NovelToon NovelToon
Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Arsaka: Sang Kultivator Lintas Dimensi

Status: sedang berlangsung
Genre:Kultivasi Modern / Action / Epik Petualangan / Sistem / Fantasi / Light Novel
Popularitas:416
Nilai: 5
Nama Author: Sourcesrc

Nama Tokoh Utama: Arsaka Adyatma

Latar: Dunia Kultivator Jepang (Nihon Reikai), tersembunyi di dimensi lain.

Ringkasan Plot
Arsaka Adyatma, seorang mahasiswa teknik elektro yang realistis dari Jakarta, melakukan perjalanan wisata ke Kyoto, Jepang. Ketika ia menyentuh sebuah Gerbang Kuil kuno yang tersembunyi dimensinya, ia secara tak sengaja ditarik ke dalam Nihon Reikai—Dunia Kultivator Jepang, sebuah dimensi di mana hukum fisika digantikan oleh energi spiritual yang disebut Reiki atau Ki, dan kekuatan menentukan segalanya.

Tiba-tiba terdampar dan dilengkapi dengan sistem antarmuka mirip game yang misterius dan warisan unik Segel Naga Void yang tidak aktif, Arsaka mendapati dirinya berada di dasar rantai makanan. Ia diselamatkan oleh murid-murid dari Sekte Awan Guntur di tepi Kekaisaran Tiga Bintang, yang langsung meragukan asal-usulnya.

Novel ini mengikuti perjalanan Arsaka dari seorang Murid Tahap Awal yang naif menjadi seorang Kaisar Kultivasi yang ditakuti.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sourcesrc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 12

Setelah melarikan diri dari auman marah Raja Naga Tanah, Arsaka menghabiskan sisa hari itu untuk berlari.

Dia merasakan energi aneh dari Mutiara Petir Bawah Tanah di kantong interdimensinya. Alih-alih liar, mutiara itu memancarkan aura Petir yang sangat stabil, hampir seperti baterai yang sempurna.

[PEMBERITAHUAN SISTEM]

Pengaruh Mutiara Petir Bawah Tanah: Reiki Petir Arsaka menjadi lebih 'dingin' dan lebih mudah dikendalikan. Stabilitas Jubah Petir meningkat 15%.

Efek Samping: Aura Reiki Tanah Arsaka secara alami menjadi isolator yang lebih baik, mengurangi kebocoran energi.

Arsaka bergerak dalam harmoni sempurna. Kecepatan Petir membawanya melintasi hutan, sementara Tanah dari Inti Benteng menahannya dari goncangan dan kelelahan. Dia merasa seperti mesin yang baru dilumasi.

Dini hari berikutnya, ia tiba di lokasi yang ditunjukkan oleh Jaringan Bayangan: Formasi Tiga Pedang yang Patah.

Itu adalah tiga pilar batu raksasa yang menjorok dari tanah, tampak seperti sisa-sisa pedang kuno yang patah dan tertanam di bumi. Lokasi itu sunyi dan diselimuti kabut tebal, mengeluarkan aura kuno dan terpencil.

"Menurut data, Pandai Besi Naga Putih bersembunyi di sini," gumam Arsaka. "Tapi di mana?"

Dia mendekati salah satu pilar batu. Arsaka tahu bahwa pandai besi legendaris tidak akan muncul begitu saja. Pasti ada formasi, jebakan, atau tes.

Dia mengaktifkan Reiki Tanah-nya, menyentuh pilar batu itu, mencari retakan atau portal tersembunyi.

WUSHHH!

Tiba-tiba, sebuah suara siulan menusuk membelah kabut. Itu adalah suara kecepatan yang mengerikan, jauh lebih cepat daripada Jubah Petir miliknya.

Arsaka tidak sempat bereaksi. Sebuah kekuatan yang sangat terfokus menghantam bahunya, mengirimnya terbang dan menabrak pilar batu kedua. Rasa sakitnya tajam—bukan pukulan fisik, tetapi tekanan udara yang terkonsentrasi.

"Siapa?!" teriak Arsaka, bangkit dan menarik pedang bajanya.

"Kau berisik sekali, Kultivator Guntur," suara seorang wanita yang dingin terdengar dari kabut. "Tempat ini bukan untuk orang yang tahu cara mengumumkan kedatangannya."

