NovelToon NovelToon
The Lonely Genius

The Lonely Genius

Status: sedang berlangsung
Genre:Fantasi / Sci-Fi / Anak Genius / Murid Genius / Dunia Masa Depan / Robot AI
Popularitas:710
Nilai: 5
Nama Author: PumpKinMan

Di tahun 2070, nama Ethan Lawrence dirayakan sebagai pahlawan. Sang jenius muda ini telah memberikan kunci masa depan umat manusia: energi tak terbatas melalui proyek Dyson Sphere.
Tapi di puncak kejayaannya, sebuah konspirasi kejam menjatuhkannya.
Difitnah atas kejahatan yang tidak ia lakukan, sang pahlawan kini menjadi buronan nomor satu di dunia. Reputasinya hancur, orang-orang terkasihnya pergi, dan seluruh dunia memburunya.
Sendirian dan tanpa sekutu, Ethan hanya memiliki satu hal tersisa: sebuah rencana terakhir yang brilian dan berbahaya. Sebuah proyek rahasia yang ia sebut... "Cyclone".



(Setiap hari update 3 chapter/bab)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PumpKinMan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6: Jalan Ilegal

Malam itu, Zona-A terasa seperti penjara yang sopan. Ethan telah menghabiskan sore itu di apartemennya yang steril, memelototi foto ibunya dan cetak biru Fasilitas Penyimpanan Material Eksotis. Probabilitas keberhasilan 41.7% yang dihitung Aurora terasa terlalu optimis. Itu adalah rencana bunuh diri.

Dia tidak bisa melakukannya sendirian.

Dia meninggalkan apartemennya tepat saat jam menunjukkan pukul 19:00. Dia tidak mengambil pod transportasi. Dia berjalan kaki. Dia perlu membersihkan kepalanya, perlu merasakan udara dingin Inggris yang lembap di wajahnya sebelum dia melakukan apa yang akan dia lakukan selanjutnya: mempertaruhkan satu-satunya orang di dunia yang benar-benar dia percayai.

Dia berjalan selama dua puluh menit, melintasi perbatasan tak terlihat dari Zona-A yang rapi ke Zona-B yang lebih tua dan lebih bising. Di sini, gedungnya lebih tua, udaranya berbau makanan dari berbagai penjuru dunia, dan iklan holografiknya lebih keras, menjual barang-barang murah alih-alih "peningkatan status."

Dia berhenti di depan pintu 14B. Dia berdiri di sana selama satu menit penuh, jantungnya berdebar lebih kencang daripada saat dia berhadapan dengan Profesor Thorne. Ini lebih sulit.

Dia menekan telapak tangannya ke panel. Pintu itu mendesis terbuka.

Apartemen Nate Reyes menyambutnya dengan kekacauan yang familier. Lensa kamera, jaket kulit yang usang, kotak *takeaway* yang setengah dimakan. Nate sendiri sedang berdiri di depan "papan investigasi" digitalnya—sebuah layar besar yang dipenuhi foto, dokumen, dan garis-garis koneksi merah. Dia sedang mengerjakan sebuah cerita tentang korupsi di dewan perumahan Zona-C.

Nate mendongak, terkejut melihat Ethan.

"Eth," kata Nate, langsung mematikan papannya. "Apa yang kau lakukan di sini? Kukira si pirang brengsek itu menguncimu di 'Peternakan'."

"Aku... butuh bantuanmu," kata Ethan.

Cara dia mengatakannya—suaranya yang pelan, tatapannya yang kalah—membuat ekspresi santai Nate langsung mengeras. Dia berubah dari teman sekamar yang berantakan menjadi jurnalis investigasi yang waspada.

"Kau tidak terdengar baik," kata Nate. Dia berjalan ke pintu dan menutupnya secara manual, lalu mengaktifkan peredam suara di apartemennya—sebuah perangkat ilegal yang dia gunakan saat mewawancarai sumber rahasia. "Duduk. Katakan padaku."

Ethan tidak duduk. Dia terlalu gelisah. "Aku tidak bisa memecahkannya, Nate."

"Memecahkan apa? Proyekmu? Kukira..."

"Proyekku ditangguhkan," potong Ethan. "Thorne memindahkanku. Aku sekarang bekerja *di bawah* Julian Frost, memverifikasi *spreadsheet*."

