NovelToon NovelToon
Pendekar Pedang Melawan Dewa

Pendekar Pedang Melawan Dewa

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Fantasi Timur / Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Budidaya dan Peningkatan / Harem
Popularitas:1.4k
Nilai: 5
Nama Author: Yun Ru Ze

Yun Bàntiān adalah pendekar pedang terkuat di dunia kultivasi. Terkenal, tampan, dan ditakuti... namun memilih hidup damai bersama istri dan anaknya, jauh dari hiruk-pikuk dunia.

Tapi kedamaian itu hancur ketika dua dewa turun dari langit—berniat membunuhnya demi menghentikan sebuah ramalan kuno.

Dalam pertempuran yang mengguncang dunia, Yun Bàntiān mengorbankan seluruh tubuh dan jiwanya… dan membunuh dua dewa sekaligus..

Namun kematian bukan akhir.
Ia terbangun di masa lalu—sebagai bayi!
Sayangnya, ingatannya telah hilang, tercerai-berai bagaikan bintang di langit.

Siapa dia sebenarnya?
Kenapa para dewa takut padanya?
Apa isi ramalan yang bahkan surga ingin lenyapkan?

Ini adalah kisah sang pendekar yang hidup kembali untuk mengubah takdir... dan menantang surga itu sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yun Ru Ze, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12–Perjalanan Menuju Pelelangan

Pagi Pun Tiba...

Yun Bàntiān perlahan membuka matanya. Cahaya lembut menyusup melalui celah-celah jendela, menyapa wajahnya yang tenang. Namun, sosok Luo Qīngméi tak ada di sampingnya. Ia bangkit, merapikan rambut dan pakaiannya dengan gerakan tenang, lalu melangkah keluar dari kamar.

Aroma sup ayam yang lezat menyeruak di udara. Yun Bàntiān menghirupnya dalam-dalam, senyum tipis mengembang di wajahnya. Ia mengikuti aroma itu hingga ke dapur kediaman Luo Qīngméi—dan di sana, ia melihat gadis itu tengah memasak dengan penuh perhatian..

Luo Qīngméi melirik Yun Bàntiān, tersenyum manis "Tian'er,kamu sudah bangun? aku baru saja membuatkanmu sarapan sup ayam kesukaan mu."

Yun Bàntiān menghampirinya, matanya berbinar. “Qing’er... meski aku bisa bertahan tanpa makan selama berbulan-bulan karena kultivasi, tapi masakanmu... membuat perutku menjerit kelaparan.”

Luo Qīngméi tertawa kecil, lalu menuangkan sup ke dalam dua mangkuk kecil. “Ayo, kita makan di halaman. Pemandangannya lebih indah daripada di dapur.”

Di halaman yang tenang, meja dan kursi sudah tertata rapi. Mereka duduk berhadapan, menikmati sarapan dalam suasana yang hangat dan penuh kasih.

Yun Bàntiān tersenyum lembut "Qing'er...aku harap kamu bahagia nanti di sekte cabang Yun."

Luo Qīngméi tersenyum manis"aku Tentu saja aku akan bahagia. Sesuai perjanjian pertunangan kita, siapa pun yang genit padaku selain suamiku... akan menerima hukuman lima puluh cambukan. Kalau lebih parah, matanya akan ku tusuk dengan pedang. Dan jika mereka menolak, ayahku yang akan turun tangan langsung.”

Yun Bàntiān mengangguk pelan. “Peraturan itu memang menguntungkan mu. Kau bebas menghukum siapa pun di keluargaku jika mereka berani macam-macam.”

Ia melanjutkan dengan senyum pahit

“Sedangkan aku... jika menyentuh wanita lain, sengaja atau tidak, tanpa izinmu... aku akan dihukum sesuai keinginanmu.”

Luo Qīngméi tersenyum tipis"Apa kamu tahu hukuman apa yang akan aku berikan kepadamu?."

Yun Bàntiān menggeleng pelan, wajahnya terlihat sedikit khawatir.

Ia Melanjutkan dengan tegas"Hukumanmu adalah... dikurung di kediamanmu sendiri selama lima hari. Selama itu kau harus menyapu halaman dengan tulisan di dahimu, ‘Aku sedang dihukum oleh istriku’. Tulisan itu tak akan hilang selama seminggu.”

