NovelToon NovelToon
BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

Status: sedang berlangsung
Genre:Ketos / Mafia / Percintaan Konglomerat / Cinta pada Pandangan Pertama / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Roman-Angst Mafia
Popularitas:48k
Nilai: 5
Nama Author: Olafelsah

Carlista Daniella Hilson, gadis cantik dan barbar yang tak takut dengan peraturan. Selalu berbuat ulah hingga mendapat julukan Queen of Badgirl.
Hidup Carlista berubah 180 derajat, ketika Antariksa High School kedatangan murid baru bernama Marvel James Ferioz---keturunan Mafia terkenal asal Amerika Serikat.
Marvel yang berusaha masuk ke dalam hidup Carlista sekaligus mengklaim dirinya sebagai miliknya. Tak peduli dengan penolakan yang Carlista lakukan, ia terus dengan gencar menaklukan hati dari gadis kesayangannya itu.
Siapa Marvel sebenarnya?
Dan, untuk apa Marvel mengklaim Carlista sebagai miliknya?
.
.
"Gue akan berusaha untuk terus membuat masalah supaya lo bosen dan pergi ninggalin gue." ujar Carlista dengan mengancam serius.
"Silahkan saja, jika kamu ingin selalu mendapat hukuman dari aku, Baby." bisik Marvel tepat di telinga Carlista.
Cup
Carlista membolakan kedua matanya. Pasalnya, Marvel baru saja mencuri satu kecup

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Olafelsah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

14 / Galang VS Gabriel dan Tangis Carlista

Masih di dalam apartemen milik Marvel, Carlista masih setia menutup kedua matanya. Tengah tertidur lelap dalam dekapan hangat Marvel. Sebelum akhirnya Marvel memilih untuk bangkit dan bersandar pada bedcover belakang sambil mengusap pelan lengan Carlista.

Karena saat ia yang hendak bangkit untuk duduk, Carlista menggeliat kecil. Jadi, ia tak mau mengganggu tidur gadisnya, akhirnya ia usap-usap lembut lengan Carlista saja. Dan ajaibnya, ia malah tertidur dengan tenang. Tak menunjukkan tanda-tanda jika ia akan terbangun saat ini juga.

Sejenak, Marvel termenung sambil menatap sendu wajah Carlista yang sangat tenang dan damai. Dibalik selimut tebalnya itu, seragam putih Carlista sangat kusut dengan beberapa kancing atas yang sudah terbuka. Dan menampakkan beberapa tanda kepemilikkan di sana.

Ya, siapalagi jika bukan ulah Marvel. Si cowok gila yang dengan beraninya memberikan hukuman untuk gadis kesayangannya itu hingga hampir lost control. Untung saja, Marvel masih bisa menahan diri dan tidak berbuat lebih pada gadisnya.

"Maaf, sayang. Aku tidak bermaksud membuat kamu takut dan berakhir seperti ini," gumam Marvel dengan tatapan sendu.

Menghela nafas perlahan, Marvel mengusap pelan puncak kepala Carlista. "Kau boleh memukulku, atau mungkin menamparku. Aku hanya laki-laki brengsek yang hampir merebut semuanya dari kamu, sayang,"

Cup

Marvel menyempatkan diri untuk mengecup kening Carlista dengan singkat. Mengusap rambutnya perlahan lantas senyum tipis terbit di wajahnya saat ini. "Cantik. Selalu cantik,"

Lain halnya di Antariksa High School saat ini, Gabriel yang tidak terima ketika ia melihat Carlista dibawa pergi oleh lelaki gila seperti Marvel tengah bertarung dengan ketiga sahabat Marvel. Sebenarnya, ketiga temannya tak mau menanggapinya.

Tetapi, Gabriel yang datang dan langsung menjotos rahang tegas milik Galang, sontak membuat satu AHS kembali gempar. Sebelumnya ada Marvel yang nyaris membuat Carlista hampir kehilangan nafasnya saat itu juga. Kini pertarungan antara Gabriel dengan Galang yang tengah berlangsung.

