Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 12
sore menjelang malam,rumah siap di tempati.Hiro sudah menambahkan barang barang yang kurang di rumah itu.beberapa makanan juga sudah Iin masak dan sekarang sudah siap di meja makan.Mereka semua juga sudah selesai membersihkan diri.Hiro keluar dengan handuk melilit di pundak.tomoya sudah tersenyum menyambut makanan di meja makan.ryota dan Toru tengah sibuk berebut sendok dan sumpit.iin hanya bisa menggeleng pelan.
Ceprett...
Ruangan itu menjadi gelap." yaahhh mati lampu deh!'' sesal ryota saat melihat sekitar sudah gelap gulita." iya padahal kita mau makan kan!" ucap Hiro yang berusaha mencari lilin untuk di nyalakan.
Ketika lilin akan di nyalakan,ryota membuat wajah seperti karakter anime untuk mengangetkan semua orang." waaahhhhh..." wjahnya di buat semenyeramkan mungkin membuat semua orang berteriak ketakutan...
" aaarrgghhhh......"
Plaakkk....Toru memukul kepalanya membuat ryota mengasuh kesakitan.
" kenapa kamu ini jahil sekali ryota,tidak lucu tahu."
Semua orang lalu bersorak " huuu...." menyalahkan ryota yang tengah tertawa tanpa rasa bersalah.mereka menyantap makanan dengan lahap.masakan Iin cukup lezat apalagi Iin menambahkan beberapa resep masakan asal Indonesia yang tentu saja mereka sukai.
" stttt...kira kira malam ini Taka bakal muncul gak ya?" tanya ryota pelan menyenggol sikut Toru yang tengah merokok.
" isshh,,,gilakk Lo bisa diem nggak.ini katanya malam bulan purnama.biasanya Paar hantu bakal muncul telanjang bulat." jawab Toru takut takut.
" haahh...telanjang??" teriakkk ryota keras membuat semua orang melirik.
" apanya yang telanjang?" tanya Hiro heran.
" ahh...nggak ngak ryota salah ngomong biasa." jawab Toru cepat.
" gue tidur sama elo ya toru.gue takut tiba tiba Taka berbaring di samping gue ntar malem.hihhh...gie jadi serem bayanginnya." ucap ryota masih ngeyel padahal orang lain tengah santai membaca buku.iin juga masih fokus dengan laptop di pangkuannya.to.oya sedang asik memainkan game di ponselnya.
" bisa diem kagak lu,dari tadi gue perhatiin lu bawel banget.lu kira gue juga kagak takut apa.gue takut tiba tiba Taka datang di depan kita sekarang nih.lihat kaki gue udah gemetaran." Toru memperlihatkan kakinya yang tengah gemetar.
Plaakkk....satu tamparan mendarat di pahanya,siapa lagi kalau bukan ulah ryota yang jahil." aww tangan lu gak bisa diam hah,gue borgol biar tahu rasa." Toru menangkap kedua tangan ryota lalu menguncinya karena kesal.ryota masih tertawa terbahak bahak.
" eh elu bisa pada diam kagak sih,lihat kasihan Iin lagi fokus ngedit tuh.lu semua pada berisik dari tadi." ucap tomoya tenang.
Iin menatap satu persatu,rasanya mulai aneh bukan karena teman temannya yang berisik dari tadi.tapi keadaan rumah itu menjadi sedikit aneh.tirai tiba tiba terbuka sendiri.jendela berderit pelan dan anginnya mulai masuk menghembus siapa saja yang ada di dalamnya.lampu nya tiba tiba berkedip kedip seperti hendak mau menyala tapi tidak jadi.mereka yang di situ mulai saling menatap heran.
Apalagi ryota dan Toru yang tengah menggigil dan saling berpelukan.hiro menatap ke luar jendela memastikan apa yang sedang terjadi karena ini rumah keluarganya.biasanya tidak pernah seperti ini seburuk apapun cuacanya.rumah ini masih sangat kuat belum terlalu rapuh.tomoya berhenti memainkan game dan menaruh hpnya di dalam saku.iin juga akhirnya menutup laptopnya dan hendak berjalan ke arah jendela.
Di ujung jalan terlihat seorang laki laki yang sama percis perawakannya seperti taka.dia berdiri disana.iin dapat memastikan kalau dia memang taka.tapi masih belum berani datang karena di rumah terlalu ramai.iin ingat ini malam bulan purnama dan Taka bisa muncul secara utuh.
" aku pergi sebentar ke luar ya ," ucap Iin meminta ijin dan semua orang tentu saja sudah mengerti kecuali Hiro yang tak tahu apapun." kamu mau kemana in,ini sudah malam sangat berbahaya."
" tolong biarkan saja Iin pergi ya Hiro,ini sangat penting kamu tidak boleh melarangnya." jawab ryota mendahului.ucaoan ryota membuat Hiro menyerngit heran." kenapa memang?"
" karena kamu tidak berhak mengatur ngatur hidup orang apalagi berusaha menjadi pahlawan." tutur tomoya sedikit tegas.hiro dan tomoya saling menatap penuh ancaman.entah kenapa tomoya merasa Hiro semakin bertindak agresif.tomoya tidak suka.dari tadi tomoya memperhatikan Hiro yang terlalu sok jagoan untuk iin.ia tidak suka ketika ada laki laki lain yang mengambil perhatian Iin.
Hiro mulai berdiri dan bersiap menyerang,tomoya tidak mau kalah.iin panik tapi dia juga penasaran dengan Taka yang masih berada di ujung jalan.terpaksa Iin meninggalkan mereka yang bersiap meledak.ryota dan Toru masih asik berpelukan bukannya berusaha mencegah pertengkaran itu.
" heehh,,,awas lu ngompol di celana ryota!" ucap Toru melepaskan pelukan ryota.
" gue kagak ngompol anjir ini cuma reaksi tubuh ketika mendapati sesuatu yang bahaya." jawabnya dengan bibir yang bergetar.
Iin berjalan ke arah pintu lalu membukanya pelan.iin berjalan tak sabaran." tapi belum sempat Iin berkata Taka sudah mendahuluinya." in kita manfaatkan malam ini sebaik mungkin.aku takut ini waktu satu satunya untuk terakhir kali aku menjelma seperti manusia seperti sekarang." ucapan Taka membuat Iin membeku.air matanya mengalir satu persatu.
Iin berjalan ke arahnya,memeluknya dari belakang.tubuh itu terasa dingin tapi juga nyata.baunya khas farpum yang menempel pada Hoodie hitam milik Taka seperti pertemuan pertama kalinya.kali ini bukan tubuh Hiro melainkan Taka asli.taka memutar tubuh lalu membalas pelukannya.
" jangan menangis in,walaupun aku sudah berbeda dunia dengan kamu.tapi kamu perlu ingat aku selalu mencintaimu dimana pun aku berada." Iin tak menjawabnya.ia masih menangis di pelukan taka.seolah malam ini tak ingin cepat berakhir.
Taka menuntun Iin untuk duduk di kursi tua di atas bukit tempat peristirahatan terakhirnya." kamu tahu,dulu ketika aku masih hidup,setiap malam aku selalu membayangkan malam yang seperti ini.duduk di sampingmu,menatap langit yang sama dan bisa memelukmu.dan malam ini semuanya terwujud iin.aku hanya ingin ini semua terjadi untuk yang terakhir kalinya."
" jangan pergi...aku mohon...Taka." Iin mengeratkan genggaman tanganya di ujung Hoodie milik ya.
" aku tak punya waktu banyak dan alasan lain untuk selalu mengganggumu iin.tidak semua yang kita inginkan akan menjadi kenyataan.tapi meskipun aku sudah tidak bisa datang lagi aku mohon.jangan benci siapapun yang sudah membuatku seperti ini." ucapan Hiro seperti hantaman keras untuk hati ya yang terlalu rapuh.
" aku tidak akan membiarkanmu pergi semudah itu.aku bahkan sudah berusaha untuk tinggal lebih dekat denganmu .agar aku bisa berkunjung ke rumahmu kapan saja." ucap Iin sambil tak berhenti menangis,dadanya naik turun mencurahkan semua emosi yang terlalu dalam." lihat rumah kita sudah berdekatan.tidak ada alasan untuk berjauhan lagi.aku bahkan tidak akan pulang ke Indonesia lagi dan meninggalkanmu.rumah kita juga berjarak beberapa meter.dan aku tidak akan jatuh cinta pada siapa pun,meskipun mereka dekat tapi mereka hanya teman.kami tahu itu." jelas Iin panjang lebar sambil terisak.
Taka lebih mengeratkan pelukannya seolah Iin tak ingin merasakan sakit yang lebih dalam lagi." berhenti seperti itu Iin,aku tidak ingin melihatmu bersedih seperti ini." ucap Takaengelus punggung sempitnya yang terguncang hebat.
" aku ingin bertemu denganmu,bukan untuk membuatmu merasa sedih dan menangis seperti ini Iin." ucap Taka lembut lalu mencium keningnya lama.
" jangan menangis lagi dan jangan pikirkan kata kataku tadi,jika itu akan lebih membuatmu sakit." ucapnya lagi yang kini sama sama mengeluarkan air mata.
" siapa yang sudah membuatmu seperti ini Taka,tolong bicara jujur aku akan membalasnya."
" tidak perlu,ini semua sudah terlambat.membalas atau tidak semua akan sama saja kita sudah dipisahkan oleh jarak yang terlalu jauh." dia juga sama seperti ku mencintaimu Iin,lebih dalam tapi hanya diam." ucapnya membuat Iin lebih heran lagi." mencintaiku?? Siapa dia??" tapi Taka tidak menjawab.
" apa dia paman Nobi? " tanya Iin mengeratkan giginya." bukan". jawabnya menohok,Iin tidak menyangka Taka bilang bukan pamanya lalu siapa.
" lalu siapa yang sudah menyakitimu sekejam ini?" dia tidak sengaja" ucapnya lagi dengan lirih.
" Dia juga mencintaimu sama sepertiku,aku juga tidak menyangka sebelumnya bahwa dia merasakan cinta yang sama sepertiku.tapi sekarang aku mengerti.dia juga mencintaimu diam diam.himgga dia melawanku sekeras ini." ucapanya lirih.