Kisah ini lanjutan dari kisah ku yang berjudul TRANSMIGRASI WANITA LICIK KE TUBUH MENANTU TAK DIINGINKAN versi kisah cinta Leon.
Dimana ada seorang gadis cantik sangat menyukai pria yang penuh tantangan. Dan akhirnya ia bertemu dengan Leon. Membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya.
Penasaran?!
Ayo langsung mampir saja dan baca.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon medusa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
MCTL~19
...🔥🔥🔥...
...Di dalam kamar mandi. Leon berdiri di bawah shower, mencoba bermain solo menuntaskan hasrat yang semalam tertunda, sambil membayangkan Leticia sebagai alat fantasi liarnya....
"Akkkhhh, sial. Seperti ini terus aku bisa gila," desah Leon setelah miliknya menyemburkan larva putih.
...Leon tak habis pikir, hanya dengan sekali menyentuh Leticia, dia bisa menjadi seperti orang bodoh. Hingga ia harus bermain solo karena tidak ada niat untuk menyentuh wanita lain seperti biasanya....
...Di luar kamar. Suara gemercik air dari kamar mandi berhasil membangunkan Leticia dari tidur lelapnya. Perlahan, ia pun membuka mata menatap atap mansion....
"Kamar siapa ini?" gumam Leticia melirik sekitar kamar Leon dengan tatapan bingung. Karena semalam saat ia di bawa pulang ke mansion, ia dalam keadaan tak sadarkan diri akibat obat bius.
...Leticia terus menatap sekitar kamar dan menemukan foto milik Leon yang terletak di atas nakas. Leticia tersenyum kecil mencoba duduk di atas kasur, lalu mengulurkan tangannya meraih bingkai foto itu....
"Astaga... calon suamiku sangat tampan sekali," gumam Leticia berbunga-bunga menatap foto Leon saat masih muda.
Ceklek.
...Suara pintu kamar mandi terbuka mengangetkan Leticia. Ia pun dengan cepat meletakan kembali bingkai foto milik Leon ke tempat semula. Kembali berbaring memejamkan mata, pura-pura masih tertidur....
...Leon berjalan keluar dengan santai hanya memakai handuk melilit di pinggangnya menuju walk-in-closet, lalu membukanya dengan lebar. Ia mengeluarkan setelan kerjanya kemudian melepaskan handuknya begitu saja....
...Dari belakang, Leticia yang melihat semua pemandangan indah itu secara gratis, membuat kedua pipinya memerah merona....
"Astaga... dosa gak ya mengintip calon suami sendiri? Gak dilihat rugi, dilihat dosa. Ya ampun, aku bingung," batin Leticia terus menatap punggung Leon yang sibuk mengenakan setelan kerjanya.
"Sudah puas melihatnya?" tegur Leon tanpa berbalik, sambil sibuk mengancing flat button kemejanya.
Deg!
...Leticia terkejut secepat kilat memejamkan kembali kedua matanya. Tubuhnya gemetar ketakutan bercampur malu akibat ketahuan tengah mengintip....
...Akhirnya Leon pun selesai. Ia berjalan mendekat Leticia yang tengah berbaring di atas kasur, lalu berdiri di sampingnya....
"Jangan pura-pura tidur. Itu membuatmu terlihat sangat bodoh," ucap Leon sinis.
"Hah? Benarkah?" Leticia tanpa sadar membuka mata. Ia sangat terkejut saat melihat keberadaan Leon."Aaaaa! Maafkan aku, aku tidak berniat mengintip kamu Leon!" teriak Leticia membungkus dirinya dengan selimut, hingga terlihat seperti bakpao.
"Hentikan kekonyolan itu, cepat mandi sana. Sebentar lagi, pasti keluargamu akan datang," perintah Leon berjalan pergi meninggalkan kamar.
