NovelToon NovelToon
Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Kaisar Pedang Tak Terkalahkan

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Kebangkitan pecundang / Epik Petualangan / Budidaya dan Peningkatan / Balas dendam dan Kelahiran Kembali
Popularitas:3.9k
Nilai: 5
Nama Author: Sayap perak

Namanya adalah Ye Lin. Selain Ketua Pembunuh Bayaran dia juga dikenal sebagai Kaisar Pedang Tak Terkalahkan. Dalam ratusan pertarungan yang telah dilalui dia lebih banyak menang dan tak pernah sekalipun menderita kekalahan.

Namanya begitu disegani, pedangnya sangat dihormati. Namun pria yang terkenal kejam dan tak berperasaan itu pada akhirnya tewas saat berusaha menolong seorang anak muda.

Dia merasa hidup sangat tidak adil sampai jiwanya malah terjebak ditubuh anak muda yang diselamatkannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 05 : Kelas Guru Xiao

Huang Mei mengajak Ye Lin datang lebih awal agar mereka mendapatkan tempat di barisan depan. Namun, meski mereka telah mengawalinya balai pelatihan telah penuh dengan banyak murid yang datang.

Bukan hanya murid generasi baru, murid-murid lama juga datang setelah mendengar Xiao Lingzhe akan memberikan pembelajaran secara langsung.

Mereka sangat antusias. Tidak berniat melewatkan kesempatan karena tahu Xiao Lingzhe tidak sering memberikan pembelajaran.

"Tuan Muda, maaf, sepertinya kita tidak bisa duduk di depan."

Ye Lin tersenyum tanpa menganggap serius masalah ini.

"Sudahlah, lagipula hanya tempat duduk. Kita bisa duduk di manapun dan masih bisa mengikuti kelasnya."

"Heem ...." Huang Mei mengangguk lalu menarik Ye Lin duduk di salah satu barisan yang masih kosong.

Bisa dikatakan termasuk barisan paling belakang, oleh karena itu hampir tidak ada yang berebut tempat tersebut.

Beberapa murid di barisan yang sama tampak mengeluh. Mereka khawatir tidak dapat memperhatikan dengan benar karena jarak dengan platform terlalu jauh.

Namun tidak ada yang dapat dilakukan. Salahkan saja kenapa mereka datang begitu telat dibandingkan murid-murid lain.

"Tuan Muda, apa Tuan Muda tidak membawa buku?"

Mendapat pertanyaan ini Ye Lin diam tertegun.

"Buku? Untuk apa?"

Huang Mei mengerutkan kening, menatap Ye Lin. "Tuan Muda biasanya membawa buku untuk mencatat. Tuan Muda tidak membawanya?"

"..."

Sial. Ye Lin mengumpat dalam hati. Bagaimana dia tahu jika pemilik tubuh asli juga memiliki kebiasaan membawa buku catatan ketika menghadiri kelas.

"Ah! Maksudmu buku yang itu. Aku tidak membutuhkannya. Aku akan berusaha memahaminya dengan melihat secara langsung," ucap Ye Lin, terdengar seperti sebuah alasan.

Huang Mei mengangguk dan tidak lagi bertanya, tapi sebuah kalimat terdengar dari seseorang yang berada tepat di depan mereka.

"Memahaminya secara langsung? Kau pikir ini teknik pedang dasar yang begitu mudah dipelajari? Guru Xiao sangat jarang mengisi kelas, materi yang diberikan sudah pasti adalah keterampilan pedang tingkat tinggi yang tidak semua orang dapat mempelajarinya."

Ye Lin baru membuka mulutnya ingin mengatakan sesuatu, tetapi Huang Mei segera mengingatkannya tentang identitas murid tersebut.

"Tuan Muda, dia adalah Hua Tianyang, murid senior, juga kakak Hua Yun."

Bibir Ye Lin berkedut mengetahui pria di depannya masih bersaudara dengan murid yang hampir merampok nya.

"Kemarin si adik, sekarang si kakak. Dua saudara ini, kenapa bergantian mencari masalah denganku?"

"Lihat! Guru Xiao datang, Guru Xiao datang."

Bersama dengan seruan itu, semua mata mengalihkan pandangan ke arah pintu. Seorang pria berkumis tipis berdiri di sana, ketika dia mulai melangkahkan kakinya menuju platform, pedang-pedang semu tercipta dan menjadi pijakannya.

Semua murid terkesima, sementara Ye Lin yang memperhatikan tak bisa menahan diri untuk mencibir.

"Anak ini... Dia benar-benar menggunakan kemampuan yang dipelajarinya dariku untuk pamer. Awas saja, aku akan memberinya pelajaran."

"..."

Xiao Lingzhe tiba-tiba merasakan punggungnya terasa dingin. Perasaan ini sangat familiar, dia langsung berhenti dan mengedarkan pandangannya ke setiap baris tempat duduk. Namun karena tak menemukan sosok yang dicarinya dia melanjutkan kembali langkahnya menuju platform.

"Tidak mungkin guru ada di sini, kan? Lagipula sudah setahun lebih aku tidak mendengar kabarnya. Mungkin aku harus menemuinya dalam waktu dekat."

Setelah bergumam, Xiao Lingzhe menarik nafas cukup panjang lalu menyebarkan auranya ke seluruh balai pelatihan.

Blam!

Fluktuasi udara meningkat drastis. Pada saat yang sama gumpalan energi menyebar ke seluruh murid dan berubah menjadi sebuah pedang.

Xiao Lingzhe berseru, "Sekarang, di depan kalian semua sudah ada pedang spiritual. Coba ambil pedang itu, lalu alirkan Qi kalian ke dalamnya."

