NovelToon NovelToon
The Price Of Affair

The Price Of Affair

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Pelakor / Suami Tak Berguna
Popularitas:8.9k
Nilai: 5
Nama Author: Maple_Latte

Sinopsis

Arumi Nadine, seorang wanita cerdas dan lembut, menjalani rumah tangga yang dia yakini bahagia bersama Hans, pria yang selama ini ia percayai sepenuh hati. Namun segalanya runtuh ketika Arumi memergoki suaminya berselingkuh.

Namun setelah perceraiannya dengan Hans, takdir justru mempertemukannya dengan seorang pria asing dalam situasi yang tidak terduga.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab: 7

Dengan perasaan yang masih kacau, Arumi berdiri di depan pintu apartemen Hilda. Tangannya gemetar saat menekan bel, pelan, ragu.

Ia belum sempat memberi kabar. Tidak tahu apakah Hilda sedang di rumah, atau bahkan bersedia menampungnya untuk sementara waktu.

Tapi malam ini, Arumi tak punya pilihan lain.

“Rumi...” ucap Hilda pelan, begitu pintu terbuka.

Di ambang pintu, Arumi berdiri dengan tubuh yang tampak rapuh. Wajahnya masih berusaha terlihat tenang, tapi matanya, sembab dan berkaca-kaca, mengkhianati segalanya.

Dan Hilda tahu, tanpa perlu bertanya.

Arumi pasti baru saja bertengkar dengan Hansel. Lagi.

Hilda langsung maju dan memeluk Arumi, kembali, saat mendapat pelukan hangat dari sahabatnya itu, air matanya tak bisa ia mendung kembali.

“But I don’t know, Hil, aku harus bagaimana sekarang.” Suara Arumi nyaris berbisik, serak tertahan tangis.

“Aku nggak tahu apakah aku bisa lewati semua ini. He is my first love, aku pikir menikah dengannya adalah pilihan terbaik yang pernah aku ambil. But i was wrong."

Ia terdiam sejenak, menelan perih yang menggumpal di tenggorokannya.

“Tapi ternyata… pilihan itu justru kesalahan paling besar dalam hidupku.”

Hilda tak melepaskan pelukannya. Ia mengelus punggung Arumi dengan lembut, membiarkan sahabatnya menumpahkan seluruh kepedihannya di sana. Beberapa saat berlalu dalam keheningan, kecuali isakan pelan Arumi yang sesekali terdengar.

“Aku tahu ini berat, Rum,” bisik Hilda akhirnya, suaranya tenang namun tegas. “Tapi kamu nggak sendirian. Kamu punya aku… dan kamu punya dirimu sendiri. Kamu lebih kuat dari yang kamu pikir.”

Arumi hanya mengangguk pelan di pelukan Hilda. Mungkin ia belum benar-benar percaya pada kalimat itu, tapi setidaknya ia butuh mendengarnya malam ini.

“Masuk, ayo. Kamu pasti belum makan, kan?”

Arumi tersenyum kecil, meski bibirnya masih bergetar. Ia mengangguk lagi dan melangkah masuk ke dalam apartemen.

Hilda membantu membawa koper Arumi, lalu mengambilkan segelas air hangat dari dapur. Ia tak banyak bertanya, tak mengorek-ngorek, hanya duduk di sebelah Arumi, menemaninya dalam diam.

“Hil… mana Rumi?” tanya Nayla, salah satu sahabat dekat Arumi dan Hilda, begitu membuka pintu apartemen.

“Di dalam,” jawab Hilda singkat, wajahnya masih menyiratkan kekhawatiran.

Tanpa banyak tanya, Nayla masuk ke ruang tengah. Begitu melihat Arumi duduk di sofa dengan mata sembab dan wajah letih, Nayla langsung menghampiri dan memeluknya erat.

“Rum, kamu yang kuat ya… Aku dan Hilda selalu ada buat kamu, apa pun yang terjadi,” ucapnya lembut, berusaha menyalurkan kekuatan lewat pelukannya.

