NovelToon NovelToon
Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Roller Coaster Kehidupan Jennifer

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Mafia / Cintapertama / Nikah Kontrak
Popularitas:541
Nilai: 5
Nama Author: Inge

Roda kehidupan yang kejam bagi seorang anak perempuan bernama Jennifer. Lara dan Kemalangan yang bertubi-tubi menimpanya. Akhirnya dia menemukan suatu kebahagiaan dari cinta pertama dan cinta sejatinya melalui perjalanan roda kehidupan yang penuh dengan lika-liku dan intrik di dalam lingkungan yang toxic.

Seperti apakah Roller Coaster kehidupan milik Jennifer? Seperti apakah ruang lingkup dirinya sehingga dia menjadi seorang wanita yang mandiri?

Mari baca cerita novel ini ☺

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Inge, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Berobat Ke Psikiater

Sesuai dengan keinginan Rosalinda untuk mengatasi ketakutan dan kejiwaan Jennifer, siang ini Jennifer, Rosalinda, dan Luna pergi ke psikiater. Konsultasi ke psikiater merupakan solusi untuk mengatasi masalah yang sedang dialami oleh Jennifer. Sudah dua jam Jennifer konsultasi sama psikiater untuk membahas semua beban dirinya selama ini. Di dalam ruangan yang begitu besar, tenang dan nyaman, Jennifer tertidur setelah konsultasi. Kini waktunya membicarakan hipotesis hasil analisa psikiater tentang psikis Jennifer kepada Rosalinda sebagai wali dari Jennifer.

"Silakan duduk Nyonya Rosalinda," ucap Psikiater dengan sopan.

"Iya, Dok," ucap Rosalinda sambil menarik kursi, lalu menduduki pantatnya.

"Dengan ibunya Nona Jennifer?"

"Iya, Dok. Saya ibu angkatnya, ibu kandungnya sudah meninggal. Bagaimana dengan anak saya Dok?"

Psikiater itu tersenyum manis, lalu berucap, "Nona Jennifer mengalami tekanan batin dan gangguan stress. Untung anda membawanya ke sini tepat waktu, jika tidak, dia bisa melukai diri sendiri atau melukai orang lain. Mohon maaf bila ada beberapa ucapan saya menyinggung perasaan anda."

"Penyebabnya apa Dok?" tanya Rosalinda lembut.

"Penyebab dari stress dan tekanan adalah perlakuan yang tidak baik dari daddynya yang bernama Lucas. Sejak kecil dia sering diperlakukan kasar sama orang itu. Apakah Anda tahu siapa orang itu?"

"Iya saya tahu, dia sekarang sedang di penjara karena kasus penjualan manusia ke kartel. Apa yang harus kami lakukan untuk menyembuhkan luka batinnya Jennifer Dok?"

"Jangan sampai Nona Jennifer bertemu dengan dia. Perlakukan Nona Jennifer dengan lembut dan penuh kasih sayang, tegas tapi tidak boleh galak, ajak dia berbicara agar dia tidak kesepian, berikan dia rasa aman dan nyaman, tidur yang cukup, berolahraga secara teratur, dan menjaga pola makan seimbang dapat membantu menjaga keseimbangan emosional. jangan berteriak di depannya, tidak boleh menekan dia, dan tidak boleh membunuh binatang di hadapannya."

"Baik, Dok. Oh ya Dok, sebenarnya orang yang bernama Lucas itu pacar ibunya, ayah kandungnya berada di London. Jennifer belum mengetahui hal itu. Apakah saya harus memberi tahunya?"

"Untuk saat ini jangan dulu."

"Waktu yang tepat untuk memberi tahunya kapan ya Dok? Soalnya dia belum punya akta kelahiran dan kartu Identitas, saya mau membuat akta kelahiran dan kartu identitas atas persetujuan ayah kandungnya. Saya ingin membuat itu untuk mendaftarkan dia ke sekolah."

"Sebaiknya setelah dia sudah nyaman dengan dirinya sendiri dan lingkungan yang bersahabat dengannya. Saran saya, sebaiknya, Nona Jennifer mengikuti beberapa terapi dan sekolahnya di rumah sampai dia mampu mengatasi dan berdamai dengan luka batinnya. Jangan terburu-buru dalam proses penyembuhan. Berikan waktu bagi Nona Jennifer untuk pulih seutuhnya.

"Baik Bu Dokter. Bu Dokter punya rekomendasi untuk para pengajar Jennifer? Apa aja terapinya Bu Dokter?

