NovelToon NovelToon
Pengganti Yang Mengisi Hati

Pengganti Yang Mengisi Hati

Status: sedang berlangsung
Genre:Pengantin Pengganti / Pengganti / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Cinta Seiring Waktu / Mengubah Takdir / Tukar Pasangan
Popularitas:521
Nilai: 5
Nama Author: Vanesa Fidelika

Seharusnya hari itu jadi momen terindah bagi Tiny—gaun putih sudah terpakai, tamu sudah hadir, dan akad tinggal menunggu hitungan menit.
Tapi calon pengantin pria... justru menghilang tanpa kabar.

Di tengah keheningan yang mencekam, sang ayah mengusulkan sesuatu yang tak masuk akal: Xion—seseorang yang tak pernah Tiny bayangkan—diminta menggantikan posisi di pelaminan.

Akankah pernikahan darurat ini membawa luka yang lebih dalam, atau justru jalan takdir yang diam-diam mengisi hatinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Vanesa Fidelika, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12: Otw Merantau

“DADAH, MA… PA.”

Suara Tiny melengking cempreng seperti biasa—tapi kali ini terdengar hambar.

Dari balik jendela mobil, ia melambai pelan ke arah dua sosok yang berdiri di depan teras rumah.

“Kami berangkat dulu, Pa, Ma,” ucap Xion dari kursi kemudi, sopan dan singkat.

Papa Rudy dan Mama Ina serempak membalas, “Iya, hati-hati ya, Nak.”

Mobil mulai melaju. Perlahan, meninggalkan halaman rumah yang mulai sepi.

Tiny masih menoleh ke belakang, menatap rumah itu. Rumah tempat ia tumbuh, menangis, tertawa—dan merasa paling nyaman sebagai anak paling kecil.

Kini, ia duduk di samping pria yang secara sah jadi suaminya. Dan hari ini... ia benar-benar akan pergi. Ke Jakarta. Tinggal serumah. Berdua.

Sebelum memutuskan, Tiny sudah bicara pada Papa dan Mama semalam.

Papa Rudy—yang selama ini dikenal galak dan keras di perusahaan—mendadak terlihat lebih… lembut. Ada sisi hello kitty-nya muncul saat menatap anak bungsunya ini.

Ya, putri kecilnya akan pergi bersama laki-laki. Suami sahnya. Tapi tetap saja… itu Tiny. Anak bungsu. Manja. Dan terlalu polos.

Rion? Kakak yang satu itu sudah hilang sejak pagi-pagi buta. Entah kemana. Tiny pun tak tahu. Yang jelas, pasti sudah izin ke Mama Ina.

Rumah itu kini hanya menyisakan Papa, Mama, dan udara pagi yang tiba-tiba terasa... kosong.

Tiny menarik napas dalam-dalam. Jakarta menunggu. Kehidupan baru menanti. Dengan Xion. Dan semuanya akan berubah.

°°°°

Mobil melaju tenang di jalanan luar kota. Pepohonan dan deretan rumah mulai tergantikan oleh gedung-gedung tinggi dan hiruk-pikuk Jakarta yang mulai terasa di kejauhan.

Di dalam mobil, hening.

Tiny menatap ke luar jendela. Diam. Tak banyak bicara. Tangannya hanya memainkan ujung lengan baju, tatapan kosong.

Xion melirik sekilas. Ia cukup peka untuk tahu—Tiny bukan sedang mengantuk. Bukan juga sekadar menikmati perjalanan. Ini tipe diam yang lain.

“Lapar?” Suara Xion memecah keheningan.

Tiny menoleh cepat, kaget. “Hah?”

“Lapar ya?” ulang Xion, matanya tetap ke jalan, tapi suaranya tenang.

Tiny mengerutkan alis. “Aku udah sarapan…”

Tapi detik berikutnya perutnya berbunyi pelan—cukup untuk menampar ucapannya sendiri.

Xion menahan tawa, tapi bibirnya naik sedikit. “Kayaknya kamu udah punya langganan: sarapan di rumah, terus sarapan babak dua di luar.”

Tiny spontan tertawa kecil. “Iya juga sih…”

Wajahnya langsung cerah. Seolah tadi tak ada sedih-sedihnya sama sekali. Itulah Tiny. Kalau sudah mendengar kata makan, otaknya langsung reset.

“Aku mau ayam geprek,” katanya cepat. “Tapi yang sambelnya dikit aja. Tapi tetap pedas.”

“Yang mana?”

“Yang itu, lho. Yang di T*kTok. Yang kamu pernah kirim ke aku.”

“Aku nggak pernah kirim makanan ke kamu.”

Tiny mendadak cemberut. “Oh… itu Andika ya.”

Seketika, senyumnya runtuh. Ia tersadar—kalimat itu terlalu spontan. Dan menyakitkan.

Xion melirik cepat. Tak berkata apa-apa. Tapi ekspresinya tidak berubah. Tenang.

Tiny langsung menoleh lagi ke jendela, mencoba menyembunyikan ekspresi yang berganti. Ada rasa aneh di dadanya. Kenangan itu pergi terlalu cepat. Dan sayangnya... masih terlalu kuat.

Mobil kembali hening. Tapi kali ini... suasananya berbeda.

Lebih berat. Lebih dalam.

