NovelToon NovelToon
Perfect Life System

Perfect Life System

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Sistem / Anak Genius / Crazy Rich/Konglomerat / Teen School/College / Mengubah Takdir
Popularitas:9.2k
Nilai: 5
Nama Author: BlueFlame

Christian Edward, seorang yatim piatu yang baru saja menginjak usia 18 tahun, dia harus keluar dari panti asuhan tempat ia di besarkan dengan bekal Rp 10 juta. Dia bukan anak biasa; di balik sikapnya yang pendiam, tersimpan kejeniusan, kemandirian, dan hati yang tulus. Saat harapannya mulai tampak menipis, sebuah sistem misterius bernama 'Hidup Sempurna' terbangun, dan menawarkannya kekuatan untuk melipatgandakan setiap uang yang dibelanjakan.

‎Namun, Edward tidak terbuai oleh kekayaan instan. Baginya, sistem adalah alat, bukan tujuan. Dengan integritas yang tinggi dan kecerdasan di atas rata-rata, dia menggunakan kemampuan barunya secara strategis untuk membangun fondasi hidup yang kokoh, bukan hanya pamer kekayaan. Di tengah kehidupan barunya di SMA elit, dia harus menavigasi persahabatan dan persaingan.sambil tetap setia pada prinsipnya bahwa kehidupan sempurna bukanlah tentang seberapa banyak yang kamu miliki, tetapi tentang siapa kamu di balik semua itu.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon BlueFlame, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 9. Singa yang sedang tidur

---

Hari-hari berikutnya berlalu dengan ritme yang baru. Edward menjadi populer di SMA Nusantara Prestasi. Di kelas, dia adalah jawaban dari setiap pertanyaan sulit yang dilontarkan guru. Di koridor, dia adalah bayang yang bergerak cepat, menghindari keramaian dan interaksi yang tidak perlu.

Dia tidak mencari popularitas, tapi popularitas menemukannya. Para siswa mulai menyebutnya "The Silent Genius," si jenius misterius dari pojokan kelas yang bisa membungkam Bara dengan kalimat-kalimat pendek yang mematikan. Selain itu mereka menyebutnya "Si paling Introvert".

Tentu saja, ini hanya membuat Bara semakin muak. Kegagalannya di kantin telah membuatnya menjadi bahan tertawaan kecil di kalangan siswa yang tahu kejadiannya. Dia butuh cara baru untuk menyerang Edward,

Di siang bolong, saat sebagian besar siswa sedang makan siang atau berada di lapangan, Edward berada di tempat favoritnya.

Perpustakaan

Perpustakaan sekolah ini adalah sebuah mahakarya arsitektur, tiga lantai dengan rak-rak kayu gelap yang menjulang tinggi dan bau kertas tua yang menenangkan. Di sinilah Edward merasa paling nyaman.

Edward duduk di meja belajar tunggal di lantai paling atas, di sebuah sudut terpencil yang jarang digunakan orang. Dia tengah asyik membaca buku filsafat klasik ketika ketenangan itu dihancurkan oleh suara tawa yang keras dan kasar.

Bara dan dua temannya masuk ke perpustakaan seperti kawanan lebah. Mereka tidak membawa buku. Mereka hanya membawa diri mereka sendiri— sebagai sumber gangguan.

Mereka berjalan santai menuju lantai atas, tepatnya ke meja Edward.

"Lihat siapa ini. Anak pintar lagi asyik sama bukunya," kata Bara dengan suara yang sengaja dibuat keras. Beberapa siswa yang sedang belajar menoleh dengan kesal.

Edward tidak mengangkat kepala. Matanya terus bergerak menyusuri barisan kata di halaman buku itu.

Bara menghela napas dengan berlebihan. "Yah, sayang sekali. Lo harus capek-capek belajar segini banyak. Gue? Tinggal nyontek pas ulangan, atau kalau benar-benar gak bisa, tinggal nyuruh orang tua untuk sumbangan ke sekolah. Sekolah ini kan butuh duit, siapa tahu nilai gue jadi bagus."

Temannya tertawa. "Pintar, Bos!"

Edward akhirnya mengangkat kepalanya perlahan. Matanya yang tenang menatap lurus ke mata Bara.

"Ini perpustakaan," kata Edward. Suaranya rendah, namun terdengar jelas di tengah kebisingan yang mereka ciptakan.

Bara mengerutkan kening. "Gue tahu, goblok! Emangnya gue buta?"

Edward menatapnya sejenak lagi, tanpa ekspresi. Lalu, pandangannya kembali ke buku.

"Oh? kamu tau ini perpustakaan yah? berarti tau juga dong kalau di perpustakaan itu Tempatnya untuk diam. Kalau tidak tahu parah sih, soalnya bahkan anak kecil pun tau tentang itu."

hanya beberapa kalimat saja. Tapi dampaknya luar biasa. Tidak ada hinaan, tidak ada makian. Hanya sebuah pernyataan fakta yang disampaikan dengan begitu dinginnya, seolah-olah Bara adalah seekor anak kecil yang tidak tahu aturan. Itu jauh lebih menghina daripada sebarang cacian.

