NovelToon NovelToon
Dewi Penakluk Ceo Tampan

Dewi Penakluk Ceo Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:3.6k
Nilai: 5
Nama Author: myabra

"Bagaimana ini?. Apa dia bisa melihat aku? Ya Tuhan tidak terlihat tidak terlihat. "Ujarnya sambil menakupkan kedua tangannya di pipi kanan dan kirinya agar Nikolas tidak bisa melihat wajahnya. Mora terus berjalan sambil terus berdoa tidak terlihat tidak terlihat. Tapi Nicholas dengan sengaja mengikuti langkahnya dan menarik kerah bajunya. Hingga mora seperti anak kucing. Meong meong

"Ampun Om, ampun Om, ampun! maafin Mora, mora nggak bakalan lagi-lagi deh ngerjain Om suerrr.. deh!." Mohonnya sambil jarinya membentuk huruf v. Hingga membuat Nicolas tersenyum tipis.
Sedangkan sofa dan Dara Mereka berdiri di tempat. Karena takut!.

Nicolas memajukan kepalanya sehingga posisi bibirnya menempel ke telinga Mora dengan jarak Sedekat Itu Nicholas dapat mencium aroma wangi rambut Mora sepertinya habis keramas.,sambil berbisik.
" Apakah aku setua itu sehingga kamu memanggil aku Om." Ujarnya membuat kedua mata Mora membulat dan bulu kuduk Mora langsung berdiri karena dengan jailnya Nicholas

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon myabra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

part 14

Sudah seminggu tak ada kabar dari Nicolas membuat Mora bertanya -tanya "apa dia sedang sibuk kenapa chat ku tidak dibalas telpon pun tak di angkat, tapi status online?" dalam benaknya bertanya -tanya padahal mereka tidak memiliki masalah apapun.

" Sayang kau sedang apa?" Tanya Mora manja lewat pesan suara, berharap Nicolas membalasnya. Tapi ditunggu-tunggu tak juga ada balasan. Membuat Mora kesal dan langsung memblokir nomor tersebut. Dari pada pusing pikirnya.

"Sudahlah Mora yang cantik sekarang kau harus pokus dengan kuliahmu jangan mikirin pacaran mulu!" Ujarnya sambil menatap kearah handphone miliknya dan kembali membuka nomor yang baru saja ia blokir.

" Mau kemana Mora?" tanya Dara karena melihat Mora langsung pergi setelah mata kuliah berakhir.

Sofa hanya mengedipkan bahunya tanda dia tak tau.

Mora sudah berada dilobi perusahaan milik Bryan grup karena dia penasaran dengan apa yang terjadi akhir-akhir ini, dia takut terjadi apa-apa dengan pemilik perusahaan Bryan grup itu.

Mora berjalan menuju dimana tempat resepsionis berada. "Selamat siang nona ada yang bisa dibantu" tanya resepsionis ramah.

"Kakak bisa ketemu dengan Nicolas, eh maksud saya tuan Nicolas pemilik perusahaan?" Tanya Mora membuat mbak resepsionis saling menatap.

"Nona sebelumnya sudah punya janji?." tanya resepsionis karena tidak sembarangan orang bisa bertemu dengan pemilik Bryan group. Mungkin pikir resepsionis ini bocah iseng atau bagaimana? kenapa dia bisa berpikiran ingin bertemu dengan CEO mereka.

"Enggak kak! Harus buat janji dulu yah kak? boleh tanya ga kak? tuan Nicolas apa dia baik-baik saja?." Tanyanya membuat resepsionis tambah bingung.

"Tentu saja Tuan Nicolas baik-baik saja apalagi sekarang kekasihnya sudah datang dari Swiss dan mereka pun akan segera menikah. Itu mereka" jelas resepsionis dan kebetulan Nicolas sedang melewati mereka sambil berjalan dengan wanita cantik yang ada disampingnya.

Mora melihat pemandangan yang membuat matanya sakit. Sedangkan Nicolas tak menyadari ada hati yang patah.

