NovelToon NovelToon
MENIKAH DENGAN MUSUH PACAR

MENIKAH DENGAN MUSUH PACAR

Status: sedang berlangsung
Genre:Dijodohkan Orang Tua / Bad Boy
Popularitas:10.7k
Nilai: 5
Nama Author: Alfiyah Mubarokah

"Cium gue, terus semua masalah selesai."
"You're crazy!?"
"Kenapa gak? Sebentar lagi lo bakal jadi istri gue, jadi wajar dong kalau gue nyicil manisnya dari sekarang."

Kesya Anggraini Viorletta, gadis cantik, pintar, kalem, dan setia. Sayangnya, dia sudah punya pacar Kevin, ketua geng motor sekolah sebelah.

Menikah sama sekali gak pernah ada di pikirannya. Tapi wasiat almarhum papanya memaksanya menikah muda. Dan yang bikin kaget, calon suaminya adalah kakak kelasnya sendiri, Angga William Danendra cowok ganteng, atletis, populer, tapi badboy sejati. Hobi balapan, tawuran, keluyuran malam, dan susah diatur.

Bagi Angga, apa yang sudah jadi miliknya enggak boleh disentuh orang lain. Dia posesif, pencemburu, dan otoriter. Masalahnya, pacar Kesya ternyata musuh bebuyutannya. Dua ketua geng motor yang tak pernah akur, entah kenapa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Alfiyah Mubarokah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 Kalau Iya Tamat Gue!

Di basemen salah satu apartemen mewah yang terkenal di pusat kota, mobil sport biru muda milik Angga terparkir rapi di salah satu sudut. Lampu neon putih yang menyala di langit-langit membuat cat mobil itu berkilau, seolah baru saja keluar dari showroom. Suara samar tetesan air dari pipa yang bocor dan dengung mesin pendingin ruangan menjadi latar suasana hening. Aroma khas basemen bercampur antara debu, bensin, dan sedikit bau lembap, menambah rasa menekan bagi siapa pun yang terlalu lama berada di sana.

Di dalam mobil, sang pemilik Angga duduk di kursi kemudi dengan wajah tegang. Kedua tangannya mencengkeram ponsel begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih. Seragam sekolah elite yang melekat di tubuhnya masih rapi, lengkap dengan dasi yang belum ia lepaskan. Kacamata hitam bertengger di batang hidung mancungnya, menyembunyikan tatapan tajam yang sebenarnya bisa menusuk siapa pun yang menatap balik.

“Ck,” desisnya pelan hampir tak terdengar, tetapi penuh emosi. Ponsel di tangannya ia remas kesal. Napasnya berat, keluar masuk dari sela bibirnya yang terkatup rapat.

“Seriusan lo mau main sama gue Naya?” gumamnya dengan nada rendah namun sarat ancaman. Rahangnya mengeras sebelah tangannya mengepal dan mengetuk kaca jendela mobil dengan ritme frustrasi.

'Satu menit lagi kalau gak gue beneran naik dan nyeret lo turun Kanaya!' batinnya, penuh amarah yang nyaris meluap.

Tatapannya tak lepas dari layar ponsel. Ia menunggu tanda centang dua biru, sesuatu yang bisa memberinya sedikit rasa lega atau justru menyulut emosi lebih besar kalau balasan tak kunjung datang. Namun hingga jarum detik di jam tangannya bergerak melewati satu menit tetap saja sunyi. Tak ada notifikasi tak ada balasan.

Angga mendecak kesal sekali lagi. Ia meletakkan ponsel di dashboard lalu menarik napas dalam. Kesabarannya yang memang tipis kini hampir terkikis habis. Dengan gerakan kasar namun tetap elegan, ia membuka pintu mobil.

“Kalau cara halus gak ngaruh gue masih punya ribuan cara lain buat bikin lo nurut Kanaya.” Sebelah bibirnya terangkat membentuk senyum tipis, senyum yang sama sekali tak ramah. Angga menutup pintu mobil cukup keras, hingga suaranya bergema di basemen yang relatif sepi.

