NovelToon NovelToon
Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Titisan Darah Biru 2 Singgasana Berdarah

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi / Mengubah Takdir / Perperangan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali / Ilmu Kanuragan
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Ebez

Setelah Mahesa Sura menemukan bahwa ia adalah putra seorang bangsawan yang seharusnya menjadi seorang raja, ia pun menyusun sebuah rencana untuk mengambil kembali hak yang seharusnya menjadi milik nya.


Darah biru yang mengalir dalam tubuhnya menjadi modal awal bagi nya untuk membangun kekuatan dari rakyat. Intrik-intrik istana kini mewarnai hari hari Mahesa Sura yang harus berjuang melawan kekuasaan orang yang seharusnya tidak duduk di singgasana kerajaan.




Akankah perjuangan Mahesa Sura ini akan berhasil? Bagaimana kisah asmara nya dengan Cempakawangi, Dewi Jinggawati ataupun Putri Bhre Lodaya selanjutnya? Temukan jawabannya di Titisan Darah Biru 2 : Singgasana Berdarah hanya di Noveltoon.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ebez, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Tanah Lungguh ( bagian 2 )

Dua ratusan orang bergerak di pagi buta memanfaatkan kekacauan di gerbang barat kota Pakuwon Wilangan. Mereka rata-rata merupakan orang-orang Lembah Seratus Pedang yang memang menjadi pasukan inti Mahesa Sura ditambah beberapa pendekar berilmu tinggi. Gerakan mereka nyaris tanpa suara, bergerak dalam pagi buta yang masih menyisakan sedikit kegelapan malam.

Kekacauan besar di gerbang barat kota tak luput dari perhatian Bekel Wirogati. Meskipun ia merasa ini adalah pengalih perhatian dari musuh, tetapi ia belum sepenuhnya yakin apa taktik yang sedang dijalankan oleh para pemberontak itu saat ini.

Pria bertubuh kekar dengan kumis tebal ini terus mondar-mandir di dekat pintu gerbang istana Pakuwon Wilangan. Dia bimbang antara dua pilihan yang sama-sama sulit, meninggalkan istana untuk membantu para bawahan nya di gerbang kota atau tetap bertahan dalam tembok istana dan membiarkan para bawahannya berjuang sendiri.

Tetapi kebimbangan nya itu seketika hilang setelah suara seorang prajurit yang bertugas di atas menara pengawas melihat ratusan orang bergerak mendekati tembok istana.

"Ada yang datang! Ada yang datang!! Semuanya segera bersiap...!!!! "

Dengan tergesa-gesa, Bekel Wirogati segera naik ke tembok istana. Dan apa yang di katakan oleh anak buahnya tak salah, ratusan orang memakai ikat kepala merah bergerak maju nyaris tanpa suara ke arah istana Pakuwon Wilangan. Ini jelas musuh yang datang menyerang.

"Pasukan pemanah!!!

BERSIAP.....!!!! ", teriak Bekel Wirogati lantang.

Para prajurit pemanah yang bersiaga di atas menara pengawas dan tembok istana langsung meletakkan anak panah nya ke busur mereka masing-masing dan menariknya sekuat tenaga.

" TEMBAAAAAAKKKKKK..!!!! "

Shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg!!

Ratusan anak panah melesat cepat ke arah rombongan Mahesa Sura. Melihat hal ini, Dewa Pedang Lembu Peteng langsung menarik gagang pedang nya dan memutarnya secepat kilat. Ratusan pedang ilusi yang berwarna putih seketika tercipta dan begitu Dewa Pedang mengayunkan pedang nya, pedang pedang ilusi itu segera melesat memapak pergerakan anak panah yang menderu kencang ke arah mereka.

Thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg!!

Perisai pedang ilusi ciptaan Dewa Pedang Lembu Peteng mampu melindungi para prajurit Mahesa Sura dari hujan anak panah yang dilepaskan dari atas tembok Istana Pakuwon Wilangan.

