NovelToon NovelToon
The Land Of Methera

The Land Of Methera

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi Isekai / Cinta Istana/Kuno
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: lirien

WARNING!!
Kita akan berkelana ke Dunia Fantasi, Karena itu, ada beberapa lagu yang akan di rekomendasikan di awal cerita untuk membawamu ke sana. Putarlah dan dengarkan sembari kamu membaca >>

___
Di sebuah kerajaan, lahirlah dua putri kembar dengan takdir bertolak belakang. Satu berambut putih bercahaya, Putri Alourra Naleamora, lambang darah murni kerajaan, dan satu lagi berambut hitam legam, Putri Althea Neramora, tanda kutukan yang tak pernah disebutkan dalam sejarah mereka. kedua putri itu diurus oleh Grand Duke Aelion Garamosador setelah Sang Raja meninggal.

Saat semua orang mengutuk dan menganggapnya berbeda, Althea mulai mempertanyakan asal-usulnya. hingga di tengah hasrat ingun dicintai dan diterima sang penyihir jahat memanfaatkannya dan membawanya ke hutan kegelapan. Sementara itu, Alourra yang juga berusaha mencari tahu kebenaran, tersesat di tanah terkutuk dan menemukan cinta tak terduga dalam diri Raja Kegelapan, makhluk yang menyimpan rahasia kelam masa lalu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon lirien, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Penolakan! Janji Graclle

‧˚♪ 𝄞 :

...ᝰ.ᐟ...

“Althea—” panggil Alourra, mencoba mencegahnya.

Namun Althea hanya menoleh sambil tersenyum kecil. “Kakak tunggu saja di sini, ya,” ujarnya sebelum melangkah cepat meninggalkan kamar.

Dalam hati, Althea sendiri tak yakin apakah yang akan dilakukannya akan berhasil namun tak ada salahnya untuk mencoba.

Ia melangkah menyusuri lorong-lorong akademi yang mulai sepi, hingga berhenti di depan sebuah pintu kayu berukir lambang Academy Stevia. Pintu itu terasa berbeda dari yang lain, seolah yang paling istimewa di sana.

“Apakah ini ruangannya?” gumamnya pelan.

“Althea?” sebuah suara memanggil dari arah samping.

Ia menoleh. “Ela?”

Ela mengangguk ringan. “Ada apa kau kemari?”

“Aku ingin menemui Kepala Sekolah. Apa ini ruangan beliau?”

“Iya, benar. Masuklah, beliau sedang tidak menerima tamu, tapi kalau kau sudah sejauh ini, mungkin itu pengecualian.”

Dengan mantap, Althea mengetuk pintu dan masuk. Di dalam ruangan yang remang dan beraroma herbal tua itu, berdiri sosok wanita berselendang gelap, membelakangi jendela.

“Mohon maaf mengganggu malam-malam begini, Kepala Sekolah,” ucap Althea sopan.

Graclle berbalik perlahan, wajahnya tenang. “Tak apa. Ada keperluan apa kau kemari, Putri Althea?”

“Saya mendengar bahwa saudari saya, Alourra, akan belajar sihir langsung dari Anda. Bolehkah saya ikut belajar bersamanya?”

Graclle menatapnya dalam diam sesaat, lalu menggeleng pelan. “Maafkan aku, Althea. Aku tak bisa mengabulkannya.”

Althea mengernyit, bingung. “Mengapa tidak? Apa alasannya?”

Ia melangkah mendekat, memandang Graclle yang kini berdiri mematung di dekat jendela, menatap langit malam.

“Mohon, berikan aku setidaknya satu alasan,” pinta Althea, suaranya terdengar jujur dan lirih. “Aku tidak ingin berpisah dari kakakku. Aku ingin belajar sihir, aku sangat tertarik dengan sihir.”

Graclle akhirnya berbalik. Tatapannya muram, namun tetap lembut. “Tidak bisa, Putri Althea.”

“Kenapa?” suara Althea pecah dalam kebingungan.

Graclle tampak hendak menjawab, namun saat tatapan mereka bertemu, ia tersentak. Tangan Althea secara tak sadar menyentuh tangannya. Seketika itu juga, seberkas gelap melintas di benaknya bukan sihir biasa.

"kegelapan apa ini?" batin Graclle menelisik lebih dalam, hanya ada 5 titik kecil cahaya berbeda yang bersinar redup di sana

"Apa ini... Apa ini mana sihir miliknya? Aku belum pernah melihat yang seperti ini, apa ini?" batinnya.

“Kepala Sekolah?” suara Althea terdengar panik. “Anda kenapa?!”

Graclle tersadar. Ia terhuyung, menyentuh pelipisnya yang terasa berdenyut. “Aku… tidak apa-apa,” katanya akhirnya. “Hanya sedikit pusing.”

“Mari duduk dahulu,” ujar Althea penuh perhatian.

Graclle duduk, masih dibayangi keganjilan yang baru saja ia rasakan. Namun ia tak ingin membuat Althea khawatir lebih jauh.

“Kepala Sekolah, jika Anda belum ingin menjelaskan alasannya, tidak apa. Saya akan kembali,” ucap Althea lembut.

“Tidak. Duduklah. Aku akan memberitahumu,” ujar Graclle akhirnya.

Ia menarik napas dalam. “Sebelumnya, izinkan aku memperkenalkan diriku dengan sebenar-benarnya. Aku adalah Graclle. Penyihir utama Kerajaan Eamora, sepeninggal Raja Altherick.”

Althea terkejut, namun tetap diam mendengarkan.

“Sihir bukanlah sekadar permainan, Althea. Ia adalah kekuatan yang sewaktu-waktu bisa meledak seperti bom dan sangat berisiko. Maka dari itu, penyihir hanya diperkenankan mengajar satu murid saja dalam hidupnya tidak lebih.”

Matanya menatap Althea serius. “Dan saat ini, aku telah memilih kakakmu. Karena mana dalam tubuhnya sangat kacau. Jika tak segera dikendalikan, ia bisa melukai orang lain... atau bahkan bisa dirinya sendiri.”

Raut wajah Althea mulai berubah. Kekhawatiran menggelayut di wajahnya.

“Terlebih... Alourra adalah calon Ratu Eamora. Bayangkan jika kekuatan tak terkendali itu justru melukai rakyatnya sendiri.”

Graclle terhenti, hendak mengatakan sesuatu lagi, namun mengurungkannya. “Di dalam dirinya... ah, lupakanlah. Kau mengerti sekarang, bukan?”

Althea mengangguk perlahan. “Aku mengerti sekarang. Maafkan aku telah memaksa. Jika itu demi keselamatan kakakku, aku akan mendukungnya sepenuhnya.”

Meskipun begitu, raut wajah Althea masih tampak sedih. Graclle sungguh tak tega melihatnya.

Althea menunduk. “Jika suatu saat Anda selesai mengajari kakakku… bisakah aku menjadi murid Anda berikutnya?”

Graclle terdiam sejenak, lalu mengangguk pelan. “Baiklah. Aku berjanji akan mengajarimu—tapi bukan sekarang. Menguasai sihir Alourra mungkin akan memakan waktu yang sangat panjang. Bahkan... hingga ia menjadi ratu.”

“Benarkah?” tanya Althea, sedikit terkejut. “Itu tak masalah. Anda berjanji?”

“Aku berjanji,” jawab Graclle. Senyum Althea kembali merekah.

“Kalau begitu, saya pamit. Terima kasih atas waktunya, Kepala Sekolah.”

────୨ৎ────

Di dalam kamar, Alourra duduk gelisah. Suara pintu membuka membuatnya sontak berdiri.

“Thea?”

“Kakak…” ucap Althea sambil menutup pintu. “Sepertinya memang tidak bisa.”

“Kenapa?” tanya Alourra.

“Aku… tidak bisa memberitahumu alasannya,” jawab Althea pelan.

“Kamu membuatku penasaran…”

“Shhh... Aku mendukung kakak,” ujar Althea sambil duduk di sampingnya. “Kakak harus bisa mengendalikan sihir itu dulukan, agar kita bisa bermain bersama lagi seperti dulu.”

"Tapi althea..."

“Syuttttt... aku sudah besar, kak, bukan anak kecil lagi,” sambungnya dengan sedikit nada kesal.

Alourra tersenyum kecil. “Baiklah.”

“Ngomong-ngomong... kakak tak penasaran dengan apa yang mau aku katakan sebelum aku pergi tadi?” tanya Althea sambil mengangkat alis.

“Ah, saat kau pertama kali datang tadi?" Alourra menatapnya penuh minat. “Katakanlah.”

Dengan semangat, Althea mulai bercerita tentang Arzhel, kelas etika, dan bagaimana ia menghabiskan harinya. Canda tawa kini lepas dari bibir mereka, meredam kekhawatiran yang ada.

"begitulah saudara, mencoba saling melindungi meskipun dengan cara yang berbeda."

...· · ─ ·𖥸· ─ · ·...

1
anggita
like👍 iklan👆, moga novelnya lancar.
anggita
iri 😏
anggita
visualisasi gambar tokoh dan latar belakang tempatnya bagus👌
Nanachan: wah trimakasih banyak kak, jadi makin semangat 🫰🫶
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!