NovelToon NovelToon
Istri Yang Disia Siakan

Istri Yang Disia Siakan

Status: tamat
Genre:Nikahmuda / Ibu Mertua Kejam / Tamat
Popularitas:428.6k
Nilai: 4.9
Nama Author: SOPYAN KAMALGrab

"mas belikan hp buat amira mas dia butuh mas buat belajar" pinta Anita yang ntah sudah berapa kali dia meminta
"tidak ada Nita, udah pake hp kamu aja sih" jawab Arman sambil membuka sepatunya
"hp ku kamarenya rusak, jadi dia ga bisa ikut zoom meating mas" sanggah Nita kesal sekali dia
"udah ah mas capek, baru pulang kerja udah di sodorin banyak permintaan" jawab Arman sambil melangkahkan kaki ke dalam rumah
"om Arman makasih ya hp nya bagus" ucap Salma keponakan Arman
hati Anita tersa tersayat sayat sembilu bagaimana mungkin Arman bisa membelikan Salma hp anak yang usia baru 10 tahun dan kedudukannya adalah keponakan dia, sedangkan Amira anaknya sendiri tidak ia belikan
"mas!!!" pekik Anita meminta penjelasan

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon SOPYAN KAMALGrab, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAU-BAU PERSELINGKUHAN

Malam itu, Arman pulang lebih larut dari biasanya. Jam hampir menunjukkan pukul dua belas malam ketika ia akhirnya sampai di rumah.

Ia menatap sekeliling, suasana begitu sepi. Rumah sudah gelap, hanya lampu teras yang masih menyala redup.

Langkahnya terhenti saat melihat sosok yang tertidur di kursi teras.

“Anita kenapa kamu masih menunggu seperti ini, bukannya kamu tidur di dalam, ya inilah kamu, kamu selalu seperti ini menungguku pulang, seandainya aku bercerai dengan kamu apakah aku akan mendapatkan wanita seperti kamu” Pikiran Arman berkecamuk

Arman merasa bersalah karena di habis menonton film dibisokop bersama bianka,

“Apa aku akan menemukan istri seperti Anita lagi kalau aku kehilangannya?

Istri yang selalu memperhatikannya, yang selalu ada di rumah untuk menyambutnya pulang, yang bahkan ketika dia diabaikan dan direndahkan tetap setia.

Arman berlutu dan membangunkan anita

"Anita, bangun..."

Anita membuka matanya perlahan. Wajahnya masih terlihat mengantuk, tapi begitu melihat Arman, ia langsung duduk dan merapikan rambutnya yang sedikit berantakan.

Tanpa berkata apa-apa, Anita meraih tangan Arman dan menciumnya dengan penuh hormat.

Tapi ekspresinya tetap dingin. Tidak ada senyuman, tidak ada pertanyaan seperti biasanya.

Biasanya, Anita akan bertanya, "Dari mana, Mas? Kok pulangnya telat?"

Biasanya, Anita akan menunjukkan sedikit kekhawatiran.

Tapi malam ini?

Hanya diam.

Anita membukakan sepatu Arman namun tak ada satu katapun yang keluar dari anita. Arman semakin tidak nyaman dengan sikap anita seperti ini.

“Kenapa kamu jadi pendiam begini anita, apakah kamu masih marah gara-gara aku membelikan HP salma sedangkan amira anakku tidak, atau kamu masih marah karena aku membiarkan lestari mengambil kamar amira dan meyuruh amira tidur di ruang tamu, semarah ini kah kamu sama aku anita, aku lebih baik berdebat dengan kamu dari pada kamu bersikap dingin seperti in” Pikir arman yang gelisah

Arman dan anita memasuki rumah, anita duluan masuk ke kamar dan menyiapkan air untuk arman, ah arman merasa bimbang lagi, hal ini adalah kebiasaan anita selama 16 tahun namun malam ini arman merasa sepertinya kebiasaan ini akan segera berkahir.