Gabriel tidak terima jika Marvel membawa pergi Carlista begitu saja. Terlebih, Marvel bisa melakukan hal yang lebih nekad daripada hanya sekedar menghukum Carlista dengan ciuman beracun itu. Mungkin saja, ia akan membuat Carlista sebagai gadis Marvel yang sesungguhnya.

BUGH!

"Gue tanya sekali lagi, kemana temen lo yang bangsat itu bawa kabur Carlista?!!" desis Gabriel dengan gigi yang bergemelatuk.

"Gue udah bilang sama lo! Kalo Carlista gak akan kenapa-kenapa!! Marvel bukan cowok bastard yang akan ngerusak masa depan seorang wanita!!" ujar Galang dengan sarkas.

Gabriel menyentak kerah seragam Galang dengan kasar. Dengan kedua mata yang tajam dan deru nafas yang kian memburu. "Lo bisa bilang kayak gitu karna dia adalah temen lo!! Dan lo sebagai seorang sahabat hanya akan melindungi sahabatnya meski itu adalah kesalahan yang teramat fatal!!" desisnya.

BUGH!

Belum sempat Gabriel memukul rahang kokoh milik Galang, rahangnya telah kembali dihantam oleh bogeman tangan Galang hingga sudut bibirnya berdarah dan hampir tersungkur ke bawah lapangan parkir utama. Seketika suara pekikkan heboh mulai memenuhi area tersebut.

"Gue udah bilang berkali-kali sama lo! Jika Marvel gak akan merusak gadis yang selama ini ia impikan! Dia akan terus menjaganya dan bahkan rela menyerahkan hidupnya demi keselamatan gadis kesayangannya!! Denger itu!!"

"SEMUA YANG LO BILANG HANYA SEBUAH KEBOHONGAN!! TEMEN LO YANG GILA ITU UDAH BIKIN CARLISTA HAMPIR DEPRESI!! DAN GUE GAK TERIMA JIKA CARLISTA AKAN DEPRESI KARENA KEGILAAN TEMEN LO ITU!!"

BUGH!

BUGH!

Gabriel kembali membalas pukulan demi pukulan yang dilayangkan oleh Galang padanya tadi. Kini Galang yang harus terkena pukulan tepat di perut dan di pipi hingga ia terbatuk dan sedikit mengeluarkan darah dari mulutnya. Pertarungan semakin tak terelakkan lagi.

Terlebih, Atharel dan Juna yang juga terkena pukulan salah sasaran dari keduanya saat berusaha memisahkan keduanya. Ketiga teman Carlista pun ikut menyaksikan semuanya dan sekaligus khawatir dengan Carlista. Mereka tidak tahu kemana Marvel membawa Carlista.

Ketiganya hanya berharap, jika Marvel bukanlah lelaki bastard yang akan merusak masa depan Carlista dengan cara paksa hanya karena sebuah ambisi dan obsesi untuk memilikinya seutuhnya.

"Woy! Udah lah! Lo mau berantem sampe pada mati juga, Marvel gak akan dateng tiba-tiba dan bawa Carlista ke sini!!" seru Juna dengan suara bariton yang cukup mendominasi.

"Woy, Lang!! El!! Udah woy!! Udah!! Marvel juga gak akan macem-macemin Carlista!!" timpal Atharel.

Gabriel beralih pada kedua teman Galang yang berusaha untuk mencegah pertarungan keduanya. Dengan kedua tangan yang terkepal erat dan dada yang naik turun, ia terus menatap nyalang dengan kobaran api yang jelas di kedua matanya saat ini.

"TEMEN LO YANG NAMANYA MARVEL ITU HANYA AKAN MENYAKITI MENTAL CARLISTA SECARA PERLAHAN! DAN GUE GAK PERCAYA JIKA TEMEN LO ITU GAK AKAN MACEM-MACEM SAMA CARLISTA! DASAR BANGSAT!"

