NovelToon NovelToon
AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

AKU PENGANTIN PENGGANTIMU

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti
Popularitas:16.2k
Nilai: 5
Nama Author: Reny Rizky Aryati, SE.

Lucinda de Vries mengira acara wisudanya akan menjadi hari kebahagiaannya sebagai sarjana kedokteran akan tetapi semua berakhir bencana karena dia harus menggantikan kakak kandungnya sendiri yang melarikan diri dari acara pernikahannya.
Dan Lucinda harus mau menggantikan posisi kakak perempuannya itu sebagai pengantin pengganti.

Bagaimana kelanjutan pernikahan Lucinda de Vries nantinya, bahagiakah dia ataukah dia harus menderita ?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Reny Rizky Aryati, SE., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13 LICIK SEKALI

Lucinda masih berdiri diam disebelah panembahan Sugeng yang terlihat canggung kepadanya.

Ketegangan mulai tercipta diantara Lucinda dan Sugeng saat ini, sehingga suasana dingin perlahan-lahan terbentuk disekitar mereka berdua.

Sorot mata Lucinda dingin, menatap lurus-lurus ke jalan dihadapannya. Sedangkan panembahan Sugeng berusaha bersikap sewajarnya.

Berulangkali dia membetulkan letak jas panjangnya seraya merapikan manset.

"Aku ada kepentingan diluar yang tidak bisa aku tunda karena bersangkutan dengan urusan kesarjanaanku."

"Boleh saya tahu kemana anda akan pergi ?"

"Aku harus menemui dosen utama di kampus karena setiap dua hari sekali aku wajib lapor padanya setelah upacara wisuda."

"Oh, begitu rupanya..."

"Ya, apa ada yang salah dari ucapanku ?"

"O, tentu tidak, tidak ada satupun kesalahan yang terjadi, bukan masalah bagi saya jika nyonya memang harus pergi."

"Tapi aku ingin pergi sendirian ke kampus, bolehkan ?"

Lucinda masih berdiri dengan pandangan tertuju lurus ke depan.

"Bukankah lebih aman jika ada pengawal yang menemani nyonya kemanapun anda pergi."

Sudut bibir Lucinda naik terangkat kemudian dia berkata.

"Kurasa tidak perlu karena aku menganggapnya terlalu berlebihan, aku bisa pergi sendirian tanpa kawalan kalian dan jangan cemaskan aku soal kepergianku ke kampus"

Lucinda menoleh ke arah panembahan Sugeng, dan menatapnya dingin.

"Aku pasti segera kembali pulang ke rumah ini lagi, tidak ada yang perlu panembahan cemaskan dariku", ucapnya. "Aku tidak akan melarikan diri kemana-mana !"

Lucinda memperhatikan panembahan Sugeng yang berdiri tepat disebelahnya dan panembahan segera menjawabnya.

"Baiklah jika itu yang nyonya inginkan maka saya tidak bisa mencegah kemauan anda untuk pergi ke kampus."

"Terimakasih, aku pamit pergi dulu, tolong titip Kevin selama aku pergi."

"Jangan risaukan kondisi raden, kami akan senantiasa menjaganya sangat baik, nyonya !"

"Semoga yang kau ucapkan bisa aku pegang, aku pamit pergi dulu..."

"Baik, nyonya, berhati-hati lah di perjalanan ke kampus."

Bibir panembahan Sugeng membentuk lengkungan tipis lantas dia mengijinkan Lucinda pergi ke kampus.

Kesempatan itu tentunya tidak disia-siakan oleh Lucinda, dia bergegas pergi dari rumah ini sembari melangkah cepat.

Setelah Lucinda pergi, terdengar suara seseorang berbicara kepada panembahan Sugeng.

"Apa perlu orang untuk memata-matainya ?"

"Kurasa tidak perlu, dia pasti tahu tujuannya dan segera pulang..."

"Tapi kita tidak bisa mempercayainya begitu saja, mungkin dia akan berniat kabur jika dilihat dari sikapnya itu, panembahan."