"Maaf, saya tidak punya. Untuk mengatasi tekanan dan stres akibat perlakuan kasar, Nona Jennifer bisa menjalani psikoterapi seperti Terapi Perilaku Kognitif (TPK) karena pendekatan ini membantu mengubah pola pikir negatif dan mengajarkan strategi koping yang sehat. Terapi diri melalui aktivitas menenangkan seperti meditasi, yoga, atau hobi Nona Jennifer yang menyenangkan untuk mengelola emosi. Terapi Perilaku Kognitif atau TPK adalah teknik ini membantu Nona Jennifer mengenali dan mengubah pola pikir negatif menjadi positif, serta mengelola kecemasan dan stres. Terapi Eksposur, terapi ini membantu Nona Jennifer menghadapi ingatan atau situasi yang memicu trauma secara bertahap dan efektif. EMDR atau Eye Movement Desensitization and Reprocessing, teknik ini menggunakan gerakan mata atau suara untuk membantu Nona Jennifer memproses dan mengurangi dampak ingatan traumatis. Terapi Mandiri dan Perilaku Melakukan aktivitas yang menenangkan, seperti membaca, menonton film, meditasi, atau yoga untuk menenangkan diri dan menurunkan hormon stres. Mencatat keluh kesah, menulis jurnal atau mencatat keluh kesah dapat membantu Nona Jennifer memproses emosi dan mengelola kekhawatiran. Untuk saat ini, aku kasih jadwal selama satu bulan dan multivitamin untuk menjaga kesehatannya," ucap psikiater sambil menulis.

Seketika suasana hening di dalam ruang praktek itu. Jennifer membuka kedua kelopak matanya. Dia mengerjapkan matanya agar bisa menyesuaikan bias sinar lampu yang menyeruak masuk menembus kornea matanya. Sedetik kemudian, Jennifer mengedarkan kepalanya ke sekeliling ruangan. Dia tertegun melihat Rosalinda yang sedang duduk di depan psikiater. Melihat psikiater yang sedang menulis sesuatu.

"Mommy," suara Jennifer pelan yang membuyarkan keheningan di ruangan itu.

"Hai Nona Jennie! Bagaimana perasaan kamu sekarang? Sudah enakan?" ucap psikiater itu sambil menoleh ke Jennifer.

"Sudah, Dok," ucap Jennifer, lalu dia beranjak berdiri dari sofa yang comfortable.

"Ini resep dan jadwal terapinya," ucap psikiater sambil memberikan resep ke Rosalinda.

"Terima kasih ya, Dok," ucap Rosalinda sambil menerima resep itu.

"Sama - sama," ucap psikiater itu sambil beranjak berdiri. "Semoga seterusnya jiwamu kembali tenang ya anak cantik," lanjut psikiater itu sambil menoleh ke Jennifer

"Ameen. Terima kasih ya, Dok," ucap Rosalinda.

"Sama - sama. Selamat siang," ucap psikiater itu sambil mengulurkan tangannya ke Rosalinda.

"Selamat siang, Dok," ucap Rosalinda sambil membalas uluran tangan psikiater itu.

"Jaga dia dengan baik," ucap psikiater itu sambil melepaskan uluran tangan kanannya.

"Iya, Dok," ucap Robin sambil menurunkan tangan kanannya.

"Selamat siang Nona Jennie" ujar psikiater itu sambil mengulurkan tangan kanannya ke Jennifer.

"Selamat siang juga, Bu Dokter, " ucap Jennifer sopan sambil membalas uluran tangannya psikiater itu.

"Jangan terlalu banyak pikiran ya Nona Jennie," ujar psikiater itu sambil melepaskan uluran tangannya.

"Iya, Bu Dokter," ucap Jennifer sambil menurunkan tangan kanannya.

"Mari, Dok," pamit Rosalinda sambil menganggukkan kepalanya.

"Iya," ucap psikiater, lalu dia tersenyum.

Kemudian Jennifer dan Rosalinda berbalik, lalu Rosalinda menggandeng tangan kanannya Jennifer. Jennifer dan Rosalinda berjalan menuju pintu ruangan. Pintu ruangan itu terbuka otomatis. Mereka berjalan keluar dari ruangan. Luna langsung beranjak berdiri ketika Rosalinda dan Jennifer berjalan menghampiri Luna. Luna menganggukkan kepalanya ketika Rosalinda dan Jennifer berhenti di hadapannya.

