Dalam perjalanan pulang dari kantor Sheryl tiba-tiba bertemu dengan cinta monyetnya waktu SMA yang pernah membuatnya patah hati, tapi ternyata dia sudah punya anak. Akankah cinta itu tumbuh lagi setelah 10 tahun berlalu?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon housewife, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Sah
Lusi tertegun sejenak seolah ini semua bagaikan mimpi. Dia tidak menyangka Bimo bukan hanya nembak melainkan langsung melamarnya untuk jadi istrinya. Laki-laki yang telah merebut hatinya ini dan belum pernah menyatakan cinta sekalipun padanya kini datang untuk melamar. Betapa bahagia hatinya saat ini hingga dia kehabisan kata. Lusi pun hanya tertunduk malu di hadapan semua orang yang ada di ruang tamunya, lalu dia menganggukkan kepala tanda setuju.
"Alhamdulillah..." ucap semua orang.
"Sst, Bim mana cincinnya?" tanya Rendi berbisik.
Lalu Bimo mengeluarkan kotak cincin dari dalam saku celananya. Dia pun membuka kotaknya sehingga tampaklah sebuah cincin emas putih dengan mata berlian.
"Pak Darmawan, cincin ini sebagai tanda di terimanya lamaran anak saya Bimo, mohon di terima." ucap Rendi sambil menyerahkan cincin itu pada Darmawan.
"Baik." kata darmawan. "Nak sekarang kamu pakai cincinnya ya." lanjut Darmawan kepada Lusi.
Lusi pun tersenyum sambil memakai cincinnya.
"Alhamdulillah..." ucap semua orang dengan bahagia.
Mereka pun lanjut dengan pembicaraan tentang penentuan tanggal pernikahan.
Bimo tak percaya bahwa sebentar lagi dia akan menjadi seorang suami. Bimo pun berpikir dalam hati.
'Aku tidak boleh ragu lagi, harusnya aku bersyukur dijodohkan dengan gadis dari keluarga baik-baik. Coba kalau aku cari jodoh sendiri belum tentu dapat yang seperti Lusi. Kapan lagi aku bisa membuat Papa bahagia kalau bukan sekarang? Aku yakin ini adalah yang terbaik. Terbaik untukku, untuk Papa dan Pak Darmawan, juga untuk Lusi yang tersenyum bahagia di depanku saat ini.'
Keesokannya Lusi dan Bimo mulai sibuk mempersiapkan keperluan pernikahan. Mulai dari memilih gaun pengantin, fitting baju, foto prewedding dan lain lain. Ditambah lagi Bimo yang mempersiapkan mas kawin dan juga barang-barang seserahan. Untungnya Desi membantu juga turut membantu. Mereka mempersiapkan sedetail mungkin supaya tidak terjadi kesalahan nantinya.
***
Hari yang dinanti-nantikan pun tiba.Setelah satu bulan sibuk mempersiapkan acara pernikahan, kini Lusi duduk dengan tegang di depan cermin setelah sekitar empat jam dirias oleh seorang MUA. Kebaya berwarna cream lengkap dengan hiasan kepala dan bunga melati menjadi pilihannya untuk prosesi akad nikah. Acara pernikahan ini dilangsungkan di sebuah villa milik Darmawan yang berada di daerah Bandung. Atas permintaan Lusi pernikahan ini digelar secara eksklusif jadi hanya keluarga dan teman-teman dekat saja yang diundang, karena ingin menciptakan suasana yang lebih khidmat dan supaya bisa jadi momen terindah dalam hidupnya. Kini waktu menunjukkan pukul delapan pagi, penghulu pernikahan tiba sesuai jadwal. Tinggal menunggu kedatangan dari pihak pengantin pria.
Rombongan pengantin pria mengalami kemacetan di jalan sehingga mereka terlambat. Para tamu yang sudah hadir pun harap-harap cemas begitu juga dengan penghulu yang beberapa kali melirik arlojinya. setengah jam menunggu akhirnya mereka sampai.Begitu mereka turun dari mobil mereka pun di sambut oleh keluarga mempelai wanita. Desi mengalungkan rangkaian bunga kepada Bimo yang tampil gagah mengenakan beskap dengan warna senada dengan kebaya Lusi, sebagai bentuk penyambutan. MC pernikahan pun membacakan sejumlah susunan acara pernikahan. Dimulai dari penyerahan seserahan dilanjutkan dengan kata-kata sambutan dari pihak pengantin laki-laki dan juga dari pihak pengantin perempuan. Darmawan dan Desi mendampingi Bimo berjalan menuju meja akad yang telah disiapkan.Dan kemudian tibalah saat yang menegangkan yaitu prosesi ijab kabul. Dengan didampingi dua orang saksi Pak Darmawan selaku wali nikah dari Lusi mengucapkan kalimat ijab yang dibimbing oleh sang penghulu.
"Saudara Bimo Aditya Bin Rendi Aditya saya nikahkan dan kawinkan engkau dengan anak saya Lusiana Darmawan dengan mas kawin berupa seperangkat alat sholat dan perhiasan emas seberat 10 gram dibayar tunai."
