Ilya Perry-Ivanova menikahi Nicholas Duncan hanya untuk satu tujuan: melarikan diri dari sangkar emas neneknya yang posesif.
Tapi Nicholas Duncan, sang pecinta kebebasan sejati, membenci setiap detik dari pernikahan itu.
Tujuannya Nick hanya satu: melepaskan diri dari belenggu pernikahannya, yang mana berarti Ilya. Istrinya yang paling indah dan jelita.
Ketika satu pihak berlari ke dalam ikatan itu, dan pihak lain mati-matian berlari keluar, mampukah mereka selamat dari perang rumah tangga yang mereka ciptakan sendiri?
×wasabitjcc
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon wasabitjcc, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
12. Sumpah Dan Dendam
Nick kembali ke balkon untuk menemui Ilya setelah berpakaian. Kehadirannya di sambut Ilya dengan senyum lebar ceria. Saat melihat Ilya, langkah Nick sempat meragu. Ia dibuat bimbang akan harus bagaimana menyikapi perempuan itu.
Nick membenci Ilya yang sudah mengusulkan pernikahan ini pada keluarganya, tapi kebencian itu tidak serta-merta membuatnya layak bertingkah buruk dan kasar pada Ilya. Belum lagi ia harus memikirkan Eddy dan Seryozha yang akan membunuhnya kalau ia kasar pada perempuan itu.
"Haaai." Akhirnya, Ilya lah yang menyapa Nick duluan. Perempuan itu menautkan kedua jarinya di depan dada, kulit pucatnya begitu kontras dengan kegelapan langit malam, membuatnya semakin mencolok di balkon yang temaram.
"Hei," balas Nick. Ia berjalan menuju pagar balkon dan menyandarkan punggungnya di sana, perhatiannya ia tujukan kepada pantulan dirinya sendiri di jendela kaca.
Ilya memperhatikan Nick, dan melihat bagaimana pria itu masih betah mengunci mulutnya, Ilya berinisiatif untuk menyerang pria itu duluan dengan keramah-tamahannya. Ia tidak akan membiarkan Nick lepas kali ini. Dia tidak akan terintimidasi lagi. Dia adalah predator dan Nick adalah mangsanya.
"Aku sudah memikirkan ini," kata Ilya memulai, suaranya dibuat sehidup mungkin. Seakan-akan ia hendak mengutarakan sesuatu yang menggembirakan. "Aku mau kamu terlibat dalam persiapan pernikahan kita."
Kening Nick terangkat sebelah.
"Maksudku, karena ini pernikahan kita, bukankah lebih baik kalau Baba, Mama dan Maya mendengarkan pendapatmu juga. Kamu mau pesta yang seperti apa? Apa kamu suka tamu dengan tiga ribu tamu undangan, apa kamu lebih ke suka intimate wedding. Yah, walau menurutku, itu berat sih, Intimate wedding? Keluarga kita? Yikes. Papaku akan mencekik kita."
Ilya lalu menambahkan lagi, "Aku juga belum selesai dengan gaun pernikahanku. Aku sangat sakit kepala. Maksudku, Lily white itu sangat cantik, tapi dovetail. Hmmm? Itu adalah pilihan yang rumit. Kamu harus membantuku. Aku tidak bisa membuat keputusan. Semua ini sangat berat."
"Semuanya tidak akan berat kalau kamu membatalkan pernikahan ini." Tatapan Nick akhirnya berotasi ke arah Ilya. Dingin, teduh, mencekam. Indah tapi mengancam.
"Me-membatalkan? Aku? Membatalkan?"
"Ya, batalkan. Pernikahan bodoh ini seharusnya tidak terjadi. Bukankah sudah kukatakan padamu, aku tidak mau menikah."
Tatapan Nick begitu tajam menikam. Ilya ingin membuang muka dan menatap apa saja selain manik madu pria itu. Namun, siapa yang duluan berpaling akan kalah. Ilya tidak mau kalah. Ia harus menunjukkan pada Nick kalau dia adalah predatornya. Nick adalah mangsa. Nick tidak diposisi yang berhak untuk memerintahnya apalagi membuatnya takut.
Aku adalah seorang Ivanov. Keluargaku lebih superior dari keluarganya. Aku lebih besar. Aku lebih..., aku tidak takut padamu, Nicholas Duncan!
"Bagaimana bisa kamu mengatakan ini pernikahan bodoh? Ini adalah pernikahan kita. Aku tidak mau membatalkannya." Ilya memaksakan diri bermain peran gadis bodoh kasmaran di depan Nick yang menyeramkan, dan meski ia sangat lancar saat berbicara dan mengekspresikan perannya, tangan Ilya bergetar dan sedingin es.
Ingatkan Ilya kembali, Nick adalah pria yang sembilan tahun lebih tua darinya. Pria itu tidak hanya lebih dewasa, tapi juga pasti lebih pandai dan lebih superior darinya dalam segala hal.
"Miss Ilya, apa kamu tidak memiliki harga diri sama sekali?"
Kan!
Satu anak panah seperti mendarat tepat di jantung Ilya saat itu juga.
"Aku bilang aku tidak mau menikah, aku tidak menginginkanmu. Tapi kenapa kamu terus persisten pada pernikahan ini? Apa kamu tidak menghargai dirimu sendiri? Perempuan bermartabat seharusnya paham apa itu penolakan."
