Kehidupan sempurna. Paras cantik, harta melimpah, suami yang berkuasa. Nayla merasa hidupnya begitu sempurna, sampai ketika Stefan suaminya membawa seorang gadis muda pulang ke rumahnya. Kecewa dan merasa terkhianati membuat Nayla memutuskan untuk menuntut cerai suaminya ...
Dan di saat terpuruknya, ia menerima lagi pinangan dari seorang pria muda bernama Hayden yang menjanjikan kebahagiaan baru padanya ...
Apa yang akan terjadi selanjutnya? Mari bersama-sama simak ceritanya ...
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nikma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Saya Laki-Laki
"Mari nona, saya akan memandu anda ke ruangan saya." Ucap Hayden dengan senyum cerah sambil mengulurkan lengannya.
Sebagai bentuk kesopanan, Nayla pun menyambut ajakan Hayden dengan melingkarkan tangannya ke lengan Hayden.
Nayla cukup terkejut saat tangannya menyentuh lengan pemuda itu. Berbeda dengan senyumannya yang cerah dan polos. Lengan Hayden terasa sangat keras dan kokoh. Reflek Nayla melepaskan tangannya dari lengan Hayden.
"Ada apa nona?" Tanya Hayden yang menatapnya dengan bingung.
"Ah, tidak apa-apa." Jawab Nayla cepat sambil kembali berpegangan pada lengan Hayden. Karena malu, Nayla memilih membuang muka dari tatapan bingung Hayden padanya.
Di belakang mereka, Laras sekretaris Nayla dan juga Lucas asisten kepercayaan Hayden ikut menatap majikan mereka dengan bingung dari belakang.
Sebelumnya Lucas sempat kehilangan jejak Hayden yang tiba-tiba menghilang dari kamarnya. Ia segera mencari tuannya itu. Dan saat menemukannya, ia malah melihat tuannya sedang mencium punggung tangan seorang wanita yang sudah bersuami. Lucas hanya bisa menghela nafas panjang melihat tingkah tuannya itu.
Tak berselang lama, mereka sampai juga ke kamar VVIP di hotel mewah itu. Ruangannya begitu besar, bukan hanya tempat tidur. Melainkan ada ruang tengah, bahkan dapur juga.
Hayden segera memandu Nayla untuk duduk di ruang tengah. Sedangkan beberapa pelayan yang memang ia bawa, segera menyiapkan minuman dan camilan ringan untuk Nayla.
"Perjalanan anda pasti sangat melelahkan. Saya harap anda bisa beristirahat dan menikmati waktu anda di sini, sampai acara tahun nanti ... Kalau anda butuh bantuan atau apapun, anda bisa langsung menghubungi saya." Ujar Nayla sesaat setelah pelayan meletakkan minum dan camilan di atas meja.
"Tentu saja nona. Saya banyak mendengar pujian dan hal indah dari negara ini. Mungkin, nanti saya akan merepotkan anda untuk menemani saya berkeliling." Ucap Hayden dengan senyum yang terus tersungging di wajahnya.
"Selama saya bisa membantu, saya sama sekali tidak merasa direpotkan. Saya harap anda bisa merasa senang di sini nanti."
"Tentu saja nona. Bahkan saat ini, saya pun juga merasa senang." Ucap Hayden sambil tersenyum lebar memerkan rentetan giginya yang putih dan rapi. Sedangkan Nayla, masih mengerutkan kening mencerna ucapan Hayden.
...
Semakin dekatnya hari acara. Pekerjaan Nayla sudah sedikit berkurang. Karena, semua sudah siap dan hanya perlu dipantau agar waktu hari H tiba, tidak ada miss apapun. Dan Nayla lebih banyak menghabiskan waktunya untuk menyapa tamu undangan yang memang sudah sampai terlebih dulu.
"Nyonya ... ceritakan lebih detail lagi, bagaimana karakter dari tuan Hayden dong. Kemarin anda sekilas cerita kalau karakter asli beliau sangat berbeda dengan apa yang diketahui oleh publik selama ini. Tapi, detailnya bagaimana?" Seru tim sekretarisnya. Sedangkan Laras yang menjadi saksi di sana pun hanya diam karena juga sama terkejutnya.
Nayla sendiri juga tidak menjawab pertanyaan itu. Ia justru kembali teringat dengan mata hijau misterius milik Hayden. Mata pemuda itu terlihat berkilau saat menatapnya.
"Dia adalah pria tampan yang penuh aura misterius. Namun, sepertinya ia juga seorang playboy." Ucap Nayla saat mengingat pertemuan pertamanya dengan Hayden.
Ting!
Bertepatan saat itu, ponselnya berbunyi. Dari nada notif yang muncul, iya tau pengirim pesan itu adalah 'Elf'. Karena, Nayla sudah mengatur nada yang berbeda khusus untuk Elf.
Elf : Saya sudah sampai di negara anda My Lady ... Apakah anda sudah bisa menebak siapa saya?
Pertanyaan yang tak terduga membuat Nayla kembali berpikir keras, berusaha menebak siapa dalang dibalik pesan misterius itu. Tapi, sayangnya sudah banyak tamu undangannya yang memang sudah sampai. Ia masih kesusahan menebak kira-kira siapa si pengirim pesan itu.
Nayla : Saya masih belum tau siapa anda. Apakah anda tidak ingin langsung saja mengungkapkan jati diri anda?