" Kau itu membuat orang patah hati saja" Ujar teman si resepsionis sambil tertawa

Mora diam-diam mengikuti Nicholas, karena dia ingin memastikan suatu hal, Mora yang mengenakan masker dan hoodie berwarna pink berharap tak ada yang mengenalinya ia langsung naik kelantai 17 dimana ruangan ceo berada. " Hei siapa kamu? k kenapa mengendap-endap? Berhenti!" Mora langsung menyelinap masuk keruangan karena ia hampir kepergok oleh Oscar.

" Sepertinya aku kenal? Tapi siapa, ah sudahlah! Jeni tolong bawa berkas ini keruangan manager." Oscar memerintahkan sekertaris Nicholas itu. sedangkan Oscar kembali ke ruangannya.

Mora yang mendengar percakapan asisten dan sekertaris itu langsung tersenyum lebar karena dia bisa leluasa menyelinap tanpa ketahuan, dirasa sudah aman Mora langsung beraksi, dia mengendap-endap kebetulan ruangan Nicolas pintunya tidak tertutup sempurna jadi ia bisa melihat dengan jelas apa yang dilakukan oleh seseorang yang selama seminggu ini tiada kabar.

Mora menundukkan pandangannya ketika melihat sesuatu yang membuatnya seperti berhenti bernafas, beda dengan apa yang di rasakan nya ketika mendengar pak Edwin mau menikahi Bu indah, ini lebih sakit membuatnya seperti ingin pingsan, tapi kalau dia pingsan nanti siapa yang akan menggotongnya. Nanti bukannya digotong malam di seret lagi pikirnya.

Mora kamu harus kuat, mora menyemangati dirinya sendiri. Mora berusaha mengangkat kakinya yang terasa berat untuk melangkah keluar dari perusahaan Bryan grup, langkahnya terseok-seok. Entahlah dia harus kemana, untuk menceritakan semua yang terjadi padanya dia duduk di taman sambil menenangkan hatinya, setelah tenang ia langsung memesan ojek online dan akhirnya berhenti disebuah perusahaan kecil.

" Kakak" panggil Mora sambil memeluk erat zosep. Zosep yang merasa aneh karena tak biasanya adiknya itu memeluknya se erat itu! kalau dia lagi tidak memiliki masalah

"Apa kau sedang ada masalah?" Tanya zosep sambil menepuk-nepuk punggung Mora membuat Mora sesenggukan

" Ada apa denganmu? Apa kau sedang ribut dengan si tua itu?" Tanya zosep sambil melerai pelukan Mora dan menatap wajah sembab adiknya, Mora hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, karena kalau ia cerita apa yang dialaminya pasti kakaknya itu tidak akan tinggal diam.

"Lalu kenapa menangis? Apa ada yang mengganggumu di kampus?" Tanya zosep penasaran karena adiknya itu hanya menggeleng-gelengkan kepalanya.

" Kepalaku sakit karena dosen memberikan begitu banyak pelajaran yang tidak bisa aku mengerti" adunya membuat zosep menertawakan nya.

" Kakak pikir kau menangis karena melihat si tua selingkuh? " Ledek zosep yang langsung menusuk jantung Mora blesss . Membuat Mora terdiam dengan tatapan kosong. Zosep tahu adiknya itu tidak pandai berbohong kepala sakit itu hanya alasannya untuk menutupi masalahnya.

"Pah mah Minggu depan aku dan Raya akan pergi liburan ke Korea, sekalian mengurus kerjaan disana" ijin zo

" Kenapa dadakan sekali" ucap papa joni

" kak Mora ikut" Teriak Mora yang tiba-tiba datang dari belakang dan me memeluk leher zo yang sedang duduk di sofa.

" Lepasin leher Kaka ntar putus" karena Mora memeluk lehernya erat

"Ikut yah kak yah Mora pengen ketemu paman ji chang wook" mohon Mora

" Ga bisa kaka cuman beli dua tiket Pesawat, kalau kamu mau ikut minta aja sama pacar kamu yang kaya itu."

" Dasar pelit! Mah pah Mora mau ikut, boleh yah?" Pinta Mora kepada papa mamahnya karena kakak nya tidak mau mengajaknya.

"Kamu kan lagi kuliah, nanti saja kalau liburan semester" ujar papah menasehati

" Tapi pah Mora mau ketemu sama paman ji chang wook tau!". Ujar mora kesal sambil melipat kedua tangannya di dada.

