NovelToon NovelToon
Petaka Rumah Kosong

Petaka Rumah Kosong

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Rumahhantu / Matabatin / Sistem / Hantu
Popularitas:1.7k
Nilai: 5
Nama Author: Richy211

Sebuah rumah kosong di pinggiran kota menyimpan sebuah misteri akan adanya arwah gentayangan dan memberikan teror kepada para penghuni baru melalui kejadian-kejadian yang mengerikan.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Richy211, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12

Bu Sri dan Pak Sugiono langsung saling berpandangan. Mereka berdua paham apa yang sedang terjadi sekarang ini. Kini seolah Riko dan Nana sudah mulai mengetahui keberadaan arwah penghuni rumah ini terkecuali Sari.

Dalam hati yang paling dalam, Bu Sri dan Pak Sugiono tidak ingin kalau Sari juga akan diusik oleh arwah penghuni rumah ini sama seperti kedua kakaknya.

Terlebih lagi usia Sari yang baru 11 tahun dan masih polos pasti kasihan jika harus ikut merasakan teror yang diberikan oleh arwah gentayangan di rumah ini.

***

Hari Minggu tiba, ketiga anak Pak Sugiono Nana, Riko dan Sari pun berada di rumah karena libur sekolah. Hari ini Sari pun merasa bahagia karena ibunya berjanji akan membelikan boneka kesukaan dia untuk menggantikan boneka kayu yang waktu itu ia temukan di lemari dapur.

"Horee, aku mau minta ibu belikan boneka kesukaanku hari ini!" Teriak Sari di rumahnya.

Bu Sri yang mendengar anaknya tampak bahagia sekali itu pun langsung mengajaknya untuk pergi ke pasar hari itu.

"Duh, anak ibu girang sekali mau beli boneka di pasar," ledek Bu Sri sambil mencubit pipi Sari.

"Iya donk bu. Terus kapan kita ke pasarnya? Sari sudah tidak sabar nih,"kata Sari kembali.

"Yuk sekarang!" Ajak Bu Sri kepada putri kesayangannya.

Saat Bu Sri dan Sari hendak pergi ke pasar, tetiba Nana pun juga ingin ikut ke sana.

"Mau ke pasar ya? Nana ikutan donk!" Rengek Nana.

"Duh nggak boleh!" Ketus Sari.

"Eh, jangan begitu sama Kak Nana. Iya, Nana boleh ikut kok," ucap Bu Sri sambil tersenyum.

Dengan terpaksa Sari pun akhirnya menyetujui kakaknya Nana untuk ikut bersama dengan mereka pergi ke pasar.

Sementara Riko, hari ini dia ada janji dengan teman sekolahnya untuk pergi memancing ke sebuah tempat yang lumayan jauh. Ia pun sempat berpamitan dengan Pak Sugiono lebih dahulu karena ia tahu ibunya akan pergi ke pasar bersama dengan kedua adiknya.

"Pak, Riko pergi ke rumah temen dulu ya?" Kata Riko berpamitan.

"Iya, tapi pulangnya jangan kesorean dan hati-hati bawa motornya, apalagi kamu baru sembuh dari sakit," Pak Sugiono pun memberi nasihat kepada putra sulungnya.

"Baik Pak," jawab Riko singkat.

Ia pun lantas mengeluarkan sepeda motornya dan langsung pergi ke rumah temannya yang ada di desa lain.

Kini, di rumah itu hanya ada Pak Sugiono seorang diri. Daripada bengong sendirian dan ia takut kalau sampai tiba-tiba arwah penghuni rumah itu muncul di dalam rumah. Dia pun lantas memutuskan untuk berkebun dan menanam cabai di halaman depan rumahnya.

Pak Sugiono mengeluarkan pot dan bibit cabai yang ia beli di pasar lalu mulai menanamnya di pot, namun sebelumnya ia harus mempersiapkan tanah yang gembur sebagai media lahan.

Dengan telaten Pak Sugiono menyiapkan 5 pot untuk ditanami benih cabai, karena dulu saat di Jakarta ia pun sudah menekuni hobi ini saat libur bekerja.

***

Setibanya di pasar dengan berjalan kaki mata Sari langsung tertuju kepada penjual mainan.

"Bu...ibu...itu ada yang jual boneka lucu-lucu,"kata Sari sambil menarik tangan Bu Sri.

"Iya sayang, sabar ya, kita belanja sayuran dulu nanti sebelum pulang mampir ke toko mainan," ucap Bu Sri dengan lembut.

Tanpa banyak bicara, Sari hanya mengangguk pelan, sedangkan Nana pun tersenyum melihat adiknya yang menggemaskan itu.

Di penjual sayuran, Bu Sri tampak membeli beberapa jenis sayuran dan bumbu dapur yang kebetulan habis. Nana dan Sari pun mengikuti ibunya di belakang sambil sesekali melihat aneka makanan yang dijual oleh para penjual di pasar.

"Makanannya enak-enak ya Kak?" Celetuk Sari kepada kakaknya.