Hal ini cukup membuat Bekel Wirogati terperangah tetapi ia langsung menyadari bahwa lawan mereka memiliki ilmu kanuragan tinggi. Maka dia langsung menoleh ke arah para prajurit pembawa meriam cetbang yang bersiaga.

"Gunakan meriam cetbang kalian, SEKARANG..!!! ", teriak Bekel Wirogati setengah panik.

Para prajurit pembawa meriam cetbang pun segera menyulut bubuk mesiu pada ujung belakang meriam dan...

Bhhuuuuuummmmmmm!!!!

Bhhuuuuuummmmmmm!!!!

Dua ledakan terdengar lantang menyeruak di pagi buta itu. Dua butir besi sebesar kepalan manusia melesat cepat ke arah Mahesa Sura dan kawan-kawan. Cempakawangi dan Sesepuh Lembah Seratus Pedang yang bernama Ki Wisanggeni langsung menjejak tanah dengan keras sebelum melesat ke depan sambil mencabut pedang mereka. Tanpa kenal takut, dua pendekar yang memiliki ilmu di bawah Dewa Pedang ini langsung mengayunkan pedang nya dan ratusan pedang ilusi langsung memapak pergerakan dua peluru meriam cetbang itu.

Thhrrraaaanngg Bllaaaaaarrrrrr!!!!!

Di bawah perlindungan dari Dewa Pedang Lembu Peteng, Cempakawangi dan Ki Wisanggeni, para pendekar di pimpin oleh Tunggak berhasil merangsek ke arah pintu gerbang istana Pakuwon Wilangan.

Tak ingin berpangku tangan saja, Mahesa Sura melesat ke depan pintu gerbang istana dengan tapak tangan berselimut cahaya biru terang Ajian Brajamusti nya.

Hiiyyyaaaaaaaattttt.....!!!!

BLLAAAAMMMMMMMMM..!!!!

Pintu kayu jati tebal yang dijepit dengan lempengan besi jebol dan terlempar masuk ke dalam istana Pakuwon Wilangan. Keampuhan Ajian Brajamusti memang tak diragukan lagi, mampu menghempaskan benda dengan berat ratusan kati itu hingga 5 tombak jauhnya.

Pun para prajurit yang menyangga pintu dengan batang batang kayu gelondongan itu pun bernasib sial karena harus ikut terpental ke belakang dan menghantam tanah halaman istana.

Begitu pintu gerbang istana jebol, sekitar 1000 orang prajurit yang telah bersiaga langsung bergegas keluar dengan senjata terhunus. Bekel Wirogati pun langsung bergerak maju ke depan. Matahari yang mulai menyembul keluar di langit timur membuat semuanya terlihat jelas.

"Kalian benar-benar kelewatan, berani menyerang Istana Pakuwon Wilangan. Apa mau kalian sebenarnya?! ", teriak Bekel Wirogati lantang.

Mahesa Sura pun segera berjalan ke depan dengan penuh kewaspadaan.

" Aku Dyah Mahisa Danurwenda, putra Dyah Pitaloka dan Dyah Mahisa Rangkah, cucu Bhre Kertabhumi keempat ingin menjadikan Pakuwon Wilangan sebagai tanah lungguh ku.

Ku berharap, Pakuwon Wilangan tunduk di bawah kekuasaan ku dengan cara damai. Tetapi jika kalian menolak, aku tak keberatan untuk menggunakan cara kekerasan! ", ucapan Mahesa Sura pelan tetapi juga mengandung ancaman besar untuk seluruh penghuni istana Pakuwon Wilangan.

Mendengar nama Dyah Pitaloka, Bekel Wirogati pun segera paham bahwa yang sedang ia hadapi saat ini adalah pertikaian antara para keturunan Bhre Kertabhumi Dyah Wijayakarana, penguasa Kertabhumi sebelum Dyah Sindupati sekarang.

