NovelToon NovelToon
Claimed By Mister Mafia

Claimed By Mister Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Anak Yatim Piatu / Romantis / Cinta Terlarang / Mafia / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:3.4k
Nilai: 5
Nama Author: tami chan

Setelah kedua orang tuanya meninggal, Amy pindah ke Bordeaux -sebuah kota Indah di Prancis, dan berteman dengan Blanche Salvator yang ternyata merupakan anak dari seorang Mafia paling di takuti bernama Lucien Beaufort.
Dengan wajah yang karismatik, mata biru dan rambut pirang tergerai panjang, Lucien tampak masih sangat muda di usia 35 tahun. Dan dia langsung tertarik pada Amy yang polos. Dia mendekati, merayu dan menggoda tanpa ampun.
Sekarang Amy di hadapkan pilihan : lari dari pria berbahaya yang bisa memberinya segalanya, atau menyerah pada rasa yang terus mengusiknya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon tami chan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Lucien Beaufort adalah ancaman.

“Bagaimana kalau hari minggu nanti kita ke pantai!” cetus Amanda saat dalam perjalanan pulang.

Lucien tampak memicingkan mata melalui kaca spionnya. Ternyata biangnya adalah gadis ini, dia yang membuat Blanche jadi ingin pergi-pergi jauh dari jangkauannya.

“Wah boleh juga!” seru Blanche, “Sudah lama sekali aku nggak ke pantai!”

Lagi-lagi Lucien melirik sinis pada anak gadisnya yang duduk tepat di sebelahnya.

“Bagaimana Amy? Kamu ikut juga kan?” Tanya Blanche pada Amy.

“Sepertinya tidak,” jawab Amy cepat.

Lucien tersenyum tipis mendengar jawab Amy.

“Kenapa?” Tanya Blanche, dia bahkan menoleh ke belakang agar bisa melihat Amy.

“Sudah memasuki musim dingin, Blanche. Cuacanya pasti dingin sekali. AKu nggak sanggup. Bisa-bisa aku masuk angin!” ucap Amy.

“Masuk angin? Apa itu?” Tanya Amanda.

“Itu penyakit orang Indonesia, kalau kami kedinginan biasanya badan akan sakit lalu berlanjut ke batuk dan pilek. Dan aku tidak mau mengalami itu di sini. Karena di sini tidak ada obat masuk angin!” jawab Amy –tak mau merubah keputusannya.

“Baiklah kalau begitu, kita pergi berdua saja, Blanche? Bagaimana? Oh iya, aku bisa mengajak teman yang lain supaya ramai-“ ajak Amanda –belum menyerah.

“Kalau nggak ada Amy, nggak seru…” jawab Blanche tak semangat.

Amanda melirik Amy dengan kesal. Gara-gara Amy, dia jadi tak bisa ke pantai dengan Blanche. Amy memang perusak suasana.

“Kalian jangan memikirkan aku, pergilah… Lagi pula, aku juga tak suka ke pantai,” jawab Amy yang tak mau disalahkan dan menjadi alasan gagalnya rencana Amanda dan Blanche.

“Ehem! Bagaimana kalau berenang di rumah saja. Bukankah berenang di rumah juga menyenangkan? Ya kan Ache?” tawar Lucien.

“Wah! Ide bagus!” jawab Amanda dengan cepat. “bagaimana kalau kita menginap seklian di rumah Blanche? Ya? boleh kan, Monsieur?”

Amy menoleh ke arah Amanda sambil menggelengkan kepalanya, dan berbisik “non!” sambil membelalakkan matanya.

Kenapa Amanda begitu tidak sopan, ingin menginap di rumah orang lain yang baru di kenal? Amy jadi malu sendiri karenanya.

Lucien mengangguk, “silahkan saja…” jawab Lucien dengan senyum lebar dan tatapan lekat ke arah Amy melalui kaca spion.

‘AmY! Kau harus ikut! Jangan sampai rencana ini gagal lagi gara-gara kau yang nggak asik!” cetus Amanda.

Amy menghela napas dan mengangguk, “baiklah…” jawabnya akhirnya.

“Asyik!” girang Blanche. Dia senang sekali karena selama ini belum pernah ada teman yang menginap di rumahnya. Semua teman-temannya takut pada Papa nya, bahkan takut juga pada Blanche. Tapi sekarang, ada Amanda dan Amy yang mau berteman dengannya bahkan menginap di rumah. Ini pasti akan sangat menyenangkan!

