NovelToon NovelToon
Hidden Love From The Past

Hidden Love From The Past

Status: sedang berlangsung
Genre:Misteri / Balas Dendam / Kisah cinta masa kecil / Gadis Amnesia
Popularitas:432
Nilai: 5
Nama Author: Midnight Blue

Di balik senyum manis dan mata indah Narynra, terdapat kesedihan mendalam yang disebabkan oleh pernikahan ayahnya dengan ibu tirinya. Sebelum pernikahan itu, Narynra membuat perjanjian rahasia dengan ibu tirinya yang hanya diketahui mereka berdua. Apakah isi perjanjian itu? Sementara itu hubungan Narynra dengan Kaka tirinya tidak pernah akur, dan situasi semakin buruk setelah ayahnya terkesan selalu membela kakak tirinya, membuat Narynra merasa tidak betah di rumahnya. Akankah Narynra dan kakak tirinya bisa berdamai?
Narynra kemudian bertemu Kayvan, seorang pria yang tampan dan perhatian. Setelah pertemuan pertama, Kayvan terus berusaha mendekati Narynra, dan mereka akhirnya menjalin hubungan asmara.
Sementara itu, seorang pria misterius selalu memperhatikan Narynra dari kejauhan dan terus mengirimkan pesan peringatan kepada Narynra bahwa Kayvan tidak baik untuknya. Siapa pria misterius ini? Apa tujuannya? Akankah Narynra bahagia bersama Kayvan atau atau bersama yang lain?,

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Midnight Blue, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Suka Naryn?

Saat mereka berjalan, tiba-tiba Lukas, kakak tiri Narynra, melihat mereka dari kejauhan. Wajah Lukas terlihat tegang, seolah-olah tidak menyangka melihat Narynra. Matanya terpaku pada Narynra.

"Narynra" panggil Lukas sambil mendekat dengan langkah cepat dan wajah yang tidak bersahabat. Narynra yang melihat Lukas langsung mencoba bersembunyi di belakang Kayvan, dengan gerakan tubuh yang cepat dan wajah yang ketakutan.

"Hey, kenapa?" Tanya Kayvan, terkejut karena Narynra bersembunyi di belakangnya. Kayvan menoleh ke belakang dan melihat Narynra yang sedang bersembunyi.

Sementara Tiffany bingung kenapa Narynra bersembunyi, tapi setelah melihat Lukas, Tiffany mengerti kenapa Narynra bersembunyi. Tiffany menatap Lukas dengan pandangan yang waspada.

"Diem jangan balik badan, tutupin aku," bisik Narynra pada Kayvan, sambil menarik lengan Kayvan untuk menutupi dirinya. Kayvan mencoba untuk menutupi Narynra, tapi sudah terlambat, Lukas sudah melihat Narynra.

"Keluar jangan ngumpet" ucap Lukas, sambil memandang Narynra yang masih bersembunyi di belakang Kayvan. Lukas menarik tangan Narynra dengan paksa, membuat Narynra keluar dari belakang Kayvan.

Narynra keluar dari belakang Kayvan dengan wajah yang tidak bersemangat. "Kenapa?" Tanya Narynra, sambil menarik tangan Lukas untuk melepaskan diri.

"Kenapa? Harusnya gue yang tanya kenapa" ucap Lukas, sambil menatap Narynra dengan tajam. Lukas menarik tangan Narynra lebih dekat ke dirinya.

"Lo ngapain sih" ucap Narynra pada Lukas, sambil mencoba melepaskan tangannya. "Ikut gue pulang sekarang" ucap Lukas, sambil menarik tangan Narynra lebih keras.

"Ga, gue ga mau" ucap Narynra, sambil mencoba melepaskan tangannya. Kayvan menghentikan Lukas lalu melepaskan tangannya Lukas dari Narynra.

"Dia bilang ga mau, kamu jangan maksa dia" ucap Kayvan, sambil menatap Lukas dengan tajam. Lukas mendorong Kayvan dan menarik tangan Narynra kembali.

"Kamu ga tau apa-apa, jadi jangan ikut campur, minggir" ucap Lukas, sambil menatap Kayvan dengan tidak suka. Narynra terlihat kesakitan karena tarikan tangan Lukas.

"Lepasin tangan gue" ucap Narynra, sambil mencoba melepaskan tangannya. Tiffany mencoba untuk membantu Narynra.

"Tolong Ka lepasin tangan Narynra" ucap Tiffany, sambil menatap Lukas dengan permohonan. Tapi Lukas tidak menghiraukan ucapan Tiffany, dia malah semakin mengencangkan tangannya menarik Narynra.

Melihat itu, Kayvan pun menarik tangan Lukas dari Narynra lalu mendorong Lukas dengan sedikit kasar. "Dia bilang lepas, kamu jangan maksa" ucap Kayvan.

Lukas menjadi emosi, lalu memukul Kayvan. "Bug!" Suara pukulan Lukas terdengar jelas di telinga Narynra dan Tiffany. Terlihat darah di bagian sudut bibir Kayvan.