Bimbang hati Bekel Wirogati memikirkan apa yang harus dilakukan dengan situasi yang dihadapinya sekarang ini. Jujur saja, dia memang juga merasakan betapa menderitanya rakyat Kertabhumi saat ini karena sikap sewenang-wenang Bhre Kertabhumi Dyah Sindupati. Ia ingin sekali memberikan keadilan bagi rakyat Kertabhumi di wilayah Pakuwon Wilangan tetapi ia hanya seorang pimpinan prajurit di sebuah pakuwon kecil yang sama sekali tidak punya kemampuan untuk itu.

Di tengah-tengah kebimbangan hati Bekel Wirogati, tiba-tiba...

"Peduli setan kau putra Dyah Pitaloka. Junjungan ku sekarang adalah Dyah Sindupati, kalau kau berani merongrong kekuasaan beliau, aku Macan Biru yang akan turun tangan! "

Dari belakang Akuwu Macan Biru maju sambil menenteng tombaknya. Sebuah tombak pusaka yang selama ini menjadi senjata andalannya, Tombak Kudhup Mlati. Dengan penuh percaya diri dia mengetukkan gagang tombaknya ke tanah sambil berkacak pinggang.

Macan Biru memang salah satu orang kepercayaan Dyah Sindupati saat ia naik tahta sebagai Bhre Kertabhumi. Dia juga termasuk satu dari sekian orang yang tahu tentang pembunuhan Dyah Pitaloka dan suaminya Dyah Mahisa Rangkah meskipun tidak terlibat secara langsung.

Kepercayaan tinggi Macan Biru saat ini ia dapatkan karena ia cuma melihat beberapa ratus orang yang berani menyatroni istana Pakuwon Wilangan yang menjadi wilayah kekuasaannya. Ia yakin dengan jumlah prajurit nya saat ini masih cukup mampu untuk membantai para penyerang ini.

"Jadi kau memilih untuk tetap setia pada Paman Dyah Sindupati, Akuwu Wilangan? ", tanya Mahesa Sura sembari menatap tajam ke arah penguasa Pakuwon Wilangan itu.

" Tentu saja, aku hidup makmur mengikutinya. Aku bukan orang gila yang mau menyerahkan kemakmuran ku untuk ikut orang baru meskipun ia adalah pemilik sah nya", jawab Akuwu Macan Biru segera.

"Kalau itu yang kau mau, baiklah. Maka aku tidak akan bermurah hati lagi.

Prajurit ku, MAJUUUU....!!! ", perintah Mahesa Sura sambil mengayunkan tangannya ke depan.

Lembu Peteng sang Dewa Pedang, Cempakawangi dan Ki Wisanggeni segera menggunakan Ilmu Pedang Seribu Bayangan nya sembari berlari cepat ke arah para prajurit Pakuwon Wilangan. Di belakangnya para pendekar mengikutinya dengan senjata masing-masing.

Shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg shhrriiiinnnggg!!!

Ratusan pedang ilusi menderu kencang ke arah para prajurit Pakuwon Wilangan begitu ketiga pendekar tangguh dari Lembah Seratus Pedang itu mengayunkan pedang nya. Para prajurit Pakuwon Wilangan gelagapan melihat hujan pedang ilusi ini. Yang berada di depan lekas mengangkat tameng yang mereka langsung menggunakannya sebagai perlindungan. Tetapi yang terlambat untuk bertindak, langsung tersungkur terkena pedang ilusi.

Jllleeepppp jllleeepppp jllleeepppp...

Ooouuuuggghhhhhh!!!!

Akuwu Macan Biru tersentak sembari bergerak mundur dan memutar gagang tombaknya sebagai perlindungan. Ia selamat tetapi ratusan orang prajurit nya tersungkur bersimbah darah. Dengan penuh murka, ia langsung melompat ke arah Mahesa Sura sambil menusukkan tombak pusaka nya.