BUGH!

BRUKH!

Nahkan, Gabriel murka dan kembali memukul Juna hingga terjatuh. Atharel yang tidak terima salah satu sahabatnya terkena pukulan olehnya, lantas menyentak kerah seragam Gabriel yang sudah basah dengan keringat bercampur dengan bau anyir darah.

"Gue peringatin sekali lagi sama lo, El! Kalo Marvel bukan cowok brengsek yang akan merusak masa depan seorang gadis! Terlebih lagi, itu adalah Carlista! Gadis kesayangannya Marvel! Paham lo?!" desis Atharel dengan gigi yang kian mengerat dan pandangan yang kian menusuk.

"Dan jika terjadi sesuatu dengan Carlista, gue orang pertama yang akan menghabisi nyawanya. Gue gak peduli dengan title keluarga Ferioz yang seorang Mafia itu. Dan sampai kapanpun, gue akan selalu menjaga dan melindungi Carlista," desis Gabriel dengan gigi yang mengerat. "Termasuk dari temen lo yang udah gila itu," sambungnya mendesis tajam.

Atharel tertawa sinis. "Lo juga suka kan, sama Carlista,"

"Gak usah sok tau lo!" sarkas Gabriel, lalu setelahnya ia dihempaskan oleh Atharel ke sembarang arah.

Hingga seorang gadis datang dan menghampiri Gabriel, bermaksud untuk membantu dirinya. "Ayo, El. Biar gue obatin lo,"

Gabriel menatap malas pada gadis yang kini membantunya untuk berdiri dan membawanya pergi menjauh dari area parkir utama AHS.

●●●

Carlista menggeliat dalam tidurnya, membuka mata dengan perlahan dan menatap langit-langit kamar itu. Masih dengan kepala yang terasa pening dan sedikit pusing, ia berusaha untuk bangkit dan merubah posisi menjadi duduk dan bersender pada bedcover belakang.

Memijit pelipisnya perlahan, lantas mengendarkan pandangannya ke sekeliling. Ternyata, ia masih berada di dalam kamar mewah yang menurutnya juga sebuah neraka untuknya. Hidupnya hampir saja berakhir di sini. Ia tak akan sanggup menjalani kehidupan jika itu benar-benar terjadi.

Terlebih, Marvel adalah keturunan Mafia asal Amerika Serikat. Kehidupan dunia Mafia dengan dunia manusia biasa seperti dirinya sangatlah berbeda dan bertolak belakang.

Dan terakhir, ia mendengar kabar jika ada satu keluarga yang tengah keluarga Ferioz cari hingga saat ini. Karena telah terlibat pembunuhan berencana yang mana salah satu anggota keluarga Ferioz harus merengang nyawa karena ulah mereka.

Entah siapa atau apa nama marga keluarga yang Ferioz cari hingga saat ini. Carlista pun tidak mengetahuinya. Dan untuk apa Marvel mencari targetnya di Antariksa High School? Apa salah satu murid di sana adalah bagian dari keluarga yang mereka cari?

Carlista menyibak selimut itu perlahan, menuruni kasur dan hendak berjalan menuju cermin kamar mandi, namun langkahnya terhenti ketika Marvel yang baru saja keluar dari kamar mandi dengan rambut basahnya dan lilitan handuk putih di pinggang.

Menampakkan bentuk tubuhnya yang begitu atletis dan roti sobek yang kentara di bagian depan tubuhnya. Mungkin, ini pemandangan yang tak biasa untuk Carlista. Karena seumur-umur ia mengenal Gabriel, ia tak pernah melihat temannya itu dalam keadaan telanjang dada.

"M-Marvel," cicit Carlista dengan langkah mundur dan wajahnya yang terlihat takut yang cukup kentara.

