NovelToon NovelToon
Rumah Hantu Batavia

Rumah Hantu Batavia

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Action / Misteri
Popularitas:794
Nilai: 5
Nama Author: J Star

Dion hanya ingin menuntaskan misinya di Rumah Hantu Batavia, tapi malam pertamanya di penginapan tua itu berubah menjadi teror yang nyata. Keranda tua terparkir di depan pintu, suara langkah basah menggema di lorong, keran bocor, pintu bergetar, dan bayangan aneh mengintai dari balik celah.

Saat ponselnya akhirnya tersambung, suara pemilik penginapan tidak kunjung menjawab, hanya dengkuran berat dan derit pintu yang menyeret ketakutan lebih dalam. Sebuah pesan misterius muncul, “Hantu-hantu yang terbangun oleh panggilan tengah malam, mereka telah menemukanmu.”

Kini Dion hanya bisa bersembunyi, menggenggam golok dan menahan napas, sementara langkah-langkah menyeramkan mendekat dan suara berat itu memanggil namanya.

”Dion...”

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon J Star, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Roda Nasib

Karena bidang studinya, Tiara menghabiskan lebih banyak waktu bersama mayat daripada dengan manusia yang masih hidup. Interaksi sosial bukanlah keahliannya, namun hal itu tidak terlalu mengganggunya. Di hadapan mayat, ia justru merasa lebih nyaman.

“Rumah Hantu kami menggunakan teknik riasan khusus, dikombinasikan dengan suasana unik di dalamnya, semua itu hanyalah ilusi yang bermain di dalam pikiranmu,” ujarnya tenang. Kecepatan Merias Jenazah atau lagu Malam Jumat Kelabu bukanlah hal yang mudah dijelaskan, bahkan jika ia mencobanya. Karena itu, Dion menanggapi pertanyaan pengunjung secara umum, lalu segera mengalihkan pembicaraan. “Jika tidak ada lagi yang ingin kamu tanyakan, aku harus kembali bekerja, dan terima kasih telah berkunjung.”

Setelah mengucapkan perpisahan kepada dua mahasiswa tadi, Dion memberikan instruksi kepada Dinda untuk membereskan properti di skenario Pernikahan Hantu. Sementara itu, ia sendiri kembali ke ruang kontrol utama sendirian.

Apa yang sesungguhnya terjadi pada Julian hanya Dion yang mengetahuinya. Makhluk di balik cermin itu belum pergi, dan ia masih bersembunyi di dalam Rumah Hantu.

’Membiarkannya tetap berada di sini hanya akan mendatangkan masalah di kemudian hari.’ Ini adalah kali pertama Dion menghadapi Misi Sulit, dan sama sekali tidak menduga konsekuensinya akan serumit ini. Setelah mematikan musik latar, ia menyalakan kembali kamera pengawas, memutar rekaman beberapa menit setelah Julian memasuki Paviliun Kanan. Dengan menelusuri video dari berbagai sudut, ia segera menemukan sesuatu yang mencurigakan.

Pada pukul sembilan lewat dua puluh lima menit dan sepuluh detik, Julian berlari memasuki Paviliun Kanan, gerakannya kacau seperti ayam tanpa kepala.

Pada pukul sembilan lewat dua puluh lima menit dan lima belas detik, pandangannya tertuju pada sebuah cermin perunggu. Saat itu, sesuatu yang aneh terjadi. Julian yang tadinya panik, tiba-tiba menjadi sangat tenang. Ia berdiri di depan cermin, tanpa bergerak sama sekali. Dion mungkin akan mengira video berhenti jika bukan karena penanda waktu yang terus berjalan di layar.

Pada pukul sembilan lewat dua puluh lima menit dan dua puluh detik, Julian mengangkat tangan kirinya perlahan dan melangkah menuju cermin, seakan ada kekuatan yang menariknya masuk.

Pada pukul sembilan lewat dua puluh lima menit dan dua puluh lima detik, Dinda dengan gaun pengantin berlari masuk dari pintu samping. Pada saat itu, tubuh bagian atas Julian hampir menyentuh permukaan cermin. Kilatan samar terlihat di dalam kaca, sempat terekam kamera, sebelum akhirnya Julian ambruk tidak sadarkan diri.

’Apakah kehadiran Dinda yang mengganggu rencana makhluk itu?’ Dion memutar ulang video berkali-kali. Banyak hal yang terjadi hanya dalam dua puluh detik tersebut. Ia memijat pelipisnya, mencoba merangkai kemungkinan, namun solusi jelas masih jauh dari genggamannya.

’Sampai aku menemukan cara yang lebih permanen, langkah sementara satu-satunya adalah menutup seluruh cermin di Rumah Hantu ini.’ Dion bergegas kembali ke ruang properti untuk mengambil beberapa kain hitam, lalu menuju set Pernikahan Hantu.

“Mas, kenapa di sini? Biarkan aku saja yang membersihkan.” ujar Dinda ketika melihat Dion membereskan manekin kertas dan lembaran uang imitasi untuk dikembalikan ke dalam keranda.

“Aku datang untuk memberitahumu sesuatu, untuk sementara jangan gunakan properti atau efek apapun yang berkaitan dengan cermin di dalam Rumah Hantu. Dan selama bekerja, jauhi cermin sebisa mungkin,” tegas Dion sambil membantu Dinda menutupi keranda palsu dengan kain hitam.

Dinda tampak bingung dengan perintah Dion, tetapi tidak bertanya lebih lanjut. Setelah semua properti di Rumah Utama dibereskan, Dion melangkah sendiri menuju Paviliun Kanan.

Lentera putih memancarkan cahaya redup, menciptakan bayangan samar di sekeliling ruangan. Dion berdiri di tempat Julian terjatuh tadi, menatap tenang ke arah cermin perunggu.