Yun Bàntiān yang sedang menikmati sup seketika gemetar. Bukan karena takut pada kekuatan Luo Qīngméi, melainkan karena hukuman yang dijatuhkan Luo Qīngméi sebagai calon istri—bukan menyiksa fisik, tapi memperlukan harga dirinya sebagai suami dengan cara paling memalukan.

Tiba-tiba, dari langit, Luo Língxiāo muncul mengenakan jubah biru laut. Anggun dan tenang, ia melayang turun di hadapan mereka.

“Apa kalian sudah siap pergi ke pelelangan?” tanyanya datar.

Yun Bàntiān bertanya dengan bingung "Bagaimana guru tahu kami ingin ke pelelangan?."

Luo Qīngméi tersenyum tipis "guru mendengar semua percakapan kalian kemarin malam."

Wajah Luo Qīngméi tiba-tiba memerah. Ia bersuara pelan, gugup. “AA-apakah bibi juga mendengar... tentang buku itu?”

“Ya,” jawab Luo Língxiāo dengan datar. “Bahkan aku mendengar kemesraan kalian, juga obrolan ayahmu. Ngomong-ngomong, buku itu sudah kau kembalikan? Ayahmu mencarinya.”

“Su-sudah! Sudah ku kembalikan ke mejanya!” jawab Luo Qīngméi cepat.

Luo Língxiāo melirik Yun Bàntiān dan berkata dengan lembut " “Ayahmu juga memintamu membeli pil kesuburan... agar Mei’er tidak kesulitan hamil setelah menikah.”

Yun Bàntiān menggaruk kepala polosnya

"pil kesuburan?, untuk kehamilan?."

Luo Língxiāo menggelengkan kepalanya perlahan "lupakan saja, kalian pasti belum mengerti?."

Luo Qīngméi mengeluarkan pedang terbang,ia berkata dengan lembut “Perjalanan kita panjang, dua bulan lamanya. Pelelangan akan diadakan tiga bulan lagi, jadi lebih baik kita berangkat sekarang.”

Setelah menghabiskan sup hangat itu, Yun Bàntiān mengenakan topeng pemberian Luo Qīngméi. Sementara itu, Luo Qīngméi menurunkan penutup wajah sutra biru berhias motif naga di sisi kirinya—menyisakan hanya sepasang mata indah yang bersinar tajam namun lembut, laksana bintang di balik kabut malam."

Sepanjang perjalanan, Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi bermeditasi untuk meningkatkan kultivasi, namun Luo Língxiāo melarang mereka terlalu memaksakan diri.

Dalam perjalanan, Yun Bàntiān bertanya pelan kepada Luo Língxiāo, “Guru, apa nama planet kita ini? Setiap aku bertarung, selalu ada leluhur yang disebut. Seperti antara sekte kita dan Sekte Nafsu Gelap.”

“Caelugelum,” jawab Luo Língxiāo dengan lembut. “Planet ini hanya memiliki satu benua besar. Di selatan, salju abadi membekukan segala, tempat para kultivator es berkumpul.”

Yun Bàntiān bertanya dengan lembut"Bila kita hanya memiliki satu benua, tepat di tengah benua di miliki sekte siapa?."

Luo Língxiāo menjawab dengan perlahan “Itu tempat pertarungan para kultivator iblis dan netral. Di sana ada makam kuno legendaris, katanya menyimpan pedang dan artefak hebat. Tapi sampai sekarang, belum ada yang berhasil menemukannya.”

Ia melanjutkan dengan tenang "Pertarungan di wilayah Benua Tengah sering kali berlangsung kacau dan berdarah. Banyak yang gugur, namun segelintir berhasil kembali dengan selamat—membawa pulang artefak langka atau pedang kuno yang luar biasa. Meski begitu, semua tetap dibatasi oleh hukum tak tertulis dunia kultivasi. Dalam perebutan akses menuju makam kuno yang legendaris, perwakilan dari sekte iblis hampir selalu menjadi pemenang. Mereka tak segan menggunakan cara-cara licik dan keji, bahkan tanpa rasa malu menampilkan tungku kultivasi ganda mereka—baik dari kalangan wanita... maupun pria."