Marvel berjalan menuju walk in closet untuk memakai bajunya. Setelah ia rapih menggunakan kaos putih pas badan dan celana pendek hitamnya, ia keluar sambil membawa hoodie hitam miliknya. Melangkah dengan santai menuju Carlista yang memang tengah terduduk sambil memegangi selimut untuk menutupi tubuhnya sampai leher.

"Stop it! Lo jangan deket-deket sama gue! Dasar, Marvel gila! Lo itu cowok stress!"

Marvel tak menghiraukan umpatan kasar dari Carlista, ia justru terus mendekat dan mendudukkan dirinya tepat di pinggiran kasur dan berhadapan langsung dengan gadis kesayangannya itu. Sementara Carlista sudah mencengkram erat selimut itu dengan wajah yang terlihat ketakutan.

"Maafin aku, Carl. Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu takut kepadaku. Maaf, sayang. Maaf," lirih Marvel dengan penuh penyesalan.

Carlista hanya terdiam dengan tatapan sedikit takut.

"Kamu boleh pukul aku. Kamu juga boleh tampar aku. Kamu boleh lampiasin kekesalan kamu ke aku. Ayo pukul aku, Carl. Pukul aku sekarang. Aku justru merasa lebih baik ketika kamu tampar atau pukul aku. Daripada kamu terus merasa takut dan membenciku,"

"Carl, maafkan aku. Aku gak bermaksud untuk membuat kamu nyaris kehilangan apa yang selama ini kamu jaga. Maaf, sayang. I'm lost control. I'm sorry, Baby," lirih Marvel dengan kedua mata yang memancarkan ketulusan.

Sebelah tangan Marvel hendak meraih tangan Carlista, namun Carlista telah lebih dulu menepis kasar tangan Marvel. "Don't touch me," desisnya dengan kedua mata yang memerah.

"Carl, maafin aku. Aku sungguh tidak bermaksud untuk melakukan itu, sayang. Maafin aku. Kamu boleh pukul aku, kamu boleh tampar aku sekeras mungkin. Tapi please, jangan kayak gini Carl. Maafin aku," ujar Marvel dengan nada parau.

PLAK!

PLAK!

"Lo siapa sih sebenarnya?! Untuk apa lo datang ke dalam hidup gue jika lo hanya ingin merusak mental dan masa depan gue?!! Gue gak pernah kenal sama lo dan gue gak pernah ketemu sama lo!! Gue gak tau lo siapa dan untuk apa lo mengklaim gue sebagai cewek lo?!!" cecar Carlista dengan nada tercekat.

"LO UDAH GILA VEL!! LO COWOK GILA! LO STRESS! LO UDAH HAMPIR HANCURIN MENTAL GUE! GUE HAMPIR DEPRESI KARENA GUE EMANG GAK MAU JADI PACAR LO! DASAR MARVEL GILA!! LO UDAH GILA!! LO STRESS!! HIIKKSS,"

Carlista murka dan telah menampar pipi Marvel sebanyak dua kali dengan kencang hingga sudut bibir Marvel berdarah karena sobek yang cukup parah. Tetapi, itu tak sebanding dengan apa yang ia rasakan saat ini. Merasa dilecehkan oleh lelaki yang mengklaim dirinya.

Sesak dan merasakan sakit yang luar biasa pada dadanya saat ini. Ia menangis tersedu dan meraung. Melampiaskan amarahnya dengan cara memukul-mukul dada bidang Marvel. Sementara Marvel, ia hanya terdiam dan tak mau menahan. Rasa sakitnya pun tak terasa karena ia telah terlatih sejak dulu.

"Hiikkss, gue benci sama lo, Vel! Gue takut sama lo! Lo siapa sebenarnya Vel?! Gue ada salah apa sama lo sampai-sampai lo mau menghancurkan mental gue?! Hiikkss, gue takut, Vel! Gue takut! Hiikks,"

Carlista meraung sambil memukul-mukul dada bidang Marvel bersamaan dengan tangisnya yang kian pecah.