"Haah cawet" ucap papa yang tak mengerti ucapan mora

"Ji chang wook pah" lanjut zo

" Owh cancut toh ngomong dong dari tadi, disini juga banyak ngapain pake pergi ke Korea segala lebih murah disini ga pake tiket pesawat, sepuluh ribu dapat tiga lagi ia kan mah" ujar papa yang tetap saja tak mengerti.

" Ihh sebel" ujar Mora kesal karena papanya salah menyebutkan nama idolanya.

"Sayang pacar kamu ga kesini udah hampir dua Minggu loh apa kalian sedang bertengkar" tanya mama Ani heran, membuat semua yang ada diruangan menatap kearahnya.

" Seharusnya mama seneng dong, kebun mama ga da yang ngerusak!" Ujar papa membuat mama tersenyum.

" Iya sih mama seneng Kebun mama tidak ada yang merusak! Tapi entahlah seperti ada yang kurang, biasanya Rumah selalu ramai tapi sekarang! Ucapan mama Ani terhenti. Membuat Mora dan zosep merasakan hal yang sama terutama Mora.

Zosep yang melihat kesedihan di raut wajah Mora, bisa menebak pasti ada sesuatu yang dirahasiakan oleh adiknya itu.

" Gimana kalau kita liburan ke korea bersama pah mah? Kita kan udah lama ga liburan bareng" ajak zo yang disetujui mama papa.

" Kamu udah seneng kan sekarang" tanya mama yang dijawab anggukan oleh Mora

" Bos, dua Minggu ini anda sangat sibuk apa perlu saya panggilan tukang pijat agar anda rileks" ujar Oscar, karena bosnya itu kurang istirahat pekerjaannya menguras waktu dan pikiran.

" Dan Minggu depan ada kunjungan ke perusahaan yang ada di Swiss" ujar Oscar membuat Nicholas menyandarkan tubuhnya dan mengetuk dahinya dengan kepalan tangannya.

" Bagaimana kabar Mora?" karena 2 Minggu ini dia tak memberi kabar kepada kekasihnya itu, pasti kekasihnya sudah berpikir macam-macam tentang dirinya.

"Maaf tuan karena kesibukan pekerjaan, saya tidak sempat untuk mencari tau tentang nona Mora!" Sesal Oscar

" Sudahlah sebaiknya kau pulang sekarang!" usir Nicolas karena dia tau asistennya sangat lelah, karena selama dua Minggu ini dia bekerja lembur bersamanya.

Nicolas mengambil handphone nya yang terletak diatas meja dan mengetikkan sesuatu. " Sayang kau sedang apa? Maaf dua Minggu ini aku sangat sibuk, aku harap kau mengerti jadi saat ini aku belum bisa menemui mu! Nanti setelah pekerjaan aku selesai aku akan menebusnya. I Miss you baby" pesan pun terkirim, Nicolas lansung meletakkan handphonenya kembali keatas meja dan dia kembali meneruskan pekerjaannya. Tanpa menunggu balasan dari Mora karena dia tau kekasihnya itu pasti sudah terlelap karena ini sudah hampir jam dua dinihari.

Keesokkan harinya

" Maaf udah lama nunggu yah?" Tanya Natan kepada sofa dan kedua sahabatnya itu

" Ga ko kak ni juga baru nyampe" ucap sofa sambil tersenyum

" Boong..! senior, udah setengah jam tau kita disini" sahut Mora yang sudah kesal karena lama menunggu, yang langsung pinggangnya dapat cubitan oleh sofa.

" Maaf kak Mora anaknya suka ceplas-ceplos" ujar sofa tidak enak.

"Maaf yah Mora kakak tadi nyamperin temen-temen dulu, ni kenalin ini kak gio dan ini kak Wili" Natan memperkenalkan kedua temannya kepada sofa Dara dan Mora. Tak disangka Mora sudah mengenal mereka lain dengan dara dan sofa yang baru pertama kali bertemu dengan mereka.

" Mora udah kenal" ujar Mora tanpa basa-basi karena kedua pria yang Natan kenalkan pernah mengerjainya.

Gio dan Wili hanya bisa nyengir karena Mora masih ingat dengan mereka.

" Sorry nona cantik" ujar gio sambil menangkupkan kedua tangannya.

" Isttt lebay" membuat mereka semua tertawa melihat kelakuan Mora dan gio yang seperti anjing dan kucing.

