Semua bermula ketika si kecil Aiden lepas dari penjagaan pengasuhnya dan pengawalnya.
Atas dasar tidak sengaja, ternyata bisa membuat Aletta si gadis biasa mendapatkan antara keberuntungan atau terjebak dalam hal yang tidak semestinya.
Penasaran dengan alur ceritanya? yuk cari tahu lebih dalam agar tidak tertinggal kisah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Widya27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#12
Mereka pergi ke mall terdekat untuk menonton bioskop sampai siang dan akan makan siang ditempat makan yang ada dimall.
Film yang mereka tonton adalah film horror tapi diantara mereka tidak ada yang pemberani dalam artian mereka juga takut nonton film horror. Tapi mereka juga seperti mencoba ingin tau walaupun hati berkata akan seseram apa film itu terjadi.
Lanjut mereka dengan hal lain sampai jam hampir segera sore, hal itu digunakan mereka untuk pulang sebelum kumpul kumpul didepan vila sambil menikmati sunset bersama.
Sama halnya dengan Zayn dan Ayden, mereka berada diluar vila mungkin hanya berbeda tempat atau jarak saja.
"Eh jangan lupa fotonya, buat kenang kenangan nanti" usul Aletta. Meskipun mereka masih kelas 2 SMA tapi memang butuh beberapa foto kenangan supaya tidak lupa teman lama bukan.
Mereka menikmati liburan bersama mereka dengan gembira, walaupun sederhana tapi momen itu pastinya tidak akan bisa terulang kembali dan hanya menjadi sebuah memori.
Mereka mengabadikan momen demi momen dengan beberapa foto dan video. Mereka akan membuat liburan mereka lebih indah.
Sampai tidak terasa hari sudah mulai gelap dan sunset benar benar menyembunyikan dirinya hingga dirinya sudah tidak terlihat.
Terlihat mereka sudah berada dikamar masing masing, dengan rutinitasnya masing masing.
Luna yang melakukan panggilan video dengan kekasih pujaan hatinya, Ethan yang mungkin sibuk dengan tugas osis dan bisnis ayahnya, Noah dengan bukunya dan Matthew dengan gamenya, sedangkan Aletta sama halnya seperti Luna tapi dengan orang tuanya.
Setiap ada yang mengungkapkan perasaan padanya, dia enggan menerima karena tidak mau sakit hati. Entah karena pengkhianatan atau orang ketiga sekalipun, karena memang orang lain kebanyakan begitu.
Tidak ada salahnya apa yang terjadi pada orang kita jadikan pelajaran, oleh sebab itu Aletta sedikit was was jika ada yang menyukainya. Tidak luput dari beberapa dari mereka yang memang mencoba mendekatinya atau bahkan sekedar basa basi sekalipun.
Itu membuat Aletta sedikit tidak percaya antara memang tulus, berpura pura atau hanya penasaran jika tidak penasaran lagi maka dia akan ditinggal.
"Tata? Sayang? Kenapa ngelamun?" disebarang sana Mama Lena bingung dan mencoba mengajak Aletta bicara kembali karena Aletta hanya melamun.
Setelah tersadar dari lamunannya, barulah ia kembali berbicara dengan orang tuanya.
Walaupun ini pertama kalinya dia pergi lama dan jauh dari orang tuanya tapi orang tuanya percaya bahwa dia bisa menjaga diri dengan baik, apalagi orang tua Aletta kenal dekat dengan teman temannya.
Jadi kalau misal Aletta sulit dihubungi atau apapun itu bisa menelpon teman temannya.
Disaat Aletta selesai melakukan panggilan video dengan orang tuanya pun, Luna tetap masih belum selesai juga.
Aletta tidak masalah dan memilih tidur lebih awal, tidak ingin mengganggu waktu Luna juga. Lima orang dengan kegiatan yang berbeda diwaktu yang sama.
Sampai waktu menjelang pagi, satu per satu memutuskan pergi keluar kamar melihat pemandangan yang sejuk serta menghirup udara segar.
Jangan tanya lagi kenapa Luna tidak terlihat sedangkan Aletta sendirian, Luna masih tertidur pulas dengan mimpinya.
"Duh sariawan ganggu banget, bikin ga nyaman aja" gerutu Aletta kesal dengan adanya sariawan di area mulutnya.
"Kalo kata orang sih bisa di taburi garam tapi perih dan itu pun kalo lo kuat, katanya bisa sembuh sih" balas Ethan.