Narynra langsung menghalangi Lukas dan meminta Lukas untuk berhenti. "Stop" ucap Narynra pada Lukas, sambil menatap Lukas dengan tajam.

Narynra beralih ke Kayvan dengan wajah yang penuh kekhawatiran. "Maaf ya kamu jadi kena pukul, sakit?" Tanya Narynra, sambil menyentuh wajah Kayvan dengan lembut. Kayvan menggelengkan kepala, menunjukkan bahwa dia baik-baik saja.

"Gapapa" ucap Kayvan, sambil tersenyum lemah. Narynra menatap Kayvan sejenak, lalu beralih menatap Lukas dengan tajam. Mata Narynra berkilat dengan kemarahan.

"Lo ga harusnya mukul dia" ucap Narynra, sambil menunjuk Lukas dengan jari yang gemetar. Lukas menatap Narynra dengan tidak suka, wajahnya memerah karena marah.

"Salah dia halangin gue, udah gue bilang jangan ikut campur dianya yang ngeyel" jawab Lukas, sambil mengangkat tangan Narynra kembali. Narynra mencoba untuk melepaskan tangannya, tapi Lukas menariknya lebih dekat. "Sekarang Lo ikut gue pulang ga ada penolakan" ucap Lukas, dengan nada yang keras. Narynra menatap Lukas sejenak, lalu mengangguk pelan.

"Oke gue ikut lo pulang tapi bentar, lepasin tangan gue dulu" ucap Narynra, sambil menarik tangan Lukas. Lukas menatap Narynra dengan tajam, tapi akhirnya melepas tangan Narynra.

"Gue ga akan kabur" ucap Narynra, sambil menatap Lukas dengan serius. Lukas mengangguk, tapi masih menatap Narynra dengan tidak percaya.

Narynra berbalik ke Kayvan dan Tiffany, dengan wajah yang penuh penyesalan. "Aku minta maaf ya buat luka kamu, maaf kamu jadi terlibat masalah ini, nanti kalau misal kita ketemu lagi aku kasih kamu kompensasi" ucap Narynra pada Kayvan, sambil menundukkan kepala.

Lalu beralih pada Tiffany. "Makasih ya Fan untuk satu minggu ini, gue balik dulu" ucap Narynra, sambil tersenyum tipis. Tiffany mengangguk, dan Narynra berbalik ke Lukas.

Lukas menatap Narynra dengan tajam, tapi tidak mengatakan apa-apa. Narynra berjalan di samping Lukas, dengan langkah yang agak cepat untuk mengikuti langkah Lukas yang panjang.

Mereka berjalan meninggalkan Kayvan dan Tiffany di tempat itu. Kayvan masih memegang sudut bibirnya yang terluka, sementara Tiffany menatap Narynra dan Lukas dengan khawatir.

Narynra dan Lukas terus berjalan, tidak menoleh ke belakang. Mereka berjalan melewati kerumunan orang-orang, dengan langkah yang cepat dan pasti.

Narynra dan Lukas terus berjalan, tidak berbicara apa-apa, sampai mereka mencapai sebuah mobil di parkiran.

Lukas membuka pintu mobil dengan cepat, dan Narynra masuk ke dalam tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Lukas kemudian masuk ke dalam mobil dan menutup pintu dengan keras, membuat suara yang cukup keras. Setelah itu, mobil langsung melaju meninggalkan mall.

Setelah beberapa saat mereka sampai di rumah, Narynra turun dari mobil langsung masuk ke rumah di ikuti Lukas. Sementara Elisya dan Edward tengah duduk di ruang tamu tampak terkejut melihat Narynra. Elisya langsung berdiri menghampiri Narynra lalu memeluk Narynra dengan erat.

"Kamu baik-baik aja kan sayang?" Tanya Elisya, sambil melepaskan pelukannya lalu memegang kedua pundak Narynra dengan khawatir.

Narynra menggelengkan kepala, tidak menjawab pertanyaan Elisya. "Saya cape, mau istirahat," ucap Narynra dengan nada yang lemah.

Elisya mengangguk, "Iya sayang, kamu langsung ke kamar aja, istirahat."

Narynra mengangguk, lalu berjalan menuju kamarnya, meninggalkan mereka. Elisya menoleh ke arah Edward dan Lukas.

"Kamu ketemu adik kamu di mana?" Tanya Edward pada Lukas, sambil menoleh ke arahnya.

"Di mall, Yah," jawab Lukas singkat.

"Sendiri?" Tanya Edward, sambil mengerutkan kening.

"Engga, dia sama Tiffany, terus sama satu cowok, tapi aku belum pernah lihat cowok itu," ucap Lukas, sambil menggelengkan kepala.

"Jadi sepertinya satu minggu ini Naryn di rumah Tiffany, pantas kita gak pernah tahu Naryn di mana. Berani sekali dia bohong waktu itu dia bilang gak tahu di mana Naryn," ucap Edward, sambil menggelengkan kepala.