Nate menatapnya tanpa berkedip. Lalu dia tertawa. Tawa yang kering dan tanpa humor. "Selamat datang di dunia nyata, Eth. Kukira kau akhirnya akan merasakannya juga. Mereka tidak peduli pada kejeniusanmu. Mereka hanya peduli pada kepatuhan."

"Ya, yah, aku sudah mengerti bagian itu." Ethan berjalan mondar-mandir. "Masalahnya, aku tahu aku benar. Teori Lensa Fraktal itu... nyata. Aku bisa merasakannya. Simulasiku gagal, tapi gagal dengan cara yang menarik. Stabil selama 37 detik. Itu mustahil."

"Oke, jadi kau seorang jenius yang frustrasi. Apa hubungannya denganku?" tanya Nate, menyilangkan lengannya.

Ethan berhenti. Dia menatap lurus ke mata Nate. "Aku tahu mengapa itu gagal. Aku kekurangan data. Aku butuh data fisik. Data dari material nyata yang bereaksi terhadap energi."

Nate masih belum mengerti. "Jadi... minta pada Thorne?"

"Dia tidak akan memberikannya. Frost tidak akan memberikannya. Mereka ingin aku gagal." Ethan menarik napas dalam-dalam. "Aku butuh akses ke Fasilitas Penyimpanan Material Eksotis di Zona-S. Aku butuh sampel *Calicite-7*."

Keheningan memenuhi ruangan. Peredam suara membuat keheningan itu terasa berat dan mematikan.

Nate hanya menatapnya. "Tidak," katanya pelan.

"Nate, dengarkan..."

"Tidak." Suara Nate lebih keras. "Kau gila? Kau sudah gila? 'Akses'? Maksudmu 'membobol', Ethan. Maksudmu 'mencuri'."

"Aku hanya perlu beberapa gram!"

"Aku tidak peduli jika kau hanya perlu satu atom!" teriak Nate, kemarahannya meledak. "Kau tahu apa itu? Itu spionase industri! Itu pelanggaran Level 5! Itu bukan 'pelanggaran protokol' seperti yang biasa kau lakukan. Ini adalah penjara, Eth! Bukan penjara Tier-A yang nyaman. Penjara Zona-D yang sesungguhnya!"

"Aku tahu risikonya!"

"Kau tidak tahu!" Nate mencengkeram bagian depan kaus Ethan, mendorongnya ke dinding. Ethan, yang terkejut oleh kekerasan itu, tidak melawan. "Kau tidak tahu apa-apa tentang risiko! Kau hidup di duniamu yang penuh persamaan. Aku hidup di sini!"

Nate melepaskannya dengan kasar. Dia berjalan mondar-mandir, mengusap wajahnya. "Kau tahu apa yang dipertaruhkan untukku? Bukan hanya aku yang masuk penjara. Aku kehilangan lisensi jurnalisku. Aku masuk daftar hitam. Aku tidak bisa bekerja. Aku tidak bisa... aku tidak bisa bersama Clara."

Ah, itu dia. Clara. Pacar Nate. Jurnalis idealis yang mereka berdua sayangi.

"Jika aku mendapatkan catatan kriminal," lanjut Nate, suaranya kini lebih pelan dan putus asa, "aku tidak akan pernah bisa mendapatkan izin tinggal Tier-A bersamanya. Kita selesai. Kau mempertaruhkan masa depanku, Eth. Untuk apa? Sebuah 'perasaan'?"

Ethan bersandar di dinding, rasa bersalah menderanya. "Bukan hanya 'perasaan'."

Dia berjalan ke papan investigasi Nate yang mati. "Kau benci sistem ini sama sepertiku, Nate. Kau menghabiskan hidupmu mencoba mengekspos korupsi kecil di dewan perumahan. Tapi ini... ini adalah hal yang besar."

Dia berbalik menghadap Nate. "Ini bukan tentang karierku. Aku tidak peduli dengan itu. Ini tentang *mengapa* aku memulainya. Ini tentang Maya. Ini tentang panti asuhan. Ini tentang wanita pembersih yang takut menatap mataku."