Dan Xion tahu, gadis di sampingnya sedang berjuang melupakan seseorang—yang masih meninggalkan jejak di pikirannya.

Mobil terus melaju, menembus keramaian Jakarta yang mulai terasa padat.

Tiny masih menatap jendela, tapi kali ini kelopak matanya terasa lebih berat. Bukan karena kantuk—tapi karena perasaan yang kembali mengendap. Sesal. Rindu. Dan entah apa lagi yang sulit dijelaskan.

Xion diam. Tak mencoba menghibur, tak juga bertanya. Tapi tatapannya yang tenang ke jalan tetap sesekali mencuri lirikan ke arah Tiny.

Xion menatap kaca depan. Ia bukan Andika. Dan tak ingin jadi Andika.

Tapi ia juga tak ingin melihat perempuan di sampingnya terus terluka karena bayang-bayang yang bahkan tak tahu diri.

Mobil perlahan memasuki parkiran sebuah rest area. Tanpa berkata apapun, Xion menepikan kendaraan, lalu mematikan mesin.

Tiny menoleh, bingung. “Kita berhenti?”

Xion membuka sabuk pengaman. “Ayam geprek.”

Tiny mematung. “Kamu dengerin aku tadi?”

Xion menoleh santai. “Aku nggak tuli.”

Tiny terdiam. Lalu... senyum kecil muncul di wajahnya. Tak sebesar tadi. Tapi lebih tulus. Lebih hangat.

Ia menatap pria di sebelahnya—yang tak banyak bicara, tapi paham caranya hadir.

Dan untuk sesaat... bayangan tentang Andika memudar. Tak hilang sepenuhnya. Tapi cukup untuk memberi ruang bernapas.

Tiny membuka pintu pelan, lalu turun dari mobil. “Eh tapi ya,” katanya sambil menoleh, “kamu yakin nemu ayam geprek yang aku maksud?”

Xion melirik santai. “Enggak. Tapi kalau enggak ketemu, kita bikin sendiri. Aku bisa masak.”

Tiny terbelalak. “Bisa masak?”

Xion hanya mengangkat bahu. “Gak jago. Tapi cukup buat bikin istri gak kelaparan.”

“Kamu tunggu di mobil aja,” lanjut Xion.

Tiny pun menunggu di dalam mobil, menatap pintu yang baru saja ditutup Xion. Pria itu melangkah menjauh, berjalan santai ke arah deretan tempat makan di rest area. Sesekali ia menoleh, memastikan sekeliling aman, lalu lanjut berjalan. Tenang. Seperti biasa.

Tiny menghela napas—tapi kali ini bukan napas berat seperti tadi. Lebih seperti... napas lepas.

Seketika, ia menunduk. Kedua tangan menutup pipi yang mendadak panas.

“Kenapa sih aku jadi salting?” batinnya menjerit. Tapi suaranya tertahan di dalam. Ia tak ingin orang sekitar jadi tahu.

Bukan karena malu. Tapi karena bahkan dirinya sendiri pun belum paham... perasaan macam apa ini.

Xion bilang bisa masak. Katanya biar istrinya nggak kelaparan.

Sederhana. Tapi entah kenapa... kalimat itu terdengar manis. Manis sekali.

Padahal barusan ia masih teringat Andika. Masih terluka. Masih sedih.

Tapi sekarang? Bayangan itu buyar.

Karena ia sadar—Andika, dulu, kalau Tiny salting... langsung senyum dan elus kepala sambil berkata, “Lucu deh.”

Xion?

Xion tak sadar sama sekali. Bahkan mungkin berpikir Tiny hanya kepanasan.

Dan anehnya... itu yang membuat Tiny lebih tenang. Lebih bebas jadi diri sendiri.

Ia tahu, Xion mungkin peka terhadap suasana. Tapi urusan perasaan? Perempuan salting? Nol besar.

Tiny bersandar ke jok, membiarkan pipinya mendingin.

Lalu tersenyum kecil. Senyum yang datang bukan karena kenangan... tapi karena harapan baru.

“Udahlah,” katanya dalam hati. “Andika bagian masa lalu. Yang depan mata ini... mungkin masih asing. Tapi seenggaknya dia nyata.”

Ia memejamkan mata sejenak. Menanti Xion kembali dengan dua bungkus ayam geprek.

Tiny membuka mata tepat saat pintu mobil di sebelahnya terbuka.

Refleks, ia langsung tegak—menyembunyikan pipi yang masih hangat karena salting. Ekspresi langsung dikunci. Matanya melebar, seolah tak terjadi apa-apa.

“Udah?” tanyanya, berusaha terdengar santai.

1
Arisu75
Alur yang menarik
Vanesa Fidelika: makasih kak..

btw, ada novel tentang Rez Layla dan Gery Alicia lho..

bisa cek di..
Senyum dibalik masa depan, Fizz*novel
Potret yang mengubah segalanya, wat*pad
total 1 replies
Aiko
Gak bisa dijelaskan dengan kata-kata betapa keren penulisan cerita ini, continue the good work!
Vanesa Fidelika: aa seneng banget..makasih udah mau mampir kak. hehe

btw ada kisah Rez Layla dan juga Gery Alicia kok. silakan mampir kalau ada waktu..

Senyum Dibalik Masa Depan👉Fi*zonovel
Potret Yang Mengubah Segalanya👉Wat*pad
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!