NovelToon NovelToon
Suamiku Posesif

Suamiku Posesif

Status: tamat
Genre:Romantis / Komedi / Tamat
Popularitas:10.7M
Nilai: 4.9
Nama Author: LaSheira

Sebuah novel tentang kebucinan suami bernama Ren pada istrinya Ayana, Ini kisah tentang cinta suami berbeda usia. Ini tentang suami yang jauh lebih muda.

Ayana : Tokoh aku, istri yang bekerja sebagai guru SMU. Dia dipanggil kakak oleh suaminya karena perbedaan usia mereka.
Yang gak suka dan ngerasa aneh dengan panggilan Ren pada istrinya, sepertinya ini novel bukan selera kamu kayaknya ya. Karena keuwunan, keimutan dan kegemasan Ren saat memanggil istrinya kakak menjadi titik poinku dalam menceritakan kebucinan Ren. Kalau kalian gak ngerasa fell imut dan mengemaskannya maka fix kita tidak satu aliran. Aku suka cerita ala noona korea soalnya. Hehe.

Renan : Dia biasa di panggil Ren( cuma aya yang panggil begitu) kenapa? suka-suka kak Aya ya. Biar lebih keliatan imutnya. hehe.

Hanya cerita kebucinan suami dalam kehidupan sehari-hari. Tidak ada konflik menegangkan atau apalah. Apalagi pelakor agresif, jauh-jauh dari mereka. Silahkan di baca dan nikmati alurnya ya ^_^

Terimakasih

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon LaSheira, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

11. Setrika Pakaian (Part 2)

Saat suatu malam aku tidur membelakanginya, padahal aku tidak benar-benar sengaja.melakukannya lho. Tapi memang Ren sedikit sensitif kalau aku tidur sudah tidak mau dipeluk olehnya. Artinya aku sedang kesal, aku sedang marah, aku sedang lelah. Dan itu membuatnya merasa bersalah, walaupun dia tidak bersalah sekalipun.

“Kakak” Ren melingkarkan tangannya. Menarikku dalam pelukannya.

“Kenapa?” aku sekenanya menjawab. Tidak membalikan badan ataupun menolak pelukannya, kubiarkan saja.

“Maaf” Eh dia minta maaf, kenapa? Sudah tobat dan tidak mau menyusahkan aku soal baju lagi.

“Kenapa?” aku belum membalikan badan.

“Aku pasti menyusahkan kakak ya.” Suaranya sudah muram.

“Ia.” Kujawab cepat sebelum aku mulai tersentuh.

“Maaf.” Memelukku erat. “Aku akan berusaha menyesuaikan diri dengan cara hidup kakak. Maafkan aku. Kakak pasti lelah kan?”

Tunggu, kenapa aku malah merasa bersalah. Ren mulai menangis sambil memelukku. Aku mulai merasa gelisah sendiri. Aku membalikan badan. Membenamkan wajahku ke dadanya.  Berulang dia minta maaf aku malah merasakan hatiku tidak nyaman. Benar, cara hidup kami selama ini memang sangat berbeda. Ren sudah biasa hidup rapi dan terstruktur. Keluarganya termasuk memfasilitasinya hidup mewah, dibanding denganku mungkin aku sangat jomplang. Lama kami berpelukan seperti itu, sampai satu sama lain tertidur.

...***...

“Kakak!”

Aku terlonjak kaget saat tubuhnya sudah mendarat tepat di atasku. Pikiranku langsung kembali .  Di mana aku? Aku sedang di kamar sekarang. Baik, kenapa aku di sini. Oke, menunggu Ren mengambil boks setrikaan. Berusaha menemukan alur yang terjadi.

“Melamun apa?”

Mulai deh, dia mulai menciumi leherku, rambutku, telingaku.

“Hentikan Ren aku mau beresin baju dulu.”

Aaaaa, kedua kakiku sudah tertindih kakinya.

“Kakak pikir mau kemana? Belum menjawab pertanyaanku.”

Aaaaa, ampun. Baik.

“Memikirkan Ren” semakin keras dia menekan kakiku dengan tubuhnya. Tidak percaya dengan jawabanku.

