Lahir dari keluarga kaya, Davina menyamar menjadi seorang gadis biasa, Dia merasa lelah karena sering di manfaatkan. Dalam kesederhanaan nya, Davina menjalin hubungan dengan Gio. Seorang pria yang Davina tahu adalah pria yang lahir dari keluarga sederhana.
Davina kira, Menjalin hubungan dengan orang sederhana itu akan selalu setia. Ternyata, Tidak semua orang sama.
Bukan karena di selingkuhi namun sejak hadirnya sahabat Gio yang bernama Caca, Pria yang menjadi kekasihnya itu berubah. Di setiap waktu atau kondisi apapun selalu sahabatnya lah yang di utamakan.
Davina muak! Hingga akhirnya Davina menunjukkan bahwa sebenarnya dia bukanlah gadis biasa. Membuang pria sederhana itu lalu menjalin hubungan baru dengan pria yang setara dengannya. Bagaimana reaksi Gio setelah tahu bahwa Davina ternyata adalah gadis kaya?
••••••
"Jika Daddy bisa mendapatkan wanita sederhana yang setia. Maka aku, Aku akan mencari pria yang setara dan setia." Davina Anggraini
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon El Viena2106, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bersatu
"Gak nyangka ya.. Gadis yang terkenal pintar dan pendiam itu ternyata..
"Benar... Mura-han dia.. Di kasih yang brondong minta yang om-om..
"Maklum guys... Dia kan gadis yang kita tidak tahu asal usulnya.. Dia kan tinggal di kost-an. Siapa tahu selama ini dia diam-diam.. ya begitulah..
"Dia gak ada muncul loh.. Benar-benar gak merasa bersalah sama sekali.. Dasar bic-th..
Berbagai ucapan tak enak saling bersautan di grup kelas itu. Davina tak berkomentar, Gadis itu hanya menyimak satu persatu apa yang mereka katakan tentang dirinya. Meski tak menyebut nama, Davina sudah yakin seratus persen kalau yang di bicarakan itu adalah dirinya.
"Aku tandai kalian.. Lihat saja besok.." Kini mata Davina menyipit ketika satu pesan masuk di grup itu.
"Udah ya.. Jangan di bahas lagi.. Kan kasihan gio nya.. Dia sedih sekali...
Jelas, Pesan Caca yang masuk itu langsung mendapatkan respon dengan cepat dari para teman-temannya. Seperti biasa, Davina hanya menanggapi nya santai.
"Basi semua.." Ucapnya, Gadis itu meletakkan benda pipihnya ketika mendengar seorang mengetuk pintu.
Davina melihat lebih dulu siapa yang sore ini bertamu. Dengan cepat Davina membuka pintu setelah melihat anak buah Daddy nya lah yang mengetuk pintu.
"Selamat sore Nona..
"Hm, Masuk.. Dan angkat barang-barang yang ada di dalam kardus itu.."
"Baik Nona.." Dua orang suruhan Daddy Nalendra itu masuk ke dalam kamar. Semua barang Davina yang sudah tak berguna itu telah gadis itu masukan ke dalam kardus.
"Untuk kardus ini, Kamu antarkan ke alamat ini ya?" Davina memberikan catatan sebuah alamat pada salah satu orang suruhan Daddy nya itu.
"Sekarang Nona?
"Setelah Ini, Kalian harus antarkan aku pulang dulu.." Mereka mengangguk. Davina pun keluar dari kost-an nya kemudian pergi ke tempat pemilik kost-an. Davina pamit dan tak lupa juga pamit pada teman-temannya yang ada di sana.
"Aku pulang dulu ya...Dada ..
"Hati-hati ya Davina.. Sering-Sering lah main kesini.."
"Insya Allah ya, Kalau ada waktu.. " Davina pun benar-benar meninggalkan tempat yang telah merampungkan selama dua tahun itu.
Sore ini, Davina telah keluar dari tempat ini. Dan itu artinya, Sosok Davina yang hanya seorang Gadis sederhana telah hilang. Kini berganti menjadi sosok Davina yang asli.
Seorang putri konglomerat yang namanya tersohor. Davina akan buktikan kalau dia bukan gadis biasa yang dengan gampang mereka tindas .
Sekitar perjalanan tiga puluh menit, Mobil mewah itu akhirnya sampai di sebuah kediaman yang megah nan mewah milik Tuan Nalendra.
Salah satu pria tadi segera membukakan pintu untuk sang Tuan putri di rumah ini. Davina segera turun, Gadis itu memerhatikan beberapa mobil yang terparkir di halaman rumahnya.
"Ada acara apa?" Tanya Davina pada para anak buah Daddy nya itu.
"Sepertinya akan di adakan makan malam bersama Nona.." Jawabnya. Davina tersenyum, Di otaknya kini mulai muncul ide.
"Baiklah...Dan kau, Jangan lupa ya.. Bawa kardus tadi ke alamat yang telah aku kasihkan padamu.."