Wajah Bara memerah. Dia meremehkan Edward, tapi Edward baru saja memperlakukannya seperti sampah yang tidak tahu tempat.

"Lo ngomong apa sama gue?!" geram Bara, setengah berteriak.

Edward tidak menjawab. Dia sudah kembali ke dunianya, seolah-olah Bara dan teman-temannya tidak lebih dari suara latar yang mengganggu.

Kesabaran Bara habis. Dengan gerakan cepat, dia menepuk buku di tangan Edward, membuatnya terjatuh ke lantai dengan bunyi "thud" yang keras.

"Ngomong sama gue, lo! Jangan pura-pura bego!"

Di seluruh perpustakaan, suasana menjadi tegang. Semua orang menatap ke arah mereka. Ini adalah titik di mana pertarungan fisik mungkin saja akan meletus.

Tapi sebelum Edward bisa bereaksi, terdengar suara wanita yang tenang dan jernih terdengar dari ujung rak buku.

"Berisik sekali."

Suara itu tidak keras, tapi memiliki kekuatan untuk membuat semua orang diam. Bara dan teman-temannya membeku. Mereka perlahan berbalik.

Dari balik rak buku, seorang gadis muncul. Dia cantik luar biasa, dengan rambut panjang hitam lurus yang jatuh sempurna di bahunya. Kulitnya putih mulus, dan matanya yang berwarna coklat tua terlihat sangat tajam dan terlihat indah. Dia memakai seragam sekolah yang rapi, dengan sebuah bros perak kecil di kerahnya.

Dia tidak menatap Bara dengan marah. Pandangannya netral, malah terlihat seperti bosan. Tapi ada sesuatu dari tatapannya yang membuat Bara—yang baru saja berani menantang Edward— itu terlihat seperti anak ayam yang ketakutan.

"A-Aurora..." gumam Bara, suaranya tiba-tiba menjadi kecil.

Gadis itu, Aurora, melangkah mendekat. Gerakannya anggun, seperti seorang putri. Dia tidak melihat Bara lagi. Matanya beralih ke buku yang tergeletak di lantai, lalu ke Edward.

Dia membungkuk dengan anggun, mengambil buku itu, lalu meletakkannya kembali di meja Edward dengan hati-hati.

"Maaf," katanya, suaranya hanya bisa didengar oleh Edward. "Beberapa orang memang tidak diajari cara berperilaku di tempat umum."

Edward menatapnya. Ini adalah pertama kalinya dia bertemu langsung dengan gadis yang disebut Liza. Dia bisa merasakan aura yang di miliki gadis ini. Auranya memiliki kekuatan dan ketenangan yang sama dengan Edward, tapi levelnya jauh lebih tinggi. Edward hanya mengangguk sedikit sebagai jawaban.

Aurora lalu berbalik, menatap Bara yang masih membeku. "Keluar dari sini sekarang ."

Tidak ada ancaman. Tidak ada nada marah. Hanya sebuah perintah.

Dan Bara, sang "gurita" yang suka mengganggu siapa saja, hanya bisa mengangguk seperti boneka. "I-iya, Maaf." Dia dan teman-temannya segera berbalik dan keluar dari perpustakaan dengan sedikit berlari .

Aurora menatap punggung mereka yang perlahan menjauh , lalu mengalihkan pandangannya kembali ke Edward. Dia tidak tersenyum, tapi matanya menunjukkan rasa hormat.

"Terima kasih sudah menjaga ketenangan," katanya pelan.

"Seharusnya saya yang berterima kasih," jawab Edward dengan suara yang sama rendahnya.

Mereka bertatapan sejenak. Tidak ada kata-kata lagi yang diperlukan. Dalam tatapan itu, ada pengakuan tanpa suara. Mereka adalah dua orang yang sama di tempat yang penuh dengan kebisingan—mereka lebih memilih senyap.

Aurora memberikan anggukan singkat, lalu berbalik dan menghilang di balik rak buku, sama misteriusnya seperti saat dia muncul.

Edward duduk sendiri lagi. Perpustakaan kembali hening. Dia menatap buku di hadapannya, tapi pikirannya tidak lagi pada filsafat klasik.

Dia baru saja bertemu Aurora. Dan sekarang dia mengerti mengapa Bara, yang berani menghadapi siapa pun, terlihat sangat ketakutan.

Aurora bukanlah gurita di akuarium. Dia adalah singa yang sedang tidur. Dan semua orang tahu untuk tidak membangunkannya.

1
Aisyah Suyuti
menarik
TUAN AMIR
teruskan thor
aratanihanan
Wow, nggak nyangka sehebat ini!
Emitt Chan
Seru banget thor! Gk sabar mau baca kelanjutannya!
Edward M: iya, semoga suka yah... kalau ada saran atau kritik mohon di sampaikan yah/Smile/
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!