BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

BADGIRL KESAYANGAN PUTRA MAFIA

1 / Carlista Daniella Hilson

Seorang gadis mengendarai mobil Ferrari hitam dengan kecepatan di atas rata-rata. Dirinya saat ini benar-benar seperti seorang buronan yang tengah dikejar-kejar dengan para polisi. Raut wajahnya dingin dan datar. Sorot mata yang tajam dan penuh intimidasi.

"Kalian pikir, kalian bisa ngejar gue," gumamnya dengan remeh.

Sementara ketiga mobil mewah tersebut terus mengejar mobil Ferrari hitam yang ada di depan mereka saat ini. Kecepatan mobil mereka pun sama seperti pembalap mobil profesional.

Cttiiitt.....

"Gila tuh cewek. Pantesan aja dapet julukan Queen of Badgirl." ucap salah satu wanita yang tengah mengejar mobil Ferrari hitam tersebut.

Sementara mobil Ferrari hitam yang tengah dikendarai oleh sang wanita tersebut perlahan membanting stir dan mobil yang ia tumpangi sempat berputar-putar sebanyak tiga kali sebelum akhirnya mobil Ferrari hitam tersebut berhenti sempurna di tengah jalan dengan posisi menyamping.

Gadis tersebut melepas safety belt lantas keluar dengan wajah angkuh dan sorot matanya yang dingin dan penuh intimidasi. Berbarengan dengan tiga mobil mewah yang terparkir tepat saat ia membuka pintu mobilnya.

Menyugarkan rambutnya ke belakang lantas memantik korek untuk membakar sebatang rokok yang ia selipkan di antara kedua bibir manisnya. Menyenderkan tubuhnya ke bagian pintu mobil. Style yang ia pakai malam ini pun tak main-main.

Ia hanya memakai kaos oblong crop ketat warna putih dengan hotpants jeans nya serta sepatu sneakers putih kesayangannya. Dengan sebelah rambut kiri yang sengaja ia pirang dengan warna ash grey. Sementara rambut sisi kanannya ia biarkan berwarna hitam.

Prok! Prok! Prok!

Suara tepukan tangan berasal dari salah seorang gadis yang berpakaian setelan jaket jeans oversize serta hotpants jeans nya. Berjalan santai dengan senyuman smirk yang tercetak jelas di wajah gadis itu. Menghampiri seorang gadis yang tengah menyesap sebatang rokok tersebut.

"Gila lo, Carl. Bener-bener the real Queen Badgirl." ujar wanita tersebut dengan senyuman miring tercetak jelas di wajahnya.

Sementara kedua wanita yang lain menghampiri gadis yang diberi julukan Queen of Badgirl tersebut dengan langkah angkuhnya.

"Ck, ck, ck. Bestie kita emang paling mantap!" seru salah satu wanita yang memakai topi kupluk merah tersebut.

Wanita yang tengah mengepulkan asapnya di udara lantas terkekeh sinis. "Yoi. Carlista, gitu loh." seru nya.

Ya, dia adalah Carlista Daniella Hilson. Seorang gadis cantik keturunan Australia. Berwajah cantik dengan postur tubuh idealnya. Tingginya sendiri berkisar 168 cm. Berkulit putih, hidung mancung, sorot mata yang dingin dan tajam serta pandangan yang datar, bibir sedikit bervolume dengan warna merah alami.

Banyak orang yang menyandingkan wajahnya dengan salah satu member NewJeans---Danielle Marsh. Karena saking miripnya.

"Mirip banget sama Danielle member NewJeans."

Begitulah salah satu celetukan dari beberapa siswa yang sangat mengidolakan seorang Carlista Daniella Hilson. Memiliki kecantikan yang sangat luar biasa.

Jenna Oliver, seorang Selebgram dan suka memakai topi kupluk. Cantik, di luar keliatan garang, tapi aslinya absurd dan receh banget. Hobi bikin vlog di manapun berada.

Metta Yamawaki, gadis cantik yang sedikit dingin dan irit bicara. Tapi sekali bicara, sarkas banget anaknya. Rambut hitam panjang sebahu dengan style casualnya.

Melody Viktoria, paling receh dan absurd banget anaknya. Paling berisik dengan suara toa 10 oktafnya. Potongan rambut sepunggung dengan warna golden brown.

