Mala dan ketiga sahabatnya terkejut ketika tahu orang tua mereka telah menjodohkan mereka dengan anggota OSIS yang terkenal tegas dan selalu menghukum mereka. Akankah mereka bisa menerima jodoh tak terduga ini dan akan kah mereka menemukan cinta di balik keputusan orang tua?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kak Nya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
JDTO
"Devi, kamu udah bisa liat sayang?" ucap Anggun serta Lisa secara bersamaan kala Devi datang keruang rawat Mala
Devi mengangguk. "Iya tante ..."
"Maaf ya, tante gak jengukin kamu selama di rawat, padahal ruangnya gak terlalu jauh." ucap Lina
"Gapapa tan, Devi ngerti kok. Malahan Devi yang gak enak karena gara-gara nyelamatin Devi, Mala masuk rumah sakit juga."
"Lho, Devi kenapa nangis?" Lina membawa putri dari sahabatnya itu ke dalam dekapannya
"Hiks.. maaf tante, ini semua gara-gara Devi hiks.." Devi menangis sejadi-jadinya di pelukan mamanya Mala.
"Udah ya jangan nangis lagi, gak bagus buat kesehatan mata kamu kan baru selesai operasi." Lina menyerkah air mata Devi yang mengalir deras.
Disisi lain, segerombolan laki-laki bertopeng memasuki kamar seorang pemuda laki-laki yang sedang terlelap tidur.
Prang!
"Mama?" ucapnya
"Mama, itu mamakan?" dengan meraba-raba pemuda laki-laki itu bangkit dari tidurnya.
"Hai buta!"
Deg
"S-siapa kalian? Kalian mau apa?" tanya-nya dengan suara bergetar
"Uluh, uluh, kasihan banget sih, jagoan sekarang gak bisa ngapa-ngapain karena BUTA!" ucap pria bertopeng itu dengan menekankan kata akhirnya
"Cepat bawa dia dari sini." pinta si ketua kepada anak buahnya.
"Siap bos!"
"Enggak, jangan bawa saya. Kalian siapa?"
Para pria bertopeng itu membawanya entah kemana, ia rasa nyawanya akan segera melayang saat ini juga.
'Maafin aku, semua.' batin si pemuda dengan diiringi butiran air mata yang menetes
Bugh!
Bugh!
Bugh!
"K-kalian sebenarnya mau apa? Kenapa kalian siksa gue?" tanya si pemuda yang tak dapat melihat itu, suaranya terdengar lemah. Tubuhnya sudan tak kuat menahan sakit yang di berikan oleh beberapa pria bertopeng itu.
"Lo tanya mau gue apa, hah? Mau gue lo mati, dan sahabat sialan lo itu yang harus menanggung semuanya!"
Kening si pemuda mengerut. "Siapa?"
"Rakha!"
Deg
"R-rakha?"
"Iya rakha, saya benci dia karena kebahagiaan keluarga saya hancur gara-gara dia." suara pria bertopeng itu menggema di indra pendengaran si pemuda buta itu
"Lo punya masalah dengan Rakha, terus kenapa lampiasinya dengan gue? Gue gak kenal sama lo!"
"Karna lo itu sahabat baiknya, dan karena lo juga ikut campur dalam masalah gue. Lo bantu dia hingga gue jatuh kejurang."
Deg.
Mendengar ucapan si pria itu membuat pemuda buta itu langsung dapat menebaknya. "S-senja?" suaranya terdengar lirih
"Haha! Lo baru tau ini gue? Ups lo 'kan BUTA!"
Suara tawa memenuhi ruangan itu
"Kok Lo masih hidup? Bukannya wak—"
"Kalian saja yang buta, jelas-jelas waktu itu saya masih bernapas cuma akting gue waktu itu memang gak bisa diragukan. Bahkan polisi aja bisa gue kelabui, apalagi manusia bodoh kayak kalian ini.." potong Senja
"Sialan, lo. Tunggu aja Rakha pasti akan hajar habis lo."
"Haha! Bukan kah Rakha benci lo AFAN? Dan lo gak dianggep sebagai sahabat lagi oleh dia, jadi bagaimana bisa lo yakin dia nyelamatin lo dan hajar gue?" ucap Senja dengan tawa
Deg!
Benar apa yang barusan senja katakan, Rakha tak akan menolongnya setelah apa yang dialami istrinya pikir Afan, tapi apakah ia tak bisa berharap jika sahabatnya itu lah yang akan menolongnya?
"Hajar dia sampai pingsan, tapi jangan sampai mati soalnya besok gue juga mau hajar dia. Gue cabut!" ucap Senja sebelum berlalu
"Baik bos!"
Setelah kepergian Senja, anak buahnya langsung menghajar Afan habis-habisan. Tak perduli jika pemuda itu sudah lemah, pukulan demi pukulan mereka layangkan pada tubuh Afan yang sudah tergeletak di lantai.
'Devi maafin gue ...'
...****...
Di bawa pohon yang rindang, seorang gadis cantik sedang memandang langit biru dengan hembusan angin menerpa permukaan kulitnya.
"Mala, lo masih belum mau pulang? Kasihan semua orang lagi menunggumu." ucap seseorang membuat gadis itu menoleh kesumber suara
"Afan?"
Afan tersenyum getir menanggapinya. "Kenapa lo juga berada disini fan? Lo baik-baik saja 'kan?"
"Dia kembali la, dia akan melenyapkan gue dan orang terdekat Rakha. Dendam yang berada didirinya itu terlalu besar hingga membuatnya buta akan belas kasihan ..."