"Maafin aku, Carl. Maaf. Aku hanya mencintai kamu dan tidak ada maksud lain selain menjaga dan ingin bersanding denganmu kelak. Maaf, Carl," ujar Marvel seperti lirihan.

"Hiikkss, lo jahat Vel! Lo jahat! Hiikkss... "

Tubuh Carlista merasa lunglai dan lemas karena terus menangis, meraung, memukul dan memberontak kala Marvel yang berusaha menyentuhnya kembali. Marvel yang melihat bagaimana gadis yang ia cintai berada dititik terendahnya merasa sangat bersalah.

Marvel terus berusaha sekuat tenaga untuk membawa Carlista ke dalam dekapan tubuhnya. Membantu menenangkan gadisnya sambil mengusap pelan rambutnya guna menenangkan Carlista.

"Hiikkss... hiikkss... lo jahat Vel. Lo jahat sama gue, hiikkss... "

"Iya, Marvel udah jahat sama Ita. Maafin Avel yah," lirih Marvel sambil mengusap punggung Carlista dengan lembut.

Punggung serta tubuh Carlista bergetar hebat dalam pelukan Marvel. Dan itu yang membuat dada Marvel kian sesak seakan terhimpit oleh batu besar yang kian menghimpit dadanya. Ia tak tega, sungguh tidak bermaksud untuk membuat gadisnya menangis dengan begitu menyayat hati.

Tangan Marvel terus mengelus lembut punggung Carlista yang kian bergetar bersamaan tangisnya yang kian pecah. Carlista tak kuasa menahan tangisnya lagi, ia tumpahkan saja pada dada bidang Marvel yang terasa sangat nyaman untuknya menangis.

Semua amarah, kecewa, sesak, dan semua rasa sakit yang ia pendam selama belasan tahun ini, ia tumpahkan lewat emosi dan tangis yang kian pecah. Bersama elusan lembut tangan Marvel yang benar-benar terasa menenangkan sekaligus membuatnya damai.

Tangis Carlista mulai mereda dan tak terdengar lagi. Tetapi, elusan tangan itu tak berhenti untuk menenangkan Carlista. Marvel juga tak mendengar suara isak tangisnya lagi. Perlahan ia menyigkirkan rambut yang basah akan keringat dan air mata Carlista.

Ternyata, gadis kesayangannya itu tertidur lelap dalam dekapan hangatnya. Tak ingin mengganggu ketenangan Carlista, perlahan ia membantu untuk merapihkan seragam Carlista dan memakaikannya hoodie untuk menutupi beberapa tanda kepemilikan.

Dengan sedikit susah payah, Marvel memakaikan hoodie hitam itu, akhirnya hoodie itu melekat sempurna dan membalut tubuh kecilnya. Merengkuhnya kembali dan ikut bersandar dalam bedcover belakang dengan Carlista yang masih setia terlelap.

Cup

"Sekali lagi, maafin aku, Ita," bisik Marvel.

●●●

1
Nasyifa Syifa
lama banget up nya thor, sekali kali duble ngapa thor
ani sumarni
br tambah semangat 1 vote en secangkir kopi bt mu thor
ani sumarni
lanjut thor sy sllu menunggu up nya... ttp semangat thor
strawberry 🙍🏻‍♀️
lanjut kak..
ani sumarni
cerita nya sangat menarik
ani sumarni
cerita nya bagus lanjut kak
Nasyifa Syifa
lanjut thor 💪
nanae
up nya banyakin dong thor
Ira
ip
ani sumarni
lanjut dong kak...
ani sumarni
msh penasaran sy... en suka ma cerita nya... 1 vote en secangkir kopi bt mu thor br tambah semangat
Agnes
Mengalir lancar.
Pyscho
Serius thor, kamu mesti lebih cepat update. Agar aku nggak kehabisan tisu ☹️
Taki
Ngga nyangka! Keren abis!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!