"Tidak mungkin, suntikan pelupa ingatan itu telah mengubahnya berbeda dan menjadi orang lain dari sebelumnya, aku yakin kalau dia tidak akan berbuat macam-macam lagi disini..."

"Apa panembahan yakin soal nyonya kalau dia benar-benar lupa akan kejadian kemarin ?"

"Tentu saja, iya, aku sangat yakin sekali dia pasti melupakan kejadian kemarin sebab suntikan itu sangat lah manjur bahkan kuat sekali khasiatnya..."

"Tapi kenapa nyonya justru ingin pergi ke kampus sekarang ?"

"Biarkan saja dia melakukan hal yang dia maui karena kita tidak bisa melarangnya selagi hal yang dia lakukan sebatas wajar maka kita tidak perlu mencemaskan dia."

Pria berjas hitam dengan kaca mata beningnya terdiam.

"Jika kita terlalu menekannya, ditakutkan nanti dia akan mencurigai kita dan mungkin saja, dia akan ganti mengawasi kita, Makuta..."

"Saya hanya merasa kuatir dengan nyonya, ada baiknya kita selalu waspada terhadapnya, panembahan."

Panembahan Sugeng menghela nafas pelan sembari mengibaskan tangannya.

"Sudah ! Sudah ! Jangan terlalu dipikirkan lagi soal dia, pasti dia akan kembali pulang, Makuta !"

Tegur panembahan Sugeng pada Makuta yang berdiri didekatnya.

"Ayo, kita pergi ke ruangan kerja, ada dokumen penting yang mesti kita kerjakan !"

"Oh, ya, panembahan, ada kabar bahwa pesaing kerajaan Klinting Kuning mulai berekspansi ke bisnis pertambangan, ini ancaman besar bagi kita."

"Bukan masalah, selama kita bisa mendapatkan akses mencairkan uang milik kerajaan Klinting kuning maka semua bukanlah ancaman."

"Tapi nyonya besar pasti akan merasa cemas jika mendengar kabar ini."

"Biarkan saja hal itu terjadi, yang kita butuhkan uang sekarang ini selama cap jari tangan milik raden masih bisa berfungsi baik untuk mencairkan dana uang maka tidak ada yang perlu kita risaukan, Makuta !"

"Saya mengerti, panembahan..."

"Kalau begitu kita pergi sekarang juga dan kita akan urus masalah pesaing kita nanti, tapi siapa pesaing itu karena aku baru mendengarnya sekarang ini."

"Pesaing dari keluarga Sanjaya, dia mulai melakukan ekspansi besar-besaran ke bisnis pertambangan."

"Rupanya dari kubu keluarga Sanjaya, mengejutkan sekali karena mereka bisa berekspansi ke bisnis pertambangan kalau kita tahu bahwa bisnis itu sangat membutuhkan dana besar."

"Rumor yang berkembang diluar sana bahwa keluarga Sanjaya menang saham di luar negeri, sehingga mereka punya dana besar untuk menang tender mengurusi bisnis pertambangan."

"Wow, suatu kabar yang benar-benar luar biasa dan aku turut senang jika mereka mampu mengungguli perusahaan kerajaan Klinting kuning..."

"Tapi kita bisa gulung tikar jika tersingkirkan oleh mereka."

"Toh, kita tidak perlu terlalu memusingkan hal itu sebab kerajaan Klinting kuning bukan urusan kita selagi kita bisa bersenang-senang dengan uang raden maka kerumitan itu tidak perlu kita pikirkan lagi, Makuta."

Makuta terdiam sejenak seperti dia ingin menyampaikan pendapatnya.

"Bagaimana kalau krisis menimpa kerajaan Klinting kuning, tentunya kita juga kena dampaknya ?"

"Itu juga bukan urusan kita, masalah internal biar pihak keluarga kerajaan Klinting kuning saja yang mengurusinya, kita masa bodoh dengan mereka semua, Makuta."

"Jika usaha kerajaan Klinting kuning hancur maka kita juga akan merugi, panembahan."

