Seorang Dokter Militer wanita era modern yang tangguh tiba-tiba melakukan perjalanan waktu ke dalam novel yang dibaca olehnya.
Seketika menjadi seorang nona muda yang lemah, selalu ditindas oleh seorang selir dan anaknya .
Dokter Militer itu jelas tahu bagaimana jalan cerita novel tersebut , karena sudah masuk ke dalam cerita maka dia akan mengubah jalan cerita dengan caranya sendiri .
Tanpa dukungan kalian maka novel ini tidak akan berarti ❤️ jangan lupa Vote,Like serta Komentar .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Abu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EPISODE 12
Selir Xu mulai mengatur rencana lagi , dia ingin melihat Cheng Yu hancur sehancurnya.
Gara-gara Cheng Yu kini nasib Cheng Ran terancam tersingkirkan.
Selir Xu meminta bantuan permaisuri namun tidak digubris , dia datang menghadap selir Li .
" Kau gagal menyingkirkan Lin Jiao , untuk apa datang kemari ". Kata selir Li.
" Semua ini karena Cheng Yu , dialah penyebab semua menjadi gagal ." kata Selir Xu.
" Gadis itu sudah membuat istana tidak stabil, kaisar diam - diam menyukainya ". Ungkap Selir Li .
Selir Xu merasa shock namun langsung memikirkan rencana untuk menghancurkan Cheng Yu .
" Itu bagus , jika Cheng Yu menikah dengan kaisar maka permaisuri tidak akan membiarkannya hidup lebih lama ". Kata Selir Xu.
" Tapi pangeran kedua sangat tergila - gila pada gadis itu , sulit untuk kaisar untuk menikahinya ". Kata selir Li .
" Saya punya cara agar kaisar dan Cheng Yu menikah ". Kata Selir Xu.
Selir Li dan Selir Xu saling bekerja sama untuk menyingkirkan cheng Yu .
Kali ini selir Li melibatkan putri keenam karena hanya dia yang bisa membujuk kaisar dan pangeran kedua.
Putri keenam mengatakan pada kaisar jika saat ini dirinya tengah dekat dengan Cheng Yu .
" Ayah, lusa adalah hari ulang tahunku. Aku ingin ulang tahunku dirayakan meriah ". harap Putri keenam .
" Rayakan saja ". Kata kaisar.
" Oh iya , aku ingin mengundang Cheng Yu dan memainkan tarian phoenix untukku. pasti sangat menakjubkan ." kata Putri keenam.
" Ide yang bagus ". Dukung kaisar .
undangan khusus yang dikirim oleh putri keenam membuat Cheng Yu terkekeh .
" Mau menjebak ya , dasar putri bodoh bisa-bisanya mau disetir selir Xu ". Gumam Cheng Yu.
Meski Cheng Yu tau rencana putri keenam, dia tetap harus mengikuti prosedurnya.
Ada hal yang tidak diketahui oleh Cheng Yu yaitu kaisar yang menyukainya diam-diam.
Cheng Yu ingin membeli sebuah hadiah untuk ulang tahun putri keenam disebuah toko, namun ternyata malah bertemu dengan pangeran Yong .
" Dia lagi , dia lagi !!rasanya duniaku penuh dengan wajahnya ". gumam Cheng Yu.
Pangeran Yong pun tidak bertukar sapa dengan Cheng Yu , dia sengaja melakukannya .
" Hah, melewatiku begitu saja. Apakah aku tidak menarik ". Batin Cheng Yu .
Ruyan memperhatikan tingkah Cheng Yu yang terlihat seperti orang kebingungan.
" Ada apa nona ?". tanya Ruyan.
" Bagaimana wajahku hari ini ? apakah menurutmu ada yang aneh ". Kata Cheng Yu.
" Nona terlihat sangat cantik dan mempesona , mengapa nona meragukan kecantikan sendiri ". Heran Ruyan.
" Emmm, ya sudahlah berarti ada orang yang punya kelainan ". Kata Cheng Yu.
Begitu keluar dari toko , tubuh Cheng Yu ditarik paksa oleh seseorang .
" Eeeeehhhh apa sih main tarik-tarik , kau pikir aku ini barang ya ". Omel Cheng Yu.
" Nona , nona !! ". Teriak Ruyan.
Dan yang menarik Cheng Yu adalah Jinglan, pengawal setia pangeran Yong.
*Plak*
" Ternyata kau orangnya , lancang !! dasar pria cabul ". olok cheng Yu.
Ruyan juga berhasil menyusul Cheng Yu , saat dia melihat Jinglan disampingnya maka dia juga tidak tahan.
*Plak*
" Beraninya menculik nonaku !! Apa kau tidak takut masuk penjara karena melecehkan wanita ". Omel Ruyan.
Jinglan tidak menyangka jika dia akan berurusan dengan seorang wanita yang membuat harga dirinya turun.
" Kau bisu ya !! Ayo ngomong ". desak Cheng Yu.
Beberapa detik kemudian pangeran Yong tiba dengan aura dinginnya yang mencekam .
" Tuan , saya sudah membawanya ". Kata Jinglan .
" Menculikku ya , kukira kau punya kelainan ". Kata Cheng Yu.
" Kau !!". Geram Jinglan karena Cheng Yu begitu lancang.
" Bisakah kita berbicara ". Kata pangeran Yong.
" Maaf , waktuku sangat padat . Mungkin lain kali kalau aku tidak sibuk ". Kata Cheng Yu.
" Ini terkait racun ibu suri ". Kata Pangeran Yong.
" Oh begitu ". Cuek Cheng Yu.
Jinglan merasa tidak terima karena Cheng Yu memperlakukan pangeran Yong tidak sopan.
Ruyan memelototi Jinglan karena juga tidak terima jika dia menargetkan nonanya .
Pangeran Yong memimpin jalan , dalam perjalanan tiba-tiba ada beberapa penyerang ganas.
" Nona ". Panik Ruyan memegang tangan Cheng Yu.
" Jangan panik, ada dia yang akan mati lebih dulu jika mereka akan membunuh ". Ujar cheng Yu.
Jinglan bertarung melawan penyerang ganas itu , pangeran Yong melihat jika penyerang sengaja membuat Jinglan bingung menghadapi .
Dengan gerakan ilmu dalamnya , penyerang langsung terpental tak berdaya.
" Wahhh keren juga ". Kata Cheng Yu.
Pangeran Yong langsung berlari ke arah Cheng Yu karena ada penyerang di atap yang hendak menargetkan Cheng Yu.
*Grepp*
Pelukan itu mengejutkan Cheng Yu , sehingga dia memberontak melepaskan diri dari pangeran Yong.
" Kau ". Kata Pangeran Yong .
Begitu banyak penyerang di atap yang tidak sabar menyerang .
Ada banyak anak panah yang datang menyerang , Cheng Yu berusaha menghindar namun dia kewalahan .
*Tsek*
" Ahhh ". Rintih Ruyan .
" Ruyannn ". Teriak Cheng Yu pada Ruyan yang dadanya terkena anak panah .
Cheng Yu menjadi tidak fokus , anak panah hampir menembus dadanya .
*Tsek*
" Tuan !!". Teriak Jinglan , melihat pangeran Yong yang sedang mencoba memblokir anak panah menuju Cheng Yu.
Emosi pangeran Yong membara , seluruh kekuatan dalamnya dikeluarkan sehingga para penyerang berjatuhan .
Pangeran Yong langsung melemah, tubuhnya hampir tidak bisa menopang diri lagi.
" Tuan, kita harus pergi darisini ." kata Jinglan .
Melihat keadaan pangeran Yong yang tidak seperti biasanya , Cheng Yu merasa bersalah.
" Ruyan, kau harus bertahan ." kata Cheng Yu yang membawa pelayan setianya ke tempat aman .
Pangeran Yong membawa Cheng Yu dan Ruyan ke suatu tempat .
" Sebaiknya kau rawat pelayanmu dengan baik disini ". Kata Pangeran Yong .
Wajah Ruyan terlihat memucat , nafasnya tersengal - sengal membuat Cheng Yu khawatir .
" Ruyan , aku akan menolongmu . Bertahanlah untukku ". Kata Cheng Yu yang mulai melakukan perawatan.
Cheng Yu menemukan adanya sebuah racun diluka Ruyan.
" Mengapa aku selalu berurusan dengan racun ? Hah, beruntunglah aku karena sudah menguasai macam-macam racun dan penawarannya ". Gumam Cheng Yu.
Setelah selesai menangani Ruyan , Cheng Yu mengingat jika pangeran Yong memblokir anak panah untuknya .
" Dia pasti keracunan juga ". Kata Cheng Yu.
Dan benar saja , Jinglan kebingungan bahkan khawatir luarbiasa melihat keadaan pangeran Yong.
" Tidak ada tabib disini , kau menyingkirlah . Aku akan merawatnya ". Kata Cheng Yu pada Jinglan.
Jinglan sendiri mengetahui jika Cheng Yu memiliki keahlian medis maka dari itu dia membiarkannya untuk merawat pangeran Yong.
Cheng Yu dibuat shock karena ditubuh pangeran Yong sudah ada racun sebelum racun baru menyerang .
" Racun ini ? Oh tidak, aku baru ingat jika pria yang pernah kutolong juga memiliki racun yang sama persis seperti dia ". Gumam Cheng Yu.
Tubuh Pangeran Yong menggigil , wajahnya begitu pucat pasi namun ketampanannya sama sekali tidak berkurang membuat Cheng Yu sedikit tertarik.
" Andai saja pria ini tidak menyebalkan , pasti ketampanannya tidak menjadi sia - sia ". batin Cheng Yu.
Cheng Yu berusaha untuk menekan racunnya , namun pangeran Yong tidak berhenti menggigil .
" Jika dia terus seperti ini maka dia akan mati , kedua racun ini membuatku tidak punya pilihan lain ". kata Cheng Yu.
Mengingat pangeran Yong telah memblokir anak panah untuknya , maka Cheng Yu bertekad untuk menyelamatkan pangeran Yong.
" Jangan sampai pengawal sialan itu masuk, bisa gawat ". Kata Cheng Yu.
Cheng Yu segera menemui Jinglan , dia mengatakan padanya bahwa saat ini pangeran Yong membutuhkan perawatan khusus.
" Karena aku akan merawatnya maka aku membutuhkan jasamu untuk menjaga pelayan setiaku ". Kata Cheng Yu.
" Dimengerti ". kata Jinglan .