NovelToon NovelToon
Cinta Di Dalam Cerita

Cinta Di Dalam Cerita

Status: sedang berlangsung
Genre:Time Travel / Cinta Beda Dunia / Mengubah Takdir / Romansa / Idola sekolah / Ruang Ajaib
Popularitas:335
Nilai: 5
Nama Author: Eireyynezkim

Alseana, penulis muda berbakat yang masih duduk di bangku SMA, tak pernah menyangka kehidupannya akan berubah hanya karena sebuah novel yang ia tulis. Cerita yang awalnya hanya fiksi tentang antagonis penuh obsesi, tiba-tiba menjelma nyata ketika Alseana terjebak ke dalam dunia ciptaannya dan menjadi salah satu tokoh yang berhubungan dengan tokoh antagonis. Saat Alseana masuk kedalam dunia ciptaannya sendiri dia menjadi Auryn Athaya Queensha. Lebih mengejutkan lagi, salah satu tokoh antagonis yang ia tulis menyadari rahasia besar: bahwa dirinya hanyalah karakter fiksi dengan akhir tragis. Demi melawan takdir kematian yang sudah ditentukan, tokoh itu mulai mengejar Alseana, bukan hanya sebagai karakter, tapi sebagai penulis yang mampu mengubah nasibnya. Kini, cinta, kebencian, dan obsesi bercampur menjadi satu, membuat Alseana tak tahu apakah ia sedang menulis cerita atau justru sedang hidup di dalamnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eireyynezkim, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Perayaan besar

Hari senin mungkin banyak dibenci oleh para siswa sekolah, karena harus melakukan upacara terlebih dahulu sebelum kelas dimulai dan harus berdiri di lapangan kurang lebih satu jam.

Seperti yang Auryn lakukan hari ini, berdiri paling depan barisan dan dengan serius mengikuti upacara dengan tertib walaupun harus panas-panasan namun ia hanya diam saja tak terlalu banyak bicara, ia malah berpikiran bagaimana ia harus menghindari tokoh antagonis hari ini jika bertemu dengannya karena mereka bersekolah ditempat yang sama dimana intensitas untuk bertemu dengan pria itu sangat tinggi dan tak mungkin ia bisa menghindarinya.

Ia menghela nafasnya pelan dan sedikit menunduk karena sinar matahari pagi ini sangat menyengat hingga terkadang membuat perih di kulit saking panasnya.

Namun tiba-tiba segerombolan murid yang telat hari ini langsung ditertibkan oleh guru bk untuk berdiri di depan lapangan apalagi ada atribut seragam yang tidak lengkap membuat guru BK juga harus turun tangan menanganinya.

Auryn tak terlalu peduli dengan murid yang telat tersebut dan tak melihat pemandangan tersebut karena di sekolahnya dulu saat masih di dunianya juga akan seperti itu.

Namun perasaan ditatap tajam oleh seseorang membuatnya tak nyaman yang membuat ia mencari siapa yang menatapnya terus hingga ia menemukan satu objek yang sedang menatap dirinya dengan mata elangnya.

Auryn menelan ludahnya kasar, ia langsung menundukkan kepalanya dengan perlahan ia meminta Zamora yang memang berada di belakangnya untuk berganti posisi. Untungnya gadis itu mau dan ia bisa bergeser ke belakang. Setidaknya ia tak terlalu terlihat jelas dari pria tersebut dan nanti setelah upacara ia akan segera masuk ke dalam kelasnya.

Pria yang sedang berdiri di depan lapangan tersebut tersenyum miring melihat tingkah laku kelinci kecil itu yang sedang menghindarinya.

"Ingin menghindar heh?" Ucapnya dalam hati.

Amanat dari pembina upacara yang kebetulan adalah kepala sekolah sendiri membuat semua para murid mendesah dalam hati karena mereka tahu jika kepala sekolah itu menjadi pembina upacara maka akan sangat lama ia berpidato di depan mimbar.

Hingga ucapan dari kepala sekolah itu membuat sorak sorai bagi para murid dan Auryn yang memang tadinya tak mendengarkan apa yang dikatakan oleh kepala sekolah menjadi bingung karena ia tak tahu kenapa temannya begitu senang.

Apakah sekolah akan libur?

Itu pikirnya namun tiba-tiba kepala sekolah yang ia ingat namanya adalah pak Banu ia memanggilnya ke depan.

Ia melihat kanan kiri karena bingung kenapa ia dipanggil.

"Auryn Athaya Queensha silahkan maju kedepan."