"Saya terima nikah dan kawinnya Lusiana Darmawan binti Ahmad Darmawan dengan mas kawin tersebut tunai." ucap Bimo dalam satu hembusan nafas tanpa kesalahan karena dirinya sudah berlatih selama di perjalanan.
"Bagaimana para saksi?"Tanya penghulu.
"Sah!" ucap para saksi tamu undangan dan dilanjutkan doa bersama yang dipimpin oleh penghulu.
Setelah akad selesai resepsi pun di gelar dengan mewah. Lusi berganti penampilan dari yang tadinya memakai kebaya kini tubuhnya dibalut dengan gaun putih yang bergaya sederhana namun elegan. Bimo pun mengenakan setelan jas serba putih dilengkapi dengan dasi kupu-kupu dengan warna putih juga. Warna putih adalah pilihan dari Lusi karena menurutnya warna putih melambangkan kesucian. Alunan musik nan lembut menambah kesyahduan di hari yang membahagiakan ini. Para tamu yang hadir bergantian mengucapkan selamat kepada kedua mempelai dan juga tidak lupa mereka berfoto bersama. Karena ini adalah acara yang eksklusif jadi yang hadir hanya keluarga besar dan juga teman-teman dekat saja, tidak ada staf kantor Distrifast yang diundang kecuali asisten kepercayaan Rendi yaitu Heru. Semua rangkaian acara berjalan dengan lancar tanpa ada kendala.
***
Hari berganti senja. Para tamu sebagian ada yang pulang sebagian ada juga yang ikut bermalam di villa terutama tamu-tamu yang masih ada hubungan keluarga. Mereka bertempat di pondok terpisah yang telah disediakan untuk tamu. Satu per satu dari mereka mulai meninggalkan area pesta dan masuk ke pondok untuk beristirahat.
Lain halnya dengan kedua mempelai, mereka masuk ke dalam kamar pengantin yang telah dipersiapkan khusus sebelumnya. Ketika memasuki kamar pandangan mereka langsung tertuju pada sebuah ranjang yang telah dihiasi kelopak-kelopak bunga mawar yang bertaburan sehingga aromanya menyeruak ke seluruh kamar, serta rekayasa sepasang angsa putih yang terbuat dari handuk, dan ada tumpukan dua stel piyama satin berwarna merah marun yang terlipat rapi di atas ranjang. Suasana yang canggung begitu terasa diantara mereka. Lusi duduk di atas tempat tidur karena kakinya dan badannya terasa lelah, begitu juga dengan Bimo yang duduk di sebelahnya. Untuk memecah keheningan, Bimo membuka percakapan.
"E...Lusi kamu mau mandi duluan?"
"Ngga apa-apa kamu aja dulu aku masih pegel abis pakai heels." jawab Lusi beralasan.
"Ya sudah aku mandi duluan ya gerah banget." kata Bimo sambil melepas jasnya dan dasinya.
Kemudian Bimo mengambil sebuah bathrobe yang tergantung pada single hanger yang ada di kamar. Bimo pun langsung masuk ke kamar mandi. Kesempatan itu digunakan Lusi untuk mengganti pakaian pengantinnya dengan bathrobe. Karena Lusi memang pemalu dan juga belum siap kalau harus berganti pakaian di depan Bimo.
Setelah kurang lebih lima belas menit, bimo keluar dari dalam kamar mandi menggunakan bathrobe.
"Aku sudah selesai." kata Bimo sambil mengambil set piyama yang tersedia di atas ranjang tadi.
"Oke." kata Lusi, lalu berjalan ke kamar mandi sambil membawa baju tidur yang telah disediakan tadi untuknya supaya bisa ganti baju di kamar mandi. Dia membawanya tanpa mengeceknya terlebih dahulu.
Bimo merasa gugup karena malam ini malam pertamanya sebagai seorang suami. Dia memakai piyamanya dan duduk bersandar di sofa memandang ke arah tempat tidur yang berhias kelopak mawar. Bimo tak tahu apa yang harus dilakukan selanjutnya apabila Lusi sudah selesai mandi.Dia pun berkata dalam hatinya.
'Duh nanti aku harus gimana dulu ya? Biasanya kalau di film-film, pada malam pertama pasangan pengantin langsung saling melepaskan nafsu mereka. Haa mungkin itu hanya di film dan di drama saja buktinya sekarang aku capek dan ingin berbaring saja rasanya. Bagaimana aku melakukannya dengan Lusi, aku saja belum pernah menyatakan perasaan suka atau cinta pada Lusi, jadi canggung bagiku kalau tiba-tiba aku melakukan sesuatu layaknya seorang suami pada istrinya sedangkan berciuman saja kita belum pernah apalagi yang lain-lain. Tapi... bagaimana dengan Lusi? Apakah dia berharap malam ini akan terjadi sesuatu yang tidak akan dia lupakan seumur hidupnya?'
...----------------...