"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #13
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Share lock gimana? kan aku ada disini?" tanya Erica bingung.
"Di rumah Mbak gak ada orang buat kirim alamat?" tanya balik Kai.
"Gak ada! Kalau memang mau anterin aku pulang, cepet nyalain mobilnya. Kalau gak mau, biar aku naik ojek aja," ancam Erica mulai kesal pada pemuda di sebelahnya itu.
"Iya--,iya, galak banget sih, Mbak."
Jujur, jantung Erica kini sedang berdegup kencang luar biasa, dan ia tak tahu alasannya sama sekali. Tak pernah ia seperti ini sekalipun jika besama si Duda beranak satu mantan kekasihnya itu. Entah apa yang sampai membuat wanita dewasa tersebut kini sampai harus menahan rasa salah tingkahnya, belum lagi pejalanan rasanya sangat lama dan masih saja jauh.
"Apa gak bisa lebih cepat sedikit?" tanya Erica geram.
"Gak bisa, nanti kalau ngebut ban mobilnya copot," sahut Kai yang hanya menoleh sekilas sambil tersenyum.
Dahi Erica mengernyit, tentu saja apa yang di ucapkan pemuda itu sangat sangat tak masuk di akal dan janggal di telinganya. "Mobil sebagus ini mana mungkin bannya bisa lepas?!" gumamnya pelan namun masih bisa di dengar oleh Kai meski samar samar.
"Kemana lagi nih, Mbak?" tanya Kaivandra.
"Masih lurus, sebentar lagi juga kelihatan kok gerbang perumahan nya."
Kai hanya mengangguk pelan, ia terus lajukan kendaraan roda empat mewahnya itu dengan pelan bak siput, demi apa?
Tentu saja demi bisa berlama lama bersama dengan Erica, wanita cantik barusan diperintah Papihnya untuk berkenalan. Semakin pelan tentu saja akan semakin lama sampai di tujuan.
"Belok kiri ya, habis itu lurus sampai terus nanti belok kanan. Berhenti di rumah pagar hitam," ucap Erica setelah memasuki gerbang perumahan tempat tinggalnya bersama keluarga.
"Kiri---, lurus terus kanan, Ok."
Kai benar-benar mengikuti arahan Erica meski hanya sekali ucap, matanya cukup jeli menatap satu persatu rumah berpagar hitam yang di sebut wanita itu barusan.
"Hitam aja, apa hitam banget?" tanya Kai.
Erica yang pandangan matanya terus lurus ke depan pun akhirnya menoleh, " Apa bedanya hitam aja sama Hitam banget?" tanya Erica kembali bingung.
"Ya kalau hitam aja berarti cuma hitam dong, kalau hitam banget ya Hitam pake banget," Jawabannya yang berhasil membuat wanita di sampingnya itu hampir naik darah.
"Hitam aja," balas Erica.
"Hem--, Oke."
Tak lama usai sedikit berdebat, akhirnya mobil mewah Kai berhenti di depan rumah berlantai dua dengan pagar berwarna hitam tentu saja itu sesuai dengan intruksi dari Erica..
"Disini?" tanya Kai.
"Iya, Terima kasih ya sudah mengantarku pulang," ucap Erica, kali ini ia tersenyum kecil berusaha untuk ramah, karna bagaimana pun ia sudah di bantu meski dengan sedikit paksaan.
"Hem, motor Mbak biar aku yang urus ya. Nanti aku kabari kalau sudah sehat wal afiat lagi," ujar Kai.
Erica hanya bisa menghela napas panjang, ada saja kalimat nyeleneh yang keluar dari mulut pemuda tampan yang kini sedang senyum senyum tak jelas padanya.
"Langsung saja antar ke rumahku. Kamu bisa berikan alamat ini ke orang bengkel," jawab Erica.
"Ya udah deh, ini beneran gak mau share lock? udah sampe loh."
"Tau udah sampe, ngapain minta Share lock sih?!" Erica sudah benar-benar kesal dengan permintaan Kai.
"Aku turun dulu ya, sekali lagi Terima kasih banyak atas semua bantuanmu. Hati-hati di jalan."
"Mbak, gak nyuruh aku mampir?" tanya Kai.
Ekspresi kaget tentu nampak jelas di wajah Erica, drama Share lock usai ternyata ada lagi drama permintaan mampir, pikirnya saat ini.
"Mampir buat apa?"
.
.
.
.
Buat numpang ke TOILET...