Langkahnya tenang, berwibawa, tapi mengandung aura mengancam. Sepatunya yang menginjak lantai semen bergema samar, menambah kesan mencekam.

Beberapa remaja perempuan yang kebetulan lewat di lorong apartemen spontan terhenti. Mata mereka tak berkedip menatap sosok Angga.

“Ya ampun gantengnya kebangetan!” bisik salah satu dengan mata berbinar.

“Mirip pangeran jatuh dari langit sumpah! Jodoh idaman banget!” timpal lainnya sambil menutupi mulutnya.

“Wajahnya kok familiar kayak pernah lihat siapa ya?” ujar seorang lagi yang berusaha mengingat.

“Eh jangan-jangan itu Angga ketua Black Vemon dari sekolah Pelita Bangsa?” suara terakhir terdengar lebih tak percaya hampir seperti gumaman.

Mereka masih berdiri terpaku, memperhatikan Angga yang berjalan dengan penuh percaya diri. Pria itu sama sekali tak menggubris tatapan-tatapan kagum, atau lebih tepatnya tatapan haus perhatian dari gadis-gadis itu. Sebelah tangannya ia masukkan ke dalam saku celana, sementara tangan satunya sesekali mengecek layar ponsel.

“Lima detik lagi Kanaya. Siap-siap aja sama konsekuensinya,” batin Angga sambil melirik jam tangan mewah yang melingkar di pergelangannya.

Ting!

Suara pintu lift terbuka bergema. Dari dalam muncullah Kanaya. Gadis cantik itu tampak gugup. Rambutnya yang panjang ia rapikan seadanya seragamnya sedikit kusut karena terburu-buru. Matanya sesekali melirik jam tangan mungil di pergelangannya, sementara kedua tangannya meremas satu sama lain, pertanda gelisah.

Begitu hendak masuk ke lift lain di sebelahnya, matanya tiba-tiba membelalak. Sosok tinggi tegap dengan aura mengintimidasi sudah berdiri di dalam lift. Kacamata hitam hitam menutupi matanya, tetapi Kanaya tau betul siapa itu.

“Gawat!” batinnya.

Set! Grep!

“Eh...”

Tanpa memberi kesempatan kabur, tangan Angga melesat cepat, meraih pergelangan tangan Kanaya cukup kuat. Ia menarik tubuh gadis itu masuk, hingga tanpa sengaja Kanaya menabrak dada bidangnya. Tubuh Kanaya terhimpit dan sebelum sempat bergerak menjauh, satu tangan Angga sudah melingkar di pinggang rampingnya. Posisi mereka begitu dekat, terlalu dekat untuk ukuran dua orang yang baru saja bertunangan tanpa cinta.

“K-kak Angga?” suara Kanaya bergetar. Matanya refleks menatap, tetapi segera ia buru-buru menunduk, tak sanggup berlama-lama menantang sorot tajam di balik kacamata hitam itu.

“Lo serius mau main sama gue hah?” suara Angga terdengar dalam nyaris berbisik, tapi penuh penekanan. Wajahnya maju mendekat, membuat Kanaya spontan memundurkan kepala sejauh mungkin.

“M-maksudnya apa?” sahut Kanaya panik, suaranya hampir tercekat.

“Siapa yang izinin lo ketemu cowok lo hah?” Angga melepas kacamatanya perlahan. Tatapan matanya, kini terlihat jelas, menusuk seperti belati.

Kanaya menelan ludah kasar. Jantungnya berdetak keras, seolah ingin keluar dari dadanya. Situasi ini persis seperti orang yang tertangkap basah sedang berselingkuh. Padahal ia baru saja mati-matian membujuk Kevin agar mengizinkannya pulang. Kini drama baru justru menghadang.

