NovelToon NovelToon
Love Only For You

Love Only For You

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Berondong / Cintamanis / Obsesi / Cinta Murni / Romansa
Popularitas:22.1k
Nilai: 5
Nama Author: Fajar Riyanti

Setelah enam tahun menjalani hubungan jarak jauh, Raka dan Viola kembali dipertemukan. Namun cinta tak selalu berjalan mulus, mereka harus menghadapi tantangan dan rintangan yang menguji kekuatan cinta mereka.

Apakah cinta mereka akan tetap kuat dan bertahan, ataukah jarak akan kembali memisahkan mereka selamanya?

"Nggak ada yang berubah. Love only for you, Viola. Hanya kamu..." ~Raka.


🍁🍁🍁

Novel ini merupakan Sequel dari novel yang berjudul 'Sumpah, I Love You'. Selamat menyimak dan jangan lupa tinggalkan jejak. 😇😇😇

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fajar Riyanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : LOFY

Suasana pagi ini di London terasa syahdu dan dingin. Udara segar khas musim gugur menyelimuti kota, dengan sedikit kabut yang menambah kesan misterius.

‎‎Dengan memakai tas selempang di bahu kanannya Raka melangkahkan kakinya menuju ke arah tempat kerjanya. Melewati bangunan-bangunan bersejarah yang masih nampak samar-samar diterangi cahaya matahari yang baru muncul.

‎‎Raka memang jarang menggunakan mobilnya ketika dia pergi, dia lebih suka berjalan kaki sembari menikmati keindahan kota di pagi dan sore hari. Sambil membayangkan wajah sang kekasih yang jauh dari pandangan.

‎‎Langkahnya terhenti saat mendengar suara ponselnya berdering, dikeluarkannya benda pipih itu dari saku mantelnya. Senyuman lebar menghias wajahnya saat melihat siapa yang kini tengah menelfonnya.

‎‎"Kenapa baru nelfon, Cantik? Aku telfonin kamu dari kemarin tapi nggak aktif, kenapa? Kamu baik-baik aja kan?"

‎‎Ada jeda sebelum menjawab, "Sorry... Aku capek banget dan handphone aku lowbet, baru sempat aku cash tadi. Kamu... Lagi apa?"

‎‎"Ini aku lagi di jalan, mau berangkat kerja." jawab Raka.

‎‎"Oke, kalau gitu aku nggak akan ganggu."

‎‎Raka mengernyitkan keningnya, merasakan ada sikap berbeda dengan kekasihnya, meskipun itu hanya melalui suara saja. "Vio... Kamu baik-baik aja kan?" sekali lagi dia ingin memastikan.

‎‎"Yes, i'm fine Raka... Cuma mungkin capek aja karena setelah perjalanan jauh aku harus langsung kerja." jawab Viola.

‎‎"Aku video call?" tanyanya, lebih kesebuah permintaan. "Aku ingin lihat wajah kamu, ingin memastikan."

‎‎"A--- Jangan sekarang, aku sudah harus balik kerja. Nanti aku telefon lagi ya?"

‎‎Sambungan telefon tiba-tiba terputus, Raka menurunkan ponselnya dan menatap layarnya lama. Ada sesuatu yang mengusik hatinya. Viola... Dia terlihat sedikit berbeda, seperti sedang menutupi sesuatu darinya.

‎‎-

‎-

‎-

‎Viola membekap mulutnya saat air matanya menetes dari kedua matanya, tangan kirinya meremas handphone yang masih dia pegang. Meski tidak bertatapan langsung, dia tetap tidak bisa berakting untuk menunjukkan jika dia baik-baik saja pada Raka.

‎‎"Mama..."

‎‎Viola mengusap air matanya, sudah sejak kemarin dia belum berbicara dan melihat kondisi mamanya. Mamanya pasti masih sangat terpukul atas musibah yang terjadi pada keluarga mereka.

‎‎Diletakkannya handphonenya diatas nakas, lalu dia membuka pintu kamarnya dan berjalan menuruni tangga. Langkahnya terhenti saat melewati kamar kakaknya, ada suara perdebatan dari dalam sana. Suaranya tidak begitu keras, tapi cukup terdengar jelas sampai ke telinganya.

‎‎"Al, kamu ngomong apa sih? Mereka itu mama dan adik kandung aku. Nggak mungkin lah aku ngebiarin mereka kesusahan." Leo mengusap wajahnya kasar, satu tangannya dia letakkan di pinggang. "Lagipula rumah kita itu cukup besar, ada tiga kamar, jadi nggak masalah kalau mama dan Vio tinggal sama kita dulu!"

‎‎"Aku tahu. Tapi kita aja baru belajar hidup mandiri, apa harus direpotkan juga oleh mereka?" Alya menurunkan kedua tangannya dari dada, berjalan mendekati suaminya. "Viola udah kerja, dia udah dewasa, jadi biarin dia belajar untuk mandiri dan belajar untuk bertanggungjawab."

‎‎"Alya!" bentak Leo, satu tangannya terangkat tinggi. Nafasnya berat, Leo menurunkan tangannya yang sedikit bergetar. "Viola adikku satu-satunya, aku harus menjaganya dan memastikan dia aman. Kalau kamu keberatan mama dan Vio ikut tinggal dirumah kita, lebih baik kamu yang keluar."

‎‎Tanpa ingin mendengarkan bantahan, Leo melangkahkan kakinya pergi, membuka pintu kamarnya lebar. Dia dibuat terkejut saat melihat Viola sudah berdiri disana. Mungkinkah adiknya ini mendengar pertengkarannya dengan Alya barusan?

‎‎"Kak." Viola tersenyum, sebuah senyuman yang dipaksakan.

‎‎"Vio, kamu..."

‎‎"Aku baru aja turun, ada yang mau aku omongin sama kakak. Kak Alya... Lagi tidur?" tanya Viola, bersikap seolah tadi dia tidak mendengar apapun.

‎‎Leo mengangguk, "Kenapa? Apa yang mau kamu omongin sama Kakak?"

‎‎"Kak, aku udah pikirin. Aku mau cari rumah aja buat aku tinggal sama mama. Aku kan kerja, aku punya sedikit tabungan juga." ucap Viola.

‎‎"Tapi Vi, harga rumah itu nggak murah." Leo nampak keberatan.

‎‎"Aku tahu kak, mungkin aku akan sewa dulu untuk satu atau dua tahun sekalian." Viola meraih tangan Leo dan menggenggamnya, berusaha untuk tersenyum kembali. "Kakak nggak usah khawatir, aku udah gede sekarang, udah dewasa. Aku pasti bisa jaga diri dan jagain mama juga kok."

‎‎Ada keheningan sesaat, meskipun tidak mengatakannya tapi Leo tahu jika adiknya ini pasti sudah mendengar pertengkarannya dengan Alya tadi. Alya memang sudah keterlaluan, sejak dulu selalu bersikap cemburu pada Viola. Rasa iri dan cemburu itu tidak pernah hilang meskipun sekarang Viola sudah menjadi adik iparnya.

‎‎"Ya udah, aku mau ke kamar mama dulu ya Kak, mau lihat keadaan mama." Viola melangkahkan kakinya menuju ke kamar mamanya, membuka pintu kamar dan menutup kembali pintunya dengan rapat.

‎‎Diatas ranjangnya, Tamara tengah duduk bersandar pada headbord, dengan menggunakan bantal sebagai penyangga. Wanita itu tersenyum saat melihat putrinya datang. Merenggangkan kedua tangannya untuk menyambut.

‎‎"Mama..." Viola duduk di tepian ranjang, menidurkan kepalanya dipangkuan Tamara.

‎‎Tamara mengusap lembut kepala putrinya, menghela nafas panjang, "Mama khawatir sekali pas kamu hilang, untung ada Raka yang jagain kamu, jadi mama nggak khawatir lagi."

‎‎"Maafin Vio ya, Ma." Viola mengangkat kepalanya, kembali duduk dengan tegak. "Maaf udah bikin kalian semua khawatir."

‎‎Tamara tersenyum tipis, mengusap wajah Viola. "Lain kali jangan diulangi lagi, kalau mau kemana-mana bilang. Mama pasti ijinin."

‎‎Viola mengangguk, meraih tangan mamanya yang ada di wajahnya dan menggenggamnya. "Ma, sebelum kita terusir dari sini, besok Vio akan cari rumah untuk kita tinggal dulu sementara. Mama nggak apa-apa kan kalau kita nggak tinggal sama kak Leo? Vio ingin belajar mandiri, Ma. Vio nggak pengin ngerepotin siapapun, termasuk kak Leo dan kak Alya."

‎‎Matanya berkaca-kaca, Tamara menggenggam tangan putrinya dengan kedua tangan. "Kamu dengar sesuatu?"

‎‎Viola menggeleng cepat, menahan air matanya supaya tidak tumpah, "Nggak, Ma. Vio cuma pengen jagain Mama, itu aja."

‎‎Mereka saling memeluk. Tamara membiarkan putrinya itu menangis meskipun tanpa mengeluarkan suara. Untuk pertama kalinya dia melihat putrinya yang biasanya manja kini mulai bisa bersikap dan berfikir lebih dewasa.

‎‎Air matanya mengalir deras, Tamara mendekap tubuh putrinya erat. "Maafin Mama sama Papa ya, Sayang? Maaf karena kamu jadi harus ikut menderita seperti ini. Maaf..."

... ‎♥️♥️ ♥️...

1
Penapianoh📝
hihi🤣🤣🤣🤣
Penapianoh📝
knp ngk sekalian bilangin kyak nenek2 aja, astaga pdhl hanya beda 1 thun🤣
〈⎳ FT. Zira
mana ini up nyaa
〈⎳ FT. Zira
dah abiss aja🥲
〈⎳ FT. Zira
bahagia Vio sederhana kok Ka,, makan di pinggir jlan asal ama ayang dah nikmatnya luar biasa/Awkward/
〈⎳ FT. Zira
duhh.. gombal ah😆
〈⎳ FT. Zira
sayangnya aku/Awkward//Awkward//Awkward/
Felycia R. Fernandez
makin penasaran...
papa nya Viola juga bernasib sama ma Vio,di tipu teman
Ana Oolvae
up nya kog semakin lama yaaaa
pdhl ceritanya bagus dan sangat dinanti2
dewidewie
kayaknya dah menuju end/Proud/
Zhu Yun💫: Masih lumayan panjang... cuma update santai /Grin/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
sepaket emang dah ini VioRa../Facepalm//Facepalm/
Zhu Yun💫: Sesama Bucin /Curse//Curse//Curse/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
uyeee... Vio tegass
〈⎳ FT. Zira
orang yg sudah membuat bapakmu masuk penjara Vio.. sembur gih sembur..
bapak ulet bulu juga
Zhu Yun💫: Panen sekalian 🌽 nya... /Facepalm//Facepalm//Facepalm/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
1 m aja aku gak pernah liat,, apalagi sampe 50 m yak/Sweat/
Zhu Yun💫: Seember lihatnya /Facepalm//Facepalm//Facepalm/ Kalau 1M aku pernah lihat pas jamannya masih kerja di finance,,,, kalau 50M aku hanya mampu membayangkan saja /Joyful//Joyful//Joyful//Joyful/
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
finaly... Raka menemukan titik terangnyaa
Felycia R. Fernandez
good Viola...
pengusaha kok ngemis...
kayak gak ada laki laki lain aja,
anak dan bapak sama aja...
semoga cepat kebongkar,biar Tiara malu dan bapaknya masuk penjara
Zhu Yun💫: Udah sepaket bapak dan anak itu kak 🤭🤣🤣✌️
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
lah.. udah habiss/Sweat//Sweat//Sweat/
〈⎳ FT. Zira
yakin bisa nglawan yg masih muda? gak takut encok pinggangmu
〈⎳ FT. Zira
sampe dapet yg cocok.. pluss berhasil move on../Proud/
〈⎳ FT. Zira
padahal kan Vio gak salah. kan cinta gak bisa dipaksa
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!