NovelToon NovelToon
Dikutuk Jadi Tampan

Dikutuk Jadi Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Berondong / Dikelilingi wanita cantik / Obsesi / Mengubah Takdir / Identitas Tersembunyi / Harem
Popularitas:3.3k
Nilai: 5
Nama Author: HegunP

Hidup Edo menderita dan penuh hinaan setiap hari hanya gara-gara wajahnya tidak tampan. Bahkan ibu dan adiknya tidak mau mengakuinya sebagai bagian dari keluarga.

Dengan hati sedih, Edo memutuskan pergi merantau ke ibu kota untuk mencari kehidupan baru. Tapi siapa sangka, dia malah bertemu orang asing yang membuat wajahnya berubah menjadi sangat tampan dalam sekejap.

Kabar buruknya, wajah tampan itu membuat umur Edo hanya menjadi 7 tahun saja. Setelah itu, Edo akan mati menjadi debu.

Bagaimana cara Edo menghabiskan sisah hidupnya yang cuma 7 tahun saja dengan wajah baru yang mampu membuat banyak wanita jatuh cinta?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon HegunP, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 13 Khilaf

Edo di kamar memakai lagi kemeja putih dan celana jeans yang pernah ditinggalkan Bayu untuknya. Penampilannya nampak rapi dan menawan. Dia lalu turun ke lantai bawah, memasuki meja-meja pembeli di warung nasi. Dia akan pergi keluar sebentar untuk membeli sesuatu.

Namun, langkahnya terhenti saat Miya yang baru pulang sekolah, sambil menenteng dua kantong plastik, datang menghampirinya.

“Loh. Ko udah tutup, ini kan masih jam 4?” tanya Miya ke Edo sambil mengedarkan pandangan ke area dalam warung.

“Tadi banyak pembeli. Jadinya warung tutup cepat,” jawab Edo yang nampak ceria.

“Iyakah? Wah, tumben rame,” respon Miya yang hampir tidak percaya karena biasanya warung sepi pembeli kaya kuburan.

Sesaat setelah itu, Miya menyadari kalau penampilan Edo sudah rapi, seperti orang yang mau keluar rumah.

“Kak Pangeran mau kemana?”

“Mau keluar beli baju. Biar gak minjem baju punya bapak terus.”

“Gak usah! Kebetulan aku udah beliin Kaka baju baru pas tadi pulang sekolah. Nih!” cegah Miya. Dia menyodorkan satu kantong plastik yang ia tenteng daritadi.

“Gak usah! Aku punya uang sendiri. Tadi habis dikasih uang sama bapak!” Edo menarik tangannya. Menolak.

“Kak Pangeran jangan nolak! Aku udah repot-repot beliin ini pakai uang tabunganku, lho.” Miya pasang muka cemberut.

“Ko sampai segitunya? Memang dalam rangka apa?”

“Gak ada. Cuma mau ngasih hadiah doang. Gak boleh, ya?”

“Gak masalah, sih. Tapi kalau sampai pakai uang tabungan, terlalu berlebihan aja.”

Edo jadi merasa tidak enak. Tangannya pun jadi terpaksa menerima hadiah dari Miya lalu melihat isinya. Ada 1 kaos, 1 kemeja, dan 1 celana panjang di dalam sana.

“Gak usah. Ini kayaknya mahal. Aku bisa beli sendiri!” Edo berusaha menyerahkannya lagi, namun Miya bersikeras menolak.

“Iih … ko masih nolak, sih! Aku ngambek nih!” Bibir imut miya makin maju sambil menyilangkan tangan di dada.

Melihat Miya semakin cemberut, membuat Edo makin tidak enak hati. Ia menghela napas. “Yaudah deh. Aku terima. Makasih ya.”

“Hehe. Gitu dong.” Miya sekejap berubah jadi ceria kembali.

“Tapi aku tetap merasa gak enak kalau enggak membalas sesuatu. Aku bayar pakai uang aja ya. Berapa harganya, nih?”

“Enggak mau uang. Maunya balasan lain.”

“Mau balasan apa?”

Miya menyunggingkan senyuman.

“Kecup.”

“Hah?!” seru Edo dengan mata menyipit.

“Iya. Kecup di pipi aja, ko.”

Edo jadi berubah sangat grogi. Kenapa malah minta balasan yang seperti itu? Memang terdengar lebih mudah daripada harus membayar pakai uang. Justru bagi cowok pada umumnya, itu malah akan menguntungkan si cowok itu sendiri.

Tapi berbeda untuk Edo. Dia yang seumur-umur belum pernah berciuman ke lawan jenis tentu menjadi sangat grogi dan gugup setengah mati sekarang.

Ini akan menjadi pengalaman terhebat bagi Edo jika ia mau melakukannya.