Di mata Nick, Ilya pasti adalah keberadaan paling mengganggu dan memuakkan. Bayangkan seseorang datang ke hidupmu tiba-tiba dan merenggut segala kedamaianmu, Ilya adalah orang itu. Ilya adalah penjahat di kehidupan Nick, dan seharusnya, seharusnya kalau ia masih memiliki seinci saja kesadaran diri. Sadar dan paham kalau tindakannya adalah kesalahan, Ilya seharusnya menarik diri dan seperti kata Nick, membatalkan pernikahan itu.
Namun, Ilya tidak bisa. Bahkan bila ia terluka oleh kejam perkataan Nick padanya. Ilya tidak mau kembali ke Moskow dan menjalani kehidupan memuakkan yang hanya membuatnya putus asa.
Ilya tidak mau membusuk di rumah yang memenjarakan jiwanya.
Jika Ilya bisa memilih, selama Ilya masih bisa memilih, ia lebih baik merenggut kebebasan Nick daripada menjadi orang yang direnggut kebebasannya.
"Maafkan aku," kata Ilya, dengan hati yang tercabik, selapis air bening membayangi matanya. "Aku tidak bisa membatalkan pernikahan ini. Bahkan bila kamu memaksa, aku tidak bisa."
"..."
"Aku tidak mau, Nicholas. Aku hanya..., aku terlalu menyukaimu. Aku tidak mau memberikanmu pada orang lain. Aku hanya mau kamu menjadi milikku." itu adalah ungkapan paling menjijikkan dari Ilya, dan perkataan itu menciptakan sesak di dadanya. Ia telah menjadi penjahat. Ilya adalah penjahat.
"Kamu mengatakan kamu menyukaiku, tapi yang kurasakan darimu Miss Ilya, hanya keegoisan. Aku tidak tahu bagaimana kamu bisa menyukaiku atau apakah kamu benar-benar menyukaiku atau tidak, tapi satu hal yang pasti, tindakanmu sekarang bukanlah tindakan yang mencerminkan cinta. Ini adalah paksaan, Miss Ilya."
Ilya memaksakan senyumannya, senyum angkuh tak mau mengalah. Senyum anak bebal yang tidak mau mendengarkan.
Terus pertahankan imej gadis bodoh kasmaran itu, Ilya Ivanova!
"Aku tahu, aku tahu kamu tidak menyukai ide ini, pernikahan ini terjadi tiba-tiba dan kamu pasti tidak siap. Tapi dengarkan aku, Nicholas, aku percaya kamu akan berubah pikiran. Aku akan membuat kamu menyukaiku, bagaimana dengan itu?"
"Aku tidak segila kamu," tukas Nick. "Untungnya, aku tidak segila dirimu, Miss Ilya."
"Ilya, panggil aku Ilya saja. Aku akan menjadi istrimu. Juga, aku tidak gila, aku hanya tergila-gila padamu." Mengikuti ucapannya, Ilya berharap Nick akan terkekeh akan leluconnya. Namun, tatapan pria itu masih sedingin es batu di samudera atlantik.
"Baiklah," Ilya menyerah bercanda. "Silakan kamu memandang aku seperti yang kamu mau. Perempuan gila, perempuan tidak bermartabat, perempuan murahan sekalian. Terserah. Aku tidak peduli lagi. Maksudku, perempuan murahan ini akan menjadi istrimu. Silakan marah-marah, tapi kamu tidak akan mengubah apa pun."
Sembari menautkan jemarinya yang gemetaran di belakang punggung, Ilya memperhatikan bagaimana Nick memandangnya dengan amarah tertahan.
Pria itu mungkin ingin mencaci-makinya sekarang. Memuntahkan segala jenis umpatan. Namun, entah karena apa, Nick tidak meledakkan emosinya.
Nick hanya menatap Ilya dengan kebencian terukir di sepasang bola mata madunya. Rahangnya mengeras, urat-urat di lehernya mencuat.
"Aku tidak akan pernah mencintaimu," ucap Nick, kata-kata itu jujur dari lubuk hatinya terdalam.
Ilya Ivanova adalah mimpi buruk Nick yang menjadi kenyataan. Wanita serakah, obsesif dan egois seperti Ilya adalah tipe wanita yang paling ia benci di dunia. Ia tidak akan pernah mampu, pernah ingin, untuk mencintai wanita dengan kepribadian paling busuk tersebut.
"Jika kamu berakhir menikahiku, Ilya, aku akan memastikan kamu tidak pernah bahagia."
"Ooh, kamu tidak tahu itu. Kamu meremehkan aku. Aku adalah wanita yang akan menggemparkan duniamu."
Nick mendenguskan tawa, untuk pertama kalinya ada ekspresi selain kebencian terlukis di parasnya, dan ekspresi itu adalah kesinisan—sepupu dekat kebencian.
"Silakan," ujar Nick. "Kamu mau pernikahan, bukan? Silakan. Lakukan."
Nick sudah tidak peduli lagi. Yang Nick pikirkan saat itu adalah, kalau ia memang harus dan akan berakhir menikah dengan Ilya, maka akan ia pastikan perempuan itu tidak akan pernah berbahagia saat bersamanya. Ia akan membalas dendam dan memberikan wanita itu neraka.
...----------------...