Love

Di hadapan Gadis sekarang terbaring seorang anak yang sangat menggemaskan menurut Gadis, apalagi melihat caranya tidur, sungguh ingin sekali menguyel-uyel pipi tumben itu. Namun, apalah daya,itu hanyalah keinginan Gadis yang tidak kesampaian. Pasalnya, mana berani dia mencubit pipi anak majikannya.

Anak kecil itu mengeliat dan dan membuka matanya, ia menatap gadis sebentar kemudian bertanya

“amu ciapa?”

Gadis tersenyum dan memperkenalkan dirinya. Anak kecil itu hanya diam tanpa reaksi, tiba-tiba dia mengulurkan kedua tangannya pertanda minta digendong. Gadis mendekat dan ternyata anak majikannya ini cukup bisa diajak kerjasama.

Anak kecil yang tidak rewel, bahkan senang sekali tertawa. Gadis melakukan tugasnya memandikan, memakaikan baju hingga membantunya sarapan. Semua yang dia lakukan tak luput dari pengawasan nyonya Mila, dia senang karena melihat cara Gadis memperlakukan anaknya dengan baik, dan dia berharap semoga Gadis benar- benar orang yang bisa diandalkan merawat anaknya dan Gadis bisa betah bekerja padanya.

Hari-hari Gadis selalu disibukkan dengan merawat anak majikannya yang memang anak yang pintar di usianya yang masih belia.

Sore itu, setelah sebulan Gadis bekerja di rumah megah itu dia akhirnya mendapatkan gaji pertamanya, ia sangat senang akhirnya ia bisa mengirimkan uang itu pada ibunya. Dan ibunya pun sangat senang karena Gadis mengatakan kalo dia suka dan betah bekerja disana.

Saat malam hari ketika Gadis berjalan-jalan di taman ia mendengar suara seorang pria yang samar-samar dikenalnya. Ia mencari asal suara itu, dan dia tertegun melihat pemandangan di depan matanya. Walaupun pencahayaan tidak begitu terang, tapi gadis masih bisa melihat dengan jelas karena jaraknya juga hanya 2 meter darinya, jadi dia bisa melihat dengan jelas. Pria itu sedang asyik menelepon tanpa menyadari kehadiran gadis, dia tampak berbincang santai diselingi tawa.

Gadis bertanya mengapa pria itu bisa berada disini? Dengan langkah kaki pelan namun pasti Gadis berbalik dan menuju kamarnya. Dan setelah kepergian Gadis, pria itu menoleh ke arah gadis sambil mengangkat sebelah alisnya. Dia merasa mengenal sosok yang berjalan menjauh darinya itu.

Sesampainya Gadis di kamar, dia memegang dadanya yang berdetak tak karuan. Entah kenapa sosok pria yang dijumpainya tadi hadir beberapa kali dalam mimpinya, dan sekarang malah dia melihat pria itu dirumah majikannya.

“Siapa dia? Apa dia salah satu tamu tuan?? Tapi tidak mungkin bertamu sampai malam begini… apa… dia kerabat tuan???” Tanyanya sendiri.

Memang dia sempat melihat foto keluarga yang terpampang besar di ruang tamu hingga ruang keluarga, tapi Gadis tidak mengerti karena yang dilihatnya wanita dalam foto itu berbeda-beda. Dia ingin bertanya namun dia tidak berani karena dia tidak mau lancang mengurusi keluarga dari majikannya ini.

Lama Gadis berpikir sendiri dalam pemikirannya, hingga akhirnya kedua matanya terpejam karena mengantuk. Pagi hari kegiatan seperti biasa, Gadis membantu tuan mudanya sambil bernyanyi riang berdua, mereka tampak dekat karena sesekali terdengar tawa dan khas celoteh-celoteh anak kecil.

Namun sesampainya di meja makan,Gadis terpaku kembali oleh sosok pria itu yang asyik dengan handphone ditangannya, gadis menundukkan kepalanya agar tidak dilihat oleh pria itu.

Tiba-tiba pria itu tersentak begitu dia mendengar nama yang selama ini ia berusaha cari. Gadis,Dia mendengar nama Gadis, hingga dia menoleh dan mencari-cari sosok itu.

Gadis yang sedang sibuk melayani tuan mudanya tidak sadar dengan tatapan seorang pria yang kini menatapnya entah dengan arti apa, hanya dia yang tahu.

Setelah selesai makan Gadis membawa tuan muda kecil ke taman belakang untuk bermain karena kebetulan hari ini hari minggu, jadi kegiatannya hanya di rumah.