"Carl. Lo keren banget. Sayang, Carl banyak-banyak," seru Melody sambil memeluk Carlista dengan suara cemprengnya.

Carlista mendengus. "Ck, Mel. Lepasin gue. Perasaan dari kemaren, lo melukin gue mulu. Homo lo!" ujarnya dengan jengah.

Melody lantas mencebikkan bibirnya. "Iiih. Kok Carl, gitu sih sama, Mel?!" rajuknya sembari menghentak-hentakkan kakinya.

Metta hanya memutar bola matanya malas. Gadis blasteran Jepang tersebut sudah sangat jengah dengan kelakuan Melody. Mengenal dan berteman baik dengan Melody hanya akan membuat mereka terkena mental break dance---eh, break down maksudnya.

Sementara Jenna, terkekeh ketika melihat kelakuan Melody yang seperti anak kecil. "Tahan, Carl. Jangan sampe nih anak kita karungin. Kita kiloin sekalian,"

"Jenna, juga jahad sama, Mel." rajuk Melody dengan suara cemprengnya.

Sementara Carlista menghembuskan nafasnya kasar. "Mel. Gak usah kayak anak kecil deh. Manja." cibirnya sembari menyugarkan rambutnya perlahan.

Melody hanya mencebikkan bibirnya dan menghentak-hentakkan kedua kakinya sembari memainkan tali hoodie biru muda yang ia kenakan saat ini.

Metta melipat kedua tangannya di depan dada lantas menoleh kepada Carlista yang tengah menyenderkan punggungnya ke bagian pintu mobil. "Gimana soal misi lo kali ini? Lo serius mau hadapin mereka sendirian?" cecarnya dengan sorot mata datar.

Carlista melirik sekilas lantas tersenyum miring. "Hm. Gue bakal hadapin mereka seorang diri. Lagian, cuma ngebasmi parasit kayak mereka itu perkara yang muda, Met," ujarnya dengan santai.

Metta tersenyum miring. "Gue suka sama gaya lo," ujarnya.

●●●

BUGH!

BUGH!

Carlista memukul perut seorang pria sebanyak dua kali tanpa henti. Pukulan demi pukulan yang diberikan oleh Carlista tak main-main. Dirinya mampu menumbangkan lawan dengan dua kali pukulan saja.

Carlista memang selain cantik, dirinya juga jago dalam hal bela diri. Itulah mengapa, dirinya tak takut dengan hukuman dan ancaman apapun itu.

BUGH!

"Beraninya cuma sama cewek! Cemen lo semua! Ayo maju! Hadapin gue!" seru Carlista dengan nada remehnya.

Kini Carlista tengah dikepung oleh 10 orang pria berbadan kekar dan tinggi. Ia hanya wanita seorang diri. Menghadapi lawan dengan sebanyak itu cukup sulit untuk orang yang tak memiliki kemampuan khusus seperti Carlista. Tetapi, berbeda dengan Carlista. Dirinya mampu menumbangkan lawan sebanyak itu.

Kini ia berhasil menumbangkan lawan sebanyak 5 orang. Tinggal 5 orang yang masih tersisa. Meski wajah cantik tersebut dibanjiri oleh keringat dan terkena pukulan di bagian punggungnya, tak menjadikan dirinya lemah lantas ambruk begitu saja. Dirinya justru terus menghajar lawannya tanpa ampun.

"Gila nih cewek. Boleh juga tenaganya," ujar salah satu di antara mereka yang memakai jaket kulit hitam dengan kepala botak plontos.

Dengan nafas yang memburu, Carlista menyugarkan rambutnya ke belakang dengan sorot mata tajamnya. Ekor matanya terus memperhatikan setiap pergerakan musuh. Tak ada yang terlewat sedikitpun.

"Heh, botak! Ngapain lo cuma cengar-cengir?! Mau pamer gigi, lo?! Sini gigi lo gue bikin rontok sekalian!" sarkas Carlista.

"Ayo maju kalo berani!" seru lelaki berkepala botak plontos tersebut.

"HALAH! GAK USAH BANYAK BACOT LO!!"

BUGH!

BRUKH!

Carlista menendang rahang pria botak plontos tersebut dengan sekali tendangan dan langsung membuat pertahanan pria tersebut ambruk dan terjatuh begitu saja. Darah mengalir deras dari mulutnya dan jangan lupakan gigi depannya yang rontok akibat tendangan Carlista yang tak main-main.