“Aaaa, benar memikirkan Ren. Keinget waktu kita pindah ke rumah ini. Dan masalah itu lho.” Aku menunjuk boks baju dan juga gantungan baju dorong yang baru dibawanya dari tempat menyetrika. Hei, hei Kenapa menciumiku lagi, dasar . Kau malu ya kalau mengingat kejadian yang lalu. Dasar perfeksionis yang melankolis.

“Kakak kenapa diingat-ingat.”

“Haha, kenapa? Kalau diingat sekarang rasanya lucu ya Ren. Kalau dulu si emosi bawaannya.”

“I love you Kak, semua hal yang Kakak punya aku suka. Apapun itu.”

“Ia. Ia. Percaya.” Kudorong dia, tapi tubuhnya tidak bergerak.

“Katakan.”

“Apa?”

“I love you.”

“I love you Ren.” Aku goyangkan tubuhku agar dia melepaskan pelukan. “Minggir, nanti Safina keburu bangun. Aku beresin baju dulu.”

“Aku bantu ya.”

“Boleh. Makasih ya sayang.”

Dia mengambil kemeja yang tergantung, lalu memasukannya satu persatu. Sesuai dengan warna. Sedangkan aku menyusun pakaian yang ada di boks hasil setrikaan bude Lastri. Menurut kalian bude Lastri bude no urut berapa?

Semua sudah selesai saat aku mendengar suara tangis Safina. Aku langsung keluar melihatnya. Dia sudah merengek duduk.

“Fina sudah bangun ya. Ayo ke kamar mandi dulu.”

Kugendong dia, takut keburu pipis. Hehe. “Sayang masukan tas baju ke mobil dulu ya, kita antar Safina dulu sebelum pergi."

“Ia. Kakak mau bawa tas yang mana?”

“Tas yang coklat aja, masukin dompet sama hp aku ya.”

Cuma mengatakan itu, tapi aku tahu Ren sudah tahu apa yang harus dia masukan ke dalam tas. Seperangkat skincare dan kosmetik juga akan masuk ke dalam tas.

“Fina minum dulu yuk. “ Aku bingung, hal yang rutin dilakukan anak-anak setelah bangun tidur apa ya. Ah ia, pasti dipeluk mama. Aku bergegas. “Sayang gendong Fina dulu ya, aku mau ambil sabun dan sikat gigi. Kunci semua pintu juga ya.”

“Ia Kakak.”

Aku bergegas menyiapkan keperluan mandi. Memasukannya dalam tas kecil. Mereka sudah menunggu di teras depan. Kumasukan perlengkapan mandi ke mobil.

“Sini biar aku yang gendong.”

“Biar aku aja.” Ren menolak.

“Baiklah, Ren sudah pantas lho jadi papa. Ia kan Fina?”

“Terus saja bahas itu.” Manyun. Aku  tertawa sambil menggelitik pinggangnya.

Berjalan sebentar, karena rumah Safina hanya berjarak tiga rumah. Saat memasuki gerbang aku melihat kedua kakak Safina sedang main kejar-kejaran. Mereka tidak pernah kehabisan energi. Mamanya yang sering kulihat kelelahan. Jadi saat aku mengajak Safina, mamanya sangat senang, terbantu, dia bisa melakukan banyak hal tanpa harus berteriak sana sini mengawasi anak-anak.

“Mbak Ayu tadi Safina bobo di rumah, jadi lama ya?”

Kuambil Safina dari gendongan Ren dan kuserahkan pada mamanya.

“Saya yang terimakasih Mbak Aya, sudah jagain Safina. Sudah rapi begini mau kemana?” dia memperhatikan penampilan kami. Sebenarnya hanya basa basi.

“Kencan.” Ren menjawab cepat.

“Haha, mau menginap ke rumah ibu Mbak.” Aku menjawab cepat saat kulihat Mbak Ayu mengigit bibir mendengar jawaban Ren.

Papa Safina muncul dari belakang, di tangannya terdapat gunting besar. Sepertinya habis memangkas tanaman. Saat libur akhir pekan dia memang sering menghabiskan waktu dengan hobinya yang satu ini.

“Renan sini, aku mau bicara.” Saat melihat kami ada di halaman rumahnya. Nadanya sudah seperti mengajak orang berkelahi.

“Apa Mas?” Ren berjalan menyusul papanya Safina ke luar gerbang.

Aku memakai bahasa isyarat bertanya pada Mbak Ayu. Dia cuma angkat bahu.

