adelia kamila wanita berusia 23 tahun yang sudah menyandang status janda karena ditinggal suami yang baru satu jam menikahinya
kisah cintanya yang berakhir tragis saat baru sah menyandang status sebagai istri. dia bertekad untuk tidak lagi mengenal laki-laki lagi dalam hidupnya setelah apa yang menimpa dirinya
namun siapa sangka hujan badai telah berlalu kini munculah pelangi begitupun kisah cinta sejatinya datang
bermula pertemuan tak sengaja dengan niko sanjaya. siapa sangka adelia menemukan kembali rasa yang telah lama tak bertuan
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri_uncu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Eps.14
hari ini adelia berpakaian rapih niat hati ingin mencari pekerjaan apapun agar dirinya tetap bertahan hidup sampai suaminya kembali
harapan dalam hatinya suatu saat rafa akan kembali dan keduanya akan membina rumah tangga seperti pasangan suami istri umumnya
"semangat adel!"ucap adelia menyemati diri keluar dari kamar kost nya
beberapa tempat membuka lowongan namun tak ada satupun yang sesuai dan menerima adel jadi pegawainya
tak jauh pandangan matanya adel melihat sebuah mall besar disalah satu kotanya.
waktu sudah siang tapi adel masih belum mengisi perutnya dengan apapun.
mungkin di mall ada lowongan pekerjaan pikir adelia
memasuki mall dan berkeliling mencari toko yang membutuhkan karyawan. sampai tiba pada sebuah toko yang menyediakan sepatu wanita bermerk
adel masuk ke dalam toko terebut
"ada yang bisa dibantu bu?" tanya pegawai sopan
"benar disini butuh karyawan mba?" ucap adel balik bertanya
"benar mba, apakah mba mau melamar?" tanya pegawai toko tadi
"mau mba! dimana saya harus mendaftar?" tanya adel senang
"bawa cv nya mba? kalau ada biar saya ambil nanti saya kasih ke atasan saya karena lagi butuh pegawai segera!" jawab pegawai radi
adelia membuka tasnya dan menyerahkan cv nya. "ini mba ada nomer telfon saya juga didalamnya" ucap adelia
"jika diterima akan langsung dihubungi mba" pegawai tersebut menerima lamaran adelia
setelahnya adel memutuskan pulang karena waktu sudah menunjukan sore hari. uangnya yang menipis membuat adel harus sangat berhemat kini dilihatnya warung makan sederhana yang banyak diminati masyarakat indonesia
adel membelokan arah jalannya ke warung tersebut
"bu saya mau nasi dibungkus, dengan orek tempe dan telur dadar saja bu" ucap adel pada penjaga warung
"baik mba" jawab ibu penjaga warung
"berapa bu?" tanya adelia
"sepuluh ribu saja mba"
"ini bu uangnya, terimakasih ya bu" ucap adel memasukan uang kembalian tanpa melihat jalan dengan benar
bugh
suara benturan terdengar
"auuuu, maaf..maaf!" ucap adel mengusap kepalanya yang terbentur benda keras yang merupakan dada bidang milik sesorang
"kamu!" ucap seseorang tadi terhebnti
"anda kenal saya om?" tanya adel pada orang yang hendak marah tak jadi bahkan aneh melihat wajah adel saat menatapnya
"tidak! saya pikir kenalan saya. minggir saya mau lewat" ucap lelaki berumur sekitar 30 tahunan yang kesal dipanggil om oleh wanita cantik didepannya
"maaf" adel menunduk takut dengan tatapan tajam lelaki tadi
adel berlari dengan cepat meninggalkan warung makan dan kembali ke kostnya yang kini menjadi tempatnya berteduh
sementara lelaki bernama niko sanjaya memilih menu makan siangnya yang kesorean akibat pekerjaannya.
"bos mau makan apa?" ucap sesorang lagi yang mengikuti niko hendak makan siang bernama ferdi
"sekalian aja ngomong pake toak" ucap niko kesal pada sahabat sekaligus asistennya itu
"bu saya mau makan disini, pakai soto ayam sama nasi saja" ucap niko memesan makanan pada penjaga warung
ferdi memilih makanan nasi beserta lauk pauknya yang tersedia rak makanan yang tersusun rapih
keduanya makan dengan lahap hingga makanan dipiringnya habis.
"kita lanjut besok saja saya mau pulang" ucap niko
"buru buru amat kaya ada yang nungguin aja dirumah!" sindir ferdi
"Sebentar lagi, tunggu saja undangannya. lo pulang sendiri!" niko mengendarai mobilnya menuju arah rumahnya dan meninggalkan ferdi diwarung makan tanpa membayarnya dulu
keduanya adalah sahabat yang sering jahil satu sama lainya.
