Pernikahan paksa yang sama sekali tidak diinginkan oleh Rakha, membuat pria berusia 27th itu membalas kekesalannya pada Elvira sang istri.
Rakha mengira jika wanita 20th itu sengaja mendekati Neneknya hingga berhasil menikah dengannya hanya untuk mengincar harta mereka.
Namun dibalik itu semua, tersimpan rahasia besar di masa lalu yang memaksa Elvira harus melakukan berbagai cara untuk bisa menikah dengan pria yang dianggapnya baj1ngan itu.
Lalu apa rahasia masa lalu itu, dan bagaimana Rakha dan Elvira menjalani pernikahan yang diawali dengan keterpaksaan dan kebencian?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Noor Hidayati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Apa Yang Terjadi?
Mendengar jeritan Elvira, Rakha datang mendekati pintu kamar mandi. Dia berdiri mendengar tangisan Elvira yang semakin lama semakin terdengar memilukan hati. Setelah membiarkan cukup lama namun tak kunjung berhenti, Rakha mencoba membuka pintu yang ternyata tidak dikunci.
Elvira yang mendengar pintu terbuka langsung menghentikan tangisnya dan menoleh kearah pintu.
Rakha begitu terkejut melihat Elvira yang duduk diam di bawah air shower, membiarkan seluruh tubuhnya basah hingga darah du kakinya bercampur air mengalir ke saluran air.
Meliat itu, Rakha langsung mematikan shower dan mengangkat tubuh Elvira. Meskipun Elvira memberontak tapi Rakha tak peduli dan terus membawanya keluar dari kamar mandi.
Rakha menurunkan Elvira di tempat tidur lalu mengambilkan handuk untuk membalut tubuhnya yang masih terbalut baju basah. Setelah itu dia kembali mengambil handuk lain dan mengeringkan rambut Elvira yang basah kuyup.
"Jangan menyentuhku!" teriak Elvira mendorong tubuh Rakha menjauh darinya. Tapi Rakha kembali maju dan kembali mengeringkan rambut Elvira panjang Elvira.
Setelah melohat rambut Elvira tak lagi menetes, Rakha mengambil kotak obat dan duduk di depan Elvira untuk mengobati lukanya, tapi lagi-lagi Elvira menolak dengan menarik kakinya kesamping, jauh dari Rakha.
Tidak mau kalah, Rakha langsung menarik kaki Elvira dan meletakkan di pangkuannya.
"Lepaskan aku!" teriak Elvira mencoba menarik kembali kakinya, tapi Rakha memegangnya kuat-kuat sampai dia selesai mengobati dan membalut lukanya.
Setelah selesai Elvira mengalihkan wajahnya seakan tak sudi menatap Rakha. Sementara Rakha mengambil baju ganti dan memberikannya pada Elvira. "Mau ganti sendiri apa aku yang gantiin?"
Mendengar pilihan itu, Elvira langsung mengambil dengan kasar baju itu dari tangan Rakha. Dan tanpa Elvira menyuruhnya pergi, Rakha pergi mengambil bajunya lalu keluar, supaya Elvira mengganti pakaiannya tanpa perlu kembali ke kamar mandi.
Baru saja Rakha memakai bajunya, terdengar suara pintu terbuka. Rakha menoleh ke belakang dan melihat Yani dan Rasya sudah kembali.
"Om Lakha...." sapa anak kecil itu, sembari berlari kearah Rakha yang langsung menyambutnya.
"Hallo jagoan Om." Rakha meraih tubuh kecil itu ke pangkuannya.
"Apa Mama masih beldalah?"
"Tidak sayang, Om sudah mengobati lukanya, sebentar lagi Mama sembuh."
"Sekarang pergi cuci tanganmu dan makan. sebentar lagi kita akan pergi naik pesawat." dengan menggerakkan tangannya terbang ke udara, membuat Rasya bersorak kegirangan.
"Yey yey... naik pesawat..."
Rakha tersenyum menatap kebahagiaan Rasya putranya saat ini. Tapi dihati kecilnya dia merasa khawatir bagaimana nanti jika dia memberitahu Rasya jika sebenarnya dia adalah Ayahnya. "Akankah Rasya tetap akan menerimanya seperti sekarang, atau justru membencinya?" Membayangkan itu Rakha menghela nafas beratnya. Tidak masalah jika kali ini Rasya hanya memanggilnya Om, yang terpenting saat ini dia bisa mengambil hati Rasya secara perlahan.
...----------------...
Sore harinya, ketika tiba waktunya mereka meninggalkan hotel, Rakha masih tidak melihat Elvira keluar kamar, padahal dia sudah mengatakan pada Elvira untuk bersiap sekitar dua jam lalu. Karena ingin menghindari keributan dengan Elvira, Rakha yang melihat Rasya tengah bermain di depan TV, memanggilnya dan menyuruh pergi ke kamar memanggil Namanya.
Tanpa membantah, Rasya pergi dengan langkah riang memanggil Elvira, tapi lima menit kemudian Rasya kembali keluar tanpa Elvira.
"Rasya, dimana Mama?"