Sesosok muncul dari kabut tebal. Dia adalah seorang wanita muda, mengenakan jubah kulit ringan berwarna hijau lumut yang tidak menghalangi geraknya. Rambutnya diikat ekor kuda tinggi, dan di punggungnya, tersarung dua belati kembar yang terbuat dari bahan yang tampak seperti tulang binatang buas.

Aura kultivasinya adalah Fase 6—lebih tinggi dari Arsaka.

"Kau pasti penjaga," kata Arsaka, menstabilkan pernapasan. "Aku Arsaka Adyatma. Aku datang untuk menempa pedang. Aku membawa Mutiara Petir Bawah Tanah."

Mata wanita itu, berwarna abu-abu tajam, memindai Arsaka dari kepala hingga kaki. Dia tidak menunjukkan minat pada mutiara itu.

"Aku Rana, Si Badai Malam. Aku adalah 'pengantar' Pandai Besi Jiro," jawabnya. "Jiro tidak menerima siapa pun. Hanya mereka yang layak yang diizinkan mengganggu ketenangannya."

"Apa syarat kelayakan itu?" tanya Arsaka.

Rana tersenyum sinis. "Jiro tidak tertarik pada kekuatan kasar. Dia tertarik pada Kecepatan dan Keseimbangan yang Sempurna. Kau memiliki Reiki Petir, yang cepat, dan Reiki Tanah, yang lambat. Kedua elemen yang bertentangan. Jika kau bisa menyentuhku... sekali saja... aku akan menunjukkan jalan."

Arsaka menghela napas. Dia tahu ini akan menjadi tes yang sulit. Melawan Fase 6 yang berspesialisasi dalam kecepatan adalah mimpi buruk.

"Baiklah," kata Arsaka. "Tapi jangan salahkan aku jika aku memecahkan 'kecepatan sempurna' milikmu."

Kontes Kecepatan dan Keseimbangan

Pertarungan dimulai tanpa hitungan.

WUSHH! Rana menghilang. Kecepatannya jauh melampaui Jubah Petir Arsaka.

Dia tidak menggunakan Petir yang mencolok, melainkan Angin dan Gerakan Murni. Itu adalah kecepatan yang hening dan mematikan.

Arsaka merasakan hembusan angin di belakangnya. Dia berputar, mengayunkan pedang bajanya ke titik di mana Rana seharusnya berada.

CHINK!

Rana sudah berada di sampingnya, kedua belati tulangnya hanya menyentuh pedang Arsaka. Bukan serangan kekuatan, tapi serangan penempatan. Dia ingin mengacaukan keseimbangan Arsaka.

"Terlalu lamban, Guntur!" ejek Rana.

Arsaka tidak panik. Dia menutup matanya. Dia tidak bisa melihat Rana; dia harus merasakan pergeseran momentum.

"Sistem, aku butuh jalur kecepatan Rana. Analisis anomali Reiki Angin."

[PEMBERITAHAN SISTEM]

Analisis Gerakan Rana: Kecepatan Murni 120%. Tidak menggunakan Reiki untuk percepatan, hanya untuk stabilitas. Gerakan sangat efisien.

Solusi Arsaka: Jangan gunakan Jubah Petir untuk kecepatan. Gunakan Jubah Petir untuk reaksi.

Arsaka mengaktifkan Jubah Petir secara minimal, tidak untuk berlari, tetapi untuk mempercepat sarafnya (reaksi).

Rana menyerang lagi dari atas. Reiki Angin terkonsentrasi datang seperti pisau tak terlihat.

Arsaka menghindar, tapi bukan dengan melompat. Dia menggunakan Tinju Tanah Naga untuk menstabilkan kakinya ke tanah, bertindak sebagai jangkar, dan hanya memutar badannya sedikit untuk membiarkan serangan Rana melewatinya.

Rana terkejut. "Kau berani mengabaikan seranganku?"

"Aku tidak mengabaikan. Aku mengendalikan," kata Arsaka. "Kau bergerak di luar kendaliku. Tapi aku bisa mengendalikan kecepatan reaksimu."

Arsaka menggunakan strateginya: Menciptakan Medan Lengah.

Dia mulai memfokuskan Reiki Tanah yang luar biasa padat ke sekitarnya. Dia tidak menyerang Rana, tetapi mengubah kepadatan udara di sekitar dirinya, membuat udara menjadi lebih berat.

Rana, yang menggunakan Reiki Angin, tiba-tiba merasakan gerakan menjadi sedikit lebih lambat. Lingkungan Reiki terasa seperti berjalan di air.