"..."

Balai pelatihan menjadi hening untuk sesaat.

"Hanya mengalir Qi, apa susahnya?"

"Ya, ini adalah langkah dasar untuk praktisi pedang."

Banyak murid mulai meremehkan, dan merasa yakin dapat melakukannya dengan mudah.

Xiao Lingzhe hanya menggelengkan kepala tanpa mengatakan apapun. Dia mengangkat tangannya, seolah memberitahu agar murid-murid mulai mencobanya.

Hua Tianyang termasuk dalam beberapa orang yang percaya diri berhasil. Dia tanpa ragu mengalirkan Qi ke pedang spiritual di depannya, berusaha menanamkan kontrol.

Awalnya tidak ada yang salah, tapi beberapa detik kemudian pedang spiritual itu mulai membengkak lalu hancur tak bersisa.

"Apa?! Bagaimana mungkin ...."

Mengikuti Hua Tianyang, puluhan murid yang sudah mencobanya pun berakhir gagal. Bukan hanya murid generasi baru, murid senior juga tidak sedikit yang gagal. Ekspresi wajah mereka menjadi buruk, ingin mengulang tetapi kesempatan tidak datang dua kali.

"Murid yang sudah tidak punya pedang spiritual bisa keluar dari balai pelatihan. Kalian tidak cocok untuk mendalami materi hari ini. Silakan keluar, kalian bisa mengikuti kelas berikutnya."

Banyak yang tidak terima ketika mendengar keputusan ini. Namun mereka juga tidak bisa menolak ketika harus diusir keluar.

"Guru Xiao benar-benar seperti yang dirumorkan. Sangat tegas, dan tidak kenal ampun. Hanya dalam waktu singkat separuh dari jumlah murid yang datang telah meninggalkan balai pelatihan." Huang Mei tertawa cekikikan menatap kursi-kursi kosong yang ditinggalkan. Beruntung dia tidak ceroboh dengan langsung mencobanya. Jika tidak, dia pasti juga harus terusir keluar.

"Tuan Muda, tadi Guru Xiao bilang jika murid yang tidak punya pedang harus meninggalkan balai pelatihan. Tapi Guru Xiao tidak bilang kita harus mencobanya. Selama pedang tidak hancur, bukankah kita masih bisa mengikuti kelasnya?"

Bukan hanya Huang Mei, sebagian murid yang masih duduk di tempatnya pun memiliki pemikiran yang sama. Mereka berpikir, daripada mengambil resiko lebih baik tidak melakukan apapun.

Namun Xiao Lingzhe tidak mungkin tidak mengantisipasi hal ini. Dia tersenyum, lalu berkata, "Kalian perhatian permukaan pedang itu. Cahaya merah samar yang terus memendek, itu adalah batas waktu sebelum pedang spiritual hancur dengan sendirinya. Kalian boleh menunggu, tentu saja juga boleh coba mengalirkan Qi ke dalamnya, karena sama-sama akan hancur, bukankah lebih baik berusaha?"

Huang Mei mengerjapkan mata lalu mencari cahaya merah samar yang dimaksud. Begitu menemukannya, gadis itu tidak bisa untuk tidak menjadi panik.

"Tuan Muda ...."

Ye Lin masih sangat tenang. Bisa dibilang dia satu-satunya yang tidak merasakan tekanan ketika menyaksikan garis cahaya merah bertahap semakin pendek.

Dia mengangkat tangannya, meletakkan tepat di depan pedang spiritual.

"Huang Mei, perhatian ini. Aku akan memberitahumu caranya."

"..."

Huang Mei tidak sempat bereaksi. Dia bahkan tidak tahu Tuan Mudanya sedang serius atau bercanda. Meski begitu pandangannya tak lepas dari Ye Lin, dan menyaksikan Tuan Mudanya bertahap mengalirkan Qi ke pedang spiritual di depannya.

Apa itu akan meledak?

Huang Mei menunggu dengan kekhawatiran. Namun, alih-alih meledak pedang spiritual seolah mengakui Ye Lin sebagai tuannya dan bergerak ke manapun dia mengarahkan tangannya.

"Berhasil! Tuan Muda sangat hebat!"

Suara Huang Mei cukup lantang hingga membuat semua mata menatap ke tempat mereka. Awalnya mengira Huang Mei hanya berbohong, tetapi melihat pedang yang melayang di udara membuat semua tercengang seketika.

"Murid baru? Bukankah dia murid baru?"

"Bagaimana dia melakukannya?"

Bahkan Xiao Lingzhe terkejut melihat di antara murid ada yang berhasil. Padahal dia sengaja membuat tantangan yang sulit agar semua murid tereliminasi. Tidak ada murid berarti tidak ada kelas. Dengan begitu Xiao Lingzhe dapat mengakhiri kelas lebih awal. Tapi siapa sangka, benar-benar ada yang mampu memutus koneksinya terhadap pedang itu, bahkan mampu mengendalikannya.

"Anak ini... Sepertinya dia memiliki bakat alami sebagai praktisi pedang. Aku bisa mengambilnya sebagai murid," gumam Xiao Lingzhe.

1
Royaleia 🐲
👍👍👍👍👍
Andipujiwahono
ayo update lg jg Menantu Dewa Roh juga lanjutkan Thor
algore
jz
algore
kok mulai macet Thor
menantu dewa roh gmn ga berlanjut ksh
Andipujiwahono
ayo update lg thor
algore
joz
algore
mampus
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
Andipujiwahono
ayo thor update lg semangat💪👍
Andipujiwahono
ayo update lg
Andipujiwahono
ayo up lg
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
algore
joz
algore
jos
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!