Shhhuuuuuuutttttt!

Mahesa Sura mundur selangkah ke belakang sembari mencabut Pedang Nagapasa di pinggang nya dan menangkis tusukan Tombak Kudhup Mlati milik sang akuwu.

Thhrriiiiiiiiinngggggg!!!

Tak puas serangannya berhasil dimentahkan, Akuwu Macan Biru terus memburu pergerakan Mahesa Sura dengan tusukan mematikan tombak pusaka nya. Pertarungan sengit pun segera terjadi.

Kendati Akuwu Macan Biru mengerahkan seluruh kemampuan beladiri yang ia kuasai, tetapi Mahesa Sura yang tetap tenang, mampu bahkan terlihat unggul atas sang penguasa Pakuwon Wilangan itu.

Dua puluh jurus berlalu cepat...

Thhrrraaaanngg thhrrraaaanngg..

Blllaaaaaaarrrrrr..!!!!

Baik Akuwu Macan Biru maupun Mahesa Sura sama-sama terdorong mundur setelah keduanya mengadu telapak tangan kiri yang tidak memegang senjata. Terasa tangan kiri Akuwu Macan Biru kebas dan ngilu akibat benturan tadi, menunjukkan bahwa tenaga dalam nya berada di bawah tingkat sang lawan.

Belum sempat Akuwu Macan Biru berpikir, dari arah barat puluhan prajurit Pakuwon Wilangan yang menjaga gerbang kota berlarian sambil berteriak-teriak,

"Gerbang kota barat sudah jebol..!!!

Cepat mundur...! "

1
y@y@
🌟👍🏿👍🏼👍🏿🌟
Ali Gilih
sabar dulu kang ebeezz..
Windy Veriyanti
makin seru aja nih ceritanya 👍
dibikin series kolosal pasti bagus
saniscara patriawuha.
coba pake WA cepet nyampe tuhhh surat...
Muhammad Haidir
perang perang tumpas seluruh prajurit kertabuhumi yg datang ke wilanggan jangan sisakan satu pun . /Panic//Panic//Panic//Panic/
Rafly Rafly
daya juga udah menggerakkan jari buat komentar../Grin/
Camad Pener
wah jadi perang nih antara wilangan dengan anjuk ladang seru nih...
rajes salam lubis
mantap abiieezzz
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya bang Rajes🙏🙏 😁😁
total 1 replies
y@y@
⭐👍🏿💥👍🏿⭐
Ebez: terimakasih atas dukungan nya ya kak Yaya 🙏🙏😁😁
total 1 replies
y@y@
🌟👍🏻👍🏾👍🏻🌟
Tarun Tarun
SDH ku duga bahwa kmampuanya hanya s
Ebez: hehehe ya memang segitu aja Bang Tarun🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Ali Gilih
selalu mendukungmu kang ebeezz..
Ali Gilih
sangat bagus sekali
Noni Mdp
mantap thoorr
Abdus Salam Cotho
target selanjutnya 💪💪💪
Ebez: menahan serangan Kertabhumi bang Abdus 🙏🙏😁😁
total 1 replies
saniscara patriawuha.
wessss kelemmmm gajahhhh mungkurrrnyaaa......... dadiii wadukkkkk....
Ebez: wkwkwk beda penafsiran kang Saniscara🙏🙏 😁😁
total 1 replies
Adi Dwiyono
gajah Mungkur ini ternyata penjahat ya....kenapa di zaman sekarang malah di jadikan nama bendungan besar...
Ebez: beda orang beda cerita ya bang Adi 🙏🙏😁😁
total 1 replies
🗣🇮🇩Joe Handoyo🦅
Akhirnya sampai juga beritanya ke Gajah Mungkur, bakal adu strategi perang nih 😁
Ebez: hehehe iya tuh Bang Joe 😁😁
total 1 replies
Thomas Andreas
mantaap
Thomas Andreas
gagal deh tunggak
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!