Arumi tak berkata apa-apa. Ia hanya membalas pelukan itu dengan erat, dan untuk sesaat, rasa sesak di dadanya sedikit mereda. Setidaknya, ia tidak harus menghadapi semua ini sendirian.

Arumi sangat bersyukur memiliki dua sahabat yang begitu setia dan tulus.

Nayla, sahabatnya sejak duduk di bangku SMA, gadis yang lembut, sopan, dan selalu menenangkan lewat tutur katanya yang halus. Ada ketenangan dalam setiap nasihat Nayla, seolah apa pun masalahnya akan baik-baik saja jika Nayla yang bicara.

Lalu ada Hilda, sahabat sejak masa kuliah. Berbanding terbalik dengan Nayla, Hilda dikenal ceplas-ceplos, sedikit arogan, dan tak segan menyuarakan apa pun yang ada di pikirannya. Tapi justru dari keberaniannya itulah, Hilda selalu tahu cara membela orang yang ia sayang.

Jika Nayla hidup dengan kesederhanaan, dalam cara berpakaian maupun bersikap, maka Hilda adalah kebalikannya. Gayanya berani dan seksi, penuh percaya diri.

“Terima kasih, Kalau nggak ada kalian berdua, aku nggak tahu harus bagaimana lagi.” ucap Arumi lirih, namun tulus.

Matanya menatap Nayla dan Hilda bergantian, penuh haru. Di tengah kekacauan hidupnya, kehadiran dua sahabat itu seperti pelampung yang menyelamatkannya dari tenggelam lebih dalam.

“Kalau gitu, sekarang kita stop sedih-sedihnya. Karena, I’ve got great news!” seru Hilda dengan semangat.

Arumi, yang tadi masih larut dalam kesedihan, spontan mengusap air matanya. Meski hatinya masih berat, ia mencoba memasang wajah penasaran, ingin tahu kabar gembira apa yang akan disampaikan sahabatnya itu.

Arumi dan Nayla serempak mendongak, menatap Hilda yang berdiri di depan mereka dengan senyum lebar dan mata berbinar.

“I’m dating someone now, and he’s amazing! Finally! I have a boyfriend!” serunya dengan girang, nyaris melonjak kegirangan.

“Yang bener, Hil? Kamu punya pacar?” tanya Arumi, senyum mulai mengembang di wajahnya.

“Yup! Nggak ada lagi istilah jomblo forever buat aku,” sahut Hilda penuh semangat.

Nayla memasang wajah pura-pura sedih. “Yah... berarti tinggal aku yang jomblo sekarang. Nggak ada temannya lagi, deh.”

"Congrat, ya! I’m happy for you." Ucap Arumi berdiri dan memeluk Hilda.

Hilda membalas pelukan itu dengan senyum lebar. “Thanks, Rum!”

"Me too, so happy for you! Meskipun ada sedihnya sih." Ujar Nayla sembari tersenyum.

Hilda menepuk bahu Nayla. “Tenang, giliran kamu pasti segera datang. Mungkin nggak terlalu keren dari pacarku.”

Arumi tertawa mendengar ucapan itu. Untuk sesaat, luka di hatinya terasa sedikit lebih ringan.

Nayla menyipitkan mata, pura-pura cemberut. “Ish, pede banget. Mana fotonya, coba liat?”

"Nggak, dulu, nanti aja aku. Sekarang bukan waktu yang tepat untuk kalian tahu siapa dia." Ujar Hilda tak ingin memperlihat foto pacarnya itu pada Arumi dan Nayla.

“Huh, dasar pelit,” cibir Arumi sambil menyipitkan mata, pura-pura kesal.

Hilda tertawa kecil, “Biar bikin kalian penasaran dulu, dong.”

Kalau aku meninggal karena penasaran, tanggung jawab kamu ya," goda Nayla sambil menjulurkan tangan dan menggelitik pinggang Hilda.