Arman Masu ke kamar mandi, arman memandangi dirinya di cermin lalu dia memegang bibirnya masih terasa sentuhan bibir bianka ya tadi dia ciuman sama Bianka

Seharusnya ia merasa senang, kan? Bianka itu cantik, seksi, menarik. Banyak laki-laki di kantor yang ingin dekat dengannya.

Tapi kenapa justru hatinya terasa begitu berat?

Arman meremas rambutnya, menundukkan kepala.

Aku suami yang jahat.

Perlahan, ia menyalakan kran air dan membasuh wajahnya. Berharap air dingin bisa menghapus rasa bersalah ini.

Setelah beberapa menit, ia akhirnya keluar dari kamar mandi.

Begitu keluar, ia melihat sesuatu yang membuatnya semakin merasa bersalah.

Di atas kasur, sudah tersedia baju ganti yang telah disiapkan Anita. Di meja kecil dekat ranjang, ada segelas air hangat.

Arman menatap Anita yang sudah tertidur dengan posisi membelakangi dirinya.

Setelah semua yang ia lakukan hari ini, Anita tetap memperhatikannya.

“Huh anita andai saja kamu dari keluarga orang kaya atau kamu bekerja seperti istri teman-temanku mungkin ibu bisa berdamai dengan kamu, tapi bagaimana kamu bisa kerja, ijasah kamu SMP” gumam Arman

Pagi datang dengan cahaya matahari yang mulai mengintip dari balik jendela. Udara masih dingin, tapi Anita sudah terbangun lebih dulu. Tubuhnya terasa sedikit lelah, tapi ia tak bisa berlama-lama di tempat tidur. Seperti biasa, pekerjaan rumah sudah menunggunya.

Saat hendak beranjak, matanya menangkap selembar uang di atas meja kecil di dekat tempat tidur. Uang pecahan lima puluh ribu rupiah. Di sampingnya, ada secarik kertas dengan tulisan tangan Arman yang berantakan.

"Untuk makan hari ini."

Anita menarik napas panjang. Lima puluh ribu rupiah. Uang ini harus cukup untuk memberi makan delapan orang dalam rumah ini. Setidaknya ini bisa menyelamatkan peperangan di meja makan tidak seperti kemarin sarapan di warnai dengan drama tidak ada lauk nasi karena memang tidak ada uang, dan yang menghabiskannya adalah yang mulia ibu mertua,

Tanpa banyak berpikir, Anita segera bergegas ke tukang sayur. Kebetulan warungnya sudah buka sejak subuh. Ia memilih sayur dengan cermat, memastikan uang lima puluh ribu ini bisa digunakan seefektif mungkin. Beberapa butir telur, tahu, tempe, sedikit daging ayam, dan bumbu dapur. Tidak ada yang mewah, tapi cukup untuk membuat semua orang kenyang hari ini.

Sesampainya di rumah, Anita langsung bekerja di dapur. Ia menyalakan kompor, memasak nasi, menggoreng tempe, dan menumis sayur bayam. Tangan dan pikirannya sibuk, tapi hatinya terasa kosong. Sejak semalam, ia merasakan sesuatu yang mengganjal.

Anita sebenarnya dari semalam curiga ada seuatu yang beda dari arman, arman tak biasa pulang malam, dan kalaupun ada lemburan arman selalu memberi kabar, namun malam tadi arman tidak memberinya kabar, mau bertanya anita sedang malas, Arman belum mita maaf sama amira karena tidak bisa memperjuangkan kamar amira, arman seolah tidak peduli dengan amira, andai saja arman bertanya tentang amira dan mengajak anita menjenguk amira mungkin anita tidak akan bersikap dingin pada arman

Setelah semua makanan siap, Anita beranjak ke tempat cucian. Ada setumpuk pakaian yang harus dicuci. Saat mengambil celana panjang Arman untuk dimasukkan ke ember, tangannya meraba sesuatu di dalam kantong. Sesuatu yang tipis dan terasa seperti kertas.

Ia menariknya keluar.