"Sudah lah, Mas. Yang penting Naryn sudah balik, dan mungkin Tiffany bohong juga terpaksa karena diminta Naryn agar tidak memberitahu ke kita."

"Tapi say-" ucap Edward, terpotong oleh Elisya.

"Udah, Mas. Jangan dipersoalkan lagi. Sekarang yang terpenting kamu minta maaf ke Naryn, perbaiki hubungan kamu dengan Naryn," ucap Elisya, sambil memandang Edward dengan tatapan yang lembut.

"Oke, Sayang. Nanti aku bicara sama Naryn," ucap Edward, sambil mengangguk.

Sementara itu, sesampainya di kamar, Narynra langsung menelepon Tiffany.

"Hallo, Fan," ucap Narynra, sambil duduk di tempat tidur.

"Iya, Ryn. Gimana? Lo gapapakan?" Tanya Tiffany, sambil menjawab telepon.

"Aku gapapa, Fan. Oh ya, lo masih di mall atau udah pulang?" Tanya Narynra, sambil memainkan rambutnya.

"Gue mau balik ini, masih di jalan," jawab Tiffany.

"Naik taksi atau..." Narynra menggantung ucapannya.

"Diantar Kayvan," ucap Tiffany.

"Oh, diantar Kayvan. Lo speakerin dong teleponnya," ucap Narynra.

Tiffany menekan tombol speaker. "Udah," ucap Tiffany.

"Kayvan," panggil Narynra.

"Iya," jawab Kayvan.

"Luka kamu gimana?" Tanya Narynra, sambil menaruh perhatian.

"Aman, gapapa," jawab Kayvan.

"Baguslah. Kamu hati-hati di jalan, ya," ucap Narynra.

"Iya, Ryn." jawab Kayvan

"Ya udah, aku tutup teleponnya. Nitip temen aku, anterin dia dengan selamat," ucap Narynra.

"Pasti," jawab Kayvan.

"Dan tolong, jaga dia baik-baik," tambah Narynra.

"Iya, Ryn. Aku jamin, anterin temen dengan baik dan selamat sampai tujuan," jawab Kayvan.

"Baguslah. Bye, Fan. Bye, Kayvan," ucap Narynra.

"Bye, Ryn," jawab Tiffany dan Kayvan serentak.

Narynra lalu menutup teleponnya, merasa sedikit lebih tenang karena tahu Tiffany dan Kayvan dalam perjalanan pulang.

Sementara itu, di dalam mobil, Kayvan dan Tiffany melanjutkan perjalanan mereka. Kayvan fokus mengemudi, sementara Tiffany memainkan Hp-nya. Tiba-tiba, Kayvan berdehem "Hem".

Tiffany melihat ke arah Kayvan, "Kenapa?" tanya Tiffany, sambil menoleh ke arah Kayvan.

Kayvan memandang ke arah depan, "Kamu udah lama temenan sama Naryn?" tanya Kayvan, sambil tetap fokus mengemudi.

"Cukup lama, dari awal kuliah gue dan Naryn," jawab Tiffany, sambil tersenyum mengingat kenangan bersama Naryn.

"Lama juga," ucap Kayvan, sambil mengangguk pelan.

Tiffany menatap Kayvan dengan curiga, "Emang kenapa?" tanya Tiffany.

"Gak apa-apa, nanya aja," ucap Kayvan, sambil tersenyum tipis.

Tiffany tersenyum nakal, "Jujur deh, kamu suka ya sama Naryn?" tanya Tiffany dengan antusias.

Kayvan terlihat sedikit gugup, "Emm... jujur ga ya," ucap Kayvan, sambil menggaruk-garuk dagunya.

"Hahaha tuh kan, bener kamu suka sama Naryn!" Tiffany tertawa, sambil menunjuk-nunjuk Kayvan.

Kayvan tersenyum malu-malu, "Ehhh... belum bilang udah di bilang suka," ucap Kayvan, sambil menggelengkan kepala.

Tiffany terus mendesak, "Tapi iya kan, kamu suka dia?" ucap Tiffany, sambil menatap Kayvan dengan mata yang tajam.

Kayvan menghela napas, "Iya," ucap Kayvan, sambil menunduk.

Tiffany berteriak girang, "Wow, berita terhot sih ini!" ucap Tiffany, tanpa Kayvan sadari, Tiffany merekam percakapan mereka tadi.

Kayvan langsung waspada, "Jangan bilang ke orangnya ya," ucap Kayvan, sambil menatap Tiffany dengan serius.

Tiffany tersenyum nakal, "Ga janji," ucap Tiffany, sambil menggoyangkan kepala. Lalu, Tiffany langsung membuka pintu mobil dan keluar, "Bye, Kayvan!" ucap Tiffany, sambil melambaikan tangan karena mereka sudah sampai di depan rumah Tiffany.

1
Rien
semangat, 👍
Ignacia belen Gamboa rojas
Sumpah baper! 😭
Blue Persona
thor, bisa bikin sekuelnya? Pengen baca terus nih!
ANGELBRODROIX
Kehabisan kata-kata. 😶
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!