NovelToon NovelToon
Kanvas Hati

Kanvas Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Romantis / Cinta setelah menikah / Cinta Seiring Waktu / Romansa
Popularitas:1.2k
Nilai: 5
Nama Author: Lia Ramadhan

Berawal dari seorang Pelukis jalanan yang mengagumi diam-diam objek lukisannya, adalah seorang perempuan cantik yang ternyata memiliki kisah cinta yang rumit, dan pernah dinodai oleh mantan tunangannya hingga dia depresi dan nyaris bunuh diri.
Takdir mendekatkan keduanya, hingga Fandy Radistra memutuskan menikahi Cyra Ramanda.
Akankah pernikahan kilat mereka menumbuhkan benih cinta di antara keduanya? Ikuti kelanjutan cerita dua pribadi yang saling bertolak belakang ini!.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lia Ramadhan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13.

Selesai sarapan Cyra dan Fandy bersiap untuk pergi ke mal terdekat yang jaraknya kurang lebih 30 menit dari rumah jika tidak macet. 

Cyra lalu mengajak Fandy mengambil salah satu koleksi mobil mewah kesayangannya.

“Abang bisa bawa mobil gak?” tanya Cyra saat di garasi.

Fandy menggeleng, “Maaf ya aku gak bisa, kalau motor pasti bisa,” jawabnya jujur.

“Oh... kukira Bang Fandy bisa bawa, padahal aku maunya duduk manis di kursi penumpang... hehehe,” canda Cyra.

“Mungkin aku kursus mengemudi dulu sampai mahir bawanya. Terus siapa tau ke depannya aku bisa beli mobil sendiri.”

“Iya benar Bang kursus dulu sampai mahir, enggak apa-apa sesekali coba bawa mobilku ini nanti.” 

“Aku doain rezeki kamu ke depannya makin bertambah, lukisannya juga banyak yang terjual hingga bisa beli mobil nanti… Aamiin,” doa tulus Cyra untuk suaminya.

“Aamiin... semoga dikabulkan oleh Yang Maha Kuasa. Makasih istriku cantik untuk doanya,” bersyukurnya Fandy, Cyra mendukung dan mendoakannya.

“Sama-sama suami tampanku,” balasnya sambil tersenyum.

Kini keduanya sudah berada di dalam mobil BMW 7 Series warna merah. Ternyata warna favorit Cyra juga merah, sama seperti motor Vario kesayangan Fandy.

Cyra duduk anggun di kursi pengemudi, tangannya lincah dan sigap menyetir dibalik kemudi. Kaca mata Ray-Ban Wayfarer Classic dia pakai melindungi mata indahnya. Fandy memperhatikan istrinya dengan intens. 

Lama-lama dia makin mengagumi kecantikan istrinya ini. Pesonanya seakan membius mata Fandy, di matanya kini Cyra cantiknya makin berkali-lipat.

Cyra yang merasa dirinya diperhatikan Fandy akhirnya menoleh ke arah Fandy saat mobilnya bergerak di jalan raya. “Abang kenapa? Kok dari tadi ngeliatin aku terus?”

Fandy tersenyum mendengar pertanyaan Cyra. “Kamu pas nyetir gini keliatan makin cantik, aku suka banget liatnya.”

Cyra tersipu malu, pipinya nampak merah merona seakan salah tingkah karena pujian suaminya itu. “Abang bisa aja, gombal ihh,” elaknya.

“Aku serius, kamu cantik banget saat ini. Cantikmu mengalihkan duniaku…tsahhhh,” gombalnya muncul lagi.

“Tuh kan bener kataku, Bang Fandy makin gombal,” kata Cyra sambil matanya tetap fokus ke jalan raya tapi dalam hati senang dengan gombalan suaminya.

“Kamu mah gak percayaan banget sih sama suamimu ini, dua ribu rius kamu cantik banget sumpah.” Fandy membentuk symbol V pada dua jarinya untuk meyakinkan Cyra.

Cyra terkekeh merasa lucu lama-lama dengan suaminya yang kadang konyol ini, “Hehehe… iya Bang, aku percaya kok. Makasih ya dipuji cantik terus akunya.”

“Sama-sama. Tapi kok cuma makasih doang responnya?”

“Iya dong aku bilang makasih karena sudah dipuji, memangnya harus apa?” tanya Cyra penasaran.

“Dipeluk atau dicium dong suaminya ini, baru benar responnya,” kata Fandy sambil senyum penuh maksud.

“Harus gitu ya? Selain kedua tadi enggak ada?”

Fandy menggeleng. “Hanya dua opsi itu saja.”