Dua lembar tiket bioskop.

Anita terdiam. Pandangannya terpaku pada kertas itu. Tiket yang masih baru, dengan tanggal kemarin. Dua lembar. Itu artinya, Arman tidak pergi sendiri.

Ada rasa sesak di dadanya, tapi ia menahannya. Matanya hanya menatap tiket itu lama, sebelum akhirnya ia melipatnya kembali dan memasukkannya ke dalam laci kecil di dekat mesin cuci. Tidak ada pertanyaan, tidak ada air mata. Tidak sekarang.

Hatinya miris. Untuk makan seluruh penghuni rumah, Arman hanya menganggarkan lima puluh ribu. Tapi untuk nonton bioskop? Ia bahkan tak tahu berapa uang yang telah dihabiskan Arman semalam. Mungkin lebih dari yang ia berikan untuk kebutuhan rumah ini.

Amira tidak peduli toh kalau untuk sekedar makan dan senang-senang uang dia sudah cukup banyak. Tapi uang itu dia siapkan untuk amira, kalau keluarga mertuanya bisa bersikpa baik sama dia mungkin anita tidak akan sungkan membantu, anita bukan orang pelit tapi anita juga bukan orang murah hati memberikan bantuan pada orang-orang yang menghinanya.

Selesai mencuci, ia kembali ke dapur untuk menata sarapan di meja makan. Nasi hangat, tempe goreng, sayur bening, dan sambal terasi. Sederhana, tapi cukup untuk mengisi perut mereka. Ia menata piring dan gelas dengan rapi, memastikan semuanya siap sebelum penghuni rumah bangun.

Tidak ada yang tahu apa yang barusan ia temukan. Tidak ada yang tahu bahwa hatinya sedang disayat oleh kenyataan yang begitu pahit. Seperti biasa, ia tetap diam. Seperti biasa, ia tetap menjadi istri yang tidak pernah menuntut apa-apa.