Yun Bàntiān mengepalkan tangannya, matanya berubah gelap "Aku—yang memiliki kekuatan iblis murni—tidak akan pernah menggunakan kultivasi ganda. Aku akan menghancurkan semua sekte iblis yang menjadikan manusia sebagai tungku mereka. Itu ambisiku, meski harus diburu oleh ratusan sekte.”

Luo Língxiāo melanjutkan dengan perlahan "Meskipun banyak sekte iblis menjadikan teknik kultivasi ganda sebagai jalan utama mereka untuk mempercepat kekuatan, tidak semua memilih jalur serupa. Di antara sekte-sekte besar di wilayah kegelapan, tercatat ada sepuluh sekte yang secara terbuka dan terang-terangan menggunakan sistem kultivasi ganda. Mereka membentuk tungku dari pria maupun wanita, memanfaatkan tubuh sebagai media untuk mencapai terobosan."

"Namun, jauh lebih berbahaya adalah dua puluh sekte lainnya—mereka tidak menggunakan kultivasi ganda, tapi justru mengandalkan kekuatan murni, teknik rahasia, dan kebrutalan. Sekte-sekte ini tidak peduli pada kehormatan atau belas kasih. Mereka kejam, licik, dan memiliki ambisi yang membara, bukan sekadar untuk memperkuat diri, tapi juga untuk membalas dendam atas luka masa lalu dan merebut kekuasaan atas seluruh dunia kultivasi.Beberapa dari mereka bahkan percaya bahwa kultivasi sejati bukan berasal dari tubuh orang lain, tapi dari penderitaan dan kehancuran yang mereka timbulkan pada dunia."

Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi saling bertatapan, ekspresi mereka membeku seketika. Keduanya tak bisa menyembunyikan keterkejutan ketika mendengar bahwa di luar sepuluh sekte iblis yang dikenal karena teknik kultivasi gandanya, ternyata masih ada dua puluh sekte iblis lain yang justru lebih mengerikan.

"Mereka... tidak menggunakan kultivasi ganda, tapi justru jauh lebih berbahaya?" gumam Luo Qīngméi dengan suara pelan, nyaris tak terdengar.

Yun Bàntiān mengangguk perlahan, mata tajamnya mengisyaratkan kewaspadaan.

"Justru karena mereka tidak bergantung pada tubuh orang lain, mereka menempuh jalur kekuatan yang lebih murni, namun lebih kejam... dan lebih licik. Ambisi mereka tidak hanya soal kekuatan, tapi juga balas dendam dan dominasi atas dunia kultivasi."

Keduanya kini menyadari—bahwa bahaya sejati bukan hanya datang dari para sekte yang terang-terangan menindas lewat nafsu dan manipulasi tubuh, melainkan dari mereka yang bergerak dalam senyap, menyempurnakan teknik-teknik mematikan tanpa belas kasihan.

Luo Língxiāo menggelengkan kepalanya pelan, meskipun usia Yun Bàntiān berumur sepuluh tahun,tapi dia selalu memiliki ambisi yang mengerikan yang seharusnya hanya di miliki orang dewasa.

Luo Qīngméi memegang tangan Yun Bàntiān,ia berkata dengan lembut "Tiān’er, aku harus mengakui… ambisimu benar-benar menakutkan. Tapi jangan pernah lupakan satu hal—tanganmu telah berlumuran darah dari banyak jiwa yang kau tewaskan sendiri. Ingatlah apa yang pernah kukatakan padamu."

Yun Bàntiān mengaguk pelan "aku ingat,aku tidak boleh membunuh orang yang tidak bersalah."

Luo Qīngméi menggelengkan kepalanya "bukan itu,tapi...'Tanganku sudah memegang tanganmu yang penuh darah. Apa kamu ingin anak kita nanti hidup seperti itu juga?"

Yun Bàntiān mengangguk perlahan"sekarang aku ingat,tapi bagaimana kalau mereka yang menyerang ku duluan?."