Uhuukk... uhuukk...

Carlista terkekeh sinis. Memandang lawannya yang ambruk bahkan mungkin ada dari mereka yang hanya tinggal nama. "Udah gue bilang, jangan main-main sama gue. Bilangin tuh sama Boss lo yang namanya Raskal itu. Gue gak akan pernah mau jadi pacarnya." ujarnya sembari meniup kuku-kuku jarinya.

"Tapi, Boss kita cuma mau lo yang jadi pacarnya." ujar pria dengan hoodie hitamnya.

BUGH!

"Bangsat!" umpat Carlista ketika dirinya tanpa sengaja dihantam pukulan cukup keras oleh salah satu musuhnya tepat di belakang punggungnya.

Saat tubuh Carlista hendak ambruk jatuh ke jalan aspal yang gelap, tiba-tiba saja kedua lengannya ditahan oleh kedua musuh-musuhnya. Dengan tubuh yang masih lemas dan rasa nyeri yang luar biasa pada punggungnya, dirinya dipaksa untuk berdiri dengan dibantu kedua musuhnya.

"Cewek cantik kayak dia, sayang kalo engga dicicipin terlebih dahulu," ujar salah satu di antara mereka berempat.

"Cantik, sexy. Manis lagi." ucap salah satu lawannya yang juga teman dekat Raskal---Dino.

Dino melangkah mendekat dan membelai wajah cantik milik Carlista. "Gue penasaran sama cewek kayak lo. Selain cantik, elo juga bisa kan, jadi ****** gratis untuk gue dan Raskal?" ujarnya dengan seringaian tipis.

Terdengar suara tawa yang sangat nyaring dan menggelegar tepat di telinga Carlista. Dengan beraninya Dino mengendus aroma tubuh Carlista yang amat sangat memabukkan kaum adam. Membuat Dino menggeram tertahan karena saking dekat wajahnya dengan area leher Carlista.

"Jauhin muka bastard lo dari hadapan gue sekarang!" ucap Carlista mendesis tajam.

Dino menyeringai. "Lo terlalu cantik untuk dilewatkan, Carlista," ujarnya.

Dino semakin memajukan wajahnya tepat di hadapan Carlista. Jarak keduanya sangatlah dekat saat ini.

Deru nafas mereka pun saling bersahut-sahutan. "Lo gak takut dengan apapun kan, hm? Jadi, kenapa lo harus takut kalo wajah gue sedeket ini sama lo?" ujar Dino dengan suara serak.

"Gak usah macem-macem sama gue." desis Carlista dengan gigi bergemelatuk.

"Enggak kok. Cuma satu macem aja," ucap Dino dengan lembut. "Bibir lo yang sexy dan indah ini," sambungnya dengan sedikit serak sembari mengusap lembut bibir Carlista.

Carlista memberontak hingga akhirnya kedua pipinya dicengkram erat oleh Dino. Ia ingin sekali mencicipi rasa bibir Carlista yang sangat sexy itu. Tinggal sedikit lagi Dino menempelkan bibirnya kepada bibir Carlista sebelum akhirnya....

BRUKH!

Dino terjatuh bersamaan dengan keempat musuh-musuhnya yang terjatuh tanpa sebab. Carlista yang masih memiliki sedikit kesadaran pun berusaha untuk bangkit dengan mata yang berkunang-kunang. Kesadarannya mulai hilang dan hendak terjatuh begitu saja.

Alih-alih dirinya terjatuh dan merasakan sakit serta dinginnya jalanan aspal, dirinya justru terjatuh dan merasakan tubuhnya melayang begitu saja dengan kedatangan tiga sosok lelaki asing setelahnya sebelum akhirnya kedua matanya tertutup sempurna dan tak sadarkan diri.

●●●

Carlista berjalan dengan wajah angkuhnya. Sorot matanya yang datar dan penuh intimidasi. Berjalan santai dengan sebelah pundak terdapat tas ransel berwarna hitam yang biasa ia pakai ketika bersekolah. Banyak pasang mata yang terus menyorot dirinya terutama penampilannya hari ini yang terlihat sedikit berbeda.