"Apa yang kau lakukan?!" Rana berteriak, kecepatannya turun 5%.

"Aku menaikkan hambatan lingkungan!" jawab Arsaka, berlari maju untuk pertama kalinya.

Dia tidak bisa secepat Rana, tapi dia sekarang memiliki kecepatan yang cukup untuk menyerangnya di area yang dipersulit oleh Medan Tanah-nya.

"Mati!" Rana mengayunkan kedua belati dengan presisi mematikan.

Saat belati itu datang, Arsaka melakukan langkah terakhir: Pembalikan Medan.

ZZZT!

Arsaka mengaktifkan Jubah Petir secara tiba-tiba dan maksimal, bukan untuk lari, tapi untuk menghasilkan ledakan gelombang kejut listrik dalam jarak pendek. Ledakan ini memantul dari Reiki Tanah yang ia padatkan di sekitarnya.

Rana, yang sudah berjuang melawan Reiki Tanah yang berat, tiba-tiba dihantam oleh gelombang listrik yang mengganggu Reiki Anginnya yang ringan.

Dia terhuyung, Reiki Anginnya pecah sesaat.

Itu sudah cukup.

Arsaka melompat maju. Dia tidak memukul Rana dengan Petir. Dia tidak menusuknya dengan pedang.

Dia hanya menyentuh bahunya dengan tangan yang dilapisi Tinju Tanah Naga.

TAP!

Sentuhan yang ringan, tetapi membawa beban dan kepadatan yang luar biasa.

Rana tersentak mundur, terkejut. Dia merasakan sepotong kecil berat bumi telah menyentuhnya.

"Sentuhan," kata Arsaka, menarik tangannya. "Kecepatan dan Keseimbangan. Aku menggunakan kecepatan Petir untuk waktu yang tepat, dan keseimbangan Tanah untuk bertahan dan menyerang. Aku menang."

Rana menatap Arsaka, matanya kini dipenuhi kekaguman yang tersembunyi. Dia melonggarkan pegangan pada belatinya.

"Ya. Sentuhan yang layak. Kontrol yang brilian," katanya. "Kau adalah yang pertama dalam setahun yang bisa menyentuhku di Medan Hambatanku."

Pandai Besi dan Kesepakatan

Rana membalikkan badannya dan menyentuh pilar batu yang pertama dengan belatinya. Belati itu mengeluarkan cahaya biru muda.

Dinding pilar itu bergeser, memperlihatkan sebuah gua besar. Di dalamnya terdengar suara palu yang berdetak melawan logam.

"Pandai Besi Jiro ada di dalam," kata Rana. "Dia adalah Pandai Besi Naga Putih. Dia adalah alasan mengapa aku menjaga tempat ini—hanya mereka yang memiliki potensi yang diizinkan untuk melihatnya."

Rana berbalik menghadap Arsaka, ekspresinya lebih lembut.

"Kami tahu tentang serangan Naga Merah. Kami tahu kau berburu pedang. Jiro adalah satu-satunya yang bisa menempa senjata konduktor untuk menahan Petir Surgawi. Tapi dia punya harga yang jauh lebih mahal daripada mutiara."

Arsaka mengangguk. "Aku siap mendengarkan."

Rana melangkah mendekat, matanya menatap mutiara di kantong Arsaka.

"Jiro sangat tua. Dia tidak tertarik pada uang atau ketenaran," bisik Rana. "Yang dia butuhkan adalah seorang Ahli Mekanika. Selama bertahun-tahun, formasi penempaannya mulai gagal. Sumbu Reiki formasi itu sudah usang. Tidak ada yang bisa memperbaikinya karena semua orang hanya tahu cara berkultivasi, bukan merekayasa."

Dia menatap Arsaka dengan penuh arti. "Dia butuh seorang insinyur untuk memperbaiki Forge-nya. Sebagai imbalan, dia akan menempa pedangmu. Tapi itu akan memakan waktu. Dan selama kau di sini, kau harus membantuku menjaga tempat ini. Kau, Arsaka Adyatma, harus menjadi Jangkar Tanah sementara aku menjadi Badai Angin."

Arsaka tersenyum lebar. Itu adalah pertukaran yang adil, pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya, dan sebuah kemitraan yang menarik.

"Diterima," kata Arsaka. "Tunjukkan padaku formasi yang rusak itu, Rana."

Arsaka melangkah melewati portal tersembunyi, siap untuk merancang bukan hanya pedang barunya, tetapi juga formasi penempaan kuno.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!