“Nous voilà arrivées, mesdames !" (kita sudah sampai, ladies.) ucap Lucien sambil memarkirkan mobilnya di tempat biasa, tepat di depan tangga menuju pintu asrama.

“Terima kasih Monsieur Beaufort!” ucap Amanda girang sambil keluar dari mobil besar nan mewah itu, dan membuka bagasi untuk mengambil barang-barangnya.

Amy pun turun, lalu berdiri di dekat pintu mobil dimana Lucien berada sambil mengucapkan terima kasihnya, “merci, monsieur…” ucapnya.

“Amy! Sebentar,” Lucien segera keluar dari mobilnya, meninggalkan Blanche yang mencibir padanya.

“Ya?” Tanya Amy.

“Ini untukmu,” Lucien menyerahkan sebuah paperbag pada Amy.

“Apa ini?” Amy mengintip isinya dan terkejut. Karena di dalamnya ada ponsel keluaran terbaru dengan logo buah yang digigit. “Monsieur?” Amy menatap Lucien –bingung dan kaget. “Kenapa Anda memberiku ponsel ini? Ini terlalu mahal, Saya tidak bisa menerimanya,” jawab Amy. Dia mengulurkan kembali paper bag itu pada Lucien, enggan menerima hadiah semahal itu.

“Tidak apa-apa, itu buatmu supaya aku mudah untuk menghubungimu. Tolong jangan menolak!” ucap Lucien dengan tegas. Lalu dia segera berbalik dan masuk ke dalam mobilnya.

“Amy, sampai besok. Ingat bawa baju renang yang seksi,  ya!” pekik Blanche sambil terkikik.

Amy malah membola dan melirik Lucien yang tampak tersenyum tipis. Astaga dua orang  ini benar-benar membuat Amy tak bisa berkata-kata.

“Kau di beri apa sama Papa Blanche?” Tanya Amanda ketika mobil Lucien sudah menjauh.

“I-ini…” jawab Amy sambil menunjukkan isi dalam paper bag.

“Astaga! Ini kan keluaran terbaru! Harganya mahal sekali! kenapa Papa Blanche memberimu ini!” cecar Amanda.

Amy mengangkat bahunya, “entahlah…” jawabnya singkat sambil berjalan meninggalkan Amanda.

Amanda memandang Amy dengan kesal. Dia menganggap Amy mendapatkan hadiah dari Papa Blanche karena sudah mau jadi teman anaknya. Tapi bukankah Amanda juga teman Blanche? Kenapa dia tidak diberi ponsel mahal itu juga?

“Lihat saja nanti, aku pasti juga akan dibelikan ponsel yang lebih mahal dari punyamu! Bahkan lebih…” gumam Amanda sambil menyeringai dan berjalan masuk menuju asrama.

.

Amy terduduk di tepi ranjang sambil memperhatikan ponsel pemberian Lucien. Apakah mungkin Lucien memberinya ponsel karena ucapan Amy tadi? Tapi kan, dia cukup membelikan SIM dengan nomor Prancis, tak perlu sampai membelikan ponsel segala!

Amy mulai mengaktifkan ponselnya dan terkejut, karena ponselnya sudah berisi nomor aktif dan Amy tinggal memakainya saja. Lalu ada sebuah pesan WA yang muncul di layar utama. Amy pun buru-buru membukanya. Dan ternyata itu dari Lucien. 

Amy terkekeh, Lucien bahkan langsung menyimpan sendiri nomernya untuk Amy.

‘ma chérie, hubungi aku kapanpun kau mau, aku akan selalu ada untukmu.’

Amy membola membaca pesan dari Lucien, buru-buru dia membalik ponselnya saat Amanda tiba-tiba duduk di sampingnya.

“Ponselnya bagus?” Tanya Amanda.

“Y-ya.. bagus sekali… tapi aku masih mempelajarinya…” jawab Amy gugup.

Amanda mencibir, “baiklah kalau kau nggak mau memperlihatkan ponsel barumu itu! Aku mau merapikan barang-barangku saja!” ucap Amanda sedikit kesal karena Amy seperti menyembunyikan sesuatu darinya.

“Oh iya… Papa Blanche itu… dia tidak punya istri, kan?” Tanya Amanda sambil menyeringai.