"Mati aku." gumam Leticia dalam hati membuka selimut perlahan menatap sekitar kamar yang sudah kosong. Kemudian, ia pun keluar dari dalam selimut duduk dengan wajah sedih memikirkan reaksi ayahnya nanti."Papa pasti akan marah besar."
*
*
...Di luar kamar. Tuan Takur yang baru tiba di mansion bersama dengan Nyonya Arina, langsung berjalan masuk. Mereka di sambut hangat oleh Tuan Antoni dan Nyonya Silvia. Dengan senang hati mengajak mereka duduk di ruang tamu. Sedangkan Leon tidak perduli, ia memilih berangkat kerja ketimbang harus membahas masalah saat ini....
"Sebelumnya maaf telah merepotkan kalian Tuan dan Nyonya. Kedatanganku dan istriku kesini untuk menjemput putriku," ucap Tuan Takur langsung ke intinya.
"Soal itu-"
"Ada apa Nyonya? Apakah Leticia berulah dan menciptakan masalah," potong Tuan Takur memotong perkataan Nyonya Silvia. Ia sangat cemas kalau Leticia kembali berulah membuat dirinya berada dalam masalah.
"Ah, tidak. Leticia tidak menciptakan masalah, justru yang ciptakan masalah itu kami," jelas Nyonya Silvia terkekeh kecil.
"Apa maksud Nyonya?" tanya Nyonya Arina mengerutkan kening menatap Nyonya Silvia.
...Tawa kecil Nyonya Silvia pun berubah menjadi serius. Melihat itu, Tuan Antonio yang duduk tepat di samping Nyonya Silvia dengan cepat mengulurkan tangannya memegang tangan Nyonya Silvia. Seolah menyalurkan dukungannya kepada Nyonya Silvia melalui genggaman tangannya....
"Begini Tuan Takur dan Nyonya Arina. Leon dan Leticia sudah lama menjalin kasih tanpa sepengetahuan kita semua. Dan semalam mereka berdua kehilangan kendali dan melakukan hal di luar batas," jelas Nyonya Silvia membuat Tuan Takur langsung marah menggertakkan giginya."Tapi jangan khawatir, Leon akan bertanggung jawab dengan menikahi Leticia mingu depan," lanjut Nyonya Silvia.
Brak!
...Amarah Tuan Takur akhirnya meledak. Ia mengebrak meja dengan keras, lalu bangkit dengan nafas memburu marah menatap Tuan Antonio dan Nyonya Silvia....
"Apa kalian tau berapa umur putriku, Hah?!" bentak Tuan Takur marah besar."Dan Leon? Aku tau siapa dia. Duda kesepian yang suka Jajang ke sana kemari dengan berbagai wanita dimana pun dia berada. Dan disini kalian ingin menikahkan putriku yang polos dengan pria liar seperti dia?"
"Cukup Tuan Takur, yang kami tau Leon dan Leticia saling mencintai," ucap Nyonya Silvia ikut terbawa suasana.
...Ia lekas bangkit dari duduknya membalas tatapan Tuan Takur dengan tatapan dingin. Melihat itu, Tuan Antonio pun ikut bangkit merangkul bahu sang istri untuk menenangkannya....
"Aku tidak peduli. Cepat panggilan Leticia. Tidak akan ada pernikahan yang terjadi diantara mereka," tegas Tuan Takur menolak.
"Tapi Tuan Takur-"
"Aku akan menikahi Leon, Pa," potong Leticia memotong ucapan Tuan Antonio berjalan tertatih-tatih menuruni anak tangga.
...Mereka semua beralih melirik ke arah anak tangga. Amarah Tuan Takur langsung memuncak melihat kondisi Leticia. Dimana seluruh tubuhnya dipenuhi bekas cupang merah hingga membiru dari kaki hingga ke leher. Wajahnya pun pucat pasih, di tambah langkahnya yang tertatih-tatih, membuat tensi darah Tuan Takur seketika naik. Dengan langkah cepat Tuan Takur berjalan menghampiri Leticia....