"Ryn cepat maju!" Suruh Zamora dengan wajah sumringahnya.

"Ini ada apa?" Tanya Auryn dengan bingung namun karena ketidak sabaran Zamora, dirinya didorong untuk maju ke depan.

Karena sudah terlanjur malu karena di dorong Zamora ke depan, ia menunduk dan maju ke depan bersama kepala sekolah tersebut.

"Nah baik anak-anak, mungkin murid kelas sepuluh yang baru sekarang tak mengenal siapa Auryn Athaya Queensha. Dia adalah pewaris Queensha Group sekaligus pemilik QIHS yang sekarang kalian gunakan untuk belajar mengajar sekarang. Besok adalah hari spesial untuknya, maka secara khusus selama satu minggu penuh akan ada perayaan di sekolah kita tanpa ada kegiatan belajar mengajar. Siapkan untuk setiap kelas agar mempersiapkan lomba antar kelas yang akan dijalankan, selain itu akan ada pesta di malam terakhir yang akan memeriahkan perayaan ini. Nah Auryn silahkan berikan sedikit sambutan untuk teman-temanmu." Ucap pak Banu yang membuat kikuk dirinya.

Orang tuanya memang-memang gila, bagaimana bisa perayaan ulang tahun pribadi diadakan di sekolah? sekarang dia yang menjadi korbannya dan malah di kenal satu sekolahan yang membuat ia jadi pusat perhatian.

Ia hanya bisa menghela nafasnya lega dan mengambil mic yang diberikan oleh kepala sekolah tersebut dan menatap ke depan dimana teman-temannya terlihat antusias dengan perayaan ini, ia berusaha untuk tersenyum walaupun ia tak menginginkan ini tapi sepertinya teman-temannya memerlukan liburan tanpa pelajaran melalui ulang tahunnya.

"Hai teman-teman. Maaf telah mengganggu waktu belajar mengajar kalian selama seminggu nanti, mohon bantuannya untuk satu minggu kedepan dan pesta perayaan ini bukan hanya untukku tapi untuk kalian semua juga. Semoga kalian menikmati acara nanti. Terimakasih." Hanya itu yang bisa ia sampaikan pada murid sekolah ini.

Mereka bersorak sorai dengan senang, apakah memang jika tidak ada jam kelas semua siswa sebegitu bahagianya?

Apakah dulu dia seperti itu ya? dia melupakan itu. Entahlah ingatannya tentang dunianya dulu mulai sedikit samar namun sekarang ia mulai bahagia disini walaupun sempat asing.

Dia pun segera kembali ke barisannya tadi dan disambut dengan gembira oleh Zamora.

"Om Marava sangat god job! ia tahu aja gue males sekolah dan butuh hiburan disekolah." Ucap Zamora dengan semangat.

Auryn tersenyum tipis dan mengangguk lalu ia melihat ke arah Erzabell yang sejak tadi hanya diam saja padanya.

Apakah dia marah padanya?

Auryn menghela nafasnya pelan, mungkin dia marah padanya karena menentang hubungannya dengan Haizar.

Upacara tersebut akhirnya selesai dan semua siswa mulai kembali ke kelasnya atau ada beberapa mampir ke kantin untuk sarapan walaupun guru sudah ada yang masuk namun mereka tak peduli dibanding mereka pingsan di kelas bukan?

Auryn dan Zamora masuk ke dalam kelasnya, semua murid banyak yang belum masuk kelas namun mereka tak peduli dan segera duduk di meja mereka sambil bergosip dengan berita yang sedang panas di bahas.

"Tapi ya Ryn, lo punya followers bejibun tapi lo gak pernah update story, padahal sayang lo cantik bisa jadi selebgram." Ucap Zamora.

Auryn menaikkan alisnya, bahkan ia tak tahu dan tak pernah liat profil sosial medianya karena ia pikir tak mungkin Auryn memiliki followers yang banyak karena ia hanyalah figuran disini.

Namun setelah mendengar penuturan Zamora ia langsung membuka sosial medianya matanya membelalak melihat followersnya hampir satu juta.

Gila, jika dia di dunianya dulu pasti banyak endorse yang masuk untuk ia endorse kepada followersnya.

"Tuhkan gue bilang juga apa, aktifin tu akun lo pasti banyak yang suka." Ucap Zamora.

"Ya nanti ajalah gue aktifin akunnya." Ucap Auryn seadanya, ia malah menjadi bingung sendiri dan tak nyaman update story dengan followers sebanyak itu karena dulu dia hanya punya akun sosial media paling banyak followersnya cuma seribu saja harus menghide mereka semua dan hanya memilih teman dekatnya saja untuk melihat story nya karena takut dibilang alay dan sekarang?Entahlah.