"Liona sudah sampai di sini?" tanya Rosalinda lembut sambil menatap teduh ke Luna.

"Belum Nyonya, dia masih di rumah sakit, katanya kita ketemuan langsung aja di kantor Tuan Ricardo," jawab Luna sopan.

"Coba kamu telepon dia," titah Rosalinda.

"Baik Nyonya," ujar Luna sopan.

Luna membuka resleting tas jinjingnya. Merogoh isi dalam tasnya. Mengambil smartphone miliknya, lalu menyentuh beberapa ikon di layar smartphonenya untuk menghubungi Liona. Mendekatkan benda persegi panjang itu ke telinga kirinya. Terdengar suara nada sambung, namun belum dijawab hingga sambungan telepon dijawab setelah mendengar beberapa kali mendengar nada sambung.

"Hallo Mom, ada apa?" ucap Liona sopan.

"Kamu lagi di mana?" tanya Luna tegas.

"Aku lagi mau ke kantornya Tuan Ricardo."

"Ok, kita langsung pergi ke sana, jika kamu sudah sampai duluan, tunggu di lobby, kita ketemuan di lobby gedung."

"Baik Mommy. Udah dulu ya, aku lagi nyetir.

Tak lama kemudian Liona menyentuh ikon merah di layar smartphonenya buntuk memutuskan sambungan telepon itu. Liona menjauhkan benda pipih itu dari mulutnya. Dia menoleh ke belakang untuk melihat Ricardo yang sedang mengganti pakaiannya setelah mereka melakukan hubungan intim di dalam mobilnya Ricardo. Ricardo menduduki tubuhnya di jok belakang dengan nafas yang terengah-engah.

"Kita langsung ke pusat kota ya Tuan," ucap Liona manja.

"Memangnya konsultasinya Jennifer sudah selesai?"

"Sudah Tuan, memangnya Tuan masih belum puas dengan service saya?"

"Belum Cantik, hehehe, nanti malam aja kita lanjutkan di dalam kamarmu."

"Maaf Tuan, nanti malam aku tidur di kamarnya Jennifer. Bagaimana kalau kita bermain di ruang penyimpanan anggur lagi, lebih puas kita bermain di sana tanpa takut ketahuan orang-orang?"

"Ide yang bagus. Tapi lebih seru lagi, kita bermain di dalam kamarnya Jennifer? Lebih tertantang."

"Boleh juga, tapi bagaimana caranya supaya tidak ketahuan?"

"Kamu harus menahan suara desahan kamu, atau aku tutup mulut kamu dengan kain," jawab Ricardo.

"Boleh, tapi bayarannya lebih tinggi lagi ya soalnya mulutku harus ditutup dengan kain."

"Ok, bersiaplah di kamar Jennifer nanti malam."

"Ok, Tuanku yang ganteng. Saatnya kita ke kantor Tuan," ucap Liona semangat sambil menyalakan mesin mobil itu.

"Bagaimana hubungan kamu dengan Tristan?"

"Datar," jawab Liona santai sambil menyetir.

"Kamu tidak mau berusaha untuk mencintainya?"

"Untuk apa aku berusaha untuk mencintainya Tuan, aku kan sudah jatuh cinta kepada Tuan."

"Oh ya, aku kira kamu tidak mencintaiku. Kamu kan sudah tahu, hubungan kita hanya simbosis mutualisme. Aku butuh tubuhmu dan kamu butuh uangku."

"Awalnya aku memang memegang prinsip itu, tapi lama kelamaan aku jatuh kepada Tuan."

"Tapi maaf Liona, aku tidak bisa membalas perasaan cintamu, aku hanya menyukai dirimu."

"Iya tidak apa-apa Tuan."

"Aku tidak sakit hati kan?"

"Hahaha untuk apa aku sakit hati kepada Tuan? Aku sudah pernah merasakan sakit hati sebelum mengenal Tuan."

"Kamu sudah pernah ke psikiater untuk mengobati rasa sakitmu?"

"Menurutku, aku tak perlu ke psikiater, emangnya aku Jennifer yang perlu berobat ke psikiater."

🌺🌷🌹🌺🌷🌹🌺🌷🌹🌺🌷🌹🌺🌷🌹🌺

Di like ya guys 😁

Di vote ya guys 😁

Di komen ya guys 😁

Happy reading 🤗

Terima kasih sudah mau membaca novel saya 🥰🥰🥰

1
Inge Gustiyanti
Sangat bagus
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!