Tapi mereka tak menyadari ada dua mata elang yang sedang mengawasi mereka dari ruangan VIP full kaca

Nicolas yang sudah tidak bisa menahan diri ingin beranjak dan meninggalkan ruangan meeting tapi di tahan oleh Oscar, mengingat kerja keras mereka selama dua Minggu ini akan menjadi sia-sia. Jika bosnya itu sampai meninggalkan ruangan meeting dimana pemilik perusahaan-perusahaan besar berkumpul untuk melakukan kerjasama dengan perusahaan miliknya.

" Sepuluh menit lagi bos" ujar Oscar agar bosnya itu bisa bersabar, karena Oscar tau bosnya sedari tadi menatap kearah kumpulan anak muda yang dimana ada wanitanya.

Nicolas terus menatap jam mahal yang melingkar di pergelangan tangannya, waktu terasa lama "kenapa jarum jamnya lamban sekali seperti tidak bergerak apa jamnya rusak?" batinya yang sudah tidak sabar ingin memberi pelajaran kepada pria yang mendekati kekasihnya.

Akhirnya rapat pun selesai Nicholas segera bangun dari duduknya dan pergi begitu saja mengabaikan Jessica dan Oscar serta yang lainnya dia bergegas pergi dan mempercepat langkahnya menghampiri seseorang yang membuatnya gelisah dari rapat tadi.

"Nicholas Kamu mau kemana? "Tanya Jessica yang diabaikan oleh Nicholas membuat Jessica penasaran ada apa

"Kau mau ini? "Ujar gio menawari Mora yang langsung mangap minta mulut nya diisi, dengan senang hati gio akan menyuapi makanan ke mulut mora, karena Mora sudah membuka mulutnya lebar-lebar, belum makanan yang akan disuap kan sampai ke mulut Mora. Ada yang menepis tangannya membuat gio dan Mora kaget hingga makanannya mental kearah Dara dan sofa, Natan dan Wili pun jantung nya hampir copot, dara sofa pun ikut kaget dan hampir berpelukan bukan perkara makanan jatuh didepan mereka, masalahnya ada pada Pria yang tiba-tiba datang dengan wajah yang mengerikan bagi mereka, walaupun mereka sudah mengenal Pria itu tetap saja mereka selalu dibuat takut dengan temperamennya.

" Siapa kau" ujar gio terkejut karena tangannya ada yang menepis

" Om " panggil Mora kaget yang tak dihiraukan oleh Nicolas, Nicolas menatap kesal kepada sahabat kekasihnya matanya seakan-akan berkata Kenapa kalian membawa kekasihnya bertemu dengan pria lain. membuat dara dan sofa menggelengkan kepala mereka. Seakan menjawab kami tidak mengajaknya, dia mau ikut sendiri.

Nicolas langsung menarik tangan Mora tidak lupa juga tangan satunya mengambil tas miliki Mora tanpa berkata apapun.

"Aku duluan" pamit Mora yang tangannya ditarik oleh Nicolas.

"Siapa dia? Tanya gio dan Wili sedangkan Natan sudah pernah melihat Nicolas, sering jemput Mora jadi dia sudah tau siapa pria yang dipanggil om oleh Mora itu.

" Dia kekasih Mora" jawab sofa membuat Natan gio dan Wili kaget.

" Apa! Bukannya itu om nya Mora yah?" Ujar Natan tidak percaya karena dia pikir pria itu om nya Mora.

"Nicolas " panggil Jessica yang melihat Nicolas menarik tangan anak gadis dan berjalan didepannya, Nicolas tidak menghiraukan panggilan Jessica dia terus menarik tangan Mora sedangkan Mora menengok kearah wanita yang memanggil kekasihnya itu. "Bukankah dia wanita yang sama, jadi dia disini bersama wanita itu" batin Mora sesak

" Nicolas mengendarai mobilnya dengan kecepatan sedang. Tanpa kata tanpa suara mereka saling membisu walau banyak pertanyaan didalam benak mereka. Tapi entahlah mulut mereka seakan terkunci dengan pemikiran mereka masing-masing.

1
Tae Kook
Hebat!
Phoenix Ikki
Author jago banget bikin cerita gini, 😍terharu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!