NovelToon NovelToon
Kisah Kita

Kisah Kita

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikahmuda / Cinta pada Pandangan Pertama
Popularitas:552
Nilai: 5
Nama Author: RJ Moms

Apa yang kalian percaya tentang takdir? Bahwa sesuatu hal yang tidak akan pernah bisa kita hindari bukan? Takdir adalah hal yang mungkin saja tidak bisa diterima karena berbeda dengan apa yang kita harapkan. Tapi percayalah, rencana Allah itu jauh lebih indah meski kadang hati kita sangat sulit menerima nya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon RJ Moms, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Jauh dari zina

“Bingung, kenapa mama tau?”

“Iya.”

“Sorot mata kamu setiap melihat Harlan tidak bisa ditutupi, sayang. Kami semua tahu kamu menaruh ketertarikan pada teman abang kamu itu. Tapi mama gak nyangka aja jika Harlan pun memiliki perasaan yang sama. Harlan kan pacar kamu yang sedang kita bahas itu?”

“Mama … plis jangan marah ya. Adek sama kak Harlan cuma chat doang kok. Gak aneh-aneh juga. Mama mau baca chat nya juga boleh kok. Isinya cuma berbagi kabar dan saling motivasi aja. Kalau video call pun kak Harlan bantuin adek belajar. Beneran, Ma.”

“Mama percaya, sayang. Mama percaya sama adek, dan mama juga percaya sama Harlan.”

“Jadi, mama setuju adek pacaran sama kak Harlan?” Tanya Amelia antusias. Besar harapan nya untuk mendapatkan lampu hijau dari sang mama.

“Adek masih kecil sayang. Lagi pula mama dan papa gak suka sama yang namanya pacaran.”

“Terus adek harus gimana? Baru juga jadian masa udah putus.”

“Ih, mama gak nyuruh putus kok.”

“Mama gimana sih? Katanya adek pacaran gak boleh, putus juga gak boleh. Gimana sih?”

“Menjaga hubungan baik itu perlu, dengan siapapun. Hanya saja, biasanya komunikasi seseorang yang terikat hubungan akan ada kata-kata yang tidak pantas. Mama gak mau kamu terlena oleh hal seperti itu. Imajinasi kalian nanti ke mana-mana.”

“Mama baca aja deh chat adek sama kak Harlan. Mama tau gak? Kak Harlan kalau chat itu singkat, padat, merayap.”

“Mudik kalo padat merayap.”

“Serius mama.”

“Oke, janji satu hal. Jangan ada chat aneh dan mama akan terus memantau adek. Mama juga akan memeriksa chat adek sama Harlan. Gimana?”

“Setuju. Adek gak akan menutupi apapun dari mama.”

Kesepakatan dibuat. Meski Ira merasa Was-was karena membiarkan anaknya yang masih belia terikat dalam hubungan asmara, dia juga tidak bisa membuat anaknya patah hati. Orang yang sedang jatuh cinta akan buta dan tuli, tidak akan mau mendengar nasihat dari orang lain. Meskipun kita mengatakan bahwa berlian jauh lebih mahal dari pecahan kaca, mereka tidak akan menerimanya.

Biarlah seiring berjalan nya waktu, Ira akan membuat Amelia mengerti bahwa pacaran itu memang tidak baik. Akan ada hal yang membuat nya merasa dirugikan. Entah itu waktu, maupun perasaan.

Hubungan yang awalnya baik, akan mulai ternodai dengan bumbu rasa curiga, rasa cemburu yang akan menimbulkan sebuah pertengkaran.

Lebih baik aku berbicara dengan Harlan yang sudah dewasa, ketimbang dengan Amelia yang mungkin logikanya masih belum sampai.

Gadis itu nampak bahagia setelah mendapatkan lampu hijau dari sang mama. Mereka bahkan membuat kesepakatan untuk tidak memberitahu Alex dan Rehan.

[kak, mama tahu hubungan kita. Tapi kakak tahu gak? Mama setuju. Katanya kita boleh tetap berhubungan baik selama kita masih positif dan tidak melakukan hal aneh-aneh]

Harlan yang baru selesai mandi dan berpakaian, terdiam membaca chat dari kekasihnya. Di satu sisi dia merasa senang jika Ira memang tidak melarang hubungan mereka. Di sisi lain dia merasa aneh, bagaimana seorang Ira yang melarang Rehan berpacaran malah memberi ijin pada anak gadisnya yang terbilang masih sangat kecil.

[aku tidak akan melakukan hal diluar norma dan agama. Aku akan memperlakukan kamu seperti Rehan memperlakukan kamu, Sayang]

[ tuh kan, aku bilang juga apa. Hubungan kita itu positif banget. Gak chat hal-hal yang menjurus ke arah zina, mama mah takut katanya.]