...Melihat sang Ayah berjalan ke arah dengan amarah berapi-api, Leticia pun menghentikan langkah kakinya berdiri mematung di tepi anak tangga dengan tubuh gemetar ketakutan sambil meremas ujung kemeja milik Leon yang ia kenakan....
...Nyonya Silvia dan Tuan Antonio pun tak tinggal diam, mereka segera mengikuti Tuan Takur dari belakang bergegas menghalanginya....
"Tuan Takur, nasi sudah menjadi bubur. Lebih kita bicarakan semua ini secara baik-baik dan menikahkan mereka," ucap Tuan Antonio menghadang langkah Tuan Takur.
"Minggir. Aku tidak ingin ada masalah. Yang aku inginkan hanya membawa putriku pulang, itu saja," desis Tuan Takur menatap Tuan Antonio dengan tajam.
"Aku tidak mau pergi. Aku ingin menikahi Leon. Kalau Papa tidak setuju itu urusan Papa. Bukankah semalam Papa bilang kalau kemarin malam aku tidak pulang, maka atu tidak berhak lagi memanggilmu Papa," tolak Leticia penuh ketegasan.
"Kau benar-benar anak keras kepala, Leticia," desis Tuan Takur penuh amarah hendak melangkah maju, akan tetapi di cegah oleh Tuan Antonio.
...Melihat itu, Nyonya Arina melangkah maju ke depan mendekati Leticia yang sedang berada di samping Nyonya Silvia. Kedua tidak menyadari apa-apa dan fokus menatap Tuan Takur dan Tuan Antonio yang sibuk saling dorong-mendorong....
Plak!
...Satu tamparan mendarat di pipi Leticia membuat semua orang terkejut....
"Dasar anak biadab!" umpat Nyonya Arina menggema."Kerjaan kamu setiap hari adalah mencari masalah. Apakah kau lupa bagaimana ayahmu berkerja keras setiap hari agar bisa menyekolahkan mu agar tumbuh menjadi manusia!"
"Diam kamu!" balas Leticia sambil memegang pipinya yang terasa panas akibat tamparan tadi."Iya. Ayahku memang berkerja keras setiap hari, tapi itu bukan untukku, melainkan untuk kamu dan putrimu."
"Kau lihat itu Takur. Anak ini benar-benar tidak tau cara berterima kasih," ujar Nyonya Arina mengompori Tuan Takur.
"Leticia hentikan semua omong kosong ini, dan ikut kami pulang. Atau Papa akan mencoret kamu dari surat warisan," tegas Tuan Takur mengancam.
"Coret saja Pa! Lagian aku di rumah itu tidak pernah dianggap sebagai seorang anak! Jadi, Papa mau coret atau tidak, semuanya tetap sama saja!" pekik Leticia, air matanya akhirnya mengalir turun dengan deras.
"Hah... akhirnya anak sial itu tersingkirkan juga. Jadi aku tidak perlu menguras tenaga untuk mencari cara agar dia bisa menghilang dari keluarga Maura," batin Nyonya Arina samar-samar tersenyum licik penuh kemenangan.
"Baiklah Leticia Maura. Mulai hari ini, kamu bukan lagi putriku. Aku akan menghapus nama mu dari kartu keluarga dan mencoret kamu dari hak waris. Karena kamu tidak pantas membawa nama belakang milik keluarga Maura," putus Tuan Takur meraih lengan Nyonya Arina."Ayo kita pergi," ajak Tuan Takur berjalan pergi tanpa permisi membawa Nyonya Arina menuju pintu mansion.
...Menatap kepergian sang ayah. Hati Leticia seketika hancur berkeping-keping. Ia terduduk lemas di atas anak tangga menangis tersedu-sedu menatap kepergian sang ayah yang semakin menjauh dan menghilang di balik pintu mansion....
...Ia tak menyangka, keputusannya ingin menikahi Leon berakhir dengan kehilangan orang satu-satu yang ia miliki di dunia ini setelah kepergian sang ibu....
(Bersambung)