"Iya, kakak jadi laper nih. Eh, daripada kamu beli boneka mendingan buat beli makanan itu aja," kata Nana.

"Nggak mau Kak. Pokoknya Sari cuma mau beli boneka TITIK!" Ketus Sari dengan raut muka kesal.

"Eh kalian jangan berantem!" Tegur Bu Sri.

"Nggak kok bu. Nana cuma menggoda Sari saja," jawab Nana sambil terkekeh.

"Itu bu, Kak Nana pengin makanan!" Teriak Sari yang membuat orang di pasar melihat ke arah mereka.

"Duh, jangan teriak-teriak. Nanti ibu belikan Nana makanan dan boneka untuk Sari habis ini," ucap Bu Sri mencoba menenangkan keduanya.

Sebelum pergi ke tempat mainan. Mereka pergi dulu membeli makanan di penjual makanan, ternyata Nana ingin membeli makanan khas di desa itu. Setelah itu, ketiganya lantas pergi menuju ke penjual mainan yang letaknya persis di area depan pintu masuk pasar.

"Wah bonekanya bagus-bagus semua. Sari bingung deh mau pilih yang mana!" Sari tampak berdecak kagum.

Usai melihat-melihat, akhirnya Sari membeli boneka beruang berwarna pink sesuai dengan warna kesukaannya yang ukurannya cukup besar.

"Yang ini saja bu?" Kata Sari sambil menyodorkan boneka beruang berwarna pink itu kepada ibunya.

"Yakin beli yang ini saja? Nanti sampai rumah jangan nyesel atau minta dikembalikan ya!" Bu Sri memberi nasihat kepada Sari.

"Yakin bu, Sari maunya boneka beruang itu karena lucu dan enak buat dipeluk saat tidur," jawabnya sambil tertawa renyah.

Setelah berdiskusi dengan anaknya, akhirnya Bu Sri membayar boneka beruang itu dengan harga Rp50.000 kepada penjualnya.

"Terima kasih ya bu. Kapan-kapan datang lagi," ucap sang penjual merasa gembira karena dagangannya dibeli.

Dengan raut muka sumringah, Sari menenteng boneka beruang yang terbungkus plastik berwarna putih sehingga kelihatan dari luar.

Tak selang berapa lama, mereka bertiga pun sudah sampai di depan rumah. Pak Sugiono yang tengah sibuk berkebun lantas disambut oleh kepulangan mereka.

"Sedang tanam apa Pak?" Tanya Bu Sri.

"Cabai bu. Daripada bengong sendirian di rumah," jawab Pak Sugiono.

"Oh, kalau begitu kita masuk ke dalam dulu ya," ucap Bu Sri.

Di dalam rumah, Nana dan Sari langsung duduk di ruang tamu, sedangkan Bu Sri menaruh barang belanjaan di dapur. Ia pun bersiap untuk membuat menu makan siang yang lezat.

Boneka beruang yang barusan dibeli olehnya di pasar, lalu coba ia mainkan bersama dengan Nana.

"Kak, main boneka Yuk!" Ajak Sari.

"Eh, gimana kalau kita main petak umpet saja Dek?" Nana justru meminta adiknya untuk bermain yang lain.

"Boleh juga Kak. Bonekanya dibawa apa nggak?" Sari bertanya kembali.

"Jangan! Nanti kalau jatuh bisa kotor, mendingan kamu taruh di kamar kita saja," perintah Nana.

Sari pun menuruti kata kakaknya untuk meletakkan boneka beruang itu di kamar tidurnya dan kemudian berlari pergi menghampiri kakaknya kembali.

"Sudah kutaruh Kak. Kita mau main petak umpet di mana?" Tanya Sari.

"Di luar rumah donk biar seru!" Jawab Nana bersemangat.

Akhirnya, kedua kakak beradik itu memutuskan untuk bermain petak umpet di luar rumah. Padahal, mereka tidak tahu kalau belakang rumah tepat di pohon jati itu ada arwah wanita yang bersemayam dimana wujudnya pernah dilihat oleh Nana di ayunan.

"Kakak yang duluan jaga ya Dek," kata Nana.

"Oke Kak. Aku mau sembunyi dulu!" Jawab Sari sambil berlari dan mencari tempat persembunyian.

"Aku sembunyi di mana ya biar nggak ketahuan Kak Nana?" Pikirnya dalam hati.

1
gaby
Makanya kalo blm ckup secara finansial, jgn nikah dulu. Ujungnya utang sana sini, lalu bunuh diri. Bny di dunia nyata kaya gini nih, dah tau susah pny anak banyak bgt, utang numpuk. Kalo kiranya ga sanggup bayar, jgn berhutang. Ngutang ko niatnya ga mau byr
Mericy Setyaningrum: hehe bener Kak jangan berhutang lebih baik nabung
total 1 replies
gaby
Aq baru gabung thor, kayanya bagus. Yg smangat y upnya
Mericy Setyaningrum: Makasih Kak udah mampir
total 1 replies
Mericy Setyaningrum
Ada kak
Wiwit
cerita, masak mkan, ga ada kegiatan lain kh thor
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!