Mala mengerutkan jidatnya tak mengerti. "Maksud lo?"
"Senja masih hidup la, lo harus segera bangun dan katakan kepada Rakha untuk berhati-hati."
Mala menatap kedepan. "Gue mau di sini aja fan, tempatnya enak." ucap Mala dengan sebuah senyuman terukir di bilah bibirnya
Rakha dibuat cemas akan alat EKG yang berbunyi nyaring, garis? Garis yang selama ini ditakutkan oleh Rakha hari ini terjadi, alat EKG itu menunjukkan garis lurus.
Tes!
"Enggak, ini gue mimpi lagi 'kan? Tolong bangunin gue tolong!" pekik Rakha
Semua yang berada di luar ruangan Mala seketika masuk kala mendengar jeritan Rakha, mata mereka membulat saat melihat alat EKG menunjukan garis lurus.
"Dokter, panggil dokter!" racau Rakha dengan mendekap Mala
Zayyan berlari keluar memanggil sang dokter. Semua keluar ruangan saat sang dokter tiba, cukup lama dokter tersebut berada di ruangan Mala membuat semua khawatir.
Ceklek!
Semua merapat kala melihat sang dokter keluar, berbagai pertanyaan mereka sodorkan pada sang dokter.
"Apakah disini ada yang bernama Afan?" ucap sang dokter membuat semua saling menatap
"Saya suaminya, dok." ucap Rakha
"Apakah anda bernama Afan?" tanya sang dokter yang langsung di beri gelengan oleh sang empuh. "Pasien terus menyebut nama Afan, sebaiknya hubungi dia karena bisa jadi pasien akan segera siuman jika adanya Afan."
Rakha terdiam, terlihat jelas kekecewaan pada pemuda itu. 'Apa gue gak ada di hatimu, la? Sampai kamu menyebut nama laki-laki lain dalam alam bawa sadarmu.'
Anggun yang tau anaknya itu sedang berpikir yang enggak-enggak akhirnya menenangkannya. "Jangan di pikirin, mending kamu masuk temanin Mala" bisiknya sembari mengusap punggung putranya
Rakha mengganggukan kepalanya pelan sebelum masuk ke dalam ruangan Mala. Ia duduk di sisi ranjang sembari menggenggam tangan Mala. "Cepat sadar la, aku kangen kamu ..."
"AFAN!" pekik Mala, seiring dengan itu matanya yang tertutup rapat kini terbuka lebar
"La, kamu sudah sadar sayang?"
"Afan mana kha? Afan dimana? Gue mau ketemu sama dia." Senyuman di bibir Rakha seketika pudar kala mendengar penuturan Mala barusan
Rakha terdiam dengan wajah datarnya. "Suami lo itu aku, la, bukan Afan. Kenapa lo cari dia?"
"Gue tau Rakha, tapi gue mau ketemu Afan. Afan dal—"
"Sepenting itu Afan dalam hidup lo? Hingga di alam bawa sadar aja nama Afan yang selalu lo sebut.." sela Rakha
Mala melirik sekitar, ia mendapati semua orang sedang mendengar obrolannya dengan Rakha. "Devi.." panggil Mala membuat sang pemilik nama mendekat
"Kenapa, la?"
"Afan dimana?"
"Gue gak tau la, buat apa gue ngurusin orang yang buat hidup gue menderita." ucap Devi yang terlihat sangat membenci Afan
Rakha tak habis pikir dengan istrinya yang sedari tadi tak henti-hentinya menanyakan Afan, Afan dan Afan, ia sampai muak mendengarnya.
"Afan dalam bahaya dev ..." ucap Mala membuat semua terkejut. "Afan terluka, dia butuh bantuan kita."
Devi menatap Mala, mencari kebohongan dimata gadis itu namun tak ia dapatkan. "Lo serius mal?"
Mala mengangguk. "Kita cari Afan, dev, kasihan dia."
"Tapi, lo masih sakit la."
Mala menyibak selimut yang menutupi tubuhnya. "Gue gapapa, ayo kita cari Afan."
"Gue sebagai suami lo, gak izinin lo pergi. Lo baru sadar la ..." ucap Rakha sembari menahan Mala yang hendak pergi
Mala menepis tangan Rakha yang menahannya. "Jangan gini kha, Afan butuh kita. Dia sahabat lo, ayo bantu dia."
"Dia bukan sahabat gue dan gak akan pernah jadi sahabat gue lagi."
"Terserah, tapi aku tetap mau cari Afan."
"Lo pergi dari ruangan ini, jangan harap lo akan ketemu gue lagi." ucap Rakha membuat Mala seketika menghentikan langkahnya
Mala terdiam di tempat kala mendengar ancaman itu, tapi nyawa Afan dalam bahaya membuat Mala kembali melangkah 'kan kakinya. Keduanya sama-sama keras kepala tidak ada yang mau mengalah diantara mereka.
"Oke kalo itu mau lo ..." Rakha ikut pergi dari sana, tapi bukan arah yang sama namun arah yang berlawanan.
LANJUTT secepatnya 💪💪💪💪💪💪💪💪❤️❤️
mumpung LG hotspot ma adek
oh ya nanti jangan lupa baca novel aku judul nya gadis cantik milik ceo
Aaaaa ini cb yg kucari²di FB itu akhirnya ketemu di aplikasi NOVEL TOON,
LANJUTTT SEMANGAT💪🏻💪🏻💪🏻