1
Memyr 67
𝗅𝖺𝗄𝗌𝗆𝗂 𝗄𝖺𝗇 𝗇𝗀𝖺𝗇𝗍𝖾𝗋 𝖽𝖾𝗐𝗂 𝗄𝖾 𝗋𝗎𝗆𝖺𝗁 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍, 𝗒𝗀 𝗇𝖾𝗆𝗎 𝗄𝖾𝗋𝗍𝖺𝗌 𝗆𝗂𝗋𝖺, 𝗄𝖾𝗇𝖺𝗉𝖺 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗅𝖺𝗄𝗌𝗆𝗂 𝗒𝗀 𝗇𝗀𝖺𝗆𝗎𝗄 𝗁𝖺𝖻𝗂𝗌 𝖻𝖺𝖼𝖺 𝗌𝗎𝗋𝖺𝗍? 𝗈𝗍𝗁𝗈𝗋 𝗇𝗀𝖺𝗐𝗎𝗋 𝗇𝗂. 𝗄𝖺𝖼𝖺𝗎 𝖺𝗆𝖺𝗍 𝖼𝖾𝗋𝗂𝗍𝖺𝗇𝗒𝖺.
Memyr 67
𝗃𝗂𝗄𝖺 𝖺𝗋𝗆𝖺𝗇 𝗍𝖾𝗋𝗎𝗌 𝗆𝖾𝗇𝗀𝗂𝗄𝗎𝗍𝗂 𝗂𝖻𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗌𝖺𝗅𝖺𝗁, 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖺𝖽𝖺 𝗐𝖺𝗇𝗂𝗍𝖺 𝗒𝗀 𝖻𝗂𝗌𝖺 𝖻𝖾𝗋𝗍𝖺𝗁𝖺𝗇 𝗆𝖾𝗇𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂𝗇𝗒𝖺. 𝗄𝖺𝗋𝖾𝗇𝖺 𝗂𝗌𝗍𝗋𝗂 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗋𝗆𝖺𝗇 "𝗁𝖺𝗇𝗒𝖺" 𝖽𝗂𝖺𝗇𝗀𝗀𝖺𝗉 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇, 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝖻𝖾𝗋𝗁𝖺𝗄 𝖺𝗍𝖺𝗌 𝗇𝖺𝖿𝗄𝖺𝗁 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝖺𝗋𝗆𝖺𝗇. 𝖻𝖾𝗀𝗂𝗍𝗎 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄𝗇𝗒𝖺. 𝗂𝗍𝗎 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗒𝗀 𝗅𝖺𝗁𝗂𝗋 𝖽𝖺𝗋𝗂 𝗐𝖺𝗇𝗂𝗍𝖺 𝗒𝗀 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺𝗇𝗒𝖺, 𝗃𝖺𝖽𝗂 𝗃𝗎𝗀𝖺 𝖻𝗎𝗄𝖺𝗇 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝖽𝗂𝖺. 𝖽𝖺𝗇 𝗂𝖻𝗎𝗇𝗒𝖺 𝖺𝗋𝗆𝖺𝗇 𝖺𝗄𝖺𝗇 𝗌𝖺𝗄𝗂𝗍 𝗁𝖺𝗍𝗂 𝗌𝖾𝗄𝖺𝗅𝗂 𝗃𝗂𝗄𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗂𝗍𝗎 𝗆𝖾𝗆𝖻𝖾𝗋𝗂 𝗄𝖾𝗉𝖺𝖽𝖺 𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗄𝖺𝗇𝖽𝗎𝗇𝗀𝗇𝗒𝖺 𝗒𝗀 𝗆𝖾𝗇𝗎𝗋𝗎𝗍 𝗂𝖻𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗂𝗍𝗎 "𝖺𝗇𝖺𝗄 𝗈𝗋𝖺𝗇𝗀 𝗅𝖺𝗂𝗇". 𝗍𝗂𝖽𝖺𝗄 𝗉𝗎𝗇𝗒𝖺 𝗁𝖺𝗄.
Firman Firman
Alhamdulillah 🤲 telah selesai terimakasih athour telah memberikan cerita yg menarik 👍semoga kedepannya lebih baikdan sukses lagi
Firman Firman
rasain tu pria hidung belang 😂😂🤭 jadi wanita sekarang
Firman Firman
Alhamdulillah 🤲 semua impianmu terkabul dan harapan mu mnjadi nyata amin🤲
Firman Firman
itulah karma mu wanita jalang 😡
Firman Firman
makan tu harta makan tu martabat dan derajat 😂😂🤭
Firman Firman
lebih baik melihara mafia dari pada anak selingkuhan seperti ular yg GK tau diri 😂😂
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
biarin aja kalau keluarga iblis betina itu masuk penjara seumur hidup 😂😂🤭
Firman Firman
lnjut mngkanya nasi up salah 🤭 mngkanya jadi orang gak usah cuma wa makan tu hutang 😂😂🤭
Memyr 67
𝗆𝖾𝗇𝗎𝗇𝗀𝗀𝗎 𝗀𝖾𝖻𝗋𝖺𝗄𝖺𝗇 𝖺𝗇𝗂𝗍𝖺 𝗉𝖺𝖽𝖺 𝗄𝖾𝗅𝗎𝖺𝗋𝗀𝖺 𝗍𝗈𝗑𝗂𝖼 𝗌𝗎𝖺𝗆𝗂𝗇𝗒𝖺
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
dasar wanita gila merasa diri paling benar merasa diri paling di permalukan pergi aja lestari dari rumh neraka itu 😡😡
Firman Firman
ya kok tau tau punya jet pribadi dan bnyak bodigat diakan buronan sekarang
Firman Firman
lnjut,,waduh bisa gawat kalau wanita jalang itu gerak cepet 😡
Firman Firman
dasar wanita liar wanita binal anak bodoh
Firman Firman
semua jawaban ada ditangan athour 😂😂🤭
Firman Firman
lnjut
Firman Firman
Alhamdulillah 🤲 ketemu cucu nya yg menjadi malaikat penolong
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!