"Gue emang pernah denger tapi ga pernah gue coba dan gue biarin aja sampe sembuh sendiri" jawab Aletta dengan posisi yang masih sama dengan duduknya.
Mereka berkumpul di depan vila Aletta, walaupun mereka banyak mengobrol itu tidak mengusik tidur Luna. Sampai setengah jam berlalu akhirnya Luna bangun dan bergabung setelah benar benar mengumpulkan kesadarannya.
"Abis begadang lo Lun, sampe kita ngumpul dan ngobrol bareng ga bikin lo terusik sama sekali?" tanya Matthew.
"Iya, abis telponan sama pacar gue" balas Luna setelah cuci muka.
"Bucin akut lo" ejek Ethan yang duduk disebelah Noah.
"Yaudah sih, iri bilang. Lagian lo nya aja yang ga ngerasain pacaran" balas Luna dengan bersender disebelah Aletta.
Mereka melanjutkan obrolan mereka sampai makan pagi dan pergi mandi sebelum melakukan aktivitas yang lain.
Kegiatan camping mereka berjalan dengan lancar meskipun Aletta lebih kerepotan karena baru hari kedua saja, malam ini Ayden ingin tidur bertiga antara Ayden, Daddy dan Aletta.
Aletta dan Zayn tentu sedikit kaget dengan permintaannya tapi ada rencana lain yang dipikirkan oleh Aletta. Mungkin Aletta bisa menidurkan Ayden sampai tidur dan jika sudah terlelap dalam tidurnya dia akan kembali ke kamarnya.
Jika besok paginya Ayden datang mencari maka dia bisa beralasan kalau dirinya bangun lebih awal dan memilih berjalan jalan diluar.
"Oke nanti kakak akan temani Ayden tidur tapi kakak harus bersama teman kakak dulu, kasian teman kakak kalau mencari kakak karena terlalu lama pergi. Setelah makan malam kakak akan ikut tidur bersama kamu, Ayden mengerti sayang?" dengan sedikit keberatan Ayden mengangguk setuju dengan usulan Aletta.
Aletta sempat mengajak Zayn berbicara berdua sedikit menjauh dari Ayden.
"Bapak tenang saja, saya tidak senekat itu untuk benar benar menemani Ayden tidur. Saya hanya akan membantu menidurkan Ayden dan jika sudah tidur, saya akan kembali ke kamar saya sendiri" jelas Aletta.
"Tidak masalah, justru saya minta maaf karena Ayden sering kali merepotkanmu" balas Zayn meskipun wajahnya tidak terlihat ramah sama sekali.
Mereka berhenti berbicara setelah Ayden mendekati mereka, Aletta pamit pada Ayden karena ingin kembali ke kamarnya.
Waktu terus berjalan sampai akhirnya, Aletta sudah berada di dalam kamar Ayden dan Zayn.
Aletta menemani Ayden bermain, membaca dongeng, bahkan menonton kartun anak anak bersama. Ayden tentu senang, sedangkan Zayn sibuk dengan ponselnya dan sesekali melirik mereka berdua.
Zayn melihat ada kebahagiaan lebih dari pancaran yang terlihat diwajah Ayden, seolah olah kebahagiaannya yang biasanya berbeda saat dia bersama dengan Aletta.
"Nah sekarang Ayden lelah tidak?" tanya Aletta seraya merasa sudah cukup lama mereka bermain dan dirasa sudah waktunya tidur.
Ayden mengangguk dan tidak lupa ada sedikit keringat diarea wajah dan lehernya karena keseruan mereka saat bermain tadi.
"Ayo kita tidur" ajak Aletta dan menggendong Ayden agar dia diposisi tengah tengah antara Aletta dan Zayn.
Meskipun ini terjadi yang kedua kalinya atau bukan pertama kali tapi tetap saja Aletta merasa canggung dengan posisi seperti ini.
Butuh waktu beberapa menit menidurkan Ayden bahkan Aletta sempat ikut tertidur juga.
Tapi tidak lama Aletta bangun dan segera beranjak pergi dari sana, Zayn sempat tidak mempermasalahkan kalau Aletta ingin lanjut tidur.
Tapi Aletta tetap memilih kembali kekamarnya saja, sedangkan Zayn tidak memaksa dan menemani Aletta kembali kekamar.
Lagi lagi Aletta sempat menolak tapi Zayn tidak ingin Aletta menolak, Aletta pasrah saja lagipula belum tentu berani kembali sendirian.