi contoh yang tidak baik kepada Sageon karena kamu menamparku di depannya dan kamu juga tidak mendengarkan apa yang ingin aku jelaskan." Ujar Latisha.
Sejenak Drakara terdiam. Ia akui dirinya salah saat itu. Ia langsung menampar Latisha saat mendapat aduan dari Radmila dan juga Sageon kalau Latisha menampar Radmila tanpa sebab. Saat itu Drakara yang tengah bucin-bucinnya dengan Radmila karena service wanita itu dengan mudahnya percaya pada perkataan Radmila dan putranya.
Drakara masih ingat tatapan kekecewaan dari netra Latisha saat itu. Dan gilanya saat itu ia malah pergi meninggalkan Nana yang sedang terpuruk.
Meski ia sempat minta maaf karena telah menampar Latisha, namun ia malah pergi meninggalkan istrinya itu saat Radmila merengek mengatakan kepalanya pusing, tanpa pikir panjang ia meraih tubuh Radmila lalu menggendongnya dan membawanya ke rumah sakit di ikuti oleh Sageon. Mereka meninggalkan Latisha yang sakit hati dan juga sakit fisik karena di tampar Drakara. Bahkan bibir Latisha sobek dan berdarah saking keras nya tamparan pria itu.
"Maaf, aku memang salah, aku juga kurang memperhatikan dan mengajari Sageon dalam beretika. Karena itulah aku ingin rujuk, aku ingin kamu kembali mendidik Sageon." Ujar Drakara penuh permohonan.
"Maaf, aku gak bisa dan aku gak mau rujuk sama kamu. Rasa cinta ku padamu sudah hilang setelah aku melihat dengan mata kepala ku sendiri bagaimana pengkhianatan yang telah kamu lakukan." Ujar Latisha tegas
"A..apa maksudmu?" Wajah Drakara pias.
"Sudahlah, gak usah lagi kita bicarakan masa lalu. Lagipula di sini ada anak-anak, aku gak mau mereka mendengarnya." Latisha menggelengkan kepalanya.
Ia berusaha menghalau bayangan kelam malam itu dimana ia melihat dengan mata kepalanya sendiri bagaimana Drakara yang saat itu masih jadi suaminya berbagi peluh dengan Radmila.
Malam itu ia yang tiba-tiba sangat mengantuk, langsung tertidur pulas, tapi kemudian ia terbangun di tengah malam dan tak melihat Drakara di samping nya.
Latisha yang penasaran dengan keberadaan suaminya itu pun keluar dari kamar dan turun ke bawah menuju kamar tamu. Ia yakin Drakara pasti sedang bersama Radmila. Dan benar saja saat ia melewati kamar tamu, suara yang menjijikan itu terdengar. Meski ia tahu apa yang tengah mereka lakukan tapi tetap saja ia merasa penasaran. Di bukanya pintu kamar tersebut yang ternyata tak terkunci. Dan apa yang saat itu ia lihat membuat hati nya hancur berkeping- keping. Latisha melihat Radmila yang dengan liarnya berada di atas tubuh Drakara.
Desahan keduanya memenuhi kamar tersebut, inginnya Latisha melabrak mereka berdua dan menghajar suaminya dan Radmila sang adik tiri. Namun Latisha mengurungkan niatnya karena ia tak lagi punya tenaga untuk mengamuk, lagipula ia pikir tak ada gunanya ia melabrak mereka, yang ada nanti malah ia yang akan mendapatkan perlakuan kasar dari Drakara yang kini sudah tertutup mata hatinya. Bukan tidak mungkin jika Drakara yang akan menghajarnya karena pria itu kini sudah berani melakukan kekerasan padanya. Latisha pun memilih membiarkan mereka dan langsung kembali ke kamarnya. Sejak saat itu hubungannya dengan Drakara semakin buruk. Nana tak lagi mau di sentuh suaminya. Inginnya ia langsung pergi dari rumah itu dan bercerai dengan Drakara. Namun Latisha masih menghawatirkan Sageon yang pasti sangat membutuhkannya. Ia bertahan hanya karena rasa sayangnya kepada Sageon. Ia tak ingin Sageon mengalami apa yang ia alami dulu. Namun ternyata kesabarannya tak berbuah manis. Sageon, putra semata wayangnya yang ia rawat dan ia jaga sepenuh hati malah tidak menginginkannya. Sageon malah ingin menjadikan Radmila ibunya menggantikan dirinya. Karena itulah akhirnya Latisha membulatkan tekad untuk pergi dari rumah dan menggugat cerai Drakara.
"Aku yakin kamu pasti salah paham. Aku tidak memiliki hubungan spesial dengan Radmila." Drakara berusaha untuk menyangkal. Ia mendekati Nana dan berusaha menggenggam jemari tangannya.
Namun dengan cepat Latisha menepisnya.
"Terserah kamu mau mengakui nya atau tidak. Bagi ku itu sudah tak penting lagi. Karena kini kita sudah resmi bercerai." Ujar Latisha.
Ia kemudian mendekati Akta dan duduk di samping nya. Sedangkan Drakara masih terpaku di tempatnya. Ia menatap Latisha yang sepertinya memang sudah tak lagi mencintainya. Drakara tak lagi melihat binar cinta di matanya. Sungguh Drakara menyesal telah menghianati Latisha.
Hening menyelimuti mereka ketika kemudian bel apartemen Latisha kembali berdering. Latisha pun beranjak dari duduk nya dan langsung membuka pintu apartemen nya.
"Oma.." Latisha langsung menyapa oma Shena yang berdiri di balik Pintu apartemennya.
"Hallo nak. Oma datang mau menjemput Akta. Tadi Agharna bilang Akta menunggu Oma di sini." Ujar Oma Shena sambil menyerahkan paper bag yang berisi oleh-oleh untuk Latisha.
"Makasih oma." Ujar Latisha sambil menerima paper bag tersebut.
"Akta memang menunggu Oma disini." Ujar Latisha
"Silahkan masuk Oma, Akta ada di ruang keluarga." Latisha pun menggiring oma Shena ke ruang keluarga. Namun wanita paruh baya itu terlihat sedikit kaget saat melihat kehadiran Drakara dan juga Sageon. Oma Shena masih mengingat Drakara sebagai mantan suami Latisha.
Sedikit banyak Oma Shena sudah tahu tentang kehidupan Latisha. Namun saat ini Oma Shena merasa penasaran, untuk apa Drakara datang lagi ke apartemen Latisha?
Buat lebih dramatis dong. 😀