"Baik akan segera saya laksanakan Nona.." Salah satu dari mereka kembali masuk ke dalam mobil membawa sebuah kardus yang berisikan barang pemberian Gio.
...****************...
"Gio.." Gio yang sedang berada di kamarnya segera keluar begitu mendengar sang ibu memanggilnya..
"Ada apa Bu?
"Itu di depan ada orang yang nyariin kamu.. " Ujar Ambar.
"Siapa Bu?
"Ibu gak tahu.. Dia pakai pakaian kaya Ayah.. Dia juga bawa kardus besar katanya dari seseorang.." Jelas wanita paruh baya itu lagi. Gio yang merasa penasaran pun keluar melihat siapa yang datang.
"Maaf, Cari siapa ya?" Pria yang berdiri dengan posisi membelakangi itu pun memutar badannya.
"Benar ini adalah rumah Gio?" Tanya pria itu dingin. Gio mengangguk, Pria suruhan Daddy Nalendra itu menelisik perawakan Gio dari atas hingga ke bawah.
"Ini pria yang tak tahu bersyukur itu.. Udah miskin sok lagi.. Gak cocok sama Nona Davina..
"Eekheem.. Saya datang kesini atas perintah dari seseorang. Ini ada bingkisan yang harus saya antar..
"Dari sia..
"Kalau begitu saya Permisi.." Belum juga Gio menyelesaikan pertanyaannya, Pria itu sudah pergi lebih dulu.
"Dasar aneh.." Gumam Gio, Dia mengangkat kardus itu lalu membawanya masuk. Gio meletakkan kardus tersebut di atas meja.
"Apa sih isinya, Jangan-jangan bom lagi.." Ucap Gio merasa aneh. Ya, Aneh saja tiba-tiba ada orang yang tak ia kenal datang lalu membawa kardus yang entah apa isinya.
"Dari siapa?" Tanya ibu Gio, Gio menggelengkan kepalanya karena memang belum membukanya.
"Gak tahu Bu.. Ini masih mau di buka." Gio akhirnya membuka kardus itu karena penasaran dengan isinya.
Seketika Gio langsung terdiam begitu melihat barang yang berada di dalamnya.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Sementara itu, Di kediaman Daddy Nalendra sedang ramai sekali. Seluruh keluarga besar itu berkumpul bersama.
Ada Brian dan Arumi bersama kedua putra dan putrinya. Ada Nada, Adik kandung Nalendra itu juga datang bersama Sang suami Rayhan tak lupa dengan si kembar tiga juga. Ada Devano dan Alena serta dua putra dan putrinya. Yang terakhir ada Joe dan Tissa tentu saja dengan sang jagoannya.
Mereka semua berkumpul dimana ada Davina yang mengadu pada keluarga besarnya tentang fitnahan Caca..
"Huaaaa.. Kalian lihat ini, Di grup mereka bilang kalau aku ini gadis mura-han hiks.. Hiks.." Davina menghapus air mata buaya nya. Tentu saja tangis yang di lakukan Davina hanya akting saja, Akan tetapi akting gadis itu sangat bagus membuat semua yang ada yang disana mengira kalau Davina benar-benar menangis.
"Jadi ada yang mengambil foto kamu sama Daddy kamu pas di Mall terus nyebarin foto itu? " Tanya Brian pada sang ponakan.
"Iya Uncle Brian.. Mereka ngira kalau Daddy itu sugar Daddy aku.. Mereka semua menatap sinis aku Uncle.. " Adu Davina lagi, Mumpung semua berkumpul dan bersatu disini, Davina adukan saja sekalian cari perhatian.
"Ini gak bisa di biarin Enda.. Cepat bertindak.." Daddy Nalendra mengangguk.
"Besok aku dan istriku akan datang kesana.. Tentu saja membungkam mulut mereka yang sudah berani kurang ajar.." Ucap Daddy Nalendra tegas. Dia bukannya membela atau memanjakan putrinya. Tapi putrinya tidak bersalah kan? Davina di fitnah ayah mana yang tidak marah.
"Kalau gitu, Besok aku ikut.." Brian angkat suara.
"Aku juga..
"Aku juga..
"Aku juga.. " Devano dan Joe serta Nada juga setuju ikut memberikan perhitungan terhadap gadis yang telah memfitnah keponakannya.
"Aku ingin melihat seperti apa wajah gadis yang telah berani mencari masalah dengan keponakanku.. " Kata Nada, Wanita itu memang kalem tapi jangan salah tantenya yang satu ini sangat berani.
"Makasih ya.. Davina sayang kalian.." Nada peluk keponakannya itu..
"Tenang sayang. Besok mereka akan bungkam.." Ucap. Nada, Davina tersenyum di balik itu..
"Yesss... Caca.. Tunggu saja besok, Gue yang akan buat lo bisu..
•
•
•
TBC
si caca ga ada kapoknya dan si gio plin plan percaya aj sm si caca
niatnya mau pmer,taunya....
mlah dia sndri yg malu....😝😝😝