Evil Bodyguard

"Kalau naik pesawat mungkin cuma satu jam Non bisa nyampai di sana.. Tapi tetep saja harus naik mobil lagi buat sampai di depan gubuk Bibi, itu perlu hampir dua jam.. "

Ucap Bibi Asih sedikit terkekeh dengan Zahwa yang saat ini sudah berada di dalam kereta menuju kediaman Bibi Asih di Jawa.

Setelah beberapa saat yang lalu Zahwa berpamitan dengan Theo, sekarang dia dan Bibi Asih sudah di dalam kereta dan menikmati pemandangan sepanjang perjalanan mereka.

"Non.. "panggil Bibi Asih ke Zahwa yang sedang melihat ke arah jendela

"Iya Bi.. "jawab Zahwa yang menoleh ke arah Bibi Asih.

"Non, boleh Bibi mengatakan sesuatu? Tapi Non Zahwa jangan marah ya? "Tanya Bibi Asih sembari memberikan kue yang dia bawa untuk bekal di perjalanan.

Zahwa mengangguk dan menerima kue itu lalu menjawab "Memang nya Bibi mau tanya apa? "

Tanya Zahwa yang kemudian menyuapkan kue ke dalam mulutnya.

Bibi Asih tersenyum lalu mulai mengatakan jika seperti Theo orang yang baik, dan sepertinya dia sangat menyayangi dan mencintai Zahwa.

"Apa Non Zahwa tidak ada perasaan dengan Mas Theo? "Tanya Bibi Asih yang mana membuat Zahwa menghentikan aktifitas mengunyah kue.

Dengan menghela nafas Zahwa menjawab pertanyaan Bibi Asih "Bi, Mas Theo memang baik dia mau menolong Zahwa dan melindungi Zahwa.. "

"Bohong jika Zahwa tidak tersentuh dengan perhatian Mas Theo beberapa hari ini.. Tapi Zahwa takut jika nanti Zahwa kecewa seperti pada saat Zahwa ada perasaan dengan ---

"ucapan Zahwa terjeda karena dia mengingat Liam.

Liam --- pria yang beberapa waktu dia cintai namun Liam tidak pernah mencintai dirinya. Yang ada hanyalah perasaan benci yang sudah mendarah daging, bahkan karena kebenciannya itu Liam tega menghancurkan masa depan Zahwa.

Tanpa terasa Zahwa meneteskan airmatanya. Bibi Asih yang melihat keadaan Zahwa merasa iba dan prihatin. Bibi Zahwa berjanji akan selalu menjaga Zahwa seperti anak kandungnya sendiri, tidak akan membiarkan dia bersedih.

*

*

*

Beberapa hari sebelum mereka bertolak ke Jawa, Zahwa meminta tolong Theo untuk dipertemukan dengan Bibi Asih. Bukan di rumah Papa nya, melainkan Zahwa menemui Bibi Asih ketika dia sedang berbelanja di pasar untuk membeli bahan makanan.

Zahwa yang ditemani Theo dan beberapa anak buahnya mengikuti Bibi Asih yang pergi ke pasar. Dan ketika Bibi Asih masuk ke dalam pasar, Zahwa menghampiri Bibi Asih. Kemudian mereka mencari tempat untuk berbicara, dimana dalam pembicaraan itu Zahwa menyuruh Bibi Asih untuk ke Mansion Theo.

"Baik Non, besok Bibi usahakan ya.. "ucap Bibi Asih yang dibalas anggukan kepala Zahwa.

Keesokan harinya, tanpa membuat Tuan Jodi dan Nyonya Mirna curiga Bibi Asih menemui Zahwa di Mansion Theo.

Zahwa yang bertemu dengan Bibi Asih kembali sangat bahagia dia memeluk dan bahkan sampai menangis terisak di pelukan Bibi Asih yang sudah dia anggap seperti ibunya sendiri.

Dalam pertemuan itu Zahwa menceritakan bagaimana dia sampai di Mansion Theo, juga menceritakan dari dia pulang ziarah di makam kedua orang tuannya hingga kejadian mengenaskan yang menimpa dirinya. Beruntung dia bisa melarikan diri dan ditolong oleh Theo.

Mendengar cerita dari Zahwa seketika itu pula Bibi Asih juga menangis. Bibi Asih tidak menyangka jika semua itu adalah perbuatan Liam pengawal pribadi Zahwa.

Kembali ke saat ini..

"Zahwa nggak mau terlalu berharap Bi, apalagi dengan kondisi Zahwa yang sekarang.. Mana mau seorang Theo yang  menerima Zahwa yang sudah hancur seperti ini.. "ucap Zahwa yang memalingkan wajah melihat pemandangan di luar kereta.

☆

☆

☆

"Kamu mau menerimanya? "Tanya seorang pria paruh baya yang masih gagah di usianya.