Sebenarnya tak ada yang salah dengan penampilannya hari ini. Sama seperti yang lainnya. Memakai seragam lengkap khas Antariksa High School. Seragam putih dengan rok pendek kotak-kotak hitam dibalut dengan blazer crop khusus siswi berwarna merah marun. Dasi pita hitam serta badge name yang bertengger di dada kanan blazernya---Carlista D. Hilson.

Ya, rambutnya masih sama seperti semalam. Bagian kiri berwarna ash grey sedangkan bagian kanan berwarna hitam. Padahal diperaturan AHS sendiri tidak diperbolehkan bagi seluruh murid mewarnai rambutnya selain berwarna hitam dan coklat.

Ck, benar-benar the real Queen Badgirl.

Sementara Carlista terus berjalan dengan langkah angkuhnya hingga pergerakannya terhenti ketika empat orang wanita yang dengan sengaja menghadang jalannya.

Menatap datar kepada keempat wanita tersebut. Carlista melipat kedua tangannya tepat di depan dadanya. "Gue lagi gak mood ngadepin ocehan kalian. Minggir." ujarnya dengan datar.

"Ngerasa paling cantik di AHS? Iya?"

Vanesha dan ketiga sahabatnya---Lyora, Tammy dan Herin. Keempat wanita cantik yang juga tergabung dalam Korean Dance Club dan juga Cheerleaders AHS. Dengan Vanesha yang menjadi ketua Cheerleaders dan wakil ketua KDC.

Carlista menepis jarak di antara keduanya. "Kalo gue emang cantik, kenapa?" ujarnya dengan datar.

Vanesha menatap nyalang kepada Carlista dengan kedua tangan yang mengepal. "Gak usah sok paling cantik. Lo sama temen-temen lo itu cuma parasit di sini." desisnya dengan tatapan tajamnya.

Carlista terkekeh sinis. "Bukannya elo sama temen-temen lo yah, yang jelas-jelas cuma parasit?" ujarnya dengan santai.

"Pantesan aja tingkahnya kayak gini. Lo kan emang gak dianggap sama keluarga Hilson sendiri. Bukan begitu, Carlista?" ujar Vanesha dengan pandangan remehnya.

Carlista menyeringai tipis. "Ck, ck, ck. Segitu populernya gue, sampe-sampe lo tahu kehidupan keluarga gue," ujarnya dengan kekehan kecil.

Vanesha justru semakin mengepalkan kedua tangannya dan terus menatap nyalang pada Carlista. Sementara Carlista hanya menampakkan wajah datar dan senyuman miringnya.

Carlista menaikkan sebelah alisnya dan menatap datar pada Vanesha. "Why? Kok diem," ucapnya dengan datar. "Oh iya, lupa. Lo kan cuma parasit. Mana mungkin bisa ngomong."

Lanjutan kalimat itu yang membuat Vanesha kembali naik pitam dan ingin sekali menghajar wajah cantik plus datar milik Carlista. Sebelum pukulan tersebut dihentikan oleh seseorang yang tiba-tiba saja datang dan menahan pukulan itu.

Metta dan Jenna beserta Melody. Ketiganya datang dan menghadang Vanesha yang akan memukul wajah mulus Carlista.

Seperti biasa, Jenna Oliver---si Selebgram sekaligus Vlogger AHS. Tengah memegangi handphonenya dan sedang melakukan live streaming di Instagram pribadinya.

Sementara Melody, terus meneriaki nama Metta dengan sangat hebohnya. Berbeda dengan Carlista, ia hanya menatap datar dan tenang menyaksikan semuannya. Seulas senyum smirk hadir di wajahnya.

"Kalo lo sama temen-temen lo masih mau hidup dengan tenang. Stop gangguin Carlista. Paham." ujar Metta dengan datar.

"Hajar teruuus Metta! Hajar!" seru Melody sembari mengepalkan kedua tangannya dan bergerak-gerak seperti orang meninju.

"Oh my bestieee! Temen gue yang blasteran Jepang ini keren bingits guuuys!" decak Jenna sembari terus menyoroti keduanya seperti orang yang sedang ngevlog.

Sementara Carlista hanya geleng-geleng kepala melihat kelakuan kedua sahabatnya yang memang sedikit absurd.

"CARLISTA! Miss kasih hukuman buat kamu karena rambut kamu yang sangat aneh itu! Hormat ke tiang bendera sekarang!"

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!