Luo Qīngméi tersenyum tipis"Tian'er, kau boleh membunuh mereka yang mencoba membunuhmu... tapi jangan libatkan yang tak bersalah. Jika yang menyerang mu adalah murid dari sekte iblis, maka hanya murid itulah yang layak dibunuh. Jika gurunya yang mengatur, maka kau boleh menghancurkan seperempat dari sektenya. Bila yang terlibat adalah seorang tetua sekte, maka setengah sekte boleh dilenyapkan. Dan jika pemimpin sekte yang mengincar mu... maka kau punya hak untuk menghancurkan seluruh sekte mereka hingga tak tersisa satu pun!"

Yun Bàntiān berkata pelan "Bukannya itu naif."

Luo Qīngméi mengaguk pelan "meskipun memang naif,aku tidak ingin anak kita memegang ayah yang di penuhi darah di tangannya."

Luo Língxiāo yang memperhatikan hanya bisa menghela nafas panjang.

Satu Minggu Berlalu...

Luo Língxiāo menatap langit yang mulai meredup. Angin sore berembus lembut, membawa aroma dedaunan dari lembah. Dengan suara lembut namun tegas, ia berkata, “Kita akan beristirahat dulu di penginapan terdekat di daerah sini.”

Tanpa menunggu persetujuan, ia menurunkan pedang terbangnya perlahan, dan tak lama kemudian, ketiganya mendarat di depan sebuah penginapan sederhana namun bersih. Cahaya lentera menerangi teras depan yang dipenuhi tanaman merambat. Luo Língxiāo melangkah masuk lebih dulu, diikuti oleh Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi yang berjalan beriringan di belakangnya.

Ia memesan dua kamar dan dua pemandian khusus. Pemilik penginapan—seorang kakek tua—terkejut melihat Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi berdiri bersama.

“Eh... apakah tak sebaiknya memesan tiga kamar? Mereka pria dan wanita...”

“Mereka sudah bertunangan,” jawab Luo Língxiāo dingin.

Mata si pemilik penginapan langsung membelalak. Wajahnya pucat dan tubuhnya refleks membungkuk dalam-dalam, “Maafkan kelancangan saya, saya benar-benar tidak tahu.”

Dengan tangan gemetar, ia menyerahkan dua kunci kamar kepada Luo Língxiāo, yang menerimanya dengan tenang. Mereka pun berjalan menyusuri lorong kayu menuju kamar yang telah disiapkan. Kamar Yun Bàntiān dan Luo Qīngméi berada tepat di sebelah kamar Luo Língxiāo. Di antara mereka, tersedia pemandian air panas pribadi yang disediakan khusus untuk ketiga tamu istimewa itu.

Luo Língxiāo berkata dengan lembut "kamar kalian akan sama,agar mempererat hubungan cinta kalian, untuk pemandian kalian bisa digunakan bersama bila kalian siap atau satu persatu bila kalian malu."

Tatapan matanya kemudian berubah tajam saat mengarah pada Yun Bàntiān. Nada suaranya menurun, hampir seperti seorang ibu yang menegur anaknya, “Dan ingat baik-baik... meskipun kalian sudah bertunangan, kalian belum menikah. Jadi, hal-hal seperti yang ada di buku yang Mei’er baca itu... belum boleh dilakukan. Kalian mengerti?”

Yun Bàntiān segera membungkuk hormat sambil berkata, “Saya mengerti, Guru Língxiāo.”

Luo Qīngméi pun ikut menundukkan kepala, pipinya tampak memerah malu, namun ada kebahagiaan terpancar dari matanya.

Keduanya kemudian masuk ke kamar mereka dengan tenang. Setelah pintu tertutup, terdengar suara klik lembut—Luo Qīngméi telah mengunci pintu dari dalam.

1
Yun Ru Ze
Bab Selanjutnya Akan dikirim PUKUL 18.00 WIB,Ada kejutan yang pasti membuat kalian terkejut, maupun plotwis yang kalian tidak sangka -sangka
Yun Ru Ze
untuk bab selanjutnya akan sedikit lama 2-3 hari karena ini pertarungan besar meskipun awal chapter/Gosh/
Yun Ru Ze: tolong support nya /Applaud/
total 1 replies
Aran
Nggak sabar nunggu kelanjutannya.
Laura Rivera 🇨🇴❤️
Ceritanya selalu bikin ku ketagihan dan engga bisa berhenti membacanya.
[donel williams ]
Aku merasa terhubung dengan setiap adegannya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!