Elf : Itu kurang menarik My Lady ... Saya tahu anda sangat pintar. Cobalah untuk menebaknya dulu ~
Membaca pujian itu, membuat rasa kompetitif dalam diri Nayla bangkit. Ia pun jadi lebih bersemangat untuk menebak dan mencari tahu siapa Elf sebenarnya.
"Aku akan menemukanmu, Elf ..." Gumam Nayla dengan senyum di wajahnya.
Dan semenjak perkataan Elf hari itu, Nayla terlihat dalam suasana hati yang baik. Ia juga terlihat jauh lebih bersemangat dari sebelumnya. Seakan cahayanya kembali, setelah sempat meredup karna drama perselingkuhan suaminya.
...
Hari itu, saat Nayla sedang mengecek persiapan acara tahun baru. Lagi-lagi ada pesan masuk dari Elf.
Elf : Apa anda sudah menemukan petunjuk untuk menebak siapa saya, My Lady?
Nayla terkekeh membaca pesan itu. Pasalnya, si Elf itu sendirilah yang tak sabar agar dirinya segera di temukan. Nayla sendiri memang masih belum menemukan petunjuk apapun. Terakhir kali ia sempat berpikir.
Apa yang akan terjadi saat identitas si Elf itu sudah diketahui? Bagaimana kelanjutan obrolan mereka?
Karena bagaimana pun Nayla harus menjaga martabatnya secara formal dengan kolega bisnisnya. Sedangkan kehadiran pesan dari Elf itu selama ini selalu membuat Nayla merasa sedang berbicara dengan teman yang membuatnya nyaman.
Karena hal-hal itu membutnya pusing, Nayla memutuskan untuk mengabaikan hal-hal yang akan terjadi nanti dan lebih memilih menikmati proses saat ini.
Nayla : Maaf mengecewakan anda Elf. Tapi, saya belum menemukan petunjuk apapun. Mungkin anda bisa membantu saya?
Elf : Petunjuk besarnya adalah, saya seorang Laki-laki, My Lady ~
Mata Nayla langsung membulat lebar saat membaca pesan dari Elf itu. Nayla cukup terkejut saat mengetahui kalau Elf adalah seorang pria. Nayla sampai bingung harus bersikap bagaimana. Ketakutan baru mulai muncul dalam benaknya.
Apakah pantas baginya yang sudah bersuami berkomunikasi secara intens dengan pria lain tanpa kepentingan apapun?
Namun pikiran itu langsung hilang dengan sendirinya, saat teringat bagaimana lebih parah sikap Stefan yang membawa pelac*r di tengah-tengah hubungan rumah tangganya.
Bertepatan dengan itu, ada notif pesan masuk lagi dan kali ini dari Hayden.
Hayden : Siang nona Nayla ... Apakah anda masih sibuk? Jika, anda memiliki waktu luang. Maukah anda memberikannya pada saya?
Nayla : Siang juga tuan Hayden. Saya tidak terlalu sibuk. Saya bisa menemui anda.
Hayden : Terima kasih banyak nona. Saya akan menunggu ada di bawah.
Nayla terkejut mendengar jawaban Hayden yang terakhir. Berarti pemuda itu sudah ada di bawah? Bagaimana bisa ia begitu nekat? Untungnya kebetulan juga, saat itu Nayla sedang ada waktu senggang. Jadi, ia segera bisa bersiap untuk menemui Hayden.
Saat Nayla sudah ada di teras perusahaan. Ia melihat sebuah mobil mewah segera berhenti di depannya. Dan dari kursi pengemudi keluarlah Hayden dari sana. Nayla cukup terkejut dan tak menyangka kalau Hayden sendiri lah yang mengemudi.
"Selamat siang nona. Silahkan masuk." Ucap Hayden dengan tersenyum riang sambil membukakan pintu mobil untuk Nayla. Nayla pun menurut dan segera masuk ke dalam mobil, agar ia juga tak menjadi pusat perhatian oleh karyawan lain.
Setelah memastikan Nayla sudah duduk dengan aman. Hayden segera kembali ke kursi pengemudi dan mulai melajukan mobilnya meninggalkan perusahaan Saverio.
"Apakah biasanya anda mengemudi sendiri, tuan Hayden?" Tanya Nayla yang tak bisa menahan rasa penasarannya.
"Benar nona, saya cukup sering mengemudi sendiri. Rasanya lebih bebas dan juga saya bisa memiliki waktu santai seorang diri lebih lama." Jawab Hayden sambil melemparkan senyuman pada Nayla.
Nayla mengangguk-angguk paham mendengar jawaban Hayden itu. Memang waktu seorang diri baginya dan Hayden yang merupakan figur sosial sangatlah langka.
"Anda benar tuan. Saya juga sudah sangat lama tidak menyetir. Saya jadi ingin melakukannya lagi." Ucap Nayla sambil menatap jalanan di depanya.
"Kalau begitu lakukan saja nona. Lakukanlah apapun yang membuat anda bahagia." Imbuh Hayden dengan senyum lembut sambil menatapnya. Mata hijau misterius itu lagi-lagi membuat Nayla terdiam.
"Lakukan hal yang membuat bahagia? ... Haha, ternyata semudah itu ya caranya agar bahagia? Harusnya kulakukan sejak lama ..." Gumam hati Nayla.
.
.
.
Bersambung ...