"Katanya sebental lagi Om."
Mendengar jawaban Rasya, Rakha mencoba bersabar, menunggu Elvira beberapa menit lagi, tapi sampai hampir lima belas menit berlalu, Elvira tidak kunjung muncul sehingga Rakha masuk dan bersiap memaksanya.
"Kenapa, apa kamu ingin memarahiku?" Elvira yang baru saja memakai sepatunya, menatap Rakha, seakan tahu apa yang ingin Rakha lakukan padanya.
Rakha hanya diam mengalihkan pandangan sembari menahan kekesalan dihatinya.
"Tenang saja, meskipun aku tidak ingin ikut dengan mu, tapi demi Rasya, aku akan ikut denganmu."
"Cepatlah, aku tidak ingin kemalaman." saut Rakha, mengabaikan apa yang Elvira katakan.
Dengan hati kesal penuh dendam, Elvira melangkah mengikuti Rakha. Seharian dia sudah berpikir bagaimana caranya membalas apa yang Rakha lakukan pada ibunya, meskipun dia belum tahu caranya, tapi dia berjanji pada diri sendiri akan membalasnya sehingga dia mau ikut kembali ke Jakarta bersama Rakha.
Begitu sampai di bandara, Elvira cukup dibuat terkejut karena ternyata Rakha tidak menggunakan pesawat komersial dan justru menggunakan jet pribadi yang selama ini hanya dia bisa dia lihat di TV dan media sosial. Keterkejutannya semakin menjadi saat tiba-tiba para kru pesawat berlari kearahnya untuk memayungi dirinya dan membimbingnya menuju pesawat. Fasilitas didalam pesawat yang semua serba mewah, untuk sesaat membuat Elvira sempat terbuai, terlebih saat melihat Rasya yang terlihat begitu bahagia duduk bercanda bersama Rakha. Akan tetapi ingatan akan perbuatan Rakha kepada ibunya, membuat Elvira menyingkirkan kesenangan yang dirasakan dalam hatinya dan kembali menanamkan kebenciannya pada Rakha.
"Siap-siap kita akan take off," ujar Rakha memberi peringatan, sembari memakaikan sabuk pengaman.
Mendapat perlakuan demikian, Elvira langsung memalingkan wajahnya kearah jendela. Mengabaikan apa yang Rakha katakan, hingga pada saat pesawat mulai naik, Elvira mulai merasa panik mencari pegangan.
Rakha yang duduk di kursi sebelah, mencoba meraih tangan Elvira. Tapi dengan cepat Elvira menghempasnya. Meskipun dia ketakutan tapi dia tidak ingin Rakha menyentuhnya.
Melihat Elvira memejamkan mata untuk mengurangi rasa takutnya, Rakha bangun dari duduknya dan duduk di sebelah Elvira. Bersamaan dengan itu, Elvira langsung berpegangan tangan Rakha tanpa membuka matanya.
Semakin lama pegangan itu semakin kuat hingga kuku-kuku Elvira terasa menancap di kulitnya. Tapi Rakha membiarkan itu dan hanya menahan rasa perihnya sembari mengusap punggung tangan Elvira yang memegang tangannya.
Menyadari hal itu, dibarangi pesawat yang sudah terbang mulus di udara Elvira membuka mata dan langsung mendorong Rakha dari sisinya sampai jatuh ke bawah.
"Mama kenapa dolong Om Lakha?" tanya Rasya yang duduk di kursi sebelah bersama Yani.
"E-tidak, Mama tadi kaget aja. jadi gak sengaja dorong Om Rakha. Om Rakha, maafkan aku," ucap Elvira yang kembali menarik Rakha duduk di sampingnya. Elvira tidak ingin kebencian dan kemarahannya pada Rakha di lihat oleh Rasya.
Sementara Rakha hanya tersenyum karena bisa kembali duduk didekat Elvira.
Sesampainya di Jakarta, dan tanpa memberi kabar pada Nenek, Rakha langsung menuju rumah Nenek. Rakha ingin memberi kejutan pada Nenek karena sudah berhasil membawa pulang Elvira dan juga Rasya cicitnya.
Hatinya begitu bahagia karena tak lama lagi dia akan bertemu nenek yang begitu dia rindukan setelah lebih dari satu bulan lamanya tidak dia temui, maupun saling bertukar kabar. Hingga mobil yang membawanya memasuki pelataran rumah, Rakha menjadi begitu terkejut saat orang-orang yang bekerja pada neneknya berlarian dengan panik.
Rakha yang melihat itu bergegas turun untuk melihat apa yang terjadi. "Apa yang terjadi?" teriak Rakha kebingungan.
Teriakannya yang tidak di dengar oleh mereka, membuat Rakha murka dan menarik salah satu penjaga keamanan ke hadapannya.
"Katakan apa yang terjadi, dimana Nenek!?" teriak Rakha mencengkram kerah baju penjaga keamanan hingga tubuhnya sedikit terangkat.
Bersambung...
lanjut thor makin seru ceritanya semangat yak💪
lanjut thor semangat up-nya