Cyra mengerti lalu menepikan sesaat mobilnya di pinggir jalan raya. Setelah mobilnya berhenti, tubuh Cyra menghadap Fandy. 

Dia membuka kedua tangannya dengan tersenyum, seolah siap menerima Fandy dalam pelukannya. “Ayo sini aku peluk kamu sekarang!”

Fandy tersenyum senang, Cyra menuruti maunya. Tanpa berpikir dua kali dia langsung masuk ke dalam pelukan istrinya, dipeluknya sangat erat . Lalu dihirupnya dalam-dalam wangi tubuh Cyra.

“Aku sayang kamu Cyra,” bisik Fandy lirih.

Cyra merasa tersentuh, hal yang sederhana ini membuatnya bahagia. Dia merasa disayangi Fandy dengan tulus dan apa adanya.

“Aku juga sayang Bang Fandy,” balasnya masih memeluk erat suaminya.

5 menit kedua berpelukan, diakhiri dengan kecupan Fandy pada kedua pipi Cyra. “Makasih ya cantik.”

Cyra makin tersipu malu dan mengangguk pelan. “Iya sama-sama.”

Tidak lama kemudian mobil BMW itu kembali bergerak melintasi jalan raya menuju mal yang mereka tuju. 

25 menit kemudian mereka tiba di tujuan. Kini keduanya sudah berada di salah satu toko brand UNIQLO. 

Cyra menemani Fandy memilih beberapa kemeja, kaos santai dan celana pendek juga celana panjang. 

Fandy terkejut melihat label harga pada kemeja dan kaos yang dia pegang saat ini. Dirinya menghampiri Cyra dan berbisik. “Ini mahal sekali Cyra harganya.”

Cyra hanya tersenyum tipis dan sudah menduga dengan reaksi Fandy lihat harganya. “Udah enggak apa-apa, Abang pilih aja semua. Nanti aku yang bayar.”

Fandy meringis dan menggaruk tengkuknya. “Tapi ini nanti banyak lho jumlahnya kalau ditotal.”

Cyra lama-lama gemas dibuatnya. “Tidak masalah Abang, kali ini biar aku aja yang bayar oke!”

Fandy menatap lama Cyra, seolah merasa malu dan tak enak hati karena istrinya yang akan membayar bukan dia sendiri.

“Gini rasanya punya istri anak orang kaya. Harga baju satu, dua kali lipat dari harga baju yang biasa aku beli. Bagi Cyra tidak mahal, tapi bagiku ini mahal banget sumpah,” batin Fandy.

Cyra menatap Fandy yang terdiam seolah berpikir akhirnya menegurnya. “Udah enggak apa-apa Bang, aku masih sanggup bayar kok,” ucap Cyra dengan yakin.

Fandy pun mengalah tak ingin menolak niat baik Cyra. “Baiklah kalau begitu. Ini semua baju dan celana yang kupilih.”

Cyra mengangguk paham. “Ya udah, kita sekarang ke kasir untuk pembayaran,” ajaknya sambil menggandeng lengan Fandy.

Setelah selesai di kasir dan menerima hasil belanjaan, kini keduanya melangkah menuju toko baju berikutnya pilihan Cyra, toko H&M. 

Istrinya memilih rok dan blus untuk setelan kerja, setelah itu dia memilih set pakaian dalam dan lingerie favoritnya. 

Fandy mencoba menghindari dan beralih ke area lain tapi Cyra bersikeras menahannya untuk tetap menemaninya.

“Ini bagus enggak Bang motif sama warnanya?” tanya Cyra serius sambil memegang set pakaian dalam pilihannya.

Fandy meneguk ludah dan menarik napas panjang. “Ya Tuhan cobaan apa lagi ini, dia memintaku memilih pakaian dalamnya,” batinnya ingin tak menjawab.

Bukannya dia tak mau bantu memilih tapi otaknya mendadak blank, pikirannya langsung tertuju pada tubuh Cyra. 

Dia membayangkan betapa seksinya dan menggairahkan istrinya itu jika mengenakannya. Baginya Cyra mengenakan pakaian apapun tetap cantik di matanya.

Lagi-lagi Cyra melihat Fandy terdiam dan melamun. “Abang gimana? Bagus dan pas enggak jika kupakai nanti?” tanya Cyra seolah membuyarkan lamunan Fandy tadi.

“Hmm… bagus kok, cocok semuanya itu di tubuh kamu,” jawab Fandy gugup takut ketauan dengan fantasi liarnya tadi.

Cyra menyadari kegugupan Fandy dan berbisik padanya. “Pasti kamu membayangkan hal yang tidak-tidak ya?” tebaknya dengan cepat.

