Aira Maulida Bahira, gadis dua puluh satu tahun yang terlihat kalem dan memiliki wajah yang bisa di katakan kurang menarik apalagi cantik. kulit wajahnya sawo matang, ada tahi lalat kecil di pipi kanannya membuat penampilan wajahnya semakin tidak menarik di mata lelaki terlebih lelaki seperti Yusuf Ibrahim seorang CEO kaya raya yang terpaksa harus menikahi gadis yang menurutnya buruk rupa seperti Aira.
Yusuf merahasiakan status pernikahannya dengan Aira karena ia malu memiliki istri yang tidak cantik.
Di tengah masalah pelik rumah tangganya, seseorang dari masalalu muncul di hadapan Aira.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nur danovar, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps. 14 Hukuman
Yusuf tiba di rumah ia melepas jasnya dan setengah melemparnya ke sofa ruang tamu. ia mengendurkan dasinya. hari ini gara-gara mood pagi yang jelek semua pekerjaannya hampir kacau dan Yusuf merasa itu semua gara-gara Aira.
"Aira!"
Aira yang sedang di dapur menyiapkan makan malam terkejut saat Yusuf memanggilnya dengan suara keras.
"Iya mas" Aira mengusapkan tangannya pada apron yang ia pakai.
"Ambilkan air putih!" Yusuf menatap tajam Aira lalu memalingkan wajahnya seolah malas dan tidak selera menatap istri sendiri.
Aira mengangguk lalu berjalan menuju dapur mengambil segelas air putih untuk Yusuf.
"Ini mas" Aira meletakkan segelas air putih di atas meja di hadapan Yusuf.
dengan kesal Yusuf meraih gelas itu lalu meneguk isinya hingga habis. ia sengaja menjatuhkan gelas yang ia pegang ke lantai hingga pecah berantakan.
Aira mencoba tenang melihat tingkah Yusuf. ia tahu Yusuf sedang kesal padanya.
"Bersihkan pecahan kacanya sampai tidak ada yang tertinggal!" kata Yusuf sembari melangkah pergi menaiki anak tangga menuju kamarnya.
Di kamar Yusuf ambruk di ranjang, rasanya hari ini ia sial sekali. sudah bertengkar dengan Diandra, pekerjaan di kantor berantakan, pulang ke rumah mesti melihat wajah Aira. Yusuf mengusap wajah tampannya. ia menatap langit-langit kamar, menimbang sampai kapan ia bisa bertahan dengan pernikahannya bersama Aira.
Sementara Aira sibuk membersihkan pecahan kaca di lantai yang berserakan. jari tangannya sampai tertusuk pecahan kaca. Aira segera membersihkan lukanya dan melanjutkan membersihkan pecahan kaca sembari melihat jam dinding. sebentar lagi waktunya makan malam jika masakan belum siap Yusuf bisa marah besar.
Aira bergegas kembali ke dapur. ia melanjutkan memasak dan menyiapkan hasil masakan di atas meja makan.
Setelah masakan siap, Aira pergi memanggil Yusuf untuk makan malam.
tuk tuk...
Aira mengetuk pintu kamar Yusuf.
"Mas, makan malam sudah siap" kata Aira.
Tidak ada jawaban, saat akan berbalik pintu kamar Yusuf terbuka dengan kasar. pria itu muncul dengan stelan baju santai. Yusuf terlihat segar dan wangi karena baru selesai mandi.
"Minggir!" omel Yusuf saat Aira masih berdiri di dekatnya. Aira segera menggeser langkahnya mempersilahkan Yusuf berjalan lebih dulu.
Setibanya di meja makan, Yusuf menatap masakan yang menggoda selera. ia mencicipi masakan Aira.
"Puiihh!!" Yusuf meraih tisue dan mengusap bibirnya dengan kasar.
"Kenapa mas?" tanya Aira.
"Makanan macam apa ini?! rasanya tidak enak! masak lagi!" perintah Yusuf.
"Tapi mas...."
Aira sudah mencicipi masakannya dan rasanya enak tidak ada masalah.
"Aku bilang masak lagi! atau aku adukan pada Abi-mu jika anak gadisnya tidak becus melayani suami?!" gertak Yusuf.
Aira terdiam, ia mencoba sabar lalu berjalan kembali ke dapur untuk memasak lagi.
Yusuf duduk di ruang makan menunggu hasil masakan Aira. sebenarnya Yusuf merasa masakan Aira tadi enak tapi ia ingin menghukum Aira karena tadi pagi tidak memasak untuknya dan membuatnya kesal.
Setelah masakan kedua selesai Yusuf memakannya tanpa protes. sedangkan Aira rasanya ia sudah kehilangan nafsu makan. ia hanya duduk menunggu Yusuf makan.
"Kau tidak makan? atau marah padaku?" tanya Yusuf.
"Tidak mas, saya masih kenyang"
"Terserah mau kau makan atau tidak apa peduliku?!"
Yusuf selesai makan ia segera kembali ke kamar. Aira membereskan piring kotor langsung mencucinya agar tidak ada perabot kotor di dapur. Yusuf benci jika rumahnya kotor.
Aira kembali ke kamar setelah tugasnya selesai. ia merebahkan tubuhnya di atas ranjang. rasanya fisik dan hatinya begitu lelah menghadapi Yusuf.
jangan kalah ma Malika ,,itu wanita hitam legam kaye kedele item makanya di panggil Malika ehh CEO jatuh cintrong