Dia menunjuk ke arah Zona-S. "Thorne, Frost, Rostova... mereka adalah sistem itu. Mereka tidak peduli pada energi gratis. Mereka peduli pada *kendali*. Mereka akan mengambil proyekku, menguncinya, dan menjualnya kepada penawar tertinggi. Dan orang-orang di Zona-D akan tetap kedinginan di kegelapan. Selamanya."

Nate tidak mengatakan apa-apa. Dia hanya mendengarkan, ekspresinya kaku.

Ethan memainkan kartu terakhirnya. "Kau bilang kau ingin keadilan. Kau bilang kau seorang jurnalis. Kau ingin sebuah cerita? Ini dia."

Dia menatap mata Nate. "Bantu aku mendapatkan sampel itu. Bantu aku membuktikan teoriku. Dan aku bersumpah, Nate... semua data yang kutemukan, semua bukti tentang bagaimana mereka memblokirku, bagaimana mereka memanipulasi anggaran... itu semua milikmu. Kau bisa mengekspos Thorne. Kau bisa mengekspos Frost. Kau bisa meledakkan seluruh birokrasi busuk itu."

Nate menatap Ethan untuk waktu yang lama. Pertarungan berkecamuk di matanya—ketakutan akan kehilangan Clara, duka masa lalu mereka, kemarahan pada sistem, dan kesetiaannya pada pria di depannya, yang lebih dari sekadar saudara.

Akhirnya, dia menghela napas panjang, sebuah suara kekalahan dan penerimaan.

"Sialan kau, Ethan," geramnya. "Sialan kau karena selalu tahu tombol mana yang harus ditekan."

Ethan merasakan gelombang kelegaan yang begitu besar hingga kakinya terasa lemas. "Jadi... kau mau?"

"Tentu saja aku mau, idiot," kata Nate, meraih jaket kulitnya dari kursi. "Kau adikku. Apa lagi yang bisa kulakukan?"

Dia menatap Ethan dengan tajam. "Tapi jika kita tertangkap, aku akan bilang ini semua idemu."

Ethan tersenyum untuk pertama kalinya hari itu. Senyum yang tulus. "Itu adil."

"Oke," kata Nate, beralih ke mode profesional. "Jangan berdiri di sana seperti orang bodoh. Keluarkan data-pad ilegalmu itu. Mari kita cari tahu cara merampok benteng."

Satu jam kemudian, apartemen Nate telah berubah menjadi ruang perang.

Kotak martabak yang setengah dimakan telah disingkirkan, digantikan oleh data-pad hitam Ethan yang menampilkan cetak biru tiga dimensi dari Fasilitas Penyimpanan Material Eksotis. Nate berdiri di sebelahnya, memegang secangkir kopi hitam pekat, matanya yang terlatih memindai setiap detail.

"Oke," kata Ethan, menunjuk ke cetak biru itu. "Aurora."

"Saya di sini, Ethan," suara A.I. itu berdesis pelan dari data-pad—Ethan telah menginstal *backdoor* di dalamnya. "Senang bertemu denganmu secara 'resmi', Tuan Reyes."

"Sama-sama, Nona Komputer," gerutu Nate. "Jadi, tunjukkan padaku apa yang kita hadapi."

"Kita menghadapi benteng," kata Aurora. "Pintu brankas utama adalah baja titanium setebal satu meter, terkunci secara biometrik dengan otorisasi Level Thorne atau lebih tinggi. Koridor akses utama memiliki sensor tekanan, panas, dan gerak. Dan ada dua patroli keamanan yang berpapasan setiap sepuluh menit."

Nate bersiul pelan. "Gila. Tidak ada cara untuk masuk."

"Selalu ada cara," kata Ethan. "Aurora, tunjukkan koridor layanan 9-Delta."

Hologram bergeser, menunjukkan lorong berdebu yang penuh dengan pipa.

"Koridor ini tidak dijaga," jelas Ethan. "Tapi pintu di ujungnya terhubung ke sistem utama."

"Dan di sinilah aku masuk," kata Nate, matanya berbinar. "Jaringan pemeliharaan darurat. Aku punya akses Tier-C sebagai pers terakreditasi. Aku tidak bisa membuka pintu, tapi..."