“Kalau gitu pamit dulu ya Mbak.” Kataku kemudian.

“Ia Mbak Aya selamat bersenang-senang.” Aku tersenyum, walaupun aku mendengar nada bicaranya sedih.

Aku sudah berdiri di gerbang dan mendengar dua laki-laki itu bicara.

“Mamanya Safina lihat apa di rumahmu?”

“Lihat apa memangnya?” malah balik bertanya, dasar kelakuan.

“Tadi waktu pulang jemput Safina dia langsung tiba-tiba bilang. Papa bisa masak nggak? Aku jawab dengan gelengan kepala dia cemberut.” Mas Wahyu melihatku mendekat. “Memang mamanya Safina lihat apa di rumahmu?”

“Sepertinya tadi Mbak Ayu lihat Ren masak.” Kataku menjelaskan lebih kongkrit.

“Apa? Masak. Memang Renan bisa masak?” Tidak percaya sambil melirik Ren.

“Dia ahli dari pada aku Mas.” Menjawab malu.

“Siapa bilang masakan kakak lebih enak.” Menjawab gusar kata-kataku. Aku cuma menyenggol pinggangnya.

“Pantas mamanya Safina bilang, pokoknya aku minta dimasakin sesuatu.” Papanya Safina semakin kalut. “Terus kamu tadi masak apa?” Sudah beralih memandang Ren lagi.

“Masak ayam panggang.”

“Apa! Memang kamu beneran bisa masak.” Gusar.

Akhirnya kami bisa lepas dari papanya Safina setelah Ren membuka sosial medianya. Menunjukan hasil masakannya tadi.

“Nanti  kirimi aku resepnya ya.” Berteriak lagi dari belakang, aku yang mau menoleh sudah ditahan kepalaku. Hingga aku hanya bisa melihat ke depan.

“Jangan perdulikan dia, ayo jalan.”

Bersambung.........

Sampai jumpa di kencan makan es cream..... lalalala mau ec cream jadinya ^^

1
𝖌𝖆𝖉𝖎𝖘
. aaaaaaaa /Facepalm//Facepalm//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss//Kiss/
Dwi Cahyaningsih
aku mampir ya kak
Tamao Mirai
andrian kan ibunya udh gak ada. ayahnya nikah lagi. dia gak mau ikut orangtuanya. andrian tinggal sama keluarga ibunya. sepertinya andrian mengagumi ayana sebagai sosok ibu.
Tamao Mirai
masih ada stok gak? laki laki begini.. 🤣🤣🤣
Tamao Mirai
haha.. lucunya pasangan ini..
Tamao Mirai
wkwkw... aku mau lah jd adiknya.. supaya dpt uang jajan.. wkwkw..
Tamao Mirai
gemees..
Tamao Mirai
gemes sama ren.. asli pengen nampol.. 🤣
Tamao Mirai
pengen nabok ren.. 🤣🤣🤣
ummi rama
aku sdh menebak nya pasti Bagas salah ngk mkin lah Andrian main pukul aja..
Ida Miswanti
Janji ku pada mu Thor selalu membaca karya mu lebih dari 3x
Aryan Khan
aku gak mau punya suami posesif kaya ren, maunya posesif nya tuan saga 😅
Wahyu Kasep
cerita nya biasa aja 😏 garing banget tidak rame " nya


membaggongkan
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
seneng yahh ren lihat kak Aya cemburu gitu , kalian pasangan unik ihh
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
sumpah renan hidup mu tertata banget sampai masalah baju sedetail itu
❤️⃟WᵃfᏞιͣҽᷠαͥnᷝαͣ🌻͜͡ᴀs💋👻ᴸᴷ
wkwkwkw maulah kayak Haikal punya kakak ipar macam ren yang paket lengkap gini walaupun bucinnya minta ampun /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
wkwkwkw nah renan ngaku kalo dia ngerepotin, lagian emang sudah siap punya anak gitu/Facepalm/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
ren ya ampun kak Aya ketawa ada tukang roti disitu aja kamu cemburu sampai kayak gitu /Joyful//Joyful/
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
kasian Bu ayu angannya udah tinggi taunya cuma semangkok mie instan yang disediakan pak Wahyu mana pakai bumbu nya ketinggalan
✾Tɑ˪ˡʈʜΑ✾
makin bucin sama Ren
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!