’Seseorang… tinggal di dalam cermin ini? Atau mungkin ada dunia lain di dalam cermin?’ Ia mengangkat tangan, meraba permukaan dingin cermin, menatap pantulan dirinya sendiri dalam diam. Ada keganjilan yang tidak bisa ia jelaskan, tetapi firasatnya berkata ada sesuatu yang salah.

’Ketika aku memberikan botol air kepada Julian sebelumnya, ia mengambilnya dengan tangan kanan, itu berarti bukan tangan kidal. Tapi dalam video, ia mengangkat tangan kiri. Mengapa melakukan sesuatu yang bertolak belakang dengan kebiasaannya? Apakah makhluk dalam cermin itu yang mengendalikannya?’

Dion meletakkan tangan kirinya di permukaan cermin, pantulan di dalam kaca menunjukkan tangan kanannya. ’Bagaimanapun juga, semuanya terbalik di dalam cermin.’

Setelah menutup cermin itu dengan kain hitam, ia mengeluarkan tablet hitam miliknya. ’Di sinilah semuanya bermula, makhluk itu muncul karena tablet ini. Jika ingin mengalahkannya, mungkin aku juga membutuhkan bantuan dari tablet ini.’

Ia membuka aplikasi dengan ikon Rumah Hantu, dan melihat ada melihat perubahan di antarmuka. Jumlah Pengunjung Harian dan Jumlah Pengunjung Bulanan masing-masing bertambah dua. Tepat di bawah jendela skenario, muncul sebuah misi baru bertajuk Misi Uji Coba.

Setelah menekannya, sebuah pesan muncul, Selesaikan misi ini, dan skenario terkait akan terbuka.

’Desain gim ini tampaknya cukup adil, menyelesaikan misi akan memberiku hadiah, dan tingkat hadiah tersebut secara langsung sebanding dengan tingkat kesulitan misi. Jika aku ingin memperluas Rumah Hantu ini lebih jauh sekaligus menghadapi makhluk di dalam cermin, harus terus menuntaskan misi-misi tersebut.’

Namun ada satu batasan, ia hanya dapat menyelesaikan satu Misi Harian setiap hari. Karena itu, pandangannya secara alami tertuju pada Misi Uji Coba yang baru saja terbuka.

Pembunuhan Tengah Malam, Seorang pasien psikotik berbahaya berkeliaran di sebuah apartemen yang telah hancur. Dengan gunting dan palu sebagai pengganti tangan, ia mondar-mandir tepat di luar pintu kamarmu.

Lokasi Misi, Apartemen Seroja pinggiran Jakarta.

Persyaratan Misi, Tiba di lokasi sebelum pukul dua puluh tiga hari ini, temukan pelaku pembunuhan dan bertahan hidup hingga fajar.

Petunjuk, Ia bersembunyi di antara kerumunan, laksana serigala di tengah kawanan domba. Penampilannya yang ramah menyembunyikan hati yang sakit.

Apakah kamu ingin menerima misi ini?

Peringatan, Misi Uji Coba hanya tersedia selama dua puluh empat jam. Jika tidak diterima dalam batas waktu tersebut, skenario ini tidak akan pernah terbuka.

Dion sempat ragu pada awalnya, tapi kalimat terakhir seakan memaksa keputusan di kepalanya.

’Biarlah apapun yang terjadi, aku tidak boleh melewatkan kesempatan ini. Rumah Hantu mulai menunjukkan perkembangan, dan aku tidak bisa menghentikan momentum ini.’

Tanpa menunda lagi, ia menekan tombol Terima Misi. Setelah konfirmasi muncul, ia menggulir layar ke bawah dan sebuah fitur baru menarik perhatiannya. Roda Nasib telah aktif tanpa ia sadari sebelumnya. Rasa penasaran membuatnya mengetuk ikon tersebut, seketika deretan kata-kata aneh muncul di layar.

Ketentuan hidup dan mati bukanlah wewenang manusia, keberuntungan dan kemalangan hanya berjarak sejauh satu inci. Kami memiliki mustika yang mampu memperpanjang hidupmu… atau Genderuwo yang sarat kebencian!

Roda ini hanya dapat diaktifkan setelah kamu mengumpulkan teriakan pengunjung untuk pertama kalinya. Sebagai bonus, kamu menerima satu putaran gratis untuk aktivasi awal.

(Teriakan akan dihitung ketika melebihi tujuh puluh desibel. Setelah mengumpulkan seratus teriakan, kamu dapat menukarkannya dengan satu kali kesempatan untuk memutar Roda Nasib.)

Dion mengerutkan dahi membaca detail ini, ’Seratus teriakan hanya untuk satu kali putaran? Roda ini mengerikan dalam banyak hal. Persyaratan aktivasi saja sudah sangat sulit, tetapi hasilnya masih ditentukan oleh keberuntungan? Jika yang aku dapatkan adalah Genderuwo, bukankah semua itu akan menjadi sia-sia?’

Meski begitu, pandangannya jatuh pada kotak notifikasi, 1 Putaran Tersisa. Jemarinya terasa gatal, dorongan untuk mencobanya begitu kuat. Seperti seseorang yang melihat pesan tidak terduga di layar ponsel, meskipun sadar itu mungkin hanya iklan, tetap saja keinginan untuk membukanya sulit ditahan.

’Maksudku… apa yang bisa salah?’ gumamnya dalam hati. Ia mengetuk layar dengan ringan, dan roda virtual mulai berputar, memancarkan kilatan warna yang berputar semakin cepat.

’Selama itu bukan Genderuwo, aku terima apa pun hasilnya!’

1
Gita
Membuat penasaran dan menegangkan.
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!