“Eh lo ngikutin gue ya? Ngaku aja!” Kanaya berusaha memberanikan diri bicara, meski suaranya tetap bergetar.

“Satu bulan lagi kita nikah kalau lo lupa,” tegas Angga. Nadanya dingin tak memberi ruang sanggahan.

“Itu artinya sejak resmi tunangan semalam lo udah jadi milik gue. Apapun yang lo lakuin gue wajib tau. Dan lo wajib izin dulu ke gue!”

Kanaya spontan mendengus, meski tubuhnya masih gemetar. “Jangan lupa perjodohan ini bukan atas dasar cinta. Jadi lo gak berhak ikut campur jauh ke urusan pribadi gue. Gue juga gak campur sama urusan lo.” Ucapannya lantang, tapi matanya melirik sekeliling. Saat menyadari lift hanya berisi mereka berdua, matanya melebar.

“Astaga! Jadi dari tadi cuma berdua di sini?!” batinnya semakin panik.

“Cinta atau gak lo tetap calon istri gue. Lo milik gue Kanaya.” Angga semakin mendekat. Kepalanya miring sedikit, seolah ingin mencium pipi gadis itu.

“Dan gue paling gak suka kalau sesuatu yang udah jadi milik gue masih ada hubungannya sama orang lain. Termasuk pacar lo sendiri.” bisiknya tepat di telinganya.

“Miliknya? Gue miliknya? Gue gak salah dengar kan?!” batin Kanaya makin kalut. Napasnya memburu, tubuhnya kaku.

Ting!

Pintu lift terbuka. Namun keduanya masih saling tatap hingga beberapa orang di luar sana melongo melihat.

“Mereka lagi apa di situ?”

“Hey kalian! Lagi ngapain?!”

“Ya ampun anak muda zaman sekarang bikin resah!”

“Bermesraan gak tau tempat dasar labil!”

Kanaya buru-buru menjauhkan diri wajahnya memanas. “Astaga sejak kapan mereka nongol di situ?!” Dengan panik ia mengusap dadanya, berusaha menenangkan degup jantungnya.

“Pak, Bu, saya...”

Set!

Ucapan Kanaya terputus karena tangannya kembali ditarik Angga. Tanpa memberi kesempatan, pria itu menyeretnya keluar lift.

“Eh mau ke mana lagi sih Kak?! Orang-orang jadi lihat aneh ke kita barusan!” protes Kanaya sambil berusaha melepaskan genggaman tangannya.

“Pulang,” jawab Angga datar.

“Gue bisa pulang sendiri gue bawa mobil,” sahut Kanaya keras kepala.

“Dia gak mungkin mau culik gue kan? Astaga jangan-jangan iya!” pikirnya dengan keringat dingin di pelipis.

“Gue juga bawa mobil. Tapi gue gak izinin lo pulang sendirian.” Angga menariknya terus hingga ke basemen, sampai di depan mobil sport birunya.

“Gak usah! Makasih niat baiknya tapi gue bisa sendiri!” Kanaya memberontak. Tangannya meronta, kakinya menahan langkah, tapi Angga terlalu kuat.

“Masuk.” Angga membuka pintu mobil dan menyuruhnya naik.

“Gak!” Kanaya menahan diri di luar.

“Udah gue bilang, gue bisa sendiri!”

“Dan gue udah bilang, gue gak izinin lo pulang sendiri!” Suaranya meninggi. Tangannya mendorong pelan tubuh Kanaya agar masuk.

“Kenapa maksa banget sih?! Gue gak mau, ya gak mau! Jangan maksa!” Kanaya berpegangan erat pada pintu mobil, wajahnya memerah karena menahan diri.

“Lepasin atau gue teriak sekenceng-kencengnya!” ancamnya, meski dalam hati sadar siapa lawannya.

“Lo yakin mau gue kasar? Atau lo mau gue cium dulu di sini baru mau masuk?” Angga mencondongkan wajahnya, mengurung tubuh Kanaya dengan kedua tangannya di pintu mobil.

