NovelToon NovelToon
Janda Yang Mereka Tertawakan

Janda Yang Mereka Tertawakan

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Nikahmuda / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Bullying dan Balas Dendam / Janda / Fantasi Wanita
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Surga Dunia

Aprilia, gadis desa yang dijodohkan dengan Vernando, pria tampan dan kaya raya, harus menelan pil pahit kehidupan.

Alih-alih kebahagiaan, ia justru menerima hinaan dan cacian. Vernando, yang merasa memiliki istri "jelek" dan "culun", tak segan merendahkan Aprilia di depan teman-temannya.

Kesabaran Aprilia pun mencapai batasnya, dan kata "cerai" terlontar dari bibirnya.

Mampukah Aprilia memulai hidup baru setelah terbebas dari neraka pernikahannya? Atau justru terjerat dalam masalah yang lebih pelik?
Dan Apakah Vernando akan menceraikan Aprilia?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Surga Dunia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Eps 10

Sore itu, usai menunaikan tugas membersihkan rumah, Aprilia beranjak ke halaman. Di sana, hijaunya tanaman memanggil-manggil untuk segera disegarkan.

Sambil mengayunkan alat penyiram, senandung kecil meluncur dari bibirnya, menciptakan melodi sederhana yang berpadu dengan gemericik air.

"Kakak!" Sebuah suara riang memecah keheningan sore.

Dari kejauhan, seorang anak kecil berlari menghampirinya. Langkahnya ringan, penuh semangat, meninggalkan jejak tawa di udara.

Di belakangnya, Yuka berjalan dengan santai mengikuti langkah kecil itu.

"Kakak di sini?" Zio, si anak kecil itu, memeluk kaki Aprilia erat-erat.

Aprilia berjongkok, mengusap lembut rambut Zio. "Iya, sayang... Maaf ya, waktu itu kakak tidak tahu kalau kamu alergi."

"It's oke, Kak. Aku baik-baik saja," jawab Zio, polos.

Yuka mendekat, berdiri di samping mereka. "Tidak usah dipikirkan, yang lalu biarlah berlalu."

Aprilia berdiri, mengangguk sopan pada Yuka. "Kamu dari mana?" tanya Aprilia pada Zio

"Sekolah, Kak. Papa baru saja menjemputku pulang," jawab Zio, matanya berbinar.

Aprilia mengangguk.

Zio dan Yuka kemudian masuk ke dalam rumah, hendak mengganti pakaian dan beristirahat setelah seharian beraktivitas.

Aprilia kembali melanjutkan menyiram tanaman, hatinya menghangat melihat keakraban yang terjalin di antara mereka.

Setelah usai menyirami tanaman, Aprilia berpamitan untuk pulang, menyadari jam kerjanya telah usai.

Yuka, dengan wajah datar seperti biasa, mengangguk mengizinkan. "Hati-hati di jalan," pesannya.

***

Kediaman Vernando

Jantung Aprilia berpacu kencang. Ia langsung berlari masuk ke dalam rumah, berharap Vernando belum tiba.

Di dalam, Mbok Ratmi sudah berdiri dengan cemas di depan pintu dapur. "Aduh, Non April! Cepat ganti baju! tuan sebentar lagi sampai!" bisiknya panik.

"Ya ampun, hampir saja!" Aprilia menyambar celemek, melempar seragam kerja yang baru ia lepas ke dalam keranjang cucian secepat kilat.

Mbok Ratmi dengan sigap membantu menyiapkan bumbu-bumbu. "Cepat, Non! Semua sudah mbok siapkan. Nasi sudah matang. Tinggal ditumis sebentar lagi."

Aprilia mulai bergerak dengan lincah. Tangan mungilnya mengiris sayuran dan menumis bumbu di wajan panas.

Asap harum segera memenuhi dapur. Mbok Ratmi berdiri di sampingnya, bertindak sebagai 'mata dan telinga' yang waspada, sesekali mengulurkan bahan yang Aprilia butuhkan tanpa perlu diminta.

Mereka berdua seperti tim yang terampil menyembunyikan rahasia.

Tak lama kemudian, hidangan utama ayam bumbu kecap kesukaan Vernando sudah tertata rapi di atas meja.