Makuta mencoba mengingatkan hal itu pada Sugeng dan panembahan Sugeng mendengarkannya.

"Jika usaha kerajaan Klinting kuning bangkrut, toh, kita tinggal hengkang dari sini dan meninggalkan mereka, Makuta."

"Tunggu sebentar... !"

Makuta meraih bahu panembahan Sugeng supaya dia tidak pergi darinya.

"Apa lagi Makuta ?"

"Panembahan benar-benar akan pergi dari sini lalu bagaimana dengan hutang-hutang kita yang belum lunas ?"

"Sebelum itu terjadi, kita bisa mencicilnya dengan menjual pelan-pelan barang berharga yang dipunyai oleh raden di rumah ini."

"Begitu, ya... ?!"

Tampak Makuta berpikir sangat serius akan ucapan Sugeng kemudian dia tersenyum simpul.

"Baiklah, saya akan mengikuti saran panembahan Sugeng saja dan tidak turut campur permasalahan internal keluarga kerajaan Klinting kuning."

"Selagi kita bisa memanfaatkan harta yang ada untuk memperkaya diri kita sendiri, tentunya tidak ada lagi yang perlu kita pikirkan rumit, Makuta."

"Ya, ya, ya, saya paham sekali dengan arah pembicaraan anda ini."

"Kalau begitu kita lanjutkan saja menyelesaikan dokumen pemindahan aset kekayaan ke kantung pribadi kita selagi ada kesempatan baik maka kita kerjakan secepat mungkin, Makuta."

"Baik..., baik, panembahan..., saya mengerti betul dan saya akan dengan senang hati mengikuti anda kemana pun anda pergi."

"Bagus, bagus, pada akhirnya kamu mengerti juga, Makuta..."

Makuta hanya tertawa kecil lalu tersenyum simpul kemudian dia mengikuti langkah kaki panembahan Sugeng.

Pada saat mereka hendak melanjutkan niat mereka untuk kembali ke ruangan kerja, tanpa sengaja mereka bertemu langsung dengan seorang wanita berpenampilan sangat modis serta energik, wanita itu mengenakan aksesoris perhiasan mewah bahkan dia juga menghiasi jari-jemari kukunya dengan cat kuku menyala.

Wanita paruh baya itu tersenyum manis kepada Sugeng dan Makuta. Dan dia menyapa ramah sembari memperlihatkan deretan gigi-giginya yang rapih putih serta dihiasi oleh sebutir berlian mewah.

"Selamat pagi menjelang siang... !"

1
Zeed
kayak triller gak sih
Zeed
misteri secret nih
Zeed
waduh konspirasi nih di kerajaan klinting kuning
Zeed
kakak rasa candu pa gimana nih kau chatarina 🤭
Zeed
dia dokter ya
Zeed
jadi bingung nih sama sikap lucinda kayak gak biasanya agak berubah nih
Zeed
lebih keji nih ibu tiri
Zeed
wah... wah... wah... bener ada ya ibu tiri kayak nenek sihir itu
Zeed
semangat thor 💪
Zeed
🤭🤭🤭🤭🤭🤭
Zeed
🤣🤣🤣🤣🤣🤣
Ghaltara
seram...
Reny Rizky Aryati, SE.: thriller...
total 1 replies
horse win
misteri nih semakin seru saja thor 💪
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍🎂👍👍👍
total 2 replies
horse win
wah wah wah pecundang datang nih
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
rupanya wasiat kakek ya, napa gak judulnya wasiat maut kakek saja tor 👍
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
sulit dibayangkan nih nikah ma pria sekaratul maut 😄
Reny Rizky Aryati, SE.: 🎂🎂🎂🎂🎂🎂
total 2 replies
horse win
versi beda nih ma novel yang satunya ya thor, tapi mirip temanya pengantin pengganti
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
lanjut...
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍
total 2 replies
horse win
baru nih thor
Reny Rizky Aryati, SE.: dont worry, i am here 🎂
total 2 replies
Soraya
lanjut
Reny Rizky Aryati, SE.: 👍👍👍👍👍👍
total 2 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!