Fandy tersenyum samar, mencoba bersikap cool depan Cyra, “Enggak kok, biasa saja. Aku diam tadi karena mikir, cocoknya kamu pake motif dan warna apa gitu,” jawab Fandy sekenanya.

“Terus motif dan warna apa bagusnya kalau gitu?”

“Motifnya ini terus warnanya merah dan hitam,” jawab Fandy cepat sambil menunjuk pilihannya.

Cyra tersenyum, puas dengan jawaban Fandy yang sama dengannya. Akhirnya Cyra mengambil lingerie dan pakaian dalam pilihannya dan pilihan Fandy, lalu melakukan transaksi akhir di kasir.

Saat Cyra di kasir tadi, Fandy sempat melirik lingerie lain pilihannya. Sepertinya dia akan membelinya sendiri nanti sebagai hadiah untuk Cyra.

Selesai belanja baju, kini pasangan baru itu melanjutkan ke area supermarket untuk belanja kebutuhan sehari-hari seperti sabun, sampo, buah dan lain-lain.

Fandy mendorong troli dan Cyra mengaitkan lengannya di lengan suaminya. Kadang kepala Cyra rebah di bahu Fandy, lalu Fandy mengusap lembut kepalanya dengan sayang.

Setelah semua barang dan kebutuhan yang diinginkan sudah memenuhi troli, keduanya beranjak menuju kasir. Saat membayar, Cyra menolak Fandy untuk membayarinya. Fandy pun mengalah tak ingin berdebat.

Selesai membayar keduanya melangkah menuju foodcourt area dengan Fandy masih mendorong trolinya. Dari arah belakang seorang perempuan berjalan mendekati mereka dan menepuk bahu Cyra.

Cyra terkejut dan refleks menoleh ke belakang. “Cyra, kamu kemana aja sih? Kok hilang bak ditelan bumi,” ternyata dia adalah Nia rekan kerjanya di kantor.

“Ya ampun Nia ngagetin aja, aku pikir kamu siapa gitu,” kata Cyra tak lama kemudian keduanya cipika-cipiki sambil tertawa.

Melihat Fandy tadi sempat menggandeng mesra Cyra, Nia merasa penasaran dibuatnya. “Kalian gandengan mesra banget, jangan-jangan pacaran ya?”

Fandy dan Cyra salah tingkah jadinya. Cyra berinisiatif menjawabnya lebih dulu. “Ya gitu deh, ada cerita dibalik ini.”

“Ya udah kita ngobrol dan bahas sekarang, kalian berdua mau ke foodcourt tadi, kan?” tanya Nia lagi.

Cyra mengangguk. “Iya mau nyantai dulu selesai belanja, habis ini baru kita pulang.”

Fandy seolah mengerti, dua perempuan ini ingin berbincang berdua. Dia pilih mengalah menjauh sementara. “Cyra... kamu sama kak Nia duluan aja nanti aku menyusul.”

Cyra ingin menolak, tapi Fandy mengangguk dan tersenyum tipis seolah tidak keberatan. Tak lama kedua perempuan cantik itu berlalu dari hadapan Fandy.

Fandy masih dengan troli dan barang belanjaan di dalamnya. Sepintas tadi dia melihat toko bunga dan aksesoris, muncul idenya untuk membeli buket bunga untuk Cyra. Bergegas dia melangkah ke toko tersebut.

Setelah memilih bunga mawar merah dan ada tambahan dua coklat silverqueen yang memang dijual oleh toko tersebut, akhirnya pesanan buket bunganya jadi juga. 

Sangat cantik hasilnya dan Fandy merasa puas dan berharap Cyra akan menyukainya nanti.

“Buket bunga yang cantik untuk istriku yang paling cantik,” batinnya sambil membayangkan Cyra.

1
Syahril Salman
semangat lanjut kakak 💪😍
Syahril Salman: sama2 kak😍
total 2 replies
Mericy Setyaningrum
Romantis ceritanya ya Kak
Lia Ramadhan 😇😘: makasih banget kak untuk supportnya🙏🤗
total 3 replies
Syahril Salman
jadi tambah bagus kak covernya 😍👍
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak🙏
total 1 replies
Syahril Salman
Ceritanya bagus, simple dan mudah dimengerti. Saya suka karakter Fandy yang berkomitmen, padahal belum mengenal Cyra lebih jauh tetapi berani memutuskan akan menikahinya.
Lia Ramadhan 😇😘: terima kasih kak untuk ulasan positifnya🙏
total 1 replies
Syahril Salman
lanjutkan kk ceritanya 👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!