Tepat pada saat itu, deru mesin mobil mewah Vernando terdengar, diikuti suara pintu mobil yang dibanting.

Aprilia segera berlari kecil menuju pintu depan, menyambutnya dengan senyum yang tulus.

"M-mas... kamu sudah pulang?" sapa Aprilia lembut, suaranya sedikit bergetar.

Vernando baru saja melepas jasnya. Matanya langsung melotot tajam.

"JANGAN PANGGIL AKU 'MAS'!" teriaknya, suaranya menggelegar memenuhi ruang tamu.

"Dasar gadis desa! Namaku jadi terdengar kampungan jika ditambah embel-embel 'Mas'! Kau pikir aku pedagang bakso?!"

Aprilia tersentak mundur. Panggilan itu refleks keluar begitu saja dari bibirnya. Di desanya, begitulah aturannya.

Memanggil suami hanya dengan nama saja dianggap tidak sopan, sebuah cemoohan. Bahkan kepada teman yang lebih tua pun harus memakai sapaan kehormatan seperti 'Kakak', 'Mbak', atau 'Mas'. Itu adalah etika yang sudah mendarah daging.

"M-maaf..." ucap Aprilia lirih, menundukkan kepalanya.

"Lain kali," titah Vernando dingin, menatapnya dari atas ke bawah, "panggil nama ku saja! Vernando. Mengerti?"

Aprilia hanya bisa mengangguk, wajahnya semakin menunduk dalam. Rasa perih kembali menusuk ulu hatinya.

Lagi-lagi, ia salah di mata Vernando. Etika yang ia junjung tinggi di desanya, kini dicampakkan begitu saja, dianggap sebagai kebodohan.

Vernandomelangkah cepat, aura dinginnya menyelimuti lantai marmer.

"Kamu nggak makan dulu?" Aprilia memberanikan diri bertanya, suaranya tercekat di tenggorokan, penuh keraguan. Ia sudah bersusah payah memasak.

Vernando menghentikan langkahnya, tetapi punggungnya tetap membelakangi Aprilia.

"Nggak selera. Gara-gara denger suara mu." suara nya datar penuh kejijik'an

Setelah mengucapkan kalimat yang menusuk itu, Vernando langsung kembali berjalan menuju kamar nya.

Aprilia masih berdiri terpaku di sana, di tengah ruangan yang tiba-tiba terasa begitu luas dan sunyi.

Hinaan demi hinaan, bukan hanya dari Vernando, tetapi juga dari orang-orang di restoran tadi, berputar-putar tak henti di benaknya.

Benarkah wajahku semenyedihkan itu? Semenjijikkan itu?

Ia menyentuh pipinya dengan ujung jari, merasakan tekstur kasar jerawat yang seolah menjadi cap buruk pada dirinya.

Ia sudah mencoba. Beberapa kali ia menghabiskan uang untuk membeli produk skincare mahal yang diiklankan di televisi.

Namun, hasilnya nihil. Entah karena kulitnya memang kebal, atau produknya yang tidak cocok, atau mungkin yang paling ia takuti ia salah dalam menggunakan langkah-langkah rumit perawatan wajah itu.

Aprilia tidak mengerti. Yang ia tahu, usahanya selalu sia-sia, dan wajah itu yang selalu menjadi alasan bagi suaminya untuk menghindarinya. Rasa sakit itu jauh lebih perih daripada sekadar rasa malu.

Mbok Ratmi mendekati Aprilia yang masih mematung di sana. Ia menepuk punggung Aprilia dengan lembut, tatapan matanya penuh kehangatan dan iba.

"Non, jangan dipikirkan lagi. Lebih baik Nona yang makan. Nona kan baru pulang kerja. Pasti capek sekali."

Aprilia mengangkat wajahnya, menarik napas panjang untuk mengusir rasa perih yang masih menggantung.

Ia mengangguk pelan, lalu memaksakan sebuah senyum tipis untuk Mbok Ratmi. Senyum yang penuh kepahitan, tapi ia berusaha agar terlihat baik-baik saja.

Mbok Ratmi terdiam sejenak, mengamati majikan mudanya itu. Ia selalu kagum, bahkan salut, pada ketabahan Aprilia.