"...kau bisa menciptakan 'darurat' kecil," Ethan menyelesaikan kalimatnya. "Sebuah lonjakan daya palsu di jaringan terdekat."

"Tepat," kata Nate. "Itu akan memaksa sistem brankas untuk beralih ke mode *override* manual. Tapi itu tidak akan lama. Sistem akan mengoreksinya dengan cepat. Kau mungkin hanya punya... sepuluh, mungkin lima belas detik."

"Lima belas detik sudah cukup," kata Ethan. "Itu untuk brankasnya. Tapi bagaimana dengan koridor akses ke brankas itu? Yang penuh sensor?"

"Itu adalah masalah yang lebih besar," kata Aurora. "Sensor-sensor itu terpisah. Lonjakan daya tidak akan mematikannya. Kita tidak bisa melewatinya."

Ethan tersenyum tipis. "Ya, kita bisa. Aurora, tunjukkan log diagnostik untuk koridor itu. Selama tiga bulan terakhir."

Sebuah grafik data muncul.

"Lihat itu," kata Ethan, menunjuk ke sebuah lonjakan kecil yang berulang. "Setiap dua puluh empat jam. Tepat pukul 02:00 pagi. Sebuah *glitch*. Sensor geraknya mati untuk kalibrasi ulang. Dan jendelanya adalah..."

"...tiga puluh detik," bisik Nate, matanya melebar. "Tiga puluh detik. Kau menemukannya."

"Aurora yang menemukannya," kata Ethan.

"Saya hanya mengikuti parameter pencarian 'anomali puitis' Anda," kata Aurora datar.

Nate mulai mondar-mandir, kini bersemangat. "Oke. Oke. Ini gila, tapi ini mungkin. Jadi begini rencananya: Kau, Eth, masuk lewat 9-Delta. Kau menunggu di pintu koridor sensor tepat sebelum pukul 02:00. Aku akan siaga di van pemeliharaan, tiga blok jauhnya, terhubung ke jaringan."

"Tepat pukul 02:00," lanjut Ethan, "jendela 30 detik terbuka. Aku berlari menyusuri koridor ke pintu brankas. Begitu aku sampai di sana, aku memberi sinyal."

"Aku menerima sinyalmu," kata Nate, "dan aku memicu lonjakan daya. *Boom*. Pintu brankas beralih ke *override*. Kau punya 15 detik untuk masuk, mengambil batu bodohmu itu, dan keluar."

"Tepat," kata Ethan.

Mereka berdua terdiam, memikirkan betapa tipisnya margin kesalahan mereka.

"Bagaimana kau keluar?" tanya Nate.

"Tidak bisa kembali ke atas," kata Ethan. "Terlalu berisiko. Aurora menemukan ini." Dia memperbesar peta, menunjuk ke sebuah saluran di bawah fasilitas penyimpanan. "Terowongan pembuangan limbah panas. Sudah tidak terpakai sejak Zona-S ditingkatkan. Menurut catatan kota, itu keluar di suatu tempat di Zona-C."

"Zona-C," kata Nate sambil meringis. "Tempat pembuangan sampah. Cocok sekali." Dia menatap Ethan dengan tajam. "Satu hal lagi. Bagaimana jika kau tertangkap di dalam? Bagaimana jika pintunya menutup?"

"Itulah mengapa kau tidak boleh memutuskan sambungan," kata Ethan. "Jika aku tidak keluar dalam 15 detik, kau harus memicu lonjakan lagi. Tidak peduli apa pun yang terjadi."

"Sial," gumam Nate. "Ini akan menjadi malam yang sangat panjang." Dia mengambil jaketnya. "Kau punya alatnya?"

Ethan mengangguk, menepuk ransel kecil yang dibawanya. Berisi data-pad ilegalnya, pemotong termal mini, dan beberapa tabung sampel steril.

"Baiklah," kata Nate, membuka pintu apartemennya. Peredam suara nonaktif, dan kebisingan Zona-B yang ramai kembali terdengar. "Ayo kita rampok benteng."

1
Brock
Saya butuh lanjutannya, cepat donk 😤
PumpKinMan: udah up to 21 ya bro
total 1 replies
PumpKinMan
Halo semua, enjoy the story and beyond the imagination :)
Texhnolyze
Lanjut dong, ceritanya makin seru!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!