BLUESTONE RIVER ROBERT tak menyangka jika akan bertemu seorang wanita asing yang cukup misterius baginya di sebuah bukit terpencil.
Wanita bernama Honey True Haven itu hanya tinggal bersama sang ibu di sebuah bukit yang jauh dari pemukiman penduduk.
Bagaimana kisah mereka? yuuuk ikutin..
ig ZARIN.VIOLETTA
fb ZARIN VIOLETTA
Seperti biasa ga banyak konflik yang bikin kepala pusing yak😆 cuma novel ringan yang bikin happy n senyum-senyum sendiri😁
Selamat membaca..🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zarin.violetta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
#12
Honey mengapitkan kakinya ke pinggang Blue dan tangan kanan Blue menekan tengkuk leher Honey sedangkan tangan kirinya menahan bokong padat wanita cantik itu.
Honey seakan menikmati pengalaman pertamanya berciuman dengan seorang pria.
Blue seakan terhipnotis dengan sentuhan lugu dari bibir Honey dan membuatnya lupa diri. Pengaruh Honey ternyata cukup kuat memporak-porandakan pertahanannya.
Blue biasanya sangat bisa menahan hasratny sekalipun menghadapi seorang pelacuur. Tetap berbeda dengan Honey yang hanya dengan kepolosannya saja bisa membuat Blue kehilangan kendali.
Mereka cukup lama berciuman dan tangan Blue mulai menjalar ke punggung mulut Honey.
Hingga tiba-tiba ada yang melilit kaki Blue di bawah sungai dan Blue tahu itu apa.
Blue melepaskan ciumannya dan tetap memegang pinggang Honey lalu tangan kirinya mengambil sesuatu yang meiliit kakinya.
Honey yang belum sadar dengan sempurna hanya terpaku melihat benda yang dipegang Blue di tangan kirinya.
"Blue, apakah itu ular?" tanya Honey pelan.
"Hmm, dia penyelamat kita," jawab Blue dan membuang ular itu ke tepi sungai. Hingga akhirnya ular itu kembali bergerak menuju semak.
"Oh my God." Honey menggelengkan kepalanya dan melihat jijik ke arah ular itu.
Honey semakin mengeratkan pegangannya ke leher Blue.
"Kau masih ingin berenang?" tanya Blue.
Honey melihat ke arah wajah Blue dan wajahnya memerah seketika mengingat apa yang baru saja mereka lakukan.
Lalu Honey menggeleng.
"Kau suka ciuman kita?" tanya Blue.
Honey hanya mengangguk.
"Apakah itu salah satu proses pembuahan, Blue? Aku hanya membaca buku biologi dan tak menemukan cara melakukan hal itu di buku mana pun," ucap Honey.
Blue seketika tergelak mendengar ucapan polos dari gadis super cantik itu.
Lalu Blue mengangkat Honey ke sebuah batu yang masih terendam air sungai dan mendudukkannya di sana.
"Kau harus menikah dulu untuk tahu hal itu," jawab Blue.
"Kalau begitu nikahi aku," sahut Honey dengan senyum polosnya kembali.
"Ya Tuhan, polos sekali wanita menggemaskan ini," gumam Blue memencet hidung mancung Honey.
"Pernikahan tak sesederhana itu, Honey. Harus saling memahami dan mencintai untuk menuju ke jenjang pernikahan," lanjut Blue.
"Aku mencintaimu. Bukankah aku sudah bilang padamu kemarin? Apakah karena kau tak mencintaiku dan hanya aku yang mencintaimu?" ucap Honey dengan wajah sendu.
Blue memandang mata polos Honey dan seakan tak bisa melihat wajah sedih itu.
"Aku menyukaimu tetapi untuk menikahimu aku belum bisa," jawab Blue.
Honey kemudian mengangguk dan berdiri lalu meninggalkan Blue yang masih ada di sungai.
"Kau marah padaku?" tanya Blue dengan suara berteriak.
"Tidak," jawab Honey dan masuk ke dalam tenda untuk mengganti bajunya.
Blue naik ke atas dan menyusul Honey. Honey langsung memakai bajunya tanpa membuka pakaian daalamnya yang basah.
"Kau bisa masuk angin jika seperti itu," ucap Blue.
"Tidak, cuaca panas jadi pakaianku akan cepat mengering," jawab Honey dengan ekspresi yang tak bisa ditebak oleh Honey.
Lalu setelah selesai memakai baju, Honey memasukkan semua barangnya ke dalam tas.
"Kau mau pulang?" tanya Blue.
Honey hanya mengangguk dan berdiri lalu mencium kedua pipi Blue.
"Bye, Blue. Jangan lupa mencari kakekku. Dan katakan padanya, aku ingin menikah agar ada yang bisa membawaku dari sini. Mungkin kakekku akan mencarikan suami untukku," ucap Honey tersenyum dan kemudian pergi dari hadapan Blue.
Lalu Honey berbalik dan melambaikan tangannya pada Blue.
"Byeee ... I love you ... Jangan lupa sampaikan pesanku pada kakek," teriak Honey.
Lalu Honey pun pergi dari sana, Blue melihat punggung Honey yang semakin lama semakin menghilang di balik pepohonan.
Dia menatap kepergian Honey dan masih terpaku di tempatnya dia berdiri.