Hilda menjerit kecil, lalu tertawa sambil menghindar, “Ish, Nay! Geli... Jangan dong!”

Arumi ikut tertawa melihat tingkah dua sahabatnya itu.

"Rum, tolong dong!" pinta Hilda di sela tawanya, masih berusaha melepaskan diri dari gelitikan Nayla.

Arumi hanya mengangkat alis sambil menyilangkan tangan di dada. “Nggak ah, biar aja. Siapa suruh bikin orang penasaran terus?”

Nayla dan Arumi saling pandang dan tertawa bersama. Untuk sesaat, tawa yang keluar membuat hati Arumi merasa sedikit lebih lega.

******

"Kamu benaran mau cerai dengan Hansel?" Nayla membuka pembicaraan saat kedua keluar di balkon apartemen menghirup udara malam yang dingin. Sedang Hilda dia sudah terlelap di bawah mimpi.

Arumi mengangguk pelan, matanya menerawang ke arah lampu-lampu kota yang berkelap-kelip. “Iya, Nay. Itu jalan terbaik buat kami berdua. Aku nggak bisa terus bersama dan hanyut di dalam luka yang aku nggak tau apakah akan sembuh jika terus bersama.”

Nayla menatap sahabatnya penuh empati, lalu menggenggam tangan Arumi dengan hangat, seolah ingin menyalurkan kekuatan lewat sentuhan sederhana itu.

“Apapun keputusan kamu, aku dan Hilda akan selalu di sini, mendukungmu,” ujar Nayla tulus, suaranya lembut tapi penuh keyakinan.

******

Support author dengan like, komen dan subscribe cerita ini ya, biar author semangat up-nya. terimakasih atas dukungan kalian.

1
Hanny
Aduhhhhhh seru thor. nex thor
Nurul Boed
Jangan² hansel yang mandul 🧐🧐
Waryu Rahman
betul kk..aku juga pas baca kok nyambung nya ke KAI.. GK cocok kayanya
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak❤️❤️❤️
total 1 replies
Yunita aristya
padahal sudah cocok Lo kak😁
Maple latte: Maaf karna mengecewakan ya kak🙏🙏🙏
total 1 replies
WOelan WoeLin
mungkin cerita KAI bisa dipisah jadi cerita sendiri
smangat terus thor 💪💪💪
Maple latte: Terima kasih atas pengertiannya kak ❤️❤️❤️❤️
Ben Aben: Setuju kak
total 2 replies
Nana Colen
nah betul orang seperti harus digituin 🤣🤣🤣
Yunita aristya
ternyata Maya meninggal
Eris Fitriana
Arumi ajakin jdi model aja Hil... biar Arumi jadi bintang yang terang... dan nanti ketemu pagi sama Kai...🤩🤩😍😍
Eris Fitriana
Aaah sukanyaa ternyata ada Irish, Ethan dan Kai... Wiiih Arumi calon nyonya Kai dong... mantaf Thor lanjuuuttttt...😍😍😘😘
WOelan WoeLin
next kak
Nurul Boed: Good Arumi,, Cukup sekali mengalah 😍😍
total 1 replies
Nurul Boed
wah wah ternyata masih ada hubungan dngn novel sebelumnya,, wah kirain sma maya

gpp lah lepas dari hansel
ketemu kai... Arumi menang banyakkkkk 😍😍😍😍
Yunita aristya
kirain kai sama Maya , wah gimana nasib Maya sama Nita thor
WOelan WoeLin
lanjut thor 💪💪💪
Waryu Rahman
part nya kurang panjang
WOelan WoeLin
lagi kak
Hanny Bund
kok dobel Thor part ini
WOelan WoeLin
lagi kak
WOelan WoeLin
next kak
Nana Colen
lanjut lg dooong dkit amat up nya 🤭🤭🤭
Eris Fitriana
Aku mendukung keputusan mu Arumi... jadilah kuat... jangan lemah hanya karena seorang penghianat... Buktikan kamu perempuan yg berharga dan punya prinsip...
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!