"Iya Pa aku terima dan setuju jika Papa mau menjodohkan aku dengan Zahwa.. "ucap seorang pria yang tak lain adalah Liam.

Setelah dia meninggalkan kediaman Tuan Jodi dan menemui Tuan Jodi di perusahaannya untuk berpamitan karena dia sudah mengundurkan diri sebagai pengawal pribadi Zahwa, dia dipanggil ke Mansion Papanya.

Liam Martin Robinson adalah anak tunggal dari Tuan Martin Robinson. Salah satu orang terkaya di Ibukota, Liam sendiri jarang menampakkan dirinya karena beberapa tahun yang lalu dia tinggal di Australia dan baru pulang beberapa bulan yang lalu sebelum akhirnya dia bekerja sebagai pengawal pribadi Zahwa dengan menutupi identitas nya sebagai anak dari Tuan Robinson.

Pada saat perjalanan dari bandara menuju Mansion Robinson kejadian na'as menimpa dirinya dan Mama nya. Dimana mobil yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan, dan di saat kejadian itu Zahwa kebetulan melintas. Sebagai seorang dokter yang harus sigap menolong membuat Zahwa menghentikan mobilnya, lalu dia menghubungi pihak rumah sakit untuk mengirim mobil ambulance ke tempat kejadian kecelakaan.

Keadaan Liam dan Mama nya pada saat itu bisa dikatakan parah bahkan Liam sendiri kehilangan banyak darah. Sementara stok darah di rumah sakit itu kosong, pihak rumah sakit menghubungi bank darah juga mengatakan golongan darah yang dibutuhkan Liam kosong. Seketika itu Zahwa ingat jika golongan darahnya sama seperti yang dibutuhkan Liam, jadi tanpa membuang waktu Zahwa mendonorkan darahnya untuk Liam.

Kecelakaan itu membuat Liam mengalami koma satu bulan, sementara Mama Liam hanya luka-luka saja tidak sampai koma. Setelah Mama Liam sembuh dia ingin bertemu dengan Dokter Zahwa karena sudah menolong dan membawanya ke rumah sakit bahkan mendonorkan darahnya untuk Liam. Mama Liam sangat menyukai Zahwa bahkan sempat ingin menjadikan dia menantunya.

Dan beberapa waktu berlalu Liam terbangun dari tidur panjangnya. Mama Liam sangat bahagia, akan tetapi belum sempat Mama nya menceritakan jika yang menolongnya adalah Dokter Zahwa ada segelintir orang yang mengatakan jika yang menolongnya adalah putri dari keluarga Jodi Gunawan yang tidak lain adalah Michelle. Dan bodohnya Liam tidak mencari tau dan langsung mempercayai orang tersebut.

"Ck, maaf Liam semua sudah terlambat.. Itu adalah rencana Papa dan Mama dulu, tapi sekarang sudah terlambat.. "ucap Papa Liam

"Apa maksud Papa sudah terlambat? "Tanya Liam yang membuat Papa nya tersenyum smirk

"Bukankah yang kamu cintai adalah Michelle adiknya Zahwa? Kenapa kamu jadi pindah ke lain hati sekarang ingin menerima perjodohan ini? "

Ucap Papa Liam dengan nada lembut namun penuh penekanan.

"Dan perlu kamu tau, Zahwa sudah meninggal Liam beberapa hari yang lalu.. Dia mengalami kecelakaan, dari info yang Papa dapat dia juga mengalami pel3cehan sebelum akhirnya dia melarikan diri dan jatuh ke sungai dan sampai saat ini tidak ada kabar tentang Zahwa.. Jadi dipastikan dia sudah meninggal karena terseret arus sungai itu.."

Lanjut Papa Liam menjelaskan tentang Zahwa yang menghilang beberapa hari ini.

"Jadi Papa harap kamu bisa melupakan perjodohan ini karena Zahwa sudah tenang di sana.. Dan jika kamu mau tetap menikahi Michelle, Papa persilahkan.. Akan tetapi, perlu kamu ketahui Papa dan Mama tidak merestui hubungan kalian.. Maaf, jika Papa akan coret kamu sebagai bagian dari keluarga Robinson.. Dan untuk urusan perusahaan, kita tetap lanjutkan dengan profesional.. "

Ucap kembali Papa Liam yang kemudian bangkit dari duduknya.

Sebelum berlalu meninggalkan Liam, dia menepuk bahu Liam.

Liam masih mematung mendengarkan penjelasan Papa nya yang mengatakan Zahwa telah meninggal dunia.

"Itu tidak mungkin.. Kamu pasti belum meninggal Zahwa.. "gumam Liam yang tanpa sadar mengeluarkan air mata nya

"Aaaarrrggghh... "teriak Liam seraya memukul dinding hingga tangannya berdarah.

Yang tidak Liam ketahui...