Guru di kelas sudah masuk dan sudah banyak siswa yang mulai duduk di mejanya masing-masing.

......................

"Sayang anak kita sudah tujuh belas tahun sekarang, apa yang kita akan lakukan selanjutnya?" Tanya sang istri pada suaminya tersebut.

Tuan Marava yang mendengar itu hanya diam, ia juga berpikiran sama dengan istrinya namun ini sudah perjanjian yang harus mereka tepati.

"Tenanglah, semua akan baik-baik saja. Aku tak akan membiarkan mereka merebut anak kita." Ucap tuan Marava dengan sangat serius.

Nyonya Analise mengangguk, ia belum siap harus melepaskan anaknya sekarang. Mereka harus memikirkan cara lain untuk bisa mempertahankan putri mereka.

Tuan Marava menatap depan dengan serius, kedua orang tua tersebut saling diam mereka berkelana di pikirannya masing-masing.

......................

Saat ini Auryn memilih untuk berada di perpustakaan, waktu istirahat sangat sepi disini sehingga ia cukup nyaman untuk menuliskan sesuatu. Karena tadi ada adegan yang sesuai dengan naskah yang membuat ia cukup lega setidaknya walau ada perubahan sedikit namun adegan intinya tetap ada.

Ia mencoret bagian yang sudah terlewati dan masih banyak lagi adegan yang ia tulis di buku sampul sampul hitam berukuran tinta warna emas tersebut.

Termasuk adegan bagaimana antagonis mati mengenaskan juga ada disana maka dari itu ia selalu membawa buku sampul hitam tersebut kemanapun dan menyimpannya di dekatnya karena ia takut ada orang yang membacanya.

Ia membuat ini bukan tanpa alasan, karena ia ingin tahu sejauh mana perkembangan ceritanya dan apa saja yang berubah disana.

Sehingga ia tahu apa yang harus ia lakukan kedepannya.

Setelah menuliskan apa yang berubah di buku catatannya tersebut, Auryn menutup kembali bukunya kemudian ia menjadikan buku itu banyaknya untuk tidur di perpustakaan tersebut.

Karena begitu hening, membuat ia mulai mengantuk dengan suasananya apalagi disini hanya ada anak kutu buku yang diam membaca buku yang mereka pinjam atau bawa.

Ia tak sadar jika ada seorang pria yang duduk di sebelahnya dan menatapnya dengan intens.

Pria itu mengamati wajah Auryn mulai dari rambutnya dan perlahan turun melihat kearah bibir yang tertutup rapat tersebut.

Auryn yang merasa tak nyaman karena terasa ditatap orang dengan intens membuatnya perlahan membuka matanya.

Bola mata coklat terang tersebut mulai terbuka, namun bukannya menatap hal yang indah di dunia ini, ia malah menatap seseorang yang yang paling ia hindari di sekolah.

Melihat itu ia secara reflek berdiri kemudian berlari terbirit-birit seakan telah melihat hantu di sekolah ini.

Fredo yang melihat itu menaikkan alisnya.

"Apa gue sebegitu jeleknya?" Gumamnya, namun tatapannya terpusat pada salah satu buku yang menyita perhatiannya.

Buku bersampul hitam tersebut berukiran tulisan nama gadis yang selalu menghindarinya itu, entah apa yang membuatnya seperti itu.

Apa rumor tentangnya begitu buruk?

menurutnya ia sangat baik.

Iya baik, sampai semua orang sungkan dan tak ingin dekat-dekat dengannya bukan?

Ia mengambil buku tersebut dengan santai lalu membawanya pergi, ia ingin tahu apa isi buku tersebut karena ia berpikir jika itu adalah buku diary gadis itu.

Entah apa yang membuatnya begitu tertarik pada gadis itu sejak pelukan tersebut.

Apakah dia sangat murahan karena dengan hanya satu pelukan saja ia bisa tertarik? entahlah ia juga tak tahu, namun perasaan untuk ingin mendapatkan pelukan itu lagi teramat besar dan ia ingin pelukan itu setiap hari dan hanya untuk ia nikmati sendiri.

Ia berjalan santai ke kelasnya yang berada di gedung IPS, ya dia harus ke gedung IPA untuk menemui gadis itu yang jaraknya cukup jauh dengan gedungnya saat ini karena sekolah ini terlalu luas.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!