Wanita Di Balik Pohon Pisang

Di saat Ana sedang kesakitan karena ulah nya Wita, Mang Hasan datang dan langsung kaget melihat majikan nya di buat demikian oleh orang lain, mereka juga tidak tau pasti siapa dia. Ana pun tidak tau kalau ini istri pertama nya Radja, sebab suami nya cuma mengaku punya istri pertama dan lengkap dengan segala curhatan nya.

Walau bisa di bilang Ana juga salah karena sudah mau dengan suami orang, tapi tidak begini juga cara Wita, selain cara nya yang salah. Wita juga salah karena sampai rela menyewa berondong untuk memuaskan nafsu dan di bawa pulang pula kerumah sehingga mencoreng harga diri suami, namun nyata nya sekarang dia sudah emosi karena tau Radja sudah punya istri lagi.

"Saya bisa melaporkan Ibu kepada polisi bila terus membuat masalah!" teriak Mang Hasan.

"Silahkan saja, aku ingin lihat sekuat mana tukang kebun seperti mu! kau bela lah majikan mu yang sudah merebut suami ku ini." bentak Wita tak kalah menyala.

"Hah?" Hasan kaget mendengar nya karena dia pun tidak tau akan masalah ini.

"Perut ku, bawa aku kerumah sakit sekarang." pinta Ana meringis kesakitan.

"Saya akan ambil mobil, tolong tahan sebentar!" Hasan berlari kalang kabut karena Ana sudah pendarahan.

Bodoh nya dia yang sama sekali tidak sadar bahwa meninggalkan Ana sendirian adalah kesalahan yang paling besar, kesempatan ini di gunakan oleh Wita untuk kembali menghajar Ana yang sedang kesakitan. Ana tentu nya tidak bisa membalas apa apa, karena merasakan sakit tidak terkira pada perut.

Duaaaak.

Duaaaak.

"Rasakan ini, mampus lah kau dan anak sialan mu itu!" Wita menginjak sambil menendang perut Ana.

"Aaaah hentikaaaan!" Ana menjerit sambil melindungi perut nya.

"Mampus, itu akibat kau merampas suami orang! hidup ku baik baik saja sebelum kau datang, kau perusak rumah tangga hina." geram Wita sangat marah.

Para tetangga yang mendengar nya mendadak sangat syok karena mereka juga tidak tau kalau Ana adalah istri kedua, ternyata dia adalah pelakor dan sekarang sedang di labrak pula oleh istri pertama. tentu sesama wanita mereka membela Juwita karena mereka paling benci dengan yang nama nya pelakor, apa lagi Ana sampai hamil dengan suami orang.

"Dia ini merebut suami ku, suami ku jarang pulang gara gara dia!" Wita berteriak di depan suami orang.

"Ya Allah ternyata Ana itu pelakor, malah sampai hamil segala." bisik Ibu Ibu.

"Lempari saja batu, dia perusak rumah tangga ku!" Wita mengambil batu di jalanan dan melemparkan pada Ana.

"Benar, perumahan kita jadi kotor karena ada wanita pelacur seperti dia! gaya nya saja sok alim, padahal merebut suami orang." timpal Ibu yang lain.

Duk.

Duk.

Duk.

Puluhan batu mulai jatuh di tubuh Ana karena Ibu Ibu lain pun melempari Ana dengan batu batu tersebut, ada yang kecil dan ada juga yang besar batu nya. Wita tersenyum bahagia karena bisa membuat madu nya menderita, bahkan sekarang dia sampai melibatkan banyak orang untuk menyiksa Ana dan dia hanya tinggal menambahkan air mata saja.

Tidak peduli pada Ana yang sudah kehilangan kesadaran dan saat Hasan keluar dengan mobil nya dia langsung kaget, majikan nya sudah pingsan dengan tubuh babak belur dan di kepala juga ada luka. seketika Hasan lemas dia sangat marah namun tidak bisa apa apa, para Ibu Ibu juga tak segan mendorong Hasan yang menggendong Ana.

"Bawa majikan menjijikan mu itu, dasar lonte!" teriak Ibu gemuk.

"Usir saja dia dari perumahan ini, tak ku sangka kalau dia merebut suami orang!" timpal yang lain juga marah.

"Astaga, banyak sekali wanita yang sok alim tapi merebut suami orang!" Ibu Ibu sungguh tak habis pikir di buat nya.

Wita berpura pura meneteskan air mata sehingga para wanita ini semakin iba melihat nya, mengutuk Radja karena tega selingkuh dan meninggalkan istri tua demi yang muda. memang kalau sudah urusan perselingkuhan, maka Ibu Ibu akan sangat sensi sekali karena mereka paling anti akan ada nya wanita lain yang bersaing dalan hidup nya.

...****************...

Asri mengompres tubuh suami nya yang sangat panas dan sejak tadi malam selalu mengigau seolah ada yang mau mencekik nya, pagi hari pun masih saja demam panas walau tidak mengigau lagi. rencana hari ini Asri mau kepasar untuk jual emas yang tadi malam di curi, dengan begitu dia bisa beli obat dan beli makan yang enak agar Sarjo bisa sembuh setelah di beri makan enak tentu nya.

"Nala jaga Bapak sebentar ya, Emak mau kepasar beli sayur." pamit Asri pada anak bungsu nya.

"Jangan lama lama ya, Mak." Nala takut kalau di tinggal lama dan sebagai bocah dia rasa nya ingin ikut kepasar.

"Iya, nanti Emak belikan ayam goreng ya." janji Asri.

"Oke!" Nala girang karena di hari libur ini dia dapat ayam goreng.

Nala baru kelas tiga SD dan hari ini libur karena anak kelas enam harus ujian, maka nya dia ada di tumah sendirian dan harus jaga Bapak nya yang sedang sakit. Sarjo memang sedang demam panas, mau bangun pun tidak bisa karena tubuh sangat lemas seolah tidak ada tenaga.

"Ambil kan aku air minum, Nala!" suruh Sarjo yang kehausan.

"Iya, sebentar aku ambil." Nala pergi kedapur untuk mengambil segelas air.

"Eeeeggghhh, menggigil begini tapi keringatan." keluh Sarjo menarik nafas berat.

"Ini air nya, Pak." Nala memberikan segelas air minum.

Sarjo pun menerima air dari tangan nya Nala, namun saat akan memasukan kedalam mulut dia langsung kaget, air yang semula warna putih langsung berubah menjadi merah darah di mata nya Sarjo. namun di mata Nala itu tetap biasa saja, malah dia heran karena ekspresi Bapak nya menjadi begitu.

"Bapak kenapa?" Nala bertanya heran.

Praaaaang.

"Aaah!" Nala menjerit kaget karena Sarjo membanting gelas.

"Kau mengambil kan aku air apa, bajingan?!" Sarjo mencekal tangan anak nya kencang.

"Aduuuh sakit, itu air putih." Nala mulai ketakutan karena Sarjo mendelik.

"Air putih mata mu! kau berikan aku air apa, bangsat?" Sarjo mendorong anak nya hingga jatuh.

"Huhuhuuu, sakit." Nala menangis antara sakit dan juga ketakutan.

Sarjo menatap kesana kemari seolah takut akan sesuatu yang sangat menakutkan sekali, sungguh dia tidak berani mau bergerak dan segera masuk kedalam selimut. Nala menjauh karena dia merasa Bapak nya mulai aneh, dia ketakutan padahal tidak ada apa apa di rumah ini, namun dia ketakutan sekali seolah melihat hantu.

Jangan lupa like dan comen nya ya guys, terima kasih, untuk hari ini kita up tiga yang ini ya dan sebelah dua bab.