Miya mulai menyampingkan kepalanya agar Edo bisa leluasa mengakses pipi kirinya. 

“Ayo Kak Pangeran. Aku dah siap nih. Buruan!” desak Miya yang memang sudah tidak sabar.

Dengan tarikan napas panjang, Edo mulai mendekatkan kepalanya, namun matanya ditutup rapat-rapat. Dia ingin melakukan ini secepat mungkin tanpa harus merasakan apa-apa.

“Tinggal tempelkan sebentar saja. Setelah itu semuanya selesai,” ucap Edo di benaknya.

Miya yang melihat cowok di depannya mulai mendekatkan bibir dengan mata terpejam, lantas cepat-cepat menghadapkan kembali kepalanya ke depan. Dia juga sedikit mendongakkan kepala ke atas dan…

Cuup!

Tak disangka-sangka, Miya dengan cepat melumat bibir Edo sekuat tenaga. 

Edo terbelalak penuh. Cepat-cepat dia menarik kepalanya ke belakang. Namun percuma, Miya cepat mencegah dengan cara menahan pakai dua tangannya di tengkuk Edo.

Miya semakin agresif. Dua kakinya pun semakin dibuat berjinjit.

Dan dari inilah ada rasa aneh yang muncul di diri Edo. Dia yang awalnya ingin berteriak, perlahan mulai terbuai. Otot-otot tubuhnya yang awalnya memberontak, sekarang malah melemas.

Sungguh, sensasi ini terasa sangat nikmat bagi Edo yang belum pernah merasakan ciu-man dalam hidupnya. Sensasi yang tidak bisa dilukiskan dengan kata-kata.

Miya yang sadar kalau Edo sudah jatuh ke dalam permainannya, kini bertindak lebih berani dengan memasukkan lidahnya dan bermain-main di sana.

“Mmh … .” Edo melenguh nikmat dengan suara berat.

Edo sudah benar-benar terbuai, tak ada keinginan lain selain ingin merasakan sensasi ini lebih dalam. Akal sehatnya seperti dimatikan. Hanya nafsu yang menguasai sekarang.

Dan pada akhirnya, Edo tak disangka membalas lumatan itu, serta membalas permainan lidah milik Miya. Kini Miya lah yang dibuat terkaget-kaget dan mabuk kebayang.

Edo menarik lebih dekat pinggang cewek di depannya, serta semakin mendorong kepala Miya agar makin masuk ke dalam dirinya. Sampai-sampai Miya merasa kekurangan oksigen.

Terasa sesak, tapi mengenakkan.

“Aku pikir Kak Pangeran cowok polos,” batin Miya, masih kaget.

Edo terus melancarkan pagutan dahsyatnya. Dia benar-benar nampak sangat ahli melakukan ini. Seperti seseorang yang sedang kerasukan.

Apakah ini yang namanya insting seorang laki-laki? Tanpa perlu pengalaman namun langsung ahli?

Atau jangan-jangan, ini adalah salah satu manfaat dari kutukan tampan, yakni membuat si pemilik kutukan langsung mempunyai keahlian memuaskan wanita?

Untung saja tidak ada orang yang melihat perbuatan mereka berdua. Taufik saja masih sibuk di dapur. Jika ada yang melihat, pasti orang-orang akan langsung heboh.

Pagutan mereka akhirnya terlepas. Edo melepasnya duluan. Napas mereka sama-sama memburu. Tapi tentu si Miya yang paling ngos-ngosan, seperti orang baru selesai mengitari lapangan bola sebanyak 10 kali.

Miya tersenyum lebar pertanda puas serta kagum dengan keahlian cowok tampan di depannya. Tapi Edo justru sebaliknya. Dia berubah panik seakan telah melakukan kesalahan besar.

Edo mundur perlahan dengan wajah bersalah. “Ma–maafin aku, Miya.” tanpa pikir panjang, dia putar badan lalu naik masuk ke kamarnya. 

“Kak Tunggu!” cegah Miya, mengikuti langkah cepat Edo, namun tidak digubris.

Edo cepat-cepat menutup pintu kamar dan menguncinya. 

Miya yang hanya bisa berdiri diam di depan pintu terlihat makin mengidamkan cowok itu melebihi apapun yang ia inginkan. Dia benar-benar telah dibuat tergila-gila dengan cara Edo tadi memperlakukannya. Padahal hanya dengan satu kali penyatuan bibir saja.

Dia semakin mencintai pangerannya itu.

1
Sharon Dorantes Vivanco
Gak akan kecewa deh kalau baca cerita ini, benar-benar favorite saya sekarang!👍
HegunP: makasih. ikutin terus ceritanya, ya. karena akan makin seru 👍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!