Kanaya langsung pucat. Kepalanya menggeleng cepat, napasnya tersengal. Jarak sedekat itu membuat tubuhnya kaku.

“Astaga gue lupa lagi siapa dia! Jangan bikin dia emosi Naya itu bisa bahaya!” batinnya panik.

Tiba-tiba …

“Angga? Hai lo ngapain di sini?”

Suara lembut seorang gadis terdengar. Refleks Angga dan Kanaya menoleh. Seorang perempuan cantik dengan gaun kasual elegan sudah berdiri tak jauh dari mereka. Rambutnya terurai wajahnya dipoles tipis dengan make-up natural, senyumnya manis tapi sarat kagum. Tatapannya jelas bukan sekadar kenal biasa, melainkan terpikat.

Refleks Kanaya mendorong dada Angga sekuat tenaga lalu buru-buru menunduk berusaha menyembunyikan wajahnya. Jantungnya berdegup semakin keras seolah akan meledak.

“Ya ampun siapa lagi ini? Jangan-jangan pacarnya Angga? Kalau iya tamat gue!” pikirnya cemas, hampir gemetar.

1
Alex
gemes deh Thor, kapan terungkapnya pengen liat yg bucin*🥰
Adinda: lanjut thor
total 3 replies
Siti Nina
Lanjut thor makin penasaran sama cerita selanjutnya gmna reaksi kanaya klw tau kevin punya cewek lain 🤔🤔🤔
Siti Nina
Kaya nya si rania ini tulus dan tau banyak soal si kevin dn si riska 🤔🤔🤔
Siti Nina
ko blm up juga thor jgn lama " dong di tunggu banget kelanjutannya 🙏🙏🙏
Siti Nina
Keren angga suka banget sama karakter nya 🤗🤗 lanjut thor makin seru cerita nya 👍👍👍 semangat ya thor 💪💪💪
Siti Nina
good job angga rasain tuh si fika pen jedotin pala nya ke tembok 😆
Siti Nina
Nah lhoo rasain tuh si fika cekik saja ga sampe mampus anak sekolah aja kya preman kelakuan nya,,pake ngaku calon pacar sgala lagi PD banget 😆😆😆
Siti Nina
Masih menjadi teka teki bikin penasaran thor 🤔 pengen cpt ketaun bohong nya si kevin gmna cba reaksi nya si kanaya 🤔 makasih thor dh lancar up nya 🙏👍💪🤗
Siti Nina
Aahhh,,,makin gemesss aja sama pasangann ini di tunggu ke bucinan dan posesif nya angga pasti makin gemesss 🤗🤗🤗
Siti Nina
Nah lho siapa tuh 🤔 gemess banget sama pasangan ini 🤗🤗🤗
Siti Nina
Apa yg akan di lakukan angga sama kanaya karna cemburu nya,,,?? kaya nya yg di sukai riska si kevin deh 🤔🤔 Lanjut thor 💪💪💪
Siti Nina
Kapan ketaunya sih dh ga sabar gmna coba reaksi nya kanaya 🤔🤔🤔
Siti Nina
👍👍👍👍👍
Siti Nina
Kok cuma 2 Thor biasa nya banyak double up nya 😄
Alex
akhirnya yg dtunggu nongol juga Thor, terimakasih 🙏
ciwi mahal
kak ditunggu kelanjuttannya aku kangen loh up ya diganti tiap hari aja kak
kasychan040614_chan
sering sering update nya thor.. ceritanya seru.. ditunggu ya update bya/Drool/
Siti Nina
Di tunggu kelanjutannya makin seru cerita nya 👍👍👍 makasih thor udh grazy up 🙏🙏🙏
Siti Nina
Apa maksudnya dari perkataan angga ya 🤔🤔🤔
Siti Nina
👍👍👍👍👍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!