Meskipun baru saja dicaci maki, dihina, atau sedang diliputi kesedihan mendalam, Aprilia tidak pernah sedikit pun menunjukkan kemarahan atau melampiaskannya kepada orang lain, terutama kepada para pembantu rumah tangga.

Ia selalu ramah, lembut, dan menjaga nada suaranya.

"Mari, Non. Saya temani," ajak Mbok Ratmi.

Aprilia mengambil sendoknya. Ia mulai menyantap hidangan yang seharusnya dinikmati suaminya, ditemani oleh Mbok Ratmi yang setia.

Di sela kunyahan nasinya, Aprilia tiba-tiba memecah keheningan. "Mbok," ia menarik napas, "sebenarnya aku dipecat tadi pagi."

Mbok Ratmi terkejut. Matanya membulat. "Lho? Ini kan baru hari pertama Nona kerja! Kenapa dipecat?"

Aprilia tersenyum getir. "Banyak pengunjung yang tidak setuju aku bekerja di sana, Mbok. Kata mereka... wajahku menjijikkan dan membuat mereka tidak nafsu makan."

Mendengar pengakuan itu, raut wajah Mbok Ratmi langsung berubah pias. Ia sontak bangkit dan langsung memeluk Aprilia erat-erat.

"Ya ampun! Kok tega banget sih orang-orang itu! Mereka nggak punya hati!" Ia tak menyangka, penderitaan nona mudanya tidak hanya datang dari suaminya, tetapi juga dari dunia luar.

Aprilia membalas pelukan itu. "Nggak apa-apa, Mbok. Yang mereka katakan benar kok..." Ia mencoba menenangkan Mbok Ratmi, meskipun hatinya sendiri masih terasa remuk.

"Tapi tenang aja, Mbok. Papa-nya Zio, yang kemarin aku ceritakan itu, menawarkan pekerjaan di rumahnya. Aku hanya perlu membersihkan rumah dari jam delapan pagi sampai jam lima sore." Suara Aprilia terdengar antusias, seolah pekerjaan baru itu adalah hadiah.

"Syukurlah kalau begitu, Non. Mbok ikut senang," sahut Mbok Ratmi tulus, menghela napas lega.

Keheningan kembali menyelimuti mereka sejenak. Mbok Ratmi menatap Aprilia dengan sorot mata penuh kasih sayang yang bercampur keprihatinan.

"Tapi, Non," Mbok Ratmi memulai dengan hati-hati, "apa Nona tidak mau mencoba menyembuhkan jerawatnya? Mohon maaf sekali kalau Mbok menyakiti perasaan Nona, tapi Mbok sungguh tidak tega melihat Nona yang selalu ditindas begini."

Aprilia menghela napas panjang. Ia memainkan sisa nasi di piringnya. "Entahlah, Mbok. Aku bingung. Berbagai macam skincare sudah kucoba, tapi nggak ada hasil. Semuanya percuma."

"Dengar-dengar dari cucu Simbok," ujar Mbok Ratmi sambil merendahkan suaranya, "katanya, kalau jerawat yang sudah parah harus perawatan di klinik, Non. Jangan cuma pakai skincare biasa."

"Tapi, Mbok..." Aprilia memotong cepat, wajahnya muram. "Di klinik kan butuh biaya berjuta-juta, bahkan puluhan juta untuk satu kali treatment? Aku nggak punya uang sebanyak itu."

Mbok Ratmi menggeleng. "Ya nggak apa-apa, Non. Itu namanya investasi ke badan. Demi kesehatan dan demi kebaikan Nona sendiri."

Sebuah cahaya tampak menyala di mata Aprilia. Ia tersenyum, kali ini senyumnya lebih nyata. "Iya, Mbok. Aku akan kerja yang rajin, biar bisa nabung. Biar aku bisa perawatan dan sembuh, Mbok!" tekadnya.

"Iya, Non," jawab Mbok Ratmi, ikut tersenyum hangat, hatinya berharap tekad Aprilia kali ini benar-benar bisa mengubah nasibnya.

1
AloKu
keren
partini
kapan Aprila bebas dari vernan kasihan bngt ,,kalau udah bebas bahagia ma yg lain Jangan balikan dong biar beda ceritanya sama novel" di NT
Goresan_Pena421
astaga 😭 sedih banget.
Goresan_Pena421
manusia om 😭😭 takutnya.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!