“Hmm… ya… sepertinya begitu…”

“Bagus! Aku ingin mendekatinya!” seru Amanda sambil mengepalkan tangan penuh tekad. “Aah! Dia terlalu tampan untuk di biarkan hidup sendirian seperti itu…”gumam Amanda sambil memeluk dirinya sendiri, lalu keluar dari kamarnya.

Amy hanya menghela sambil menggelengkan kepalanya. 

Tiba-tiba saja ponsel baru Amy bordering hingga membuat Amy melonjak kaget. Di lihatnya layar ponselnya dan ternyata Lucien lah yang menelpon. 

Entah kenapa Amy ragu untuk mengangkat panggilan telepon itu, jantungnya berdebar hebat, dia merasa gugup. Ada apa ini?!

Akhirnya, karena Lucien tampak tak mudah menyerah dan terus menelpon Amy, Amy mengalah dan mengangkat panggilan telepon itu. “Ha-halo?”

“Halo…” sapa Lucien dari seberang dengan suara lembut.

“A-ada apa Monsieur?” Tanya Ami gugup.

“Tidak ada apa-apa, aku hanya ingin mendengar suaramu.”

Pipi Amy langsung merona.

“Suaramu bagus sekali dari seberang sini, sayang… aku jadi ingin melihatmu lagi,” rayu Lucien.

Astaga! Ada apa ini! Sejak kapan Amy dan Lucien jadi sedekat ini! Kenapa Lucien bisa begitu santainya mengucapkan kata-kata manis pada Amy. Memangnya apa hubungan mereka?

“Amy? Apa kamu nggak ingin belanja?” Tanya Lucien.

“Eh? Belanja? Ti-tidak monsieur…”

“Kalau kau ingin belanja –apapun, bilang saja. Aku akan pergi menemanimu dan membelikan apapun yang kau mau…” ucap Lucien, lagi-lagi dengan suara lembut yang sangat menghanyutkan.

“Te-terima kasih Monsieur…” hanya itu yang bisa Amy ucapkan.

“Baiklah ‘ma chérie, aku tidak akan mengganggumu. Selamat istirahat, semoga kamu memimpikan aku malam ini…”

“Se-selamat malam Monsieur Beaufort…” jawab Amy dengan terbata. Lalu menutup panggilan telepon Lucien.

Entah sudah seperti apa wajah Amy sekarang. Rasanya pipinya memanas, dan jantungnya pun berdebar dengan kencang. Lucien Beaufort benar-benar ancaman!

1
sunshine wings
Nah.. Lengah kan.. 🤨🤨🤨🤨🤨
Tamie: pacaran bae jadilengah 😄
total 1 replies
sunshine wings
🤭🤭🤭🤭🤭
sunshine wings
Wah! Kembang setaman Amy.. 🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭...
total 1 replies
sunshine wings
hahaha . pawangnya Amy..
sunshine wings
🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: mleyot g tuh 🤭🤭
total 1 replies
sunshine wings
hubungi papanya Blanche, Amy..
sunshine wings
Jangan coba² 🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️🤷🏻‍♀️
Tamie: belum tau siapa Lucien dia 😏😏
total 1 replies
sunshine wings
Betul apa katanya Amy.. Enak saja ngatain orang yg nggak² 😏😏😏🙄🙄
sunshine wings
Papanya toh..🥰🥰🥰🥰🥰
Tamie: 🤭🤭🤭.....
total 1 replies
sunshine wings
Apa mungkinkah pria yg diselamatkan Amy itu ayahnya ato kakanya Blanche?
🤔🤔🤔🤔🤔
Tamie: jàwabannya ada di bab berikutnya 😎🤭
total 1 replies
sunshine wings
Lanjutkan saja Amy.. Kalo orangnya bae sepatutnya gak masalah ya..
Tamie: bener banget, G usah dengerin gosip 😄🤭
total 1 replies
sunshine wings
Semangat Amy 💪💪💪💪💪
Semua akan indah pada waktunya..
Karma tidak akan salah tempat..
❤️❤️❤️❤️❤️
sunshine wings
Cepat Amy!!!
Jangan beri kesempatan pada lintah penghisap darah!!!
💪💪💪💪💪❤️❤️❤️❤️❤️
Tamie: pasti semua bakal kena balasan satu persatu 😎😎
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!