di sebuah kampus, di dalam kelas semua orang terpaku pada hamidah dia adalah wanita paling cantik di kampus itu.
kecuali fadli yang tidak sama sekali terpaku padanya dia hanya pokus pada bukunya dengan wajah yang datar.
hamidah sangat kesal terhadap fadli dia mendekat dan berkata "hei..kamu sejak kedatangan kamu ke kampus ini kamu songong sekali ya"
fadli menjawab "maap aku tidak songong aku hanya ingin menuntut ilmu di sini"
hamidah sangat kesal karena dirinya yang cantik bak peri tak di gubris fadli zahra berkata "aku akan memberi kamu pelajaran kamu masuk ke sini pasti karena bantuan beasiswa akan aku cabut itu"
fadli hanya bisa diam saja tapi dia tidak akan menerima hal itu.dia juga tidak bisa membalas perbuatan hamidah karena orang tua hamidah adalah investor paling berpengaruh di kampus.
akan tetapi fadli bertekat untuk membalas.
bagaiman kisah fadli dan hamidah?,silakan di baca semoga kalian suka dan ini adalah novel pertama yang aku buat.silakan di kritik sesuka kalian.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hilman padli, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Turun gunung #2 end
Setelah 15menit istirahat fadli berdiri dia berkata "yos..ayo kita lanjut turun aku akan menggendong kamu sampai bawah"
"hah..kamu bodoh?, menggendong aku sampai bawah dih kayak kuat saja. Sudah lebih naik tunggu pendaki lain lewat. Kita hanya pelu minta tolong pada mereka saja untuk memanggil bantuan saat mereka dampai di bawah"
Fadli tidak peduli dia keletakan dua tas nya di depan dan langsung menggendong hamidah di belakang. Fadli pun mulai menuruni gunung dengan membawa hamidah sekaligus dua tas menuju ke pos tiga.
Beberapa menit berjalan hamidah melepaskan pegangan nya karena malu. Tentu saja fadli terkejut dia langsung berhenti.
"apa yang kamu lakukan?,sudah peluk saja leher aku ngak apa-apa" kata fadli pelan.
"hem..tapi kamu kayak nya lelah deh soal nya di perhatikan dari tadi napas kamu memburu"
"sudah hamidah itu urusan aku cepat pegangan bahaya kalo ngak pegangan aku takut kamu jatuh dan terbentur nantinya"
"hem.. Baiklah"
Hamidah kembali memeluk leher fadli, fadli pun melanjutkan perjalanan turun menuju pos 3, setelah 1,50 menit mereka bedua tiba di pos dua.
Fadli duduk di pondokan istirahat begitu juga dengan hamidah.
Hamidah menatap ke arah fadli dia tampak khawatir dengan keadaan fadli yang mulai pucat "fadli kamu baik-baik saja kan?" tanya hamidah wajah nya panik.
"tenang saja aku baik-baik saja kok tapi kita kelamaan jalan ini sudah siang hari saja semoga kita bisa tiba di pos 2 dengan cepat di sana ada warung untuk kita istirahat sambil makan"
Hamidah menunduk "benar sekali fadli di pos 2 ada warung tapi untuk ke pos 2 kita butuh 2 jam waktu tapi karena aku ngak bisa jalan maka bisa saja sampai di pos 2 itu 4 jam lamanya maap ya aiu menyusahkan kamu"
Fadli tampak kesal mendegar permintaan maap dari hamidah. Karena fadli tidak masalah meski dia harus membantu hamidah yang kini tak bisa berjalan.
fadli kembali berdiri dan menggendong hamidah lalu lanjut menuruni gunung itu menuju ke pos 2. Namun sungguh di sayangkan di pejalanan menuju ke pos dua fadli yang kelehan muntah-muntah.
Hamidah hanya bisa diam saja melihat fadli yang kesakitan sambil memengangi dadanya. Fadli tampak pucat pasih dia mulai lemas dan bruk...dia jatuh pingsan.
Hamidah langsung panik dia merangkat dan menaruk fadli ke pahanya lalu berusaha membangunkan fadli dengan mintak kayu putih.
Fadli terbangun dia membuka matanya hamidah tampak senang melihat fadli yang sadar.
"dasar kamu bikin aku khawatir saja" kata hamidah sedikit kesal.
"kenadi atas aku ada dua gunung, yah.. Itu adalah milik hamidah kayak nya aku pingsan deh, terakhir yang aku ingat adalah saat aku muntah-muntah.. Gawat lambung kenapa kamu malah begini di saat seperti ini?"ucap fadli dalam hatinya sambi memengangi perut nya yang sakit.
Hamidah yang melihat fadli memengangi perut bertanya "kamu kenapa lerut kamu sakit ya?,"
Fadli berusaha bangkit dari tidur nya, tapi hamidah langsung mendorong bahu fadli dan berkata "sudah lah istirahat dulu"
"hah... Hamidah ini sangat gawat loh..penyakit lambung aku kambuh dan untuk sembuh biasanya butuh seharian tapi ini sudah mulai sore sekarang jam berapa?"
"jam 2 sudah lah istirahat saja di sini aku yakin kita akan aman kok fadli"
Fadli terdiam dia menutup matanya dan memengang perut nya dia sedikit mengeram karena perut nya sakit.
Hamidah memengangi tangan fadli untuk memberinya semangat "sabar lah aku yakin sebentar lagi pasti akan ada orang yang kewat kita bisa meminta tolong pada orang itu"
"haha kamu pikir aku kesakitan ini tidak sakit saka sekali" kata fadli menunjukan wajah biasa saja"
"jangan bohong aku tau kok kamu kesakitan sudah lah lagian kamu orang yang ngak pernah mentingin diri sendiri istirahat saja nanti kita lanjutkan perjalanan kaki aku juga sudah mulai membaik"
Hamidah menutup mata fadli dengan tangan nya dia lalu berkata "kamu tidur dulu saja"
Fadli hanya bisa diam dirinya mulai membaik tangan fadli yang mencengkram perut nya kinu mulai melemas.
"gawat fadli sangat kesakitan sepertinya dia penya penyakit lambung?, tidak ini mungkin akibat dari dia makan tanah waktu itu sial... Merepotkan sekaoi tapi yang lebih penting sekarang bagaimana?, ini di tengah hutan dan hari mulai gelap. Lalu fadli tidur... Tapi meski begitu fadli adalah orang hebat dia sungguh baik, tidak.. Sudah jangan di pikirin aku hanya pergi pergi saja meninggalkan nya sekarang aku rasa aku bisa jalan kaki aku sudah tidak sakit" suara hati dan pikiran hamidah mulai aneh dia memikirkan hal-hal aneh dan mulai stres.
Hamidah lalu bangkit dia mengganjal kepala fadli dengan tas dan pergi berjalan pincang menggunakan tongkat meninggalkan fadli turun.
Setelah berjalan selama beberapa menit hamidah mulai menjauh bahkan fadli sudah tak kelihatan lagi.
"sabar aku yakin fadli akan baik-baik saja aku harus segera menuju pos dua dan minta bantuan pada orang-orang di warung itu"
Hamidah berjalan makin kencang dengan tongkat namun dia malah terjatuh lagi dan kini kedua kakinya terluka. Hamidah langsung memukul kepalanya sendiri "apa yang aku lakukan?, seharus nya aku meminta bantuan tapi aku malah jatuh lagi fadli butuh bantuan penyakit lambung nya cukup parah. Dia menggenggam perut nya sangat erat pasti perut nya sangat kesakitan sial...."
Hamidah mulai menangis. Sementara itu fadli terbangun dia membuka matanya dan terkejut melihat hamidah yang menghilang tidak kelihatan sama sekali.
"kemaba dia?, jangan-jangan dua turun?,kayak nya bebar deh hah..ada-ada saja dia padahal kakinya bengkak malah maksain turun"
Fadli segera berdiri dan mengambil dua tas nya lalu mulai berjalan turun namun baru saja beberapa langkah fadli langsung berhenti dia terdiam memengangi perut nya dab muntah darah.
Setelah puas muntah fadli melanjutkan perjalanan nya ke bawah meski dia kesakitan dia tetap memaksakan lanjut sampai akhirnya dia melihat hamidah yang sedang duduk menangis tersedu-sedu.
Fadli menatap nya dan berguman "begitu ya kali ini dua kaki nya bengkak. Dia pasti jatuh lagi"
Fadli memengang kepala hamidah dan berkata "yo..kamu baik-baik saja kan?"
Hamidah terkejut ketika menyadari ada fadli dia langsung memeluk fadli sambil menangis.
Fadli menenangkan hamidah dia lalu membawa hamidah turun ke pos dua, fadli menggendong hamidah lagi dengan susah payah. Hingga mereka pun tiba di pos 2. Fadli langsung meminta bantuan kepada pemilik warung untuk memanggil bantuan di bawah.
Tentu saja penjaga gunung langsung menelpon dan memanggil bantuan.
Fadli dan hamidah akhirnya di evakuasi lalu langsung di bawa ke rumah sakit.
1 hari pun berlalu hamidah kini sedang berada di rumah nya dengan kedua kakinya masih di balut perban dia membuka hp nya yang sudah di isi daya dan langsung benar-benar terkejut karena.
siaran langsung hamidah dan fadli sedang tidur sambil berpelukan tersebar di mana-mana bahkan menjadi topik hangat dari teman-teman kampus nya.
"sial....." kata hamidah.
"jadi ini yang membuta hp aku habis daya sial..gawat mereka semua salah paham gimana ini malu sekali...ah..aku harus ke rumah sakit untuk menemui fadli"
hamidah memanggil sopir dan beberapa pelayan untuk membawanya ke rumah sakit dia ingin menemui fadli dan meluruskan masalah ini.