[zina? Hahaha. Astagfirullah. Aku sayang sama kamu itu tulus, gak mungkin aku merusak kamu dan hidup kamu. Jauh banget kalau sampai urusannya ke zina sih]

[nah, nah. Makin sayang jadinya aku sama kakak. Kakak emang the best banget jadi cowok. Apa ini yang di namakan pesona pria well done. Hahaha]

[bukan masalah pria well done atau medium rare, sayang. Tapi tergantung tujuan. Intinya aku tidak akan menyentuh kamu sebelum kita menjadi murhrim]

[sayang banget ya kak, akunya masih kecil. Coba kalau aku udah kuliah, minimal kelas tiga sma lah. Aku pasti minta telor ayam sama kakak.]

[telor ayam? Buat apa? Mau bikin dadar?]

[bukan, tapi telor ayam yang diinjek]

Harlan memutar otaknya. Berusaha mencari arti dari apa yang ditulis Amelia.

“Telor diinjek? Apaan telor diinjek?” Bisiknya sambil mengelap kepala yang masih basah dengan handuk.

“Apa, broh?”

“Lo ngeri gak apa arti telor ayam diinjek?”

“Kenapa? Cewek lo bilang gitu?”

Harlan mengangguk.

“Kawin, Lan.”

“Kawin? Hubungan nya sama telor apaan?”

“Ah elah, lo gak pernah lihat orang nikahan apa gimana?”

Harlan baru mengerti apa maksud Amelia. Dia tertawa terbahak-bahak.

“Aduuuh, ampun. Dasar bocah. Kenapa gak jujur aja sih, malah bikin pala gue puyeng.”

“Lo nya ada bego.”

“Bener sih. Gue gak ngeh sama adat pernikahan injek telor. Buseeettt. Tau dari mana dia kayak ginian.”

Harlan kembali fokus pada ponselnya sambil membaringkan tubuh di atas kasur yang mulai lepek.

[nanti ya. Kamu fokus belajar, dan aku fokus kuliah.]

[lama banget balasnya. Ke mana dulu?]

[searching dulu apa itu telor diinjek.]

[😭😭😭😭]

[Sayang, aku mau ngerjain tugas dulu ya. Nanti kalau udah selesai, aku kasih kabar. Jangan lupa solat.]

[Iya. Kakak juga, jangan telat makan nanti sakit. Usahakan solat tepat waktu biar Allah selalu mempermudah urusan kakak. Termasuk urusan injek telor sama aku nanti.]

[Iya, sayang. Kita injek telor nanti ya kalau sudah waktunya. Mau sekilo apa dua kilo telornya. ✌🏽]

[satu aja ya Allah kakak. Sekilo mah buat ngajak keluarga sekalian. Masa?”

[Dah, sayang.]

[😊😊😊]

Hampir saja Amelia mengirim emot kiss pada Harlan. Untung dia ingat jika chat nya akan diperiksa oleh Ira. Bisa berabe kalau sampai Ira melihatnya. Lampu hijau bisa menjadi merah menyala.

Amelia mengambil buku soal-soal latihan untuk belajar menyelesaikan ujian. Jika sudah bersama dengan buku, Amelia akan melupakan segalanya. Fokus dan konsentrasi nya hanya akan tertuju pada buku dan pelajaran.

Keinginannya untuk menjadi seorang dokter sangat lah kuat. Untuk itulah dia belajar begitu giat agar bisa mewujudkan cita-cita nya. Bagi Amelia, menjadi seorang dokter itu menyenangkan. Dia bisa membantunya pasien tidak mampu agar bisa berobat padanya secara cuma-cuma.

Waktu terus berjalan hingga Amelia merasa pegal dan matanya merasa lelah. Dia menyudahi belajar hari ini yang sudah dia lewati selama empat jam lamanya.

Dia pergi untuk mengambil wudhu, lalu turun ke bawah untuk makan siang. Ira dan Alex sudah menunggunya.

1
The first child
iya bang re, habis manis banget/Drool/
The first child
baca novel dapet bonus belajar agama/Smile/
Emak RJ: Hanya sikit. Aku juga masih belajar hehehe
total 1 replies
Scar
Tengkiuuu thor, bikin liburanku jadi lebih seru!
Emak RJ: Makasih ya udah mampir. Sehat selalu kakak 🫶🏻
total 1 replies
Yoko Littner
karya ini layak dijadikan film, semoga sukses terus thor ❤️
Emak RJ: Masya Allah terharu banget aku. Tanchuuuu ya kakak 🥹🫶🏻
total 1 replies
Mamah Mput(Bilanoure)
